Ronaldo Harus Sungkem Sama Diogo Costa

spot_img

Ketika hanya berjarak sekian meter dari gol pertamanya di EURO 2024, Cristiano Ronaldo justru gagal. Sepakan penaltinya dimentahkan kiper Slovenia, Jan Oblak. Rasa kecewa, marah, dan sedih pun bercampur aduk. Tak terasa, air matanya pun menetes.

Kegagalan sepakan penalti CR7 terpaksa membawa laga Portugal melawan Slovenia ke babak adu penalti. Jika sudah masuk babak adu penalti, maka peluangnya 50:50. Hanya keberuntungan yang bisa membawa Portugal melaju ke delapan besar.

Keberuntungan itu pun benar-benar hadir dalam wujud Diogo Costa. Jika bukan karenanya, Ronaldo pasti sudah jadi bulan-bulanan netizen di media sosial. Lantas, apa yang diperbuat Costa di laga tersebut?

Sebelum kita membahas tentang penyelamat Timnas Portugal itu, alangkah baiknya kalian subscribe dan nyalakan lonceng lebih dulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven Story.

Diogo Costa Bukan Asli Portugal

Diogo Costa bukan orang yang Portugal banget. Itu karena dirinya merupakan pria kelahiran Swiss pada tahun 1999. Bersama keluarganya, Costa sempat merasakan hidup di desa kecil di Swiss yang bernama Rothrist. 

Namun, menginjak usia belasan Costa mengikuti orang tuanya pindah ke Santo Tirso, sebuah kawasan kecil yang berada di Porto. Ya, Costa menyambung hidup dari kawasan kecil ke kawasan kecil lainnya. Nah, di Porto Costa mengenal sepakbola. Pada tahun 2011, saat usianya 12 tahun, Costa menimba ilmu di tim akademi Porto.

Dengan begitu, apakah Costa bisa dikategorikan sebagai pemain naturalisasi? Tidak. Karena Costa lahir dari keluarga Portugis. Costa merupakan nama Portugis yang diwariskan dari sang ayah. Costa cuma numpang lahir doang di Swiss. Meski demikian, karena lahir di Swiss, Costa sebetulnya berhak membela Timnas Swiss. Tapi, dirinya memilih untuk membela tanah kelahiran leluhurnya, yakni Portugal.

One Man Club 

Bersama Porto, Diogo Costa membangun reputasi sebagai penjaga gawang jempolan. Dirinya dididik menjadi penjaga gawang modern yang piawai menggunakan kaki. Costa tak hanya pandai dalam menepis bola, tapi juga terlibat dalam penguasaan bola dan build up serangan.

Setelah bertahun-tahun menimba ilmu di akademi Porto, Costa akhirnya mendapat kesempatan debut di skuad utama pada tahun 2019. Cukup lama memang, karena Costa sebelumnya dicoba lebih dulu di Porto B. Saat menembus skuad utama, dia tak langsung jadi pilihan utama. Costa mulai konsisten menjadi penjaga gawang nomor satu Porto pada musim 2021/22.

Dan kiprahnya terus berjalan hingga sekarang. Costa belum pernah pindah sekalipun. Porto juga tak pernah meminjamkannya. Mereka mempercayakan sepenuhnya perkembangan Costa ke tim akademi dan tim cadangan. Maka dari itu, hingga usianya 24 tahun, Costa tercatat belum membela klub lain selain Porto. Kini, Costa sudah mengantongi 154 caps bersama Porto.

Blunder di Piala Dunia 2022

Diogo Costa mulai terkenal saat dirinya masuk skuad Timnas Portugal di Piala Dunia 2022. Sayangnya, Costa bukan terkenal karena performa apik atau penyelamatan-penyelamatan krusialnya. Costa justru dikenal lantaran nyaris melakukan blunder konyol persis di laga pembuka Grup H melawan Ghana.

Pada saat itu, Portugal sudah susah payah mempertahankan keunggulan 3-2 atas wakil Afrika tersebut. Hingga pada menit 90+10, Diogo Costa nyaris menggagalkan kemenangan Portugal berkat kelakuan bodohnya. Momen tersebut terjadi saat Costa melepaskan bola untuk melakukan tendangan jarak jauh dari gawangnya.

Tetapi, kiper FC Porto itu tidak melihat ke belakang terlebih dahulu. Padahal, di situ masih ada Inaki Williams yang berdiri di titik buta sang penjaga gawang. Sontak blunder Costa itu dimanfaatkan Williams untuk menyerobot bola dari belakang. Untungnya, penyelesaian akhir Williams kurang sempurna karena terpeleset saat melepaskan tembakan. Bola liar pun akhirnya bisa diamankan oleh Ruben Dias.

Di bangku cadangan, Diogo Dalot, Bernardo Silva, Cristiano Ronaldo, hingga sang pelatih, Fernando Santos pun memegangi kepalanya seakan tak menyangka kesalahan konyol seperti itu bisa terjadi di menit-menit krusial. Kalo kebobolan, Costa pasti udah kena marah itu sama Bang Do.

Pernah Diminati Manchester United

Lucunya, meski sempat melakukan blunder konyol di panggung sebesar Piala Dunia, pamor Diogo Costa tak menurun. Terlebih di mata Manchester United. Ya, penjaga gawang berusia 24 tahun itu sempat masuk dalam daftar calon pengganti David De Gea yang memutuskan untuk berpisah dengan klub pada musim panas tahun 2023.

Diogo Costa dianggap sebagai kiper paling ideal yang bisa menggantikan De Gea. Selain memiliki kemampuan refleks dan jangkauan yang luas, Costa juga dilengkapi dengan kemampuan distribusi bola yang baik. Itu sesuai kemauan sang pelatih Erik Ten Hag. Namun, kesepakatan tak pernah tercapai karena Porto mematok harga yang terlalu tinggi.

Di musim panas 2023, Costa dibandrol 70 juta EURO oleh Porto. Costa adalah aset berharga bagi Porto. Maka dari itu, klub tidak mau kehilangan Costa dengan harga yang murah. Karena terlampau tinggi, akhirnya United mengalihkan pandangan ke Andre Onana yang lebih murah 20 juta EURO ketimbang Costa.

Cetak Sejarah di EURO

Nah, di pertandingan 16 besar EURO 2024 kemarin, Costa akhirnya menunjukan kelasnya. Dirinya bahkan melakukan tak sedikit penyelamatan krusial. Contohnya saat Costa menepis tendangan Benjamin Sesko di menit 114. Bermula dari Pepe yang kehilangan bola di areanya sendiri, Sesko pun memanfaatkan itu dengan menciptakan situasi satu lawan satu dengan Costa.

Secara sigap, Costa pun maju untuk menutup ruang tembak Sesko. Bola ditepis dan mimpi Portugal untuk melaju ke babak berikutnya masih terjaga. Tak cuma di situ, acara utama dari laga ini adalah babak adu penalti. Portugal vs Slovenia jadi laga pertama yang menyajikan adu penalti di EURO 2024. Dan Costa berhasil mencatatkan sejarah di situ. 

Diogo Costa memastikan Portugal menang 3-0 pada babak adu penalti. Dalam prosesnya, Costa berhasil menepis tiga penalti Slovenia yang di eksekusi oleh Josip Ilicic, Jure Balkovec, dan Benjamin Verbic. Ini jadi kali pertama dalam sejarah kompetisi Eropa, ada seorang penjaga gawang menepis tiga penalti secara beruntun di babak adu penalti.

Tak heran, Costa pun langsung dianugerahi gelar Man of The Match di akhir pertandingan tersebut. Dirinya jadi penjaga gawang kedua setelah kiper Georgia, Giorgi Mamardashvili yang meraih gelar ini di EURO 2024. Mamardashvili meraihnya saat Georgia berhasil menahan Republik Ceko dengan skor 1-1 di babak penyisihan Grup F.

Ternyata Emang Jago Penalti

Faktanya, Diogo Costa ini ternyata memang jago jika dihadapkan dengan tendangan penalti. Itu dibuktikan dengan statistiknya selama ini. Mengutip dari situs Transfermarkt, selama karirnya, Costa sudah menghadapi 29 tembakan penalti dalam waktu normal. Dari jumlah tersebut sepuluh diantaranya berhasil digagalkan.

Itu berarti, persentase keberhasilan Costa berada di angka 34,48%. Itu catatan yang fantastis mengingat rata-rata penjaga gawang lain hanya memiliki tingkat kesuksesan menepis penalti tak lebih dari 30%. Bahkan, sekelas Jan Oblak yang menepis sepakan Ronaldo semalam hanya memiliki persentase kesuksesan menepis penalti di angka 32%.

Soal bagaimana melakukannya, Costa punya caranya sendiri. Mengutip wawancaranya selepas pertandingan, Costa berkata bahwa menghafal arah tendangan yang biasanya dituju oleh pemain lawan saja tidak cukup. 

Kiper harus sering melatih intuisi dan refleknya dalam menebak arah bola. Selain itu, Costa juga sering mempelajari tentang bahasa tubuh, salah satunya mata. Mau bagaimanapun manusia menyembunyikan sesuatu, tatapan mata tak pernah bisa bohong.

Sumber: CNN Indonesia, The Athletic, Goal, Sky Sport

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!

Glory Glory Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Magnificent 7 Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Back Home Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000

Artikel Terbaru