Apa Untungnya Indonesia Kalau Ngikut Jepang Bikin Konfederasi Baru?

spot_img

Beberapa hari lalu Starting Eleven Story membahas tentang Jepang yang dikabarkan sedang menggodok ide untuk keluar dari AFC dan mendirikan konfederasi tandingan. Dalam pembahasannya, Jepang akan mengajak negara-negara Asia Timur untuk mengupgrade EAFF yang semula cuma sub-konfederasi menjadi konfederasi utuh.

Selain negara Asia Timur, Jepang konon akan menggoda negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk join dalam proyek ini. Selain karena butuh anggota tambahan, mengajak negara-negara Asia Tenggara adalah sebuah misi jangka panjang untuk menenggelamkan AFC yang dirasa sudah terlalu korup dan mudah disetir oleh negara-negara tertentu.

Namun, apakah proyek konfederasi baru ini realistis? Seberapa besar peluang Jepang untuk mewujudkan ini? Selain itu, apa untungnya keluar AFC dan menciptakan konfederasi baru, terutama untuk Indonesia yang berstatus sebagai negara undangan? Dan berikut adalah plus minus bagi Indonesia jika ngikut Jepang di EAFF.

Kenapa Indonesia Diajak?

Sebelum membahas plus minus yang didapat, muncul satu pertanyaan penting. Kenapa harus Indonesia? Sebagai informasi tambahan, Indonesia bukan satu-satunya negara ASEAN yang berpotensi mendapat undangan. Ada Vietnam dan Thailand. Tapi, dari banyaknya negara di Asia Tenggara, kenapa Indonesia yang diajak dalam proyek konfederasi baru ini? 

Kenapa bukan Brunei Darussalam yang punya sumber daya kekayaan yang luar biasa? Kenapa juga bukan Malaysia yang sedang tampil apik meski terus diterpa masalah sepanjang tahun 2025? Jepang punya seribu alasan untuk mengajak Indonesia. Namun, mimin tak akan menyebutkan semua. Kebanyakan.

Kita spill beberapa saja. Kalau dilihat dari sisi bisnis dan pasar, alasan Jepang melirik Indonesia sebenarnya sangat masuk akal. Basis fans Indonesia sangat besar. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia saat ini. Dan lebih dari 150 juta orang Indonesia adalah penggila sepakbola.

Dari Sabang sampai Merauke, sepakbola bukan cuma olahraga, tapi sudah jadi bagian dari gaya hidup. Selain gila sepakbola, masyarakat Indonesia adalah pecandu media sosial. Jadi, bagi Jepang Indonesia adalah pasar sekaligus media partner gratis untuk mempopulerkan konfederasi baru.

Relate

Namun, itu baru faktor-faktor pendukung. Alasan utama Jepang mengajak Indonesia adalah karena adanya semangat dan emosi yang sama. Sama halnya dengan Jepang, Indonesia juga sudah muak dengan beberapa keputusan AFC yang dirasa kurang adil. Sempat dibahas di konten sebelumnya, Jepang tak habis pikir tentang keberpihakan AFC kepada Arab Saudi dan Qatar. Nah, Indonesia tuh sama.

PSSI merasa bahwa keputusan hosting, format kompetisi, dan hak siar di bawah AFC kurang transparan atau kurang adil. Contoh, menurut Football Tribe, ketika AFC menunjuk Qatar dan Saudi Arabia sebagai tuan rumah babak 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk wilayah Asia. Padahal, di ronde tersebut ada Qatar dan Arab, kenapa nggak di tempat netral saja?

Tentu, hal-hal semacam ini sangat mengganggu laju Indonesia yang sedang berusaha menembus batas kemampuan. Indonesia selama ini punya ambisi besar untuk membangun sepakbola yang benar-benar maju dan mandiri. 

Pemerintah, PSSI, bahkan publik sama-sama punya mimpi agar Indonesia bisa sejajar dengan negara besar di Asia, seperti Jepang atau Korea Selatan. Namun, di dalam sistem AFC yang seakan menganaktirikan Indonesia, langkah kita kadang terasa berat.

Untungnya Apa?

Lantas, apa keuntungan Indonesia jika ikut serta membelot dari AFC? Tentu banyak. Salah satunya adalah kontrol. Dengan konfederasi baru yang lebih kecil dan kalcernya lebih berpihak, Indonesia bisa memiliki suara yang lebih besar dalam pengambilan keputusan. Misalnya nih, soal penentuan jadwal, pembagian hak siar, pembagian pendapatan sponsor, atau format kompetisi.

Selain itu, dengan konfederasi yang lebih kecil, Indonesia akan lebih sering menghadapi Jepang atau Korea Selatan, baik di ajang uji coba atau ajang kompetitif nantinya. Dengan begini, secara tidak langsung performa Indonesia akan ikut terkerek. Karena pasti ada transfer ilmu yang terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Untuk Indonesia yang ingin mempercepat pengembangan liga, infrastruktur, dan eksposur internasional, ini adalah ide bagus. konfederasi baru bisa menciptakan jalur cepat untuk menarik perhatian negara-negara di luar Asia, sponsor, bahkan media. Nggak keluar AFC aja Indonesia sudah disorot ESPN dan The Guardian, apalagi bikin gebrakan?

Jika sudah mendapat sorotan yang semakin terang, PSSI akan sangat terbantu untuk mewujudkan misi Garuda Mendunia. Jika engagement sudah didapat, ilmu yang daging semua dari Jepang sudah diserap, maka Indonesia tinggal memanennya. Dalam bentuk apa? Prestasi, pengakuan dunia, bahkan hingga finansial.

Ya, bergabung dalam blok baru yang dipimpin atau didukung Jepang bisa meningkatkan daya tarik komersial. Dengan partner seperti Jepang, Indonesia bisa “naik kelas” dari segi branding dan daya tarik internasional. Hal ini bisa pemain keturunan, pelatih kelas dunia, serta sponsor besar. Jadi, tak heran kalau nanti apparel Timnas Indonesia tuh Adidas bukan Erspo lagi.

Masih dari sisi keuangan, Indonesia juga bisa lebih berhemat dalam hal biaya akomodasi dan logistik. Nggak ada lagi tuh perjalanan belasan jam menuju Qatar atau Arab Saudi yang menguras tenaga. Laga-laga tandang akan lebih dekat karena paling ke Jepang, Australia, atau Thailand.

Ada Kerugiannya

Tapi Indonesia tak boleh terlena dengan iming-iming kesuksesan instan. Karena setiap keputusan ada resikonya. Dan keputusan sebesar ini akan datang sepaket dengan resiko yang juga tak kalah besar. Salah satu yang paling merugikan adalah hilangnya akses terhadap fasilitas dan kompetisi AFC.

Selama ini, AFC menjadi pintu utama bagi Indonesia untuk tampil di level Asia dan terhubung langsung ke FIFA. Melalui AFC, klub-klub seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, atau Bali United punya kesempatan ikut kompetisi besar seperti Liga Champions Asia dan dua kompetisi Asia lainnya. Kompetisi-kompetisi ini tak kalah pentingnya dari sekadar uji coba lawan Jepang.

Yang makin parah, jika melepas keanggotaan AFC, maka Indonesia yang sudah susah payah lolos langsung ke Piala Asia 2027 akan dicoret dari daftar keikutsertaan. Bukan cuma di edisi 2027 saja, bahkan selamanya. Indonesia cuma bisa ikut kompetisi-kompetisi yang nantinya akan diadakan konfederasi baru. Itu pun kalau ada.

Selain itu, meski berstatus tim undangan dari Jepang, Indonesia tak mendapat jaminan akan diberi porsi atau kontrol yang lebih. Karena nanti di konfederasi baru rencananya ada negara-negara macam Australia dan Korea Selatan. Negara-negara dengan kekuatan sepakbola kuat pasti lebih didengarkan oleh Jepang sebagai sang inisiator. Sedangkan Indonesia? Hanya dianggap bagian kecil untuk menunjang ide gila Jepang.

Secara finansial juga berdampak. Memang, Indonesia bisa menghemat biaya akomodasi dan meraup banyak sponsor. Tapi, biaya yang dikeluarkan pun akan lebih besar. Jepang, pasti ingin mematok standar tinggi bagi anggota blok baru. Entah itu dari fasilitas, akses, atau pengembangan usia dini. Untuk mencapai standar itu, PSSI pasti bakal keluar dana banyak.

Seberapa Besar Peluangnya?

Tapi bentar, sebelum ngawang-awang kejauhan, sebenarnya seberapa besar peluang Negeri Matahari Terbit bisa menciptakan konfederasi baru? Jika berbicara potensi, akan selalu ada. Karena sebuah kemungkinan tak akan pernah berada di titik nol. Namun, seberapa besar? Kenyataannya sih tidak terlalu besar peluangnya. 

Idenya menarik, tapi untuk mewujudkannya tak semudah beli garam di warung madura. Mendirikan konfederasi baru bukan soal duit dan keyakinan saja, tapi soal politik olahraga yang sangat rumit.  Jepang harus keluar resmi dari AFC dulu, lalu mengajukan pengakuan ke FIFA agar konfederasi barunya diakui secara sah. Konon, hal-hal gini butuh biaya yang nggak sedikit.

Selain mahal juga ribet. Karena FIFA cuma mengakui satu konfederasi per benua. Kalau Jepang bikin konfederasi tandingan, otomatis akan bentrok langsung dengan AFC. Mereka butuh dukungan dari banyak negara lain agar konfederasi itu dianggap punya legitimasi. Minimal 10 negara. Mau ngajak siapa lagi coba? Kepulauan Mariana Utara?

Di luar keribetan ini justru ada berita yang kian memperkecil peluang proyek ini terjadi. Mengutip CNN Indonesia, JFA melalui juru bicaranya menyebut rumor Jepang ingin keluar dari AFC hanya sebuah informasi yang tidak masuk akal. Tapi belum jelas, ini beneran rumor belaka atau Jepang emang ingin bekerja di balik layar. 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!

Glory Glory Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Magnificent 7 Manchester United v.2

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp125,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000
Obral!

Cristiano Ronaldo Back Home Manchester United

Rentang harga: Rp109,000 hingga Rp120,000

Artikel Terbaru