8 Gelandang Bertahan Terbaik di Era Modern

spot_img

Destroyer, Ball-winner, Midfield Controller, Deep-lying Playmaker. Gelandang bertahan punya banyak variasi dan sebutan. Tapi tugas utama mereka tetap sama. Yaitu jadi penghubung antara pertahanan dan serangan.

Dari definisi singkat tersebut, kami berusaha mengumpulkan 8 gelandang terbaik di era modern. Perlu diingat, era modern yang kami maksud adalah sejak dekade 2000-an. Jadi para legenda seperti Lothar Matthaus, Frank Rijkaard, Redondo, dan Guardiola yang bermain di era sebelum itu tidak masuk di daftar ini.

Roy Keane juga tidak masuk. Sebab meski ia adalah gelandang bertahan yang luar biasa, tapi Keane memasuki penurunan performa di dekade 2000-an dan pensiun di tahun 2006.

Kami juga fokus dengan gelandang bertahan yang punya visi pertahanan kuat. Jadi, Andrea Pirlo juga tidak masuk di daftar ini. Meskipun secara teknis ia adalah seorang gelandang bertahan, tapi fungsi dan tugas utama Pirlo jauh dari kata bertahan dan lebih seperti gelandang tengah.

Oke, sudah cukup disclaimer-nya. Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, berikut ini 8 gelandang terbaik di era modern.

Gennaro Gattuso

Meski Pirlo tidak masuk dalam daftar ini, tapi rekannya di lapangan tengah jelas sangat pantas masuk dalam daftar ini. Gennaro Gattuso punya julukan “Si Badak” bukan tanpa alasan. Dengan gaya mainnya yang grasak-grusuk, Gattuso berperan sebagai perusak di lini tengah.

Ini membuat kemitraannya dengan Pirlo sangat masuk akal. Dengan adanya Gattuso di sampingnya, Pirlo bisa tenang membaca permainan dan jadi seorang deep-lying playmaker tanpa perlu repot-repot bertahan.

Salah satu penampilan terbaiknya adalah di final Liga Champions 2003. Saat itu AC Milan berjumpa dengan Juventus. Gattuso benar-benar memimpin lini tengah selama 120 menit penuh tanpa lelah. Ia mampu mencegah pemain sekelas Edgar Davids, Del Piero, dan Trezeguet mencetak gol.

Gattuso juga adalah pemain kunci dalam kemenangan Italia di Piala Dunia 2006. Juga jadi salah satu pemain yang berjasa dalam kesuksesan AC Milan di era 2000’an. Gattuso adalah salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki Italia.

N’Golo Kante

Dari Gattuso yang bertipe gelandang bertahan tradisional, kita beralih ke defensive midfielder yang lebih progresif. Orang itu adalah mantan pemain Chelsea, N’Golo Kante. Ia tidak hanya bertahan menghalau bola, tapi juga membawa bola ke depan dan jadi penghubung ke lini serang.

Gattuso memang punya musim sukses yang lebih panjang daripada Kante. Seperti yang kita tahu, Kante hanya punya setidaknya hanya 3 musim tersukses. Musim saat ia jadi kunci kesuksesan Leicester di Premier League, dan dua musim pertamanya di Chelsea. Mungkin juga di Piala Dunia 2018 bisa jadi tambahan.

Tapi tunggu dulu, ini bukan berarti di musim-musim yang lain Kante adalah pemain yang buruk. Ia tetap jadi pemain penting saat Chelsea juara champions tahun 2021. Tapi sejak musim 2018, ia sering bermasalah dengan cedera.

Bagaimanapun juga, Kante di performa puncak bukanlah pemain biasa. Dari 2015 sampai 2018, Kante adalah gelandang paling efektif di dunia. Penampilannya di lapangan sangat berpengaruh dalam hasil pertandingan. Jadi, meski Kante sudah sering cedera di usia 30-an awal dan sudah bermain di liga Arab, ia pantas masuk di daftar ini.

Rodri

Masih di Premier League, kali ini dari Manchester City. The Cityzen punya banyak gelandang bertahan yang luar biasa. Yaya Toure dan Fernandinho contohnya. Tapi mungkin Rodri lebih cocok masuk dalam daftar ini. Hanya karena ia termasuk dalam tim treble winner Man City. Juga ia jadi pemain selain kiper yang paling sering dimainkan Pep musim itu.

Rodri adalah gelandang bertahan yang tak kenal lelah. Kehadirannya di lini tengah Man City adalah faktor penting kesuksesan pola permainan Guardiola. Ia hampir selalu melakukan pekerjaan dua pemain sekaligus.

Tekelnya sempurna dan kemampuan untuk mencegat umpan lawan juga di bawah rata-rata. Saat lini serang City kesusahan membongkar pertahanan lawan, Rodri dengan tembakan roketnya tak segan hadie jadi pembeda.

Rodri mungkin jadi gelandang bertahan terbaik saat ini. Satu-satunya alasan mengapa ia tidak di peringkat yang lebih tinggi lagi dalam daftar ini adalah usianya masih 27 tahun, dan masih ada banyak pencapaian yang bisa ia dapatkan.

Claude Makelele

Kembali ke gelandang era 2000-an awal, selanjutnya adalah Claude Makelele. Zidane bahkan pernah marah saat Real Madrid menjual Makelele ke Chelsea demi mendapatkan Beckham. Bagi Zidane itu sama saja dengan menambahkan cat emas ke mobil Ferrari tapi membuang mesinnya.

Saat membayangkan era galacticos, nama Makelele memang sering terlewat. Tapi itu tidak mengubah fakta kalau Makelele adalah salah satu gelandang bertahan terbaik. Bahkan gelandang bertahan yang paling berpengaruh di Premier League.

Sebelum Makelele datang ke Chelsea di tahun 2003, sepak bola Inggris cenderung identik dengan permainan umpan-umpan panjang. Formasi yang sering digunakan juga 4-4-2. Tapi saat Makelele datang, itu berubah.

Chelsea memang masih memakai formasi 4-4-2, tapi Makelele menolak berdiri di antara empat gelandang lain. Ia lebih memilih bermain di antara dua bek tengah dan tiga gelandang lainnya. Peran ini jadi begitu populer dan akhirnya dinamakan sebagai “Makelele Role”.

Xabi Alonso

Gelandang bertahan Madrid lainnya, Xabi Alonso juga tidak ketinggalan dalam daftar ini. Sulit memang menentukan siapa yang terbaik antara Makelele dan Alonso. Tapi karena Alonso adalah pemain yang lebih komplit, kami menempatkannya setelah Makelele di daftar ini.

Puncak karir Alonso adalah saat ia bermain untuk Real Madrid. Dan ia bisa dimainkan di posisi mana saja. Dari seorang playmaker sampai ke bek tengah. Semua yang seorang pemain inginkan dari seorang gelandang, ada dalam diri Alonso. Di Madrid pula lah ia mendapatkan gelar La Decima yang bersejarah. Juga memimpin era paling makmur los blancos.

Meski puncak karirnya di Madrid, tapi mantranya di dua klub lain juga tidak bisa diabaikan. Alonso sudah terkenal di tanah Inggris saat bermain di Liverpool sebelum di Madrid. ia juga mendapatkan gelar Champions yang bersejarah di situ.

Di akhir karirnya, ia pindah ke Bayern Munchen untuk berguru pada Guardiola. Di Bayern pun, Alonso masih jadi seorang gelandang bertahan andalan.

Patrick Vieira

Roy Keane memang tidak masuk daftar ini, tapi rival bebuyutannya, Patrick Vieira jelas pantas masuk dalam daftar ini. Di masa puncaknya, Vieira bisa dengan mudah menguasai lini tengah. Di antara tahun 1998 sampai 2002, Vieira adalah gelandang bertahan terbaik di dunia. Ia adalah bagian penting timnas Prancis menang Piala Dunia dan Euro.

Di level klub, Vieira juga tidak terkalahkan. Gerrard pernah menuliskan di buku autobiografinya kalau Vieira adalah lawan terberat yang pernah ia hadapi. Sementara itu Lampard juga selalu mengatakan kalau cita-cita terbesarnya adalah bisa seperti Vieira.

Posisi natural Vieira adalah gelandang serang. Tapi seiring berjalannya waktu, dan utamanya setelah era 2000-an ia berubah posisi jadi gelandang bertahan. Itu pula yang membuatnya punya insting menyerang dan membawa bola kedepan saat di Arsenal.

Kaki panjangnya juga membuat Vieira bisa melakukan tekel dari segala sudut. Ia tercatat telah melakukan 140 tekel di Premier League. Itu bukan hanya yang terbanyak di Arsenal, tapi di antara para pemain Premier League lainnya.

Casemiro

Sudah jelas Casemiro ada di daftar ini. Tidak perlu diragukan lagi, Casemiro adalah gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki Madrid. Ya, bukan hanya di era modern, tapi dalam sepanjang sejarah el real.

Casemiro memang bukan pemain yang elegan. Permainannya juga tidak se-atraktif para pemain Brasil lainnya. Tapi satu hal terpenting, Casemiro adalah pemain yang sangat efektif. Karirnya di Real Madrid tidak diisi hal lain selain kesuksesan.

Ia memenangkan 5 gelar Liga Champions, 3 La Liga, 3 Piala Dunia Klub, dan 3 UEFA Super Cup sebelum akhirnya pindah ke Manchester United. Casemiro yang di Madrid jelas tidak bisa dibandingkan dengan Casemiro di MU. Tapi meskipun performanya sudah tidak di puncak lagi, Casemiro masih punya peran yang sangat penting untuk skuad Erik Ten Hag

Sergio Busquets

Sulit untuk tidak menempatkan Sergio Busquets sebagai gelandang terbaik di era modern. Xavi dan Iniesta adalah gelandang terbaik sepanjang masa. Mereka adalah superstar di tim Spanyol dan Barcelona yang mendominasi dunia sepak bola di abad 21. Tapi kontribusi Sergio Busquets yang beroperasi di belakang mereka tidak bisa diabaikan.

Busquets adalah gelandang bertahan paling mewah sepanjang masa. Tidak hanya dia sangat baik dalam mencuri bola dari lawan, tapi ketenangan yang ia miliki membuat merebut bola dari kakinya jadi tugas yang tidak mungkin bagi lawan.

Busquets adalah gelandang pivot sempurna yang bermain di tim sempurna. Tidak ada alasan untuk tidak menyebutnya sebagai gelandang bertahan terbaik. Tidak hanya di abad 21, tapi sepanjang masa.

Sumber referensi: B/R, Eurosport, As, Sky, Guardian, Marca

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru