TEGA BANGET! Udah Dikasih Trofi, Spurs Malah Buang Son? Ngawur!

spot_img

Ketika malam yang dingin menyelimuti San Memes, peluit panjang berbunyi dan bintang-bintang Eropa pun merunduk pada satu nama, Son Heung-min. Kapten setia, simbol perjuangan, dan wajah lama yang dihiasi senyum manis itu akhirnya bersua dengan kejayaan. Son jadi tonggak kesuksesan Tottenham dalam merengkuh gelar Europa League musim 2024/25.

Namun, setelah banyaknya tetes keringat, banyaknya emosi yang sudah terpendam, dan mimpi yang dikorbankan, Spurs justru berniat untuk melepas sang cahaya Asia. Dilansir Metro, Spurs akan mencarikan klub baru untuk penyerang asal Korea Selatan itu. Apa pun alasannya, ide ini akan terlihat aneh. 

Spurs seharusnya punya seribu alasan untuk tidak buru-buru menjual Son. Jatuhnya tega ya. Baru juga ngasih gelar juara. Kok udah disuruh pergi aja. Nggak tahu terimakasih. Dan berikut adalah alasan yang bisa mengubah pikiran Spurs untuk tidak menjual Son musim ini.

Mengapa Spurs Ingin Jual Son?

Tapi, apa sih niat Spurs buat jual Son Heung-min? Buru-buru amat. Santai dulu lah. Baru juga angkat gelar. Menurut beberapa sumber, ada faktor-faktor internal yang mendorong klub untuk melepas sang pemain. Dilansir Mirror, tujuan utama menjual Son adalah untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.

Klub kabarnya sedang merencanakan perombakan skuad besar-besaran. Dana dari penjualan Son Heung-min dapat digunakan untuk mendanai pembelian pemain baru yang lebih muda dan sesuai dengan visi jangka panjang klub. Kenapa harus sekarang? Karena Spurs takut harga Son keburu turun.

Gelar juara Europa League dimanfaatkan Spurs untuk memasang harga tinggi saat ingin menjual Son. Kabarnya, ketertarikan dari klub-klub Arab Saudi memberikan peluang bagi Spurs untuk menjual Son dengan harga yang menguntungkan. Klub-klub seperti Al-Ittihad dan Al-Hilal dikabarkan siap menawarkan nilai besar untuk mendapatkan jasa Son, yang dianggap sebagai ikon sepak bola Asia.

Selain itu, usia juga jadi faktor. Usia Son yang telah memasuki 32 tahun membuat klub berpikir untuk mendapatkan nilai transfer maksimal sebelum performanya kian menurun. Spurs ingin merombak skuad dan meregenerasi tim dengan pemain-pemain yang lebih muda. Dan Son tak masuk dalam rencana.

Kesetiaan Itu Mahal

Tapi, menurut mimin itu tidak cukup dijadikan alasan untuk melepas pemain seperti Son Heung-min. Seharusnya, Spurs punya lebih banyak alasan untuk mempertahankan Son. Setidaknya, Spurs bisa membiarkan Son tetap di tim sampai dirinya sadar bahwa ia sudah tak sanggup berkontribusi. Hanya Son yang berhak memutuskan apakah dia stay atau pergi dari Spurs.

Tentu tidak berlebihan mengatakan demikian. Karena Son bukan sekadar pemain, ia adalah simbol klub. Ia wajah Tottenham setelah kepergian Harry Kane ke Bayern Munchen. Tahun 2025 adalah tahun ke-10 ia mengenakan jersey putih-putih khas Tottenham Hotspur. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar untuk karir pesepakbola.

Jika dirinya menerima pinangan Real Madrid pada tahun 2022, mungkin Son sudah mengoleksi gelar Liga Champions dan beberapa trofi mayor lainnya seperti La Liga atau Copa Del Rey. Atau mungkin, jika Son sudah berpaling ke Manchester City tiga tahun lalu, mungkin Son sudah merasakan apa itu yang namanya treble winner dan quatrick Premier League.

Tapi Son tidak gila trofi. Sebagai warga Korea Selatan, komitmennya tinggi. Ia ingin melakukan suatu hal yang sulit diwujudkan oleh kebanyakan pemain, bahkan sekelas Harry Kane sekalipun. Yakni, meraih gelar bersama Spurs. Dan kini ia sudah mewujudkannya. Harusnya, kesetiaan Son setimpal dengan kontrak abadi dari Spurs. Dia adalah legenda klub. 

Sulit Cari Pengganti

Alasan berikutnya adalah sulitnya mencari pemain yang memiliki kualitas setara dengan Son Heung-min. Eks pemain Bayer Leverkusen itu adalah pemain yang benar-benar bagus, baik di dalam maupun luar lapangan. Tottenham pun sampai saat ini belum menunjukkan keseriusan dalam merekrut pengganti Son.

Nama-nama seperti Eberechi Eze atau Leroy Sane memang menjanjikan, tetapi belum tentu mampu mengisi kekosongan teknis dan emosional yang ditinggalkan Son. Risiko ini bisa membuat performa tim justru menurun secara keseluruhan. Mau bagaimana pun, Son adalah pemain paling konsisten yang dimiliki oleh Spurs dalam lima tahun terakhir.

Sejak musim 2019/20, Son konsisten mencetak dua digit gol di semua kompetisi. Memang, musim ini Son hanya mencetak tujuh gol di Premier League, namun dia mencetak tiga gol di Europa League, yang mana menjadikan kontribusinya sepuluh. Dua digit juga kan. Yang tak kalah konsisten adalah kemampuan supply bolanya.

Meski dianggap performa dan menit bermainnya menurun di musim 2024/25, Son tetap mampu menghasilkan 12 assist di semua kompetisi. Itu menandakan Son boleh kurang tajam, tapi insting dan kemampuan link up play-nya masih sangat bagus. Dirinya masih bisa memberikan service yang baik bagi rekan-rekan satu timnya.

Toh, siapa sih striker Spurs sekarang? Nggak ada yang bisa diandelin. Richarlison? Belum bisa menemukan konsistensinya. Dia bahkan kemungkinan bakal dilepas juga sama Spurs. Paling cuma Dominik Solanke nih. Tapi dia masih tertinggal 100 tahun dari Son. Butuh banyak pengorbanan untuk menyamai aura dan kontribusi Son di Spurs.

Kehilangan Sosok Leader

Faktor kehilangan sosok pemimpin di lapangan dan ruang ganti barangkali menjadi salah satu alasan terpenting. Poin ini bisa memperkuat pernyataan bahwa menjual Son Heung-min adalah keputusan yang berpotensi merugikan Tottenham, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Son bukanlah pemimpin yang vokal seperti Roy Keane atau Virgil van Dijk. Son adalah tipe leader yang memimpin lewat teladan, kerja keras, dedikasi, dan konsistensi yang ia tunjukkan musim demi musim. Itu membuatnya dihormati bukan hanya oleh rekan setim, tetapi juga staf pelatih dan para suporter.

Dalam ruang ganti yang mulai dipenuhi oleh pemain muda seperti Destiny Udogie, Pape Matar Sarr, dan Brennan Johnson, figur seperti Son sangat penting sebagai penstabil atmosfer dan pembimbing mental. Karena pasca-kepergian Harry Kane, Son menjadi jangkar emosional klub.

Spurs saat ini tidak memiliki banyak pemain senior dengan kapabilitas kepemimpinan alami. Cristian Romero masih temperamental, dan kapten pengganti seperti James Maddison baru satu musim di klub. Sosoknya merepresentasikan Tottenham di mata dunia. Mengganti pemimpin semacam itu tidak bisa hanya mengandalkan kualitas di lapangan saja.

Kehilangan Pasar Asia

Di luar itu, Spurs bisa kehilangan pasar yang begitu besar jika melepas Son Heung-min. Ya, Spurs bisa kehilangan fans dari Asia, khususnya Korea Selatan, negara asal Son. Pandangan klub Arab Saudi terhadap Son memang tak salah. Son adalah ikon sepakbola Asia saat ini. Bahkan, bisa dibilang Son adalah atlet Asia paling terkenal di Eropa dalam satu dekade terakhir.

Kehadiran Son di Spurs membuat Spurs dikenal luas di Korea Selatan, Jepang, Cina, hingga Asia Tenggara. Berbagai sponsor Asia pun masuk, termasuk dari Korea. Karena asosiasi langsung dengan Son. Jika Son pergi, maka Spurs akan kehilangan magnetnya. Nilai komersial Spurs di kawasan Asia berpotensi anjlok drastis.

Selama beberapa tahun terakhir, Spurs secara rutin mengadakan tur pramusim di Asia, terutama di Korea Selatan, dan selalu disambut penuh antusias. Pramusim adalah ajang meraup untung dari fans di belahan dunia lain. Kalau udah nggak ada Son, ajang ini kemungkinan bakal dihilangkan. 

Jersey dengan nama “Son” dengan nomor punggung 7 menjadi salah satu produk terlaris Tottenham. Kontribusi Son terhadap penjualan merchandise sangat besar. Khususnya di pasar Asia, di mana suporter bangga memiliki representasi benua mereka di panggung tertinggi sepakbola Eropa. 

Tanpa Son, Spurs bisa kehilangan jutaan euro dari penjualan merchandise dan negosiasi hak siar Asia yang selama ini terdongkrak oleh popularitas pemain tersebut. Para fans pun akan berpindah mengikuti sang idol. Sedangkan Spurs? Ya bakal balik ke setelan pabrik. Jadi klub Inggris biasa. Spurs kalau nggak ada Son, duh kasihannn dah. 

____

Sumber: Metro, Mirror, Fox Sport, Vnexpress

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru