Publik sepak bola Indonesia saat ini bisa berbangga melihat pemainnya banyak bermain di luar negeri. Baik yang sekadar merantau di negeri tetangga hingga yang bermain di kompetisi antarklub Eropa.
Namun, dahulu pernah ada pemain Timnas Indonesia yang tak hanya bisa bermain abroad, tapi juga berprestasi dan menjadi legenda di klubnya. Mereka berdua adalah Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy. Dua pemain yang diboyong dari Persija ini sudah dianggap sebagai legenda dari klub Malaysia, Selangor. Lantas, kenapa bisa seperti itu? Mari kita bahas sama-sama.
Daftar Isi
Kepindahan Keduanya dari Persija
Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy datang ke Selangor pada tahun 2005 dari Persija Jakarta. Selangor sendiri, sebenarnya sudah sejak lama mengincar Bambang Pamungkas. Striker hasil didikan Diklat Salatiga ini diincar oleh Selangor sejak dirinya membobol gawang Timnas Malaysia di ajang Piala AFF 2002. Kala itu, gol semata wayang Bepe di semifinal tersebut berhasil memupuskan asa Harimau Malaya melaju ke final.
Keinginan Gergasi Merah untuk mendatangkan Bepe tersebut akhirnya baru terwujud beberapa tahun setelahnya. Sementara untuk Elie Aiboy, kedatangannya ke Selangor sejatinya tak pernah direncanakan. Ia berhasil memikat hati Datuk Haji Hamidin, presiden Gergasi Merah yang kala itu sedang memantau Bepe untuk diboyong.
“Pada saat saya main lawan Persijatim di Lebak Bulus, saya tidak bikin gol, tapi saya mengumpan tiga gol, tiga-tiganya untuk Bambang Pamungkas,” ujar Elie Aiboy di kanal Youtube Persija Jakarta.
Namun uniknya, Elie malah dikira sebagai pemain asing oleh Datuk Hamidin. Presiden Selangor yang sudah berkomunikasi dengan Bepe langsung bertanya kepadanya soal Elie. “Bepe, Itu pemain asing kah, yang nomor delapan itu? Nigeria kah atau dari mana?’, tanya Datuk Hamidin. Mendengar pertanyaan tersebut, sontak Bepe langsung tertawa.
Kemudian Bepe menjelaskan bahwa Elie bukan orang asing, dia orang Indonesia dari Papua. Akhirnya, Datuk Hamidin langsung menanyakan soal Elie kepada pihak Persija. Bang Yos yang kala itu merupakan bos Persija, tanpa basa-basi melepas pilar utamanya ke Selangor. Bos Persija itu lebih rela kehilangan keduanya untuk pergi ke luar negeri ketimbang melihat mereka bermain untuk tim lawan di Liga Indonesia.
Membawa Selangor Kembali Ke Atas
Sesampainya di Malaysia, Bepe dan Elie mendapatkan tugas yang sangat berat, yakni mengembalikan Selangor ke kasta teratas sepak bola Malaysia. Selangor sendiri termasuk klub yang terdegradasi tahun 2003 karena reformasi sistem kompetisi di Malaysia. Sejak tahun 2004, Malaysia Super League diciptakan sebagai kompetisi teratas Malaysia menggantikan Premier League yang kemudian menjadi kasta kedua.
Nah, Selangor sendiri termasuk delapan klub yang terdegradasi ke kasta kedua. Sebab, musim pertama Super League, hanya terdiri dari delapan klub saja. Padahal di musim sebelumnya ada 16 klub yang berlaga di kasta tertinggi. Setelah gagal meraih promosi pada 2004, Selangor merombak timnya dan menunjuk Dollah Salleh sebagai pelatih. Termasuk mendatangkan dua bintang Indonesia Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy.
Tanpa basa-basi, di laga pertamanya, Bepe langsung mencetak sebuah gol. Pemain yang mengidolai Carlos Valderrama tersebut hanya butuh waktu 8 menit untuk memperkenalkan diri ke khazanah sepak bola Malaysia. Di akhir laga, Bepe dan Elie berhasil membuat Selangor menang 4-1 atas Melaka.
Selama satu musim di Liga Premier itu, Bepe berhasil menjadi top skor kompetisi dengan 23 gol. Jumlah ini mengungguli duetnya di Selangor, Brian Fuentes, dan nama-nama yang kelak bakal bersinar di Liga Indonesia seperti Christian Bekamenga dan Roman Chmelo. Sementara Elie Aiboy, menjadi winger lincah yang menjadi penyuplai baik Bepe maupun Brian Fuentes.
Selangor akhirnya menjadi juara kompetisi Premier League setelah mengalahkan Negeri Sembilan 4-2 lewat babak pertambahan waktu. Selangor yang hampir kalah berhasil comeback dan Bepe menjadi salah satu aktor yang mencetak gol di babak pertambahan waktu tersebut.
Treble!
Jika kalian berpikir, “Ah itu mah gampang, kan mainnya di kasta kedua,” tolong dijaga dulu otaknya. Di musim ini, Selangor tak hanya menjadi juara Premier League, tapi juga menyapu bersih Piala FA dan Piala Malaysia. Alias, mereka berhasil menyapu bersih semua kompetisi yang diikutinya dan meraih tiga trofi dalam satu musim! Prestasi yang sangat sulit untuk diikuti oleh pemain Indonesia lain.
Di Piala FA, Selangor harus menghadapi peringkat tiga Super League musim 2005, yakni Perak. Jika hanya dilihat secara kasta, keduanya memang beda jauh, tapi kalau segi kualitas, boleh diadu. Di hadapan publik Stadion Shah Alam, Bepe menunjukkan kelasnya. Laga baru berjalan 8 menit, jala Perak sudah ia jebol. Pemain lincah ini tidak sedang main-main.
Elie Aiboy pun ikut-ikutan di menit ke-24. Di akhir laga, Bepe mencetak gol sekali lagi sehingga membuat laga berakhir 4-2 untuk kemenangan Gergasi Merah. Selain mencium sebuah trofi, di akhir laga Bepe juga mengantongi gelar top skorer kompetisi.
Puncaknya adalah final Piala Malaysia yang waktunya sekitar seminggu setelah mereka berpesta di Shah Alam. Yang lebih epik, laga final yang kebetulan melawan juara Super League 2005 ini merupakan panggungnya Bepe dan Elie. Duo Indonesia ini menggila di final kompetisi cup paling tua di Asia ini. Asal kalian tahu saja, kompetisi yang sudah digelar sejak 1921 ini merupakan ajang yang sangat bergengsi di Malaysia.
Di hadapan Stadion Nasional Bukit Jalil, Bepe dan Elie menaklukkan juara Super League dengan skor 3-0. Kenapa yang disebut hanya Bepe dan Elie? Ya karena semua golnya diciptakan oleh Bepe dan semua assist-nya berasal dari Elie.
Hebatnya lagi, Bepe jadi top skor lagi! Meski, 7 golnya tersebut sebenarnya setara dengan rekannya, Brian Fuentes. Ini adalah momen ketika bendera Indonesia Bepe kibarkan di tengah lapangan markas Harimau Malaya.
Menjadi Legenda dan Menginspirasi
Sayangnya, kegemilangan Selangor di 2005 tak bisa diulangi pada 2006. Meski mereka bisa menembus babak delapan besar AFC Cup, Selangor malah kembali terdegradasi sebagai juru kunci. Tapi uniknya, Selangor menjadi klub dengan produktivitas nomor dua bersama TM Malaka dengan 31 gol. Bepe menjadi pencetak 11 gol di antaranya dan menjadi top skorer ketiga.
Sementara, catatan kebobolan Selangor menjadi yang terburuk di liga. Gergasi Merah terbobol 46 kali. Artinya, bukan Bepe dan Elie yang jelek, tapi pertahanan Selangor yang terlampau busuk.
Setelah musim 2006 berakhir, kontrak Bepe dan Elie habis. Keduanya kembali ke Indonesia. Meskipun Bepe sebenarnya diincar oleh Kedah dan Elie juga sempat akan ditarik kembali ke Selangor pada 2007. Pada akhirnya, mereka menjadi legenda bagi Selangor. Keduanya sangat dicintai.
Bahkan wajah mereka sampai dijadikan mural di Stadion Shah Alam, sebelum stadion itu diambrukkan pada pertengahan 2024. Di mural itu juga terdapat satu pemain Indonesia lain, yakni Andik Vermansah. Pemain yang juga berprestasi bersama Selangor, mengikuti jalan Bepe dan Elie.
Sekadar fun fact, selain Bepe, Elie, dan Andik, ternyata dahulu ada orang Indonesia yang juga berhasil meraih Piala Malaysia bersama Selangor. Orang itu bernama Ristomoyo Kassim. Beliau adalah orang Indonesia pertama yang berkarir di Malaysia dan meraih Piala Malaysia pada edisi 1986.
Sumber: Goal, Detik, Persija, Indosport, Kompas, TVOneNews, dan Vocket FC