Naturalisasinya Dikebut! Pembuktian Cinta Kevin Diks pada Timnas Indonesia?

spot_img

Jika kalian mendapat waktu luang selama empat tahun, apa yang akan kalian lakukan? Mengambil gelar Sarjana? Mengkredit sepeda motor? Atau mengisi posisi ketua umum Federasi Sepakbola Indonesia. Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dalam kurun waktu segitu. Tapi, yang dipilih orang-orang di PSSI justru agak lain.

Dalam jangka waktu empat tahun, PSSI malah pilih untuk berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Yap, dalam waktu empat tahun, PSSI menanti kesanggupan Kevin Diks untuk dinaturalisasi. Itu bukan waktu yang sebentar, karena dalam jangka waktu yang sama, sepakbola Indonesia sudah jauh berubah. Udah main di Piala Asia dan sudah banyak mendatangkan pemain-pemain keturunan Grade A.

Lantas, apa yang membuat PSSI mau menunggu dan apa yang membuat Kevin Diks akhirnya mau menerima pinangan Indonesia? 

Sejak 2020

Tayangnya foto Kevin Diks yang bersalaman dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bak sebuah klimaks yang sudah lama tertahan. Bagaimana tidak? Karena kekuatan foto jabat tangan itu setara dengan kalimat mantra Fabrizio Romano, “Here We Go”. Jika pemain diaspora sudah foto sama Erick, maka bisa dipastikan kalau pemain itu akan berseragam merah putih.

Kemunculan foto ini juga jadi kabar yang melegakan bagi sejumlah fans Timnas Indonesia. Bagi mereka yang sudah mendukung tim nasional sejak era kepemimpinan Iwan Bule, pasti sudah tahu kalau Kevin Diks ini bukan nama baru. Shin Tae-yong sudah menginginkan Kevin sejak awal kedatangannya di Indonesia, tepatnya tahun 2020.

Dilansir Sport Detik, saat dihubungi oleh perwakilan PSSI, Kevin Diks menyatakan terbuka untuk membela Timnas Indonesia. Namun, dalam prosesnya, ada beberapa kendala yang mengakibatkan prosesnya ditunda.

Gara-gara Yunus Nusi

Menurut PSSI, posisi Kevin Diks sebagai bek kanan dirasa tidak memiliki urgensi yang begitu tinggi. Karena saat itu, PSSI juga sudah menghubungi Sandy Walsh. PSSI era Iwan Bule juga tidak mau terlalu banyak menambah pemain keturunan, itu berkaca pada keturunan-keturunan sebelumnya.

Selain itu, PSSI juga memprioritaskan pemain-pemain muda. Sedangkan Kevin Diks, dirasa terlalu “tua” untuk masuk ke tim nasional kelompok umur. Hal ini diungkapkan oleh Plt Sekjen PSSI kala itu, Yunus Nusi. Dirinya berdalih kalau PSSI lebih memprioritaskan untuk menambah pemain-pemain yang usianya di bawah 20 tahun. Sedangkan Kevin, kala itu sudah berusia 24 tahun. 

Pernyataan ini cukup sulit untuk dipahami. Jika alasannya demikian, mengapa PSSI tetap melanjutkan proses naturalisasi Jordi Amat dan Sandy Walsh? Akibatnya, banyak spekulasi liar yang muncul soal batalnya naturalisasi Kevin Diks. Ada yang bilang kalau STY tiba-tiba mencoret nama Kevin dan menggantikannya dengan Ragnar Oratmangoen.

Karir Kevin Diks Melejit

Di sisi lain, Kevin Diks yang tak patah arang melanjutkan karirnya di Eropa. Sempat gagal total dan dibuang sana-sini oleh Fiorentina, akhirnya pemain yang memiliki darah Maluku itu bergabung dengan FC Copenhagen pada musim panas 2021. Raksasa Denmark itu kepincut performa Kevin saat menjalani masa peminjaman di Aarhus GF semusim sebelumnya.

Kevin adalah definisi sebenarnya dari bek sayap modern. Di musim perdananya bersama Copenhagen, Kevin jadi bagian penting skuad asuhan Jess Thorup. Kevin bahkan tampil sebanyak 39 kali di semua kompetisi termasuk laga Copenhagen di Conference League.

Dengan catatan enam gol dan sembilan assist, Kevin Diks mengakhiri musim 2021/22 dengan gemilang. Ia jadi bagian dari skuad Copenhagen yang membawa pulang trofi Liga Denmark ke Parken Stadium. Kesuksesan pemain yang mengidolai Dani Alves ini pun mendunia hingga akhirnya tersiar sampai Indonesia. Narasinya jelas, “Pemain Keturunan Indonesia Juara Liga Denmark”.

Giliran Kevin yang Tolak PSSI

Shin Tae-yong yang melihat kesuksesan dan kehebatan Kevin Diks di Eropa mulai menekan PSSI untuk kembali menghubunginya. Bermodalkan muka temboknya, Federasi Sepakbola Indonesia pun kembali menghubungi nomor Kevin. Segala bentuk rayuan pun dikeluarkan oleh perwakilan PSSI kala itu, Hasani Abdulgani. Namun, di saat PSSI sibuk menjilati ludahnya sendiri, Kevin Diks sudah punya prioritas lain.

Entah seolah ingin balas dendam atau masih ada sedikit sakit hati, kini giliran Kevin Diks yang tidak mengindahkan pendekatan PSSI. Gelar bersama FC Copenhagen telah membuka mata dari pemain yang sangat menyukai musik-musik dari Beyonce itu. Karir yang terus memuncak bikin Kevin menomorduakan Indonesia. Ia percaya bahwa suatu saat nanti Timnas Belanda akan memanggilnya.

Selain itu, orang tua Kevin Diks masih ragu dengan nasib anaknya jika melepas paspor Belanda. Itu karena Indonesia bukan negara yang menganut kewarganegaraan ganda. Perlu diketahui, Indonesia memang cukup ketat untuk urusan status dwi kewarganegaraan. Kalau dwi, dwi, yang lain sih masih bisa dibicarakan. Dwifungsi jabatan misalnya.

Tampil di Liga Champions

Kevin Diks pun dengan sopan menolak pinangan PSSI. Dirinya memilih untuk fokus meningkatkan kualitasnya bersama Copenhagen agar bisa membela Timnas Belanda. Setelah menjuarai Liga Denmark musim 2021/22, Kevin secara reguler tampil di skuad utama Copenhagen. Ia bahkan kembali membantu klubnya mempertahankan gelar liga di musim 2022/23.

Selain itu, Kevin Diks juga jadi rutin bermain di kompetisi-kompetisi Eropa macam Conference League dan Liga Champions. Di kompetisi itu ia berkesempatan main lawan klub-klub top Eropa seperti Borussia Dortmund, Manchester City, Manchester United, hingga Bayern Munchen.

Pemain yang mengaku tidak suka baca buku ini, bahkan jadi bagian penting saat Copenhagen mempermalukan Manchester United di babak penyisihan Grup A Liga Champions 2023/24. Bermain di Parken Stadium, Bruno Fernandes cs dibuat bertekuk lutut usai kalah dengan skor 4-3.

Total, pemain yang kini sudah berusia 28 tahun itu sudah mengantongi 17 penampilan di Liga Champions. Catatan itu jelas lebih “marvelous!” dari bek kebanggaan Negeri Jiran yang selalu dibanding-bandingkan dengan Kevin, Dion Cools. Karena ia cuma punya sembilan caps di UCL.

Bujukan Erick

Komunikasi Kevin Diks dan PSSI pun sempat terputus usai penolakan itu. PSSI lebih memprioritaskan nama-nama lain untuk dinaturalisasi. Apalagi ketika kepemimpinan PSSI beralih ke tangan Erick Thohir. PSSI jadi makin gencar memulangkan pemain-pemain diaspora. 

Jay Idzes, Thom Haye, hingga yang terbaru Mees Hilgers dan Eliano Reijnders jadi hasil kerja Erick selama kurang lebih satu tahun setengah menjabat di PSSI. Kemampuan negosiasi dan koneksinya di Eropa telah membantu Shin Tae-yong untuk mendapatkan pemain-pemain keturunan Grade A.

STY yang masih penasaran sama Kevin Diks pun akhirnya meminta Erick untuk kembali menggoda Kevin. “Kalau Hilgers mau, Kevin pasti bisa dilobi juga nih,” Begitu kira-kira isi hati STY. PSSI yang juga dibantu oleh netizen Indonesia, terus membujuk Kevin agar mau menanggalkan status kewarganegaraan Belanda-nya. 

Komunikasi yang dibangun kembali oleh Erick dan kolega pun dirasa berhasil mengetuk hati kecil Kevin. Eks Feyenoord itu pun akhirnya memasang bendera Indonesia di bio Instagram dan memesan tiket penerbangan ke Jakarta guna merampungkan tahap akhir negosiasi dengan PSSI.

Kenapa Indonesia?

And Boom! terciptalah foto jabat tangan yang menggemparkan jagad media sosial itu. Foto tersebut menandai dimulainya proses naturalisasi Kevin. Bahkan usai dilantik, Menpora Dito Ariotedjo langsung berkomunikasi dengan Menkumham, Yusril Ihza Mahendra untuk mengebut proses naturalisasi sang pemain. Lantas, mengapa setelah 4 tahun akhirnya Kevin mau membela Timnas Indonesia?

Alasan paling utama adalah soal peluang membela Timnas Belanda. Di usianya yang sudah 28 tahun, kemungkinan untuk membela Belanda sangat kecil. Kevin sedikit kecewa kepada KNVB yang mengabaikannya. Padahal dirinya sudah berusaha maksimal untuk tampil apik di Liga Champions. Selain itu, masih banyak keuntungan yang ditawarkan PSSI jika Kevin bermain untuk Timnas Indonesia. 

Dari mulai uang insentif, popularitas, hingga kontrak-kontrak eksklusif dari beberapa brand ternama di Indonesia. Dirinya juga bisa “jualan” konten dengan membuka konten berbayar di Instagram pribadinya. Tapi, yang terutama adalah panggilan hati. Ia ingin membantu tanah leluhurnya agar mendunia. Ia ingin mengantarkan Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.

Sumber: Suara, Sport Detik, Jawapos, CNN Indonesia

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru