Dendam Tottenham Hotspur kepada sang juara bertahan, Manchester City di pertemuan pertama akan segera diwujudkan. Tak main-main, rekor apik Spurs saat bertemu pasukan Pep di markas sendiri jadi kartu “As” bagi Conte. Pembungkaman terhadap sang juara bertahan di seisi Tottenham Hotspur Stadium pun, kini sudah mulai dipersiapkan dengan rapi oleh sang tuan rumah.
Namun di sisi lain, skenario pembungkaman ini jadi serba salah bagi The Lilywhites. Pasalnya, akan ada sangkut pautnya dengan musuh abadi mereka yang menjengkelkan, Arsenal. Lantas, apa yang harus diperbuat Spurs dengan situasi ini?
Catatan Apik Spurs Di Kandang Sendiri Ketika Melawan City
Bercerita tentang pertemuan kedua tim ketika dihelat di markas Spurs, ternyata punya magis tersendiri. Ya, magis itu berasal dari stadion baru Spurs, Tottenham Hotspur Stadium. Markas Spurs itu telah jadi malapetaka bagi pasukan Pep sejak 2019 silam.
Cerita itu berawal dari diresmikannya stadion baru berkapasitas 60 ribu lebih yang dibangun di tanah stadion lama Spurs, White Hart Lane. Spurs yang masih dipegang Pochettino ketika itu, baru merumput di stadion baru pada 3 April 2019. Salah satu partai besar yang dihadapi waktu itu, adalah menjamu Manchester City di leg pertama Liga Champions babak perempat final.
Tepatnya pada 10 April 2019, seminggu setelah stadion itu diresmikan. Spurs akhirnya mampu menenggelamkan pasukan Pep 1-0. Sebelum menempati stadion baru itu, diketahui bahwa pasukan Pep sering menjungkalkan Spurs.
Tuah stadion itu, tentu sangat membantu Spurs di musim itu. Selain menyingkirkan City, mereka mampu lolos hingga partai final Liga Champions.
Uniknya setelah kemenangan atas City di stadion baru tersebut, Spurs benar-benar menjaga tuah keramat stadionnya itu. Yakni dengan cara tak kebobolan satupun oleh pasukan Pep.
Lihat saja di empat pertemuan terakhirnya kala dihelat di kandang Spurs. Spurs mampu sapu bersih kemenangan dengan clean sheet. Satu di jaman Pochettino, dua di jaman Mourinho, dan satu di jaman Nuno Espirito. Nah sekarang, laga sarat dendam bagi Conte nanti adalah pertemuan kelima keduanya di Tottenham Hotspur Stadium.
Siasat Conte Dendam Di Pertemuan Pertama
Keangkeran stadion ini bagi City, tentu akan dimanfaatkan oleh Conte yang belum lama ini terluka ketika kalah oleh City setelah di “comeback” 4-2. Padahal mereka mampu unggul terlebih dahulu di babak pertama.
Conte tentu punya siasat lain untuk menuntaskan dendamnya di pertemuan pertama. Toh sejak dilatih Conte, Spurs juga punya catatan apik kala melawan City. Seperti kemenangan 3-2 di Etihad pada Februari 2022.
Di pertemuan pertama, pasukan Conte sebenarnya punya modal performa apik di babak pertama. Kolektivitas dan kerja tim dengan format andalan 3-4-3, berjalan dengan solid. Skor 2-0 berkat Emerson Royal dan Kulusevski pun jadi bukti.
Sekarang pertanyaannya kenapa bisa di “comeback” di babak kedua? Conte tentu sudah tahu PR besarnya. Dan mereka segera harus dievaluasi, terutama sang kiper Hugo Lloris.
Kiper finalis Piala Dunia itu kini banyak diragukan performanya. Setelah banyak melakukan kesalahan, termasuk kala melawan Arsenal, Conte harus menyiasatinya dengan tambahan pertahanan yang solid di depan Lloris.
Dier, Davies, Lenglet, maupun Romero harus dilapisi apik oleh Hojbjerg dan Bentancur sebagai pivot, kalau perlu ditambah Bissouma. Mereka harus benar-benar disiplin selama 90 menit kala menguber para pemain City yang pasti akan menguasai bola. Nah, di situ cara klasik Spurs dengan serangan balik bisa dilakukan.
Dalam memanfaatkan strategi serangan balik efektif, Conte harus maksimal memanfaatkan taji Son Heung Min. Pemain yang selalu rutin menjebol gawang City di empat pertemuan terakhirnya di markas Spurs. Oppa Korea yang satu ini sering jadi mimpi buruk pasukan Pep dengan kecepatannya memanfaatkan serangan balik.
Pemain Baru
Namun, bagi Pep tentu performa pada pertemuan pertama tetap akan dipertahankan. Mereka kini terus dalam mode tancap gas guna memepet Arsenal di puncak klasemen, tak peduli siapa pun lawannya. Namun, tim asuhan Conte, sekali lagi perlu diwaspadai. Apalagi mereka sudah mendapatkan Arnaut Danjuma.
Dengan itu, Conte punya senjata rahasia yang bisa jadi kejutan untuk menumbangkan City. Variasi serangan yang baru dari Spurs itu, diharapkan Conte bisa menambah daya gedor pasukannya supaya tak lagi dipecundangi City seperti di pertemuan pertama.
Spurs Serba Salah
Nah, ketika sudah bicara segi kekuatan, kini Spurs malah dihadapkan pada situasi yang rumit jelang laga ini. Gimana nggak rumit? Kalau mereka benar-benar menjungkalkan City, akan berdampak baik bagi musuh abadinya, Arsenal.
Selisih lima poin City dari Arsenal otomatis akan bertambah jika City kalah atas Spurs. Sementara, Arsenal akan diprediksi mengatasi tim pesakitan Everton di tempat lain.
Atas nama profesional, dan juga ambisi Spurs mengejar Newcastle dan MU di zona Liga Champions, harusnya pemikiran seperti itu tak terjadi. Apalagi kalau sampai kalah lagi, Conte tentu dipertanyakan masa depannya di tengah semua tuntutan transfer sudah dipenuhi oleh manajemen.
City Tetaplah City
Sudah banyak bicara tentang kans Spurs untuk menang, apakah segitu gampangnya akan terealisasi? Tentu tak semudah itu. City tetaplah City. City tetap diunggulkan di partai ini. Keran gol Haaland yang sudah mulai pulih, serta penampilan Mahrez dan Grealish yang kembali optimal, jadi kekuatan Pep nanti. Supersub Julian Alvarez juga jadi kartu lain yang disiapkan oleh Pep.
Ambisi perketat jarak dengan The Gunners, masih terus digaungkan Citizens. Selain itu, Pep juga tak mau dong rekor buruknya di markas Spurs terus berlanjut. Dengan segala cara, tentu Pep akan lakukan untuk putus rekor buruk itu.
Permasalahan bocornya lini belakang kala berjumpa Spurs, akan segera disiasati Pep dengan cara memasang kembali Ruben Dias maupun Laporte yang sudah 100% sembuh dari cedera.
Rekor apik Spurs di kandang kala melawan City, tentu jadi modal apik. Namun di sisi lain, yang lebih rumit adalah, apakah publik Spurs mau merelakan begitu saja Arsenal menjauh dari City? Kalau menurut Football Lovers, mana nih yang berpotensi akan unggul?
Sumber Referensi : footballondon, sofascore, sportsmole, theanalyst, bbc, foottheball