NGERI! Bundesliga Musim Depan Punya 8 Pelatih Muda Berbakat

spot_img

Teringat lirik lagu band Superman is Dead, “kita muda, beda, dan berbahaya”. Ya, jangan sekali-kali menyepelekan kekuatan pemuda. Bung Karno saja pernah bilang, beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncang dunia.

Bundesliga musim depan kebetulan akan kebanjiran pelatih muda berbakat. Sembilan pelatihnya bahkan masih berusia 45 tahun kebawah. Mereka punya semangat yang sama untuk mengguncang Bundesliga. Lalu siapa saja mereka?

Edin Terzic

Signal Iduna Park kini punya idola baru, ia bernama Edin Terzic. Pelatih 41 tahun keturunan Yugoslavia ini dulunya hanyalah seorang fans “Yellow Wall” Dortmund. Tak menyangka dengan kerja kerasnya, ia kini banyak dielu-elukan publik Signal Iduna Park sebagai pahlawan.

Terzic adalah pelatih muda yang mau berproses. Karier Terzic dulunya di Dortmund hanyalah sebagai pemandu bakat di tahun 2010. Ia juga pernah melatih tim muda Dortmund di tahun 2013. Sebelum ditunjuk jadi pelatih tahun 2022 lalu, ia sebelumnya juga sempat jadi asisten pelatih dan direktur teknik Dortmund.

Dari segi pencapaian, memang musim lalu Dortmund gagal dibawanya juara Bundesliga. Namun sama sekali nggak ada cacian maupun juga tagar Terzic Out. Ya, meski publik Signal Iduna Park kecewa, mereka tetap setia pada Terzic.

Musim ini Terzic menjawab kesetiaan fans Dortmund tersebut dengan pencapaian yang tak terduga. Ia menyamai pencapaian Jurgen Klopp, yakni mengantarkan Die Borussen ke final UCL. Terlepas meraih trofi atau tidak, fans Yellow Wall akan tetap bangga padanya. Musim depan, Terzic siap mengguncang Bundesliga dengan amunisi dan taktik yang lebih matang. Mereka tak mau lagi kalah saing dengan Leverkusen dan Munchen.

Xabi Alonso

Selain Terzic, pencapaian fantastis lain musim ini telah ditunjukan pelatih muda lainnya Xabi Alonso. Siapa yang mengira Leverkusen diantarkan pelatih 43 tahun itu jadi juara Bundesliga untuk pertama kalinya.

Die Werkself tak hanya sekadar jadi kampiun Bundesliga, namun mereka banyak menuai rekor. Seperti halnya rekor tak terkalahkan terpanjang dalam sejarah sepak bola Eropa dengan 50 laga.

Xabi Alonso mencapai ini semua bukan tanpa sebab. Ia bekerja keras sejak musim lalu membangun tim ini. Sama seperti Terzic, ia adalah pelatih muda yang mau belajar. Musim ini beberapa transfernya terbukti sukses. Pola tiga bek-nya yang diterapkan sejak musim lalu juga makin matang.

Selain itu, mentalitas yang diterapkan Xabi juga jadi kunci sukses Leverkusen musim ini. Mentalitas tersebut terbukti di beberapa laga mereka meraih poin di menit akhir. Sampai-sampai, dikenal istilah “Xabi Time”.

Musim ini mereka berpotensi mengakhiri musim dengan julukan “Invincible Treble”, yang artinya jadi juara di tiga ajang berbeda tanpa terkalahkan. Wow, kalau itu bisa terwujud, akan jadi catatan sejarah yang susah digapai tim manapun. Beruntung bagi Leverkusen, musim depan Xabi nggak jadi pergi. Ya, bukan tidak mungkin Bundesliga musim depan akan mereka kuasai kembali.

Ole Werner

Tak menyangka pemuda 36 tahun yang pernah jadi tukang kebun di Sydney Australia bernama Ole Werner kini sukses jadi dewa penolong Werder Bremen. Ole datang di Bremen saat masih berlaga di Bundesliga 2, akhir tahun 2021 lalu. Namun ia sudah mampu membawa klub berjuluk Die Grünweißen tersebut promosi ke Bundesliga tahun 2022.

Musim lalu Werner menunjukan tajinya sebagai pelatih muda berbakat di Bundesliga. Legenda Bremen Clemens Fritz mengatakan meski Ole termasuk pelatih muda, namun ia tak terlalu berambisi dalam hal taktik. Hal itu tercermin dari penerapan taktiknya yang sederhana dan tak banyak berubah sejak musim lalu yakni dengan formula tiga bek.

Salah satu pencapaian terbaik Ole yang terbukti musim lalu, adalah menduetkan bomber Niclas Fullkrug dan Marvin Ducksch. Duet tersebut menjadi salah satu duet tersubur Bundesliga musim lalu.

Musim ini, meski ditinggal Fullkrug ke Dortmund, Bremen ditangan Ole masih terbukti stabil. Bremen masih berada di papan tengah Bundesliga. Bahkan, mereka sempat membuat kejutan saat mengalahkan Munchen di Allianz Arena. Ya, musim depan bukan tidak mungkin Bremen dibawah Ole akan ciptakan kejutan lain di Bundesliga.

Julian Schuster

Setelah sepuluh tahun menjadi pemain Freiburg, tak menyangka musim depan Julian Schuster yang masih berusia 39 tahun akan ditunjuk sebagai pelatih utama Freiburg menggantikan Christian Streich.

Sebelum ditunjuk jadi pelatih, Schuster ini ternyata sudah sejak 2018 dipercaya sebagai asisten pelatih sekaligus pemandu bakat Freiburg. Ia belajar jadi pelatih dari pengalaman tersebut. Selama ia bertugas, ia dianggap sukses menjadi sosok kunci dalam menjalankan transisi pemain muda dari akademi ke tim utama Freiburg. Contohnya gelandang Freiburg sekarang, Merlin Rohl.

Selain itu, hubungan dekatnya dengan para pemain seperti Christian Gunter dan Nicolas Hofler juga jadi kelebihannya. Ya, menarik untuk melihat gebrakan pelatih 39 tahun tersebut musim depan di Bundesliga. Bisakah ia melebihi pencapaian Christian Streich?

Sebastian Hoeneß

Di Bundesliga, ada pelatih keponakan dari mantan presiden Munchen, Uli Hoeneß. Ia bernama Sebastian Hoeneß. Ia masih berusia 42 tahun, dan baru menukangi Stuttgart sejak April 2023 lalu. Pencapaian fantastis Hoeneß musim lalu yakni membawa Stuttgart selamat dari jeratan degradasi lewat jalur playoff setelah mengalahkan Hamburg.

Musim ini ternyata pencapaian Hoeneß lebih mengejutkan lagi. Ia mampu menyulap Stuttgart yang tadinya klub papan bawah, menjadi klub penghuni tiga besar Bundesliga. Salah satu kunci kesuksesannya musim ini, adalah mempertajam lini depan mereka. Duet striker Sehrou Guirassy dan Denis Undav jadi momok menakutkan bagi para lawan di Bundesliga musim ini.

Dortmund, Munchen, musim ini takluk di tangan pasukan Hoeneß. Leverkusen juga hampir saja kalah kalau nggak ciptakan gol di menit akhir. Menarik untuk dinanti langkah Stuttgart musim depan bersama Hoeneß. Mereka juga akan tampil di UCL lho musim depan. Ya, bakal menjadi musim yang berat bagi pelatih 42 tahun tersebut.

Dino Toppmoller

Kalau Sebastian Hoeneß adalah ponakan mantan presiden Munchen, Bundesliga juga punya pelatih yang merupakan anak dari mantan legenda Jerman, Klauss Toppmoller. Ia bernama Dino Toppmoller. Usianya masih 43 tahun. Ia menangani Frankfurt sejak Juli 2023 menggantikan Oliver Glasner.

Musim ini Dino dianggap sukses meneruskan legacy yang ditinggalkan Glasner. Frankfurt musim ini terbukti masih bercokol di papan atas Bundesliga, yakni peringkat enam. Artinya satu tempat di ajang Eropa seperti Europa League masih bisa mereka dapat musim depan.

Dengan gaya mainnya yang agresif, bahkan Bundesliga.com menganggap Dino seperti Hansi Flick yang baru. Meski banyak dipuji, namun sempat muncul kabar tak mengenakan bahwa ia akan diberhentikan sebagai pelatih Frankfurt.

Pasalnya ada beberapa fans yang kecewa saat Freiburg gagal di ajang DFB Pokal dan Conference League musim ini. Namun pihak klub telah mengatakan, bahwa memecat pelatih yang baru semusim tidaklah mudah. Pihak Freiburg musim depan tetap akan mempertahankan Dino.

Marcel Rapp

Satu hal yang mengejutkan Bundesliga musim depan yakni akan ada klub bernama Holstein Kiel. Klub yang baru promosi ke Bundesliga pertama kalinya ini, dilatih oleh pelatih muda 45 tahun bernama Marcel Rapp.

Rapp ini seperti pelatih muda lainnya pada umumnya yang mau berproses. Bayangkan, ia sudah meniti karier untuk menjadi pelatih sejak tahun 2013. Di usia 34 tahun, ia sudah menjadi pelatih di tim Hoffenheim muda.

Rapp baru mengambil alih jabatan sebagai pelatih Kiel sejak tahun 2021 lalu. Saat ia mengambil alih, Kiel masih berada di papan bawah Bundesliga 2. Namun perlahan Rapp dengan pengalaman dan gaya sepakbola menyerangnya yang agresif, bisa membawa Kiel bangkit.

Dengan sepakbola agresif, Kiel musim ini terbukti lebih produktif dengan ciptakan 63 gol daripada klub promosi lainnya St Pauli (60 gol). Gaya sepakbola yang dibawa Rapp, menurut Total Football Analysis termasuk konsep yang menarik dan punya fondasi yang kokoh. Menarik untuk dilihat, bagaimana gaya Rapp tersebut akan diterapkan di Bundesliga musim depan. Mampukah Rapp membawa Kiel mengejutkan Bundesliga?

Fabian Hurzeler

Selain Rapp, Bundesliga musim depan juga kedatangan klub baru yakni St Pauli. Klub yang identik dengan tengkorak tersebut punya pelatih muda berbakat bernama Fabian Hurzeler. Menariknya, pelatih kelahiran Houston Amerika ini bakal dinobatkan jadi pelatih termuda Bundesliga musim depan, karena usianya yang baru 31 tahun. Ya.. 31 tahun.


Musim lalu Hurzeler ditunjuk sebagai pelatih St Pauli menggantikan Timo Schutz yang dipecat karena St Pauli hampir terdegradasi dari Bundesliga 2. Hurzeler yang sebelumnya hanya jadi asisten Schultz, terbukti bisa mengangkat St Pauli dengan terhindar dari degradasi musim lalu. Bahkan St Pauli bisa nangkring di posisi lima klasemen Bundesliga 2.

Musim ini St Pauli tambah perkasa di bawah kendalinya. Hurzeler makin matang secara taktik. Gaya mainnya juga banyak dianggap mirip dengan gaya De Zerbi di Brighton.

Ya, menarik untuk melihat kiprah pelatih termuda yang banyak disebut media Jerman sebagai “The New Nagelsmann From America” ini. Hurzeler bertekad membawa St Pauli tak hanya sekedar numpang lewat di Bundesliga

Sumber Referensi : bundesliga, goal.com, bundesliga, getfootballnewsgermany, bundesliga, totalfootballanalysis, bundesliga

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru