Harum gajih dibakar belum semerbak. Tapi Timnas China sudah seperti bandot: disembelih di hadapan gelanggang Stadion Gelora Bung Karno. Ibarat sapi yang nadinya dipotong, perjalanan Timnas China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia juga berakhir. Tamat. Selesai.
Pertambangan nikel di Raja Ampat dihentikan, tapi pertambangan tiga poin masih terus terjadi di Gelora Bung Karno. Sebelumnya tiga poin ditambang dari Bahrain, dan kemarin dikeruk dari China. Dua kemenangan beruntun diraih. Dua kemenangan yang juga sangat penting.
Lantas, bagaimana review pertandingan tersebut versi Starting Eleven? Sebelum kita mulai, tenang saja, kamu bisa menonton video ini sambil menikmati sate yang lezat itu. Jadi sono siapin dulu.
Sudah? Oke, Lets go!
Daftar Isi
Timnas Indonesia Main dengan Strategi yang Kurang Lebih Sama
Sejak digulung Australia, Patrick Kluivert telah melakukan taubat nasuha. Tidak lagi main-main dengan strategi. Taktik menyerang total ia tinggalkan. Mungkin pelatih keturunan Suriname ini kapok dijewer Alex Pastoor di tepi lapangan.
Pendekatan Kluivert tampak lebih hati-hati di dua pertandingan terakhir. Tak terkecuali di laga menghadapi Tiongkok kemarin. Namun kali ini tidak cuma mengandalkan serangan balik, Kluivert juga memamerkan gaya tiki-taka. Mungkin Kluivert takut kena sentil Jordi Cruyff yang ada di bench.
Permainan timnas pun menjadi lebih indah, lebih nyaman ditonton, dan lebih nyeni. Yang bikin terhenyak lagi adalah, permainan kelas tinggi itu diperagakan bukan hanya dari kaki pemain abroad, tapi juga pemain liga lokal.
“Dia adalah saudara kulit putih saya!” 😆
Obrolan singkat bersama Patrick Kluivert dan Jordi Cruyff, yang baru saja diperkenalkan sebagai penasihat teknis timnas Indonesia. 🇮🇩#PSSI #TimnasIndonesia #SisiLain pic.twitter.com/AiFlLSVmKU
— GOAL Indonesia (@GOAL_ID) March 11, 2025
Komposisi Pemain Lebih Berani
Patrick Kluivert menyusun komposisi 11 pertamanya lebih berani. Kehilangan beberapa pilar memberi ruang untuk bereksperimen. Seperti menduetkan Ricky Kambuaya dan Egy Maulana Vikri di belakang Ole Romeny. Suatu eksperimen yang bahkan tak pernah terpikirkan Mikel Arteta.
Ini sekaligus membuktikan omongan Kluivert sejak pertama kali diperkenalkan. Ia tak peduli di mana pemain itu bermain. Asal pemain dianggap layak, ya dimainkan. Dua pemain Lig Ang itu membuktikan bahwa mereka juga bisa main cantik di atas lapangan.
FUN FACT Indonesia vs China malam ini.
Coach Patrick Kluivert memasang 4 pemain dari klub Liga 1 sejak menit awal
• Rizky Ridho (Persija Jakarta)
• Yakob Sayuri (Malut United)
• Kambuaya (Dewa United)
• Egy Maulana (Dewa United) pic.twitter.com/CawRoOiPda— Berita Sepakbola Dunia (@gilabola_ina) June 5, 2025
Kita mulai dari Ricky Kambuaya. Setelah menjadi supersub di laga sebelumnya, Kluivert memberi kesempatan untuknya sebagai starting. Ricky menjawab dengan penampilan mamayo. Determinasi, kengototan, agresivitas, semua diborong. Membuat kita curiga, jangan-jangan kemarin Kakak Ricky kemasukan khodam Khvicha Kvaratskhelia.
Malam itu, sekali lagi Ricky membanggakan Indonesia. Penetrasinya mendatangkan penalti dan berujung gol. Ia menunjukkan perjuangannya untuk Indonesia. Walaupun daerahnya di Papua sana, dirusak oleh pemerintah.
Determinasi, agresivitas, kengototan.
Ricky Kambuaya, terbaik di babak 1.
pic.twitter.com/MDl2D31hid— A. Ainur Rohman (@ainurohman) June 5, 2025
Penampilan Egy Maulana Messi juga tak kalah menggigit. Egy tak cukup sering dimainkan sebagai starter di era Shin Tae-yong, tapi Kluivert berani menaruhnya di 11 pertama dalam laga sepenting itu. Punggawa Dewa United itu menjawab dengan penampilan memukau. Ia licin, cepat, dan tangguh. Meski kadang malas menekan dan pengambilan keputusan yang belum cermat.
Tapi adegan tiki-taka-nya dengan Ole Romeny cukup untuk menyebut Egy memang Messi-nya Indonesia. Kombinasi umpan pendek keduanya bagai puisi yang dilagukan. Indah dan menusuk kalbu. Sayang, fragmen seindah itu tak berbuah manis.
OLE ROMENY x EGY MAULANA
Video: ig/bam.sudiro pic.twitter.com/JZH0x4ayAr
— Berita Sepakbola Dunia (@gilabola_ina) June 5, 2025
Saat Ole drop ke sayap, tak ada orang di kotak penalti lawan. Ini PR untuk laga-laga selanjutnya. Perlu ada yang stay di kotak penalti. Walau nggak nyerang, pokoknya stay aja di sana. Mau sambil ngopi atau bikin Indomie, bebas.
Segala Lini Solid
Sepak bola adalah permainan tim. Dan kemarin, Timnas Indonesia seperti lukisan yang menggambarkan itu. Lini depan, lini tengah, lini belakang, semuanya solid. Lini depan bekerja sebaik-baiknya, walaupun masih perlu diasah lagi ketajamannya. Bukan cuma Ole yang sudah mencetak tiga gol dari tiga pertandingan, tapi siapapun yang bertugas di lini serang.
Timnas Indonesia sejak ada Joey Pelupessy:
2 pertandingan
2 cleansheetPentingnya punya DMF bagus ✨ pic.twitter.com/oTlSE1z8TX
— All About La Masia (@LaMasia_idn) June 5, 2025
Lini tengah juga menawan seperti laga sebelumnya. Kombinasi Joey Pelupessy dan Thom Haye betul-betul sempurna. Dua pemain ini saling melengkapi. Haye tak perlu repot mengambil pekerjaan kotor karena sudah ada Joey. Ia fokus mengirim umpan-umpan terukur seperti Andrea Pirlo.
Sementara Joey adalah “Classic Number 6” yang selama ini dibutuhkan timnas. Joey bukan gelandang bertahan yang suka tabrak-tabrak masuk. Ia bermain dengan teknik, pembacaan permainan, serta timing yang pas saat pressing. Wajahnya mirip Azpilicueta, tapi permainannya mengingatkan kita pada Xabi Alonso.
Di lini belakang, trio Jay Idzes, Rizki Ridho, dan Justin Hubner sungguh tembok yang sukar ditembus. Selama tiga bek ini dipasang di tiga laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 di GBK, timnas tak pernah kebobolan. Saat menaklukkan China kemarin, kita bahkan melihat Jusa tampil lebih baik, lebih tenang, dan tidak emosian.
8 pertandingan & 7 cleansheets untuk trio ini!
Kombinasi catenaccio khas Italia, kick n rush England, dan sapu jagat khas nusantara!
Jay idzes (25 thn)
Rizky Ridho (23 thn)
Justin Hubner (21 thn) pic.twitter.com/YEZOXPuO1Q— GARAGARABOLA (@garagarabola_) June 6, 2025
Jusa juga mampu melepas sejumlah umpan krusial. Di sektor bek sayap, kita melihat permainan Calvin Verdonk sedikit berbeda dari laga-laga sebelumnya. Tidak jelek. Tapi bermain cerdas tanpa memforsir tubuh. Memang seperti itulah bek kiri terbaik Eredivisie. Lagi pula teman-temannya juga bisa diandalkan. Di kanan kita melihat Yakob Sayuri dengan peran yang berbeda.
Shin Tae-yong dulu menjadikan Yakob alat menyerang, tapi Kluivert menjadikannya alat bertahan, sehingga Egy tak dibebankan tugas bertahan. Mungkin karena itu penampilan menantunya Umi Pipik menjadi lebih baik. Bagaimana dengan debut Emil Audero Mulyadi dan Beckham?
Debut Emil dan Beckham
Beberapa kali Emil Audero melakukan kesalahan. Genggaman yang luput hingga salah umpan. Tapi secara keseluruhan, Emil patut diacungi jempol. Fotmob bahkan memberinya rating 7,7. Sepanjang pertandingan Emil melakukan sembilan recovery dan satu penyelamatan.
Penyelamatan itu terjadi di awal babak kedua dan sempat bikin senam jantung. Betapa tidak? Lewat sebuah korner, China mendapatkan second ball. Bola langsung ditembak di ruang yang tak tertutup. Dengan gesit, Emil menjatuhkan diri, menepis bola di dekat gawang. Penyelamatan itu bukan hanya menyelamatkan gawang Indonesia, tapi juga menyelamatkan bapaknya.
🧤A clutch double save from Emil Audero and a clean sheet to seal it for 🇮🇩 Indonesia! #AsianQualifiers | #IDNvCHN | #POTM | @VisitSaudi pic.twitter.com/L9iVGJhLmX
— #AsianQualifiers (@afcasiancup) June 5, 2025
Penampilan apik Emil di laga tersebut membuat persaingan kiper semakin ketat. Nadeo Argawinata dan Ernando Ari Sutaryadi bahkan juga Maarten Paes, mesti bekerja lebih keras lagi. Kelak, mungkin Nadeo atau Ernando akan diberi kesempatan oleh Kluivert. Di situlah mereka harus bisa membuktikan diri.
Penampilan Beckham Putra juga tak kalah mengagumkan. Walau tidak sampai 30 menit bermain, tapi Beckham mempertontonkan kualitas pemain dari juara back to back Liga 1. Beckham bergerak cepat dan lincah seperti Vitinha. Beckham membuat pemain China sempoyongan seperti baru menenggak vodka. Pemain binaan akademi Persib itu bahkan hampir mencetak asis.
Lolos Putaran Keempat
Kemenangan atas The Dragon memberi Indonesia tiga poin. Anak asuh Patrick Kluivert kini bertengger di empat besar. Peluang untuk ke Piala Dunia otomatis memang sudah tertutup. Sebab Australia di laga sebelumnya, menaklukkan lapis kedua Jepang.
Tiada mengapa. Minimal Indonesia akan lolos ke putaran keempat, karena di tempat lain, Arab Saudi menggebuk Bahrain di rumahnya sendiri. Dengan begitu, Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang berhasil lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Indonesia juga diprediksi melejit ke peringkat 117 FIFA.
Beda nasib 🇮🇩🇻🇳🇹🇭
Meski belum banyak bicara dalam tiga dekade terakhir di kancah regional, Indonesia mencatatkan diri sebagai negara ASEAN pertama yang lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia.#SelamanyaGaruda pic.twitter.com/VIqfp4MZiX
— PanditFootball.com (@panditfootball) June 6, 2025
Di putaran keempat nanti, lawan yang kemungkinan dihadapi adalah negara-negara Timur Tengah. Akan ada enam tim yang bermain di putaran keempat. Dibagi menjadi dua grup. Masing-masing terdiri dari tiga tim.
Putaran keempat menggunakan sistem round robin bukan double round robin. Jadi tidak ada home-away, pertandingan akan terpusat. Kabarnya, Arab Saudi dan Qatar akan menjadi tuan rumah putaran keempat. Nantinya juara masing-masing grup akan mendapat tiket ke Amerika.
Dua runner-up akan diadu di putaran kelima, yang kalah mesti melawan tim dari benua lain. Kabar buruknya, Blackpink akan konser di GBK pada November nanti, dan Timnas Indonesia terancam tak bisa memakai GBK di putaran kelima. Gapapa. Kita nggak perlu memusuhi para Blink. Kan bakal lolos dari putaran keempat tho?
Sumber: FotMob, GlobalTimes, CNBCIndonesia, Bolacom, Aljazeera, ESPN