Pemandangan menyedihkan kembali tersaji di Mestalla. Sabtu malam, 11 Februari 2023, Samu Castillejo membuat Valencia unggul 1-0 atas Athletic Club lewat golnya di menit ke-17. Sayangnya, gol yang sempat membuat Los Che untuk sementara menjauh dari zona degradasi itu tak disaksikan langsung oleh para pendukung setianya.
Malam itu, para pemain Valencia merayakan gol Samu Castillejo dengan latar belakang bangku-bangku yang kosong. Suasana di dalam stadion benar-benar kontras dengan apa yang tengah terjadi di luar Mestalla.
Sebelumnya, 50 kelompok suporter Valencia sepakat untuk tidak memasuki stadion hingga menit ke-19. Mereka berkumpul di Avenida Suecia, membuat macet jalanan di depan fasad utama Mestalla. Laiknya pawai, mereka menyanyikan lagu-lagu protes, melambaikan syal, hingga membentangkan kertas-kertas kuning bertuliskan “Lim, go home”. Ribuan pendukung itu menuntut Peter Lim dan CEO Lay Hoon Chan hengkang dari Valencia.
Ironis. Ketika akhirnya mereka masuk ke dalam Mestalla, harapan akan kemenangan yang sudah lama dinanti sirna. Para penggemar itu kembali jatuh dalam keputusasaan usai mendapati klub kesayangan mereka berbalik tunduk 1-2 dari Athletic Club.
Itu adalah kekalahan beruntun keempat dan kekalahan ke-11 Valencia dalam 21 pertandingan musim ini. Sebuah kekalahan yang membuat Los Che jatuh ke peringkat 18 dan membuat Voro menjadi pelatih ke-15 yang kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih kepala Valencia dalam 9 tahun terakhir sejak Peter Lim berkuasa.
Gara-Gara Peter Lim, Valencia Terancam Terdegradasi dari La Liga
Valencia memang tengah dalam kondisi kritis. Demo yang dilakukan di depan Mestalla di pekan ke-21 La Liga kemarin adalah wujud kemarahan dan keputusasaan pendukung Valencia.
Sebelumnya, mantan wakil presiden Valencia, Miguel Zorio mengatakan sebuah kabar mengejutkan. Zorio yang kini mempimpin gerakan anti-Lim, Marea Valencianista, mendapat kabar dari seorang informan yang tak diungkap identitasnya bahwa para pemain tim utama Los Che tidak digaji, sementara di waktu yang sama CEO Lay Hoon Chan memiliki sebuah hunian mewah di Valencia yang dibayar oleh klub.
Kondisi finansial Valencia memang sedang tidak baik-baik saja dalam beberapa musim terakhir. Mekrea merugi hingga jatuh ke dalam jeratan utang. Namun, di tengah kondisi ini, Peter Lim dan antek-anteknya malah tambah kaya.
Itulah yang membuat pendukung Valencia kembali menggelar protes di depan Mestalla. Sejak 2019, kepercayaan fans terhadap Peter Lim runtuh dan sejak saat itulah berbagai aksi protes mulai dilakukan secara rutin di tiap tahunnya. Sayangnya, di tengah kekacauan tersebut, presiden La Liga Javier Tebas malah seperti pasang badan untuk Peter Lim.
Tebas justru menyayangkan aksi protes yang terjadi di depan Mestalla, 11 Februari lalu. Ia mengaku sedih melihat pendukung Valencia yang dulu begitu menyambut Peter Lim dengan hangat kini justru berbalik menghinanya dengan kejam.
Entah tuli atau buta dengan kondisi yang dialami Valencia saat ini, pandangan Javier Tebas jelas tak masuk akal. La Liga justru terlihat seperti membiarkan Valencia yang harusnya jadi salah satu aset terbesar mereka jatuh ke ambang bencana.
Memang, dulu pendukung Valencia senang ketika Peter Lim datang pada 2014 silam untuk menyelamatkan klub dari kebangkrutan. Namun, yang terjadi kemudian, Lim yang anti-kritik mengendalikan Los Che dengan seenak jidatnya. Belum lagi bawahannya seperti Lay Hoon Chan yang kini makin tidak takut berbohong di depan media dan fans.
Seperti yang terjadi pada 2019 silam. Usai mengantar Valencia menjuarai Copa del Rey, pelatih Marcelino Garcia Toral malah dipecat Peter Lim. Kejadian serupa terjadi di musim lalu. Jose Bordalas, pelatih yang mengantar Valencia jadi runner-up Copa del Rey, secara mengejutkan malah didepak Peter Lim. Ia dipecat tak lama setelah Lim memecat Anil Murthy dari kursi presiden klub.
Anehnya, Peter Lim justru kembali memperkerjakan Lay Hoon Chan yang sebelumnya pernah dipecat dan digantikan Anil Murthy. Di kursi pelatih, posisi Bordalas diganti Gennaro Gattuso.
Pada awalnya, Gattuso cukup meyakinkan. Namun, pasca Piala Dunia 2022, performa Valencia memburuk. Tiga kekalahan dalam empat pertandingan pasca Piala Dunia membuat Gennaro Gattuso mundur dari kursi pelatih.
Voro yang kembali ditunjuk sebagai pelatih caretaker untuk kedelapan kalinya juga gagal membawa Valencia memetik 1 poin pun di 3 pertandingan beruntun. Hanya meraih 1 poin dalam 7 pertandingan La Liga pasca Piala Dunia 2022 membuat Valencia terjun ke zona degradasi.
Penyebab Valencia kini diambang terdegradasi adalah buah dari mismanagement. Di bawah kendali Peter Lim yang suka ikut campur urusan teknis, Los Che secara serampangan menunjuk dan memecat pelatih. Tak hanya itu, aktivitas transfer yang selama ini mereka lakukan tak mengindahkan kebutuhan tim dan hanya menguntungkan Peter Lim dan antek-anteknya saja.
Sejak 2014, bisnis transfer Valencia setara dengan €1,08 miliar. Lim seakan menjadikan Valencia sebagai sapi perah. Sebab, dari bisnis tersebut, Lim meraup pundi-pundi lewat komisi penjualan pemain.
Dani Parejo, Francis Coquelin, Ferran Torres, Geoffrey Kondogbia, Goncalo Guedes, dan Carlos Soler adalah beberapa bintang Valencia yang dijual Peter Lim dalam beberapa musim terakhir. Di sisi lain, pemain pengganti yang didatangkan tak punya kualitas yang sama.
Terlebih lagi, sejak dua musim lalu, Peter Lim makin pelit. Alhasil, skuad Valencia makin melemah di tiap musimnya. Kini, Los Che tercatat sebagai tim termuda di La Liga dengan rataan usia 24,1 tahun. Di tengah krisis tersebut, Valencia yang diisi banyak pemain kurang pengalaman justru tidak mendatangkan satu pun amunisi baru di bursa transfer Januari.
Apa yang dilakukan Peter Lim selama hampir 9 tahun ini jelas telah memporak-porandakan Valencia. Dan musim ini adalah kriris terparah sejak Lim berkuasa. Los Che terancam degradasi untuk pertama kalinya sejak 1986.
Ruben Baraja: Juru Selamat atau Korban Peter Lim Berikutnya?
Untuk menyelamatkan Valencia yang saat ini hidup segan mati tak mau, Ruben Baraja ditunjuk sebagai pelatih anyar Los Che. Baraja tak sendirian. Ia menyertakan Carlos Marchena sebagai asisten pelatih.
Baraja dan Marchena adalah legenda hidup Valencia. Sedekade berseragam Los Che, keduanya sukses memenangi 2 trofi La Liga, 1 Copa del Rey, 1 Piala UEFA, dan 1 Piala Super Eropa.
Berangkat dari prestasi tersebut, rasanya Baraja dan Marchena akan cepat mendapat dukungan para penggemar yang putus asa. Sayangnya, sebagai pelatih kualitas keduanya tak sehebat ketika masih menjadi pemain.
Menilik rekam jejaknya, Baraja tak jauh beda dengan pelatih medioker Valencia lainnya. Sebelumnya, ia hanya melatih Elche, Rayo Vallecano, Sporting Gijon, Tenerife, dan Real Zaragoza tanpa prestasi apapun dan hanya meraih rata-rata 1,32 poin perlaga. Sebelum diharapkan jadi juru selamat Valencia, Baraja tengah menganggur dua setengah tahun usai dipecat Zaragoza pada Agustus 2020.
Berangkat dari rekam jejak ini, rasanya sulit membayangkan Ruben Baraja bakal jadi juru selamat Valencia. Apalagi, ia hanya diberi kontrak hingga akhir musim ini saja. Dengan tugas berat menyelamatkan mantan klubnya, Ruben Baraja seperti dituntut untuk membuat keajaiban.
Benar saja, di laga debutnya sebagai entrenador Valencia, Baraja gagal membawa timnya memetik poin usai kandas 1-0 di kandang tim degradasi lainnya, Getafe. Hasil tersebut membuat Los Che turun ke peringkat 19 klasemen La Liga.
Untungnya, di laga berikutnya, Baraja sukses mengantar Valencia menang tipis 1-0 atas Real Sociedad. Ini adalah kemenangan pertama Baraja sebagai pelatih Valencia dan kemenangan pertama Los Che setelah menelan 5 kekalahan beruntun. Sayangnya, dengan koleksi 23 poin, posisi mereka masih tertahan di peringkat 18 klasemen La Liga.
Posisi Valencia belum sepenuhnya aman. Begitu juga dengan Ruben Baraja. Tidak ada jaminan dirinya bisa terhindar dari korban Peter Lim berikutnya. Sudah menjadi rahasia umum kalau Peter Lim, yang makin jarang datang langsung ke Valencia, begitu hobi memecat pelatih tanpa alasan yang jelas.
Juan Antonio Pizzi, Nuno Espirito Santo, Gary Neville, Pako Ayestaran, Cesare Prandelli, Marcelino Garcia Toral, Albert Celades, Javi Garcia, Jose Bordalas, dan Voro adalah daftar pelatih yang pernah dipecat Peter Lim. Kini, kursi panas tersebut ditempati Ruben Baraja yang sangat mungkin bakal memperpanjang daftar tersebut.
Memang, musim masih panjang. Masih ada poin yang bisa dikejar untuk menyelamatkan Los Che. Namun, seperti yang dikatakan oleh jurnalis asal Valencia, Paco Polit; “Tidak ada manajer di dunia ini yang akan bisa sukses selama Peter Lim dan model manajemen saat ini masih ada. Mereka akan hancur bahkan sebelum memulai.”
Jadi, jika kemungkinan terburuk terjadi pada Valencia, Ruben Baraja dan Carlos Marchena tak pantas dijadikan kambing hitam. Jikalau mereka sanggup jadi juru selamat dan menghindarkan Valencia dari jeratan degradasi, ancaman pemecatan dari Peter Lim juga masih menghantui.
Satu-satunya solusi hanyalah menjual klub ke tangan lain yang lebih amanah. Sebab, selama Peter Lim masih berkuasa, nasib Valencia ya gitu-gitu aja. Situasi laiknya penderitaan tanpa ujung masih akan terus pendukung Valencia temui.
Maka seperti yang pendukung Valencia suarakan; Lim, Go Home! Memang terdengar seperti ungkapan putus asa. Namun, inilah satu-satunya andil yang bisa kita lakukan kepada Valencia saat ini.
Referensi: The Guardian, Football Espana, Sportsgazette, Football Espana, Elperiodico, BBC.