Perempat Final UEL: Jalan Mudah Leverkusen Bertemu Liverpool di Final?

spot_img

“Leverkusen in the final.”

Reaksi penggemar Liverpool setelah drawing delapan besar Liga Eropa selesai. Mereka sepertinya berharap kalau Liverpool akan bertemu dengan Bayer Leverkusen di final.

Melihat drawing perempat final yang terhidang, kemungkinan itu sangat terbuka. Liverpool dan Bayer Leverkusen berada di bagan yang berseberangan.

Bukan hanya di perempat final, tapi di semifinal kedua tim ini juga tak memungkinkan bertemu. Satu-satunya tempat yang berpeluang mempertemukan kedua tim ini ya hanya di final.

Final yang Dinantikan

Apa yang ditunjukkan Bayer Leverkusen dan Liverpool di 16 besar memberi kesan bahwa sangat mungkin final akan mempertemukan keduanya. Baik Bayer Leverkusen maupun Liverpool juga sedang dalam penampilan terbaik di liganya masing-masing.

Sangat jarang kompetisi level kedua Eropa menghadirkan dua tim yang sedang dalam penampilan terbaik di liganya, khususnya di lima liga top Eropa. Di atas kertas, Bayer Leverkusen dan Liverpool terlihat seolah dua tim terbaik di kompetisi ini.

Ketika Jurgen Klopp memutuskan akan meninggalkan Anfield di akhir musim, rumor bahwa Xabi Alonso akan menggantikannya menguat. Terlepas dari apa keputusan Alonso kelak, final antara Liverpool vs Leverkusen akan menjadi semacam duel antara pelatih dan calon penggantinya.

Selain itu, final ini juga akan menjadi final Eropa pertama Xabi Alonso sekaligus bisa jadi pertandingan terakhirnya bersama Leverkusen. Di sisi lain, pertandingan final ini juga akan menjadi pertandingan terakhir Jurgen Klopp bersama Liverpool, karena mereka tidak mungkin tampil di final Piala FA. Namun, apakah itu beneran bisa terwujud?

Liverpool Harus Menghadapi Atalanta Dulu!

Agar bisa sampai ke final, Liverpool mesti mengalahkan Atalanta di perempat final. Melupakan kekalahan njelehi di Piala FA atas Manchester United dan fokus melakoni kompetisi yang tersisa. Bukan perkara mudah menghadapi tim dari Italia sekalipun ia adalah Atalanta. Setidaknya Liverpool sudah 15 kali ditaklukkan oleh tim Italia.

Ditambah Jurgen Klopp sudah lama tidak menonton pertandingan Atalanta. “Sudah 500 kali,” kata Klopp. Pertandingan Atalanta terakhir yang ditontonnya adalah ketika menghadapi Liverpool di babak penyisihan grup Liga Champions musim 2020/21 ketika kalah di markas sendiri tapi mengamuk di Bergamo.

Kebetulan selain dua pertandingan itu, Liverpool belum pernah berjumpa Atalanta. Maka dari itu Klopp tak mau jumawa. Lagi pula, bukankah ia belajar dari kekalahan atas Manchester United?

Kedua tim masih saling mengalahkan dalam dua pertemuan terakhir. Atalanta semestinya tak perlu minder menghadapi Liverpool. Itu semestinya. Tapi kenyataannya Presiden Atalanta, Antonio Percassi justru merasa tidak beruntung bertemu Liverpool. Wah, kalau begitu, bisa dong Atalanta dibikin seperti Sparta Praha?

Semifinal yang Menanti

Seandainya Liverpool mengalahkan anak asuh Gian Piero Gasperini, di semifinal lawan yang akan dihadapi antara Olympique Marseille atau Benfica. Kedua tim ini akan bentrok dulu di babak delapan besar. Marseille dan Benfica sama kuat. Punya sejarah yang luar biasa dan keduanya juga sama-sama pernah memenangkan Liga Champions.

Sayangnya, kedua tim ini belum pernah meraih gelar Liga Eropa. Jadi pertemuan nanti bukan hanya duel taktik, perang urat saraf, tapi juga pertarungan untuk membuktikan ambisi masing-masing di Liga Eropa. Terakhir kali bertemu di Liga Eropa, Marseille bertekuk lutut atas Benfica.

Klub berjuluk Les Phoceens itu kalah di babak 16 besar Liga Eropa musim 2009/10. Usai imbang di Portugal, Marseille yang diasuh Didier Deschamps kalah lewat gol pemain Benfica, Alan Kardec. Dari segi rekor pertemuan, Marseille bukan lawan sulit bagi Benfica.

Sudah lima kali kedua tim ini bertemu di semua ajang, dan Benfica sukses mengalahkan Marseille dua kali. Sementara Marseille baru sekali mengalahkan Benfica. Dari kedua tim ini, mana yang akan menjadi lawan tersulit Liverpool jika melaju ke semifinal?

Melihat rekor pertemuan, Benfica bisa merepotkan The Reds di semifinal. Sudah empat kali Liverpool dikalahkan. Terakhir kali bertemu, Benfica menahan imbang Liverpool di Anfield, 2022 lalu. Di laga itu, Darwin Nunez menunjukkan pesonanya yang bikin Liverpool terpikat. 

Nah dari sisi Marseille, tim ini mungkin akan jadi lawan mudah bagi The Reds karena sudah mengalahkannya tiga kali. Les Phoceens juga sedang dalam masa transisi pergantian pelatih dari Gennaro Gattuso ke Jean-Louis Gasset.

Marseille juga masih ngap-ngapan di kompetisi domestik. Mereka belum bisa merangsek ke lima besar. Namun, di di Liga Eropa, mantan juara Villarreal dilibas 4-0. Inilah alarm bahaya bagi Liverpool, bahkan Benfica.

Leverkusen, Kalahkan West Ham Dulu!

Di lain sisi, jalan yang sedikit terjal harus dilewati Bayer Leverkusen sebelum benar-benar menemani Liverpool sparing di final Liga Eropa. Di perempat final, Leverkusen sudah harus menghadapi West Ham.

The Hammers tak bisa diremehkan. Anak asuh David Moyes sudah teruji ketangguhannya di level Eropa. Bahkan mereka bisa menciptakan keajaiban dengan meraih gelar Liga Konferensi Eropa musim lalu.

Musim ini West Ham juga bermain ngeri di Liga Eropa. Freiburg saja dibantai 5-0 di London. Leverkusen perlu berhati-hati ketika melawat ke markas West Ham. Apalagi West Ham sangat paham sepak bola Jerman karena menjadi tim yang paling sering menghadapi tim Jerman dari semua tim di Eropa. Total West Ham sudah bertemu 13 tim Jerman.

Selain itu, mewaspadai taktik Moyes juga perlu. Xabi Alonso kerap lengah ketika melawan tim yang anti-tesis dengan taktiknya. Ia perlu belajar bagaimana dulu Mourinho mengalahkannya karena Moyes akan melakukan hal yang sama. 

Bermain penguasaan bola sama sekali bukan gaya Moyes. West Ham lebih sering menunggu, sedangkan Leverkusen asuhan Alonso sering kesulitan melawan tim yang bermain begitu.

AC Milan atau AS Roma di Semifinal?

Jika lolos ke semifinal, Leverkusen dihadang oleh tim yang levelnya lebih tinggi: AS Roma atau AC Milan. Benar, performa kedua tim secara keseluruhan musim ini tidak terlalu bagus. Namun, tetap saja Giallorossi dan Rossoneri akan menguji seberapa cerdas Xabi Alonso.

Roma datang ke perempat final membawa keyakinan penuh. Modalnya kemenangan telak 4-1 atas Brighton and Hove Albion. Ya, Brighton! Tim yang gaya bermainnya hampir serupa dengan Bayer Leverkusen. Disamping itu, Roma sedang dalam tren positif sejak ditukangi Daniele De Rossi. Tim ini bahkan terus mendekat ke empat besar Serie A.

Calon lawan lainnya, AC Milan juga ancaman serius. Setelah bilang nyerah di Serie A, Stefano Pioli mungkin akan mengusahakan gelar Eropa bagi para fans. 

Tapi sebelum itu sesama wakil Italia mesti bertikai dulu. Duel antara Milan dan Roma adalah pertarungan yang luar biasa klasik. Pemenangnya akan menjadi harapan Italia di kompetisi Eropa.

Siapa pun itu, baik Milan atau Roma, tidak ada yang lebih mudah bagi Leverkusen. Die Werkself pernah takluk atas AS Roma. Kekalahan itu menjadi kenangan buruk yang menghantui Alonso. Leverkusen juga punya rekor menyedihkan atas AS Roma. Dari enam pertemuan, Die Werkself cuma memenangkannya sekali.

Walau begitu, setidaknya Xabi Alonso tak buta dengan kekuatan AS Roma. Berbeda kalau menghadapi AC Milan. Selama memulai karier sebagai pelatih, Alonso belum pernah melawan Milan. Bahkan belum ada satu hari di mana Alonso beradu taktik dengan Stefano Pioli. Rossoneri juga belum menjajal Bayer Leverkusen sepanjang sejarahnya.

Bayer Leverkusen vs Liverpool adalah final yang dinanti-nantikan. Kendati belum tentu final ideal. Untuk sampai ke sana, mereka harus melalui jalan yang sebetulnya mudah, tapi bisa saja antiklimaks. Jadi, football lovers siap menyambut kedua tim ini di final Liga Eropa musim ini?

Sumber: FourFourTwo, ThisIsAnfield, LiverpoolFC, ESPN, OneFootball, WhuFC, MSN, EuroCupsHistory

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru