Masih ingatkah ketika awal awal kick off sepak bola periode corona?
Begitu terasa sepi. Pertandingan begitu aneh. Hilangnya atmosfer nyanyian lantang, seakan seperti menonton pertandingan persahabatan tanpa tensi. Dan dari sini kita tahu sepenting itukah suporter.
Berbicara mengenai suporter, berikut ini beberapa cerita sehidup semati dari penggemar dalam mendukung klub yang dicintainya.
Penasaran seperti apa? Berikut kami sajikan kisahnya.
Daftar Isi
Vicente Navarro (Valencia)
Kisah tentang pendukung Valencia bernama Vicente Navarro sudah sangat melegenda. Dia tercatat sebagai satu-satunya penggemar yang selalu datang ke stadion, meski dunia tengah dilanda wabah virus corona.
Vicente Navarro merupakan anggota pendukung Valencia dengan nomor 18. Dari angka tersebut, sudah bisa dilihat bahwa sosoknya sudah sangat senior. Dia menghabiskan mayoritas seluruh hidupnya untuk mendukung Valencia.
Ya, sejak berusia muda, Vicente Navarro sudah menjadi pendukung Valencia. Sayangnya, di usia 54 tahun dia harus kehilangan penglihatannya karena terdapat masalah pada retinanya. Meski begitu, Vicente Navarro sama sekali tidak kehilangan semangatnya untuk terus mendukung Valencia. Dia masih setia menonton pertandingan Valencia di stadion, dan duduk di nomor kursi favoritnya, yaitu 164 di baris 15 pada Tribuna Central.
Nahas, usianya sudah berakhir pada tahun 2017 silam. Sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu pendukung paling setianya itu, Valencia meresmikan patung Vicente Navarro yang diletakkan di kursi favoritnya pada 19 Maret 2019.
Maka dari itu, meski dunia tengah dilanda pandemi dan setelah musibah itu berakhir sekalipun, sosoknya akan selalu hadir dalam setiap pertandingan yang dijalani Valencia di Estadio Mestalla.
Valencia constructed a statue of superfan Vicente Navarro at the Mestalla after he died in 2019.
He’ll be the only fan in attendance tonight. pic.twitter.com/WWlHX3eP6O
— B/R Football (@brfootball) March 10, 2020
Mumtaz Amca & Ihsan Teyze (Fenerbahce)
Mumtaz Amca dan Ihsan Teyze. Dua pasangan romantis tersebut tampak selalu hadir dalam pertandingan yang dijalani klub bercorak kuning.
Mumtaz Amca dan Ihsan Teyze bisa dibilang sebagai pasangan sehidup semati untuk Fenerbahce. Selama bertahun-tahun, mereka selalu menghadiri pertandingan yang dilakoni, langsung di stadion dan duduk di kursi yang selalu bersebelahan. Setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu dengan menonton pertandingan klub kesayangan, sang suami, Ihsan, berpulang terlebih dahulu pada tahun 2016.
Tak lama kemudian, Mumtaz juga menyusul kehidupan baru sang suami pada 2020 lalu. Usai kabar kematian sosok wanita tersebut, Fenerbahce memberikan penghargaan yang sangat spesial kepada dua penggemar lansia yang kini telah tiada. Mereka tampak memajang foto Ihsan dan Mumtaz di kursi yang biasa mereka duduki.
Mumtaz amca ihsan teyze icin 💛💙 #fenerinmacivar #VurKırParçalaBuMaçıKazan pic.twitter.com/2Tw64MTbTv
— Harald 🐺 (@Mas_1907) December 19, 2020
Ines (AC Milan)
Gairah untuk menonton sepakbola memang tak mengenal usia. Ines, seorang penggemar AC Milan yang kini berusia 100 tahun, tercatat masih mengikuti perkembangan klub kesayangannya itu. Dia mengaku sudah lebih dari 80 tahun menjadi penggemar AC Milan. Meski kini ia tak selalu hadir langsung ke stadion, sosok Ines masih sangat dihargai oleh klub.
Diceritakan, Ines selalu hadir ke Stadion San Siro setiap AC Milan bertanding hingga usianya menyentuh angka 87 tahun. Kini, kursi roda yang menjadi teman sejatinya, hanya membuat perempuan tua itu menyaksikan pertandingan AC Milan dari layar kaca.
Di ulang tahun sang penggemar setia yang ke 100 tahun, AC Milan memberikan hadiah spesial kepadanya. Terlihat manajemen AC Milan memberikan sebuah jersey lengkap dengan nama dan usia nya di bagian punggung, yang juga sudah ditandatangani oleh para pemain.
Perempuan yang kini duduk di kursi roda itu pun tampak sangat bahagia dan berharap AC Milan segera kembali ke era kejayaan.
Nonna Ines, 100 anni con il #Milan nel cuore – VIDEO #7champions #Acm #Acmilan #Milanisti #Milannews #Sansiro #Seriea #Wheareacmilan https://t.co/H8cL2jIgjS pic.twitter.com/H884sDCYSt
— gilnar76 (@gilnar76) September 10, 2019
The Singh Family (Manchester United)
Semua penggemar Setan Merah tentu tidak asing dengan wajah-wajah asal India yang kerap mengisi bangku tertentu di Old Trafford. Mereka adalah The Singh Family. Lebih dari 20 tahun, keluarga tersebut selalu menonton langsung pertandingan MU, dan tak jarang mengundang perhatian media.
The Singh Family sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh media. Anggota yang berisikan lima orang India itu bernama Craig Singh, Simon Singh, Kuk Singh, Jimmy Singh, dan Satta Singh. Loyalitas mereka tak perlu diragukan lagi. Sudah ada banyak momen hingga rentetan tahun terbaik MU, yang mereka saksikan.
Eric Cantona dan Sir Alex Ferguson menjadi sosok yang sangat menghargai Singh Family. Cantona bahkan mengaku terkesan dengan kesetiaan yang diberikan oleh keluarga tersebut. Salah satu wejangan paling legendaris bahkan keluar dari mulut Cantona ketika melihat fenomena keluarga Singh.
“Kalian bisa mengganti istri, pandangan politik, atau agama. Tapi, kalian tidak akan mungkin mengganti tim sepakbola favorit,”
Sementara itu, Sir Alex Ferguson, tak pernah lupa untuk memberi sambutan berupa jabatan tangan kepada keluarga Singh, setiap kali mereka hadir untuk menyaksikan langsung pertandingan Manchester United yang digelar di Old Trafford.
There is NO WAY you’d be a long-standing Manchester United fan that you wouldn’t know these guys. They call them the Singh Family.
I heard they are back. Love the sight! #GGMU #MUFC pic.twitter.com/Oeo7z3ehmI
— Ridwan Adeola Yusuf 🇳🇬 (@ridoradeola) August 18, 2021
Giancarla (Inter Milan)
Tidak hanya AC Milan, rival sekota mereka Inter Milan juga ternyata punya penggemar yang terbilang sangat setia. Adalah Giancarla, seorang nenek yang kini berusia 84 tahun. Diceritakan, sosok Giancarla selalu hadir ke Stadion Giuseppe Meazza. Hebatnya, dia selalu datang dua jam sebelum pertandingan dimulai.
Ketika ditanya, Giancarla mengaku bahwa dia sudah 48 tahun mendukung Inter Milan. Mulanya, dia hanya bertugas sebagai penjual tiket di pertandingan kandang yang dijalani Inter Milan. Namun lama kelamaan, perasaan cinta kepada klub tersebut muncul.
Jadilah sampai sekarang dia mendukung Inter Milan dan menjadi salah satu penggemar paling setia karena tak pernah ketinggalan untuk menghadiri pertandingan kandang yang dijalani skuad asuhan Simone Inzaghi.
La signora Giancarla, classe 1937, milanese, abbonata da 35 anni, arriva allo stadio due ore prima perché ha tutto il suo rituale e “l’#Inter è una cosa seria”. Evviva Giancarla, evviva i tifosi come lei. #InterAtalanta pic.twitter.com/KrUqfeWeRe
— Fabrizio Biasin (@FBiasin) September 25, 2021
Mike Kearney (Liverpool)
Mike Kearney, merupakan penggemar Liverpool yang sempat viral akibat menonton pertandingan langsung di stadion dalam keadaan buta. Ya, Mike Kearney adalah sosok penggemar yang mengaku sudah buta sejak lahir.
Dia yang sangat mencintai sepakbola, khususnya ketika Liverpool bertanding, selalu hadir ke stadion bersama dengan sepupunya yang bernama Stephen Garcia. Dalam hal ini, Stephen akan memberi tahu Mike tentang segala yang terjadi di atas lapangan.
Ketika diwawancarai BBC, Mike mengaku bahwa dia bisa merasakan atmosfer di lapangan. Dia memiliki perasaan yang sama dengan penggemar lain.
Dalam sebuah kesempatan, ketika momen menonton sepakbola nya diabadikan dalam sebuah video dan tersebar di media sosial, banyak warganet yang merasa sangat tersentuh. Banyak yang mengatakan bila sepakbola merupakan olahraga bagi semua orang, tak terkecuali Mike yang memiliki keterbatasan.
Beruntung sekali video itu viral, hingga Mohamed Salah berbaik hati menemui Mike dan Stephen.
The beautiful game ❤️
Visually impaired Mike Kearney being told Mohamed Salah had given his beloved Liverpool the lead against Napoli…
Amazing viewing 👏pic.twitter.com/HQgnmW0NwF
— Football on BT Sport (@btsportfootball) December 13, 2018
Bradley Lowery (Sunderland)
Bradley Lowery merupakan sosok suporter cilik yang mendukung Sunderland sepanjang hidupnya. Dia selalu bermimpi untuk bisa bertemu dengan seluruh pemain Sunderland dan bermain bersama di lapangan. Kesempatan itu pun akhirnya datang, ketika dirinya memang telah divonis mengidap penyakit neuroblastoma, jenis kanker langka, saat berusia 18 bulan.
Dalam sebuah kesempatan, semua bisa menyaksikan senyum sang bocah yang begitu tulus. Dia terlihat bahagia ketika bermain bersama punggawa Sunderland, terutama Jermain Defoe, di atas lapangan.
Sayangnya, Bradley Lowery tidak memiliki banyak kesempatan untuk terus mendukung Sunderland. Pasalnya, dia telah dinyatakan meninggal pada 7 Juli 2017 silam.
Sunderland yang mengetahui kabar tersebut pun turut menyampaikan bela sungkawanya. Mereka akan selalu memberi cinta dan dukungan kepada malaikat kecil yang telah menciptakan senyum bagi seluruh elemen klub.
Bradley Lowery Way leading to Sunshine Place 🥰
What a lovely way to keep him in our memories 👏🏻 pic.twitter.com/iZoUbJ4Bmw
— ⚽️ 𝑨𝒘𝒂𝒚 𝑫𝒂𝒚 𝑻𝒐𝒖𝒓𝒔 🏴 (@away_tours) October 7, 2021