Nike, Adidas, dan Puma Berebut Jadi Sepatunya Haaland

spot_img

Saat bursa transfer, semua klub berebut tanda tangan Erling Braut Haaland. Ketika bursa transfer selesai, giliran para apparel berburu kaki Haaland. Mereka berlomba-lomba untuk menaruh sepatunya di kaki pemain Norwegia tersebut.

Kini Haaland memang sedang dalam perburuan sepatunya. Banyak brand kenamaan yang mengincar kaki Haaland. Adidas, Puma, dan Nike adalah kandidat terkuat. Ketiganya berburu tanda tangan Haaland. Perburuan sepatu bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng.

Sebab, umumnya seorang pesepakbola akan menjalin kerja sama dengan brand kenamaan. Katakanlah Cristiano Ronaldo yang kakinya begitu akrab dengan Nike. Lionel Messi yang sedang menghabiskan masa-masa hebatnya beralas kaki Adidas.

Selain dua pemain tadi, Toni Kroos juga bisa menjadi contoh. Pemain Real Madrid itu sangat konsisten memakai sepatu Adidas Adipure Pro 11 sejak 2013. Mereka konsisten memakai satu brand di sepatunya.

Kendati itu berbeda dengan jalinan kerja sama apparel dan klub tempat si pemain yang bersangkutan. Mengapa demikian? Karena pemain biasanya memiliki kerja sama khusus soal sepatu. Nah, kasusnya Erling Haaland ini berbeda. Ia sepertinya belum menjalin kerja sama dengan siapa pun sejak musim 2022/23 bergulir.

Kontrak Haaland dengan Nike Habis

Erling Haaland sejatinya sudah menjalin kerja sama dengan apparel Nike untuk sepatu. Kerja sama itu bahkan sudah terjalin sejak sang pemain baru mulai menetas di klub Norwegia, Molde. Sejak usia 14 tahun, Haaland selalu memakai sepatu Nike.

Namun, kontraknya habis pada Januari 2022. Yup, benar awal tahun ini. Dan sepertinya, Haaland masih belum memperpanjang kontraknya. Jika dulu ia bisa dikontrak dalam waktu panjang. Kini Haaland bisa meminta kontrak dengan jangka waktu relatif pendek, katakanlah setahun.

Haaland bisa melakukan itu, karena ia adalah pesepakbola top. Memiliki masa depan yang panjang. Dan tentu saja, menjadi bidikan brand-brand olahraga kenamaan. Haaland tentu tidak akan dengan mudah menjalin kerja sama jangka panjang dengan satu brand saja. Sementara, Nike siap memperpanjang kontraknya.

Kontroversi Memakai Brand yang Berbeda

Lantaran kontraknya dengan Nike habis dan belum kunjung diperpanjang, Haaland memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai brand yang berbeda-beda. Gelagat semacam itu sudah terlihat sejak menjelang awal musim 2022/23 bergulir.

Pada saat pertama kali datang ke Manchester City, dan tampil di video pengenalannya, Erling Haaland mengenakan sepatu Puma Ultra. Kita tahu, Puma adalah sponsor resmi klub. Puma sudah bekerja sama dengan City Football Group sejak 2019.

Namun, ketika tur pra musim ke Amerika Serikat, sepatu yang dipakai Haaland beda lagi. Pada waktu menghadapi Bayern Munchen di Amerika, dan mencetak gol, Haaland mengenakan sepatu Adidas X Speedportal. Ia kemudian memakai sepatu itu kembali saat Manchester City kalah atas Liverpool di Community Shield.

Melakoni laga debut Premier League musim 2022/23, saat menghadapi West Ham, Haaland melakukan sesuatu yang mengundang komentar. Ketika berjalan di Stadion London, markasnya West Ham, Haaland memakai jaket latihan merek Adidas, tapi ketika bertanding menggunakan sepatu Nike Mercurial Vapor 14.

Tentu apa yang dilakukan Haaland memancing reaksi banyak orang. Apalagi sudah mafhum diketahui bahwa Nike dan Adidas “haram” dipadukan. Dilansir The Athletic, Haaland mengaku mendapat komentar bernada kebencian karena perpaduan dua brand tersebut. Meski ia tidak terlalu memperhatikannya dan cenderung santai.

“Itu hanya untuk bersenang-senang. Itu adalah Hoodie yang bagus dan saya mendapatkan beberapa pasang Nike Jordan, jadi saya memakainya bersama-sama (dengan Adidas),” kata Haaland.

Apakah Itu Boleh?

Kerja sama Haaland dengan Nike memang sudah berakhir awal tahun ini. Namun, Nike masih berusaha untuk menandatangani kembali kontrak dengan Haaland. Meski mereka juga harus bersaing dengan Adidas dan Puma. Pertanyaannya, apakah kemudian yang dilakukan Haaland dengan memadukan dua brand berbeda boleh?

Artikel The Athletic menjelaskan hal itu. Pada prinsipnya, setelah pemain tidak terikat kerja sama, atau belum diperpanjang, atau setelah berakhir, biasanya ada periode hak pencocokkan. Umumnya enam bulan. Namun, itu bergantung pemain dan merek yang bersangkutan.

Itu berarti pemain hanya bisa berbicara dengan merek lain ketika kesepakatan berakhir. Jika merek saingan membuat tawaran dalam periode pencocokkan itu, maka merek lama mesti mengizinkan pemain untuk mencocokkannya. Kira-kira mana yang akan dipilih pemain.

Pakar Industri Olahraga yang diwawancara The Athletic, Michele Rinchiuso mengatakan, pemain bebas mengenakan sepatu merek apa pun yang mereka inginkan. Asalkan belum ada tawaran formal dan kontrak dengan brand lama sudah berakhir.

Daya Pikat Haaland

Sebagai pesepakbola profesional yang kini tengah naik daun, Erling Haaland memiliki daya pikat yang luar biasa. Di satu sisi, apparel membutuhkan brand ambassador baru.

Direktur pendiri program gelar master dalam bisnis dan manajemen dari Universitas Liverpool, David Cockayne mengatakan kerja sama atlet dan brand ini sudah berkembang. Dilansir The Athletic, Cockayne bilang, kerja sama bukan hanya menempatkan logo dan produk.

“Hari ini lebih efektif. Brand menganggap atlet sebagai pemberi pengaruh, bukan hanya kisah yang mereka ceritakan,” kata Cockayne.

Sosok Erling Haaland memiliki hal itu. Cockayne mengatakan, Haaland adalah seorang pemain yang masih muda. Kariernya baru dimulai dan masih panjang perjalanannya. Maka dari itu, Haaland bisa menarik audiens yang lebih muda. Jika sebuah brand bisa mengikatnya, itu akan memberi mereka umur panjang karena memungkinkan untuk menjangkau lebih banyak orang.

Penting bagi sebuah brand untuk memilih terbaik dari yang terbaik. Jika sebuah merek atau apparel tidak memiliki atlet yang beresonansi dengan pasar, dan punya pengaruh satu generasi, maka itu sangat beresiko. Sebuah merek bisa menginvestasikan tak sedikit uang, tapi tidak ada yang membeli produk.

Erling Haaland bisa menjawab hal itu. Sebetulnya, selain Haaland masih ada Kylian Mbappe. Nike beruntung bisa mendapat tanda tangan Mbappe yang bisa jadi proyek jangka panjang.

Namun, sebagaimana kata Rinchiuso di The Athletic, untuk seorang yang levelnya superstar yang potensinya di pasar sama seperti Messi dan Ronaldo, untuk 10 tahun ke depan adalah Erling Haaland.

Bagaimana Haaland Akan Menjalin Kerja sama?

Disamping itu, Haaland sangat cerdik. Ia mencoba merek yang berbeda untuk mengukur yang dikatakan audiensnya tentang sepatu yang dipakai. Apakah pengikut Haaland akan meminta dirinya menandatangani kontrak dengan Nike lagi? Atau mencoba merapat ke Adidas?

Beberapa sumber menyebutkan, Haaland tidak akan menandatangani kerja sama jangka panjang dengan brand sampai 10 tahun. Namun, ia kabarnya akan mempertimbangkan kontrak empat tahunan. Dilansir The Athletic, ia akan menerima pembicaraan dari para brand jika ada yang berani menawar 15 juta poundsterling (Rp262,7 miliar).

Namun, beberapa menyoroti bahwa perusahaan akan lebih cerdas dalam menggunakan uang mereka pasca pandemi Covid-19. Well, intrik yang diciptakan Haaland dengan memakai tiga merek yang berbeda di pekan-pekan terakhir, jelas akan menguntungkan dirinya.

Itu akan melihat apakah ada yang berani merebut tanda tangan Haaland? Tidak ada yang pasti. Bahkan Puma yang secara resmi menjalin kerja sama dengan City Football Group sejak 2019, dengan nilai 650 juta poundsterling (Rp11,5 triliun) pun, belum memenangkan hak eksklusif sang superstar masa depan.

https://youtu.be/8Ur6U1fYOLE

Sumber: TheAthletic, Goal, TheSun, INFNews, Fandom

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru