Real Madrid sedang jadi buah bibir. Bukan karena gagal memetik kemenangan dan posisinya di puncak klasemen disalip Barcelona. Kalau itu mah, biasa. Tapi tim yang satu ini digosipkan ingin pindah ke liga di negara lain. Ya, kamu tidak salah dengar.
Real Madrid punya rencana untuk keluar dari La Liga atau Liga Spanyol. Mengapa mereka berencana begitu? Lantas, bisakah Real Madrid mengungsi dari negaranya sendiri? Kalaupun misalkan bisa, ke mana Real Madrid akan pindah? Ke Liga Kamboja atau ke Liga Singapura yang sedang butuh peserta?
Daftar Isi
Real Madrid Dituduh Merusak Kompetisi
Mula-mula dari bibir licin Presiden La Liga, Javier Tebas. Belum lama ini Tebas tanpa tedeng aling-aling mengklaim, Real Madrid, tim yang membanggakan Liga Spanyol itu, berniat merusak La Liga. Tuduhan itu didasari atas sikap Madrid yang enggan menghadiri sebuah pertemuan penting.
Pertemuan itu dihadiri oleh Komite Wasit, La Liga, perwakilan dari Federasi Sepak Bola Spanyol atau RFEF, dan seluruh klub profesional. Nah, Los Blancos satu-satunya yang absen di pertemuan itu. Real Madrid, menurut Tebas, juga selalu playing victim, hadir di pertemuan tidak.
Tebas juga menyayangkan sikap Real Madrid atas kasus Negreira yang sedang menjerat Barcelona. Katanya, Madrid ini mencoba membesar-besarkan masalah itu, hanya untuk menyerang kompetisi. Masih menurut Tebas, Real Madrid telah membuat analisis yang buruk atas kasus Negreira.
“Mereka ingin merusak La Liga. Mereka tidak punya pilihan lain selain melakukan manuver ini,” kata Tebas dikutip beIN Sports.
Masalah di Laga Melawan Espanyol
Benarkah klaim tersebut? Perseteruan antara La Liga dan Real Madrid sejatinya membesar setelah laga menghadapi Espanyol, 2 Februari lalu. Di laga tersebut Los Galacticos kalah 1-0 dari Espanyol. Real Madrid merasa dirugikan atas kekalahan itu.
Mereka melayangkan protes atas keputusan wasit yang, menurut mereka, telah melakukan manipulasi. Tidak cuma itu, Real Madrid juga menuding La Liga adalah kompetisi yang penuh kepalsuan. Setidaknya demikian yang dilaporkan Eurosport. Lalu ke mana Real Madrid menyampaikan keluhan itu kalau ini berkaitan dengan kompetisi?
Benar, ke RFEF. Selain itu Real Madrid juga mengadukan masalah ini ke Dewan Tinggi Olahraga Spanyol. Sebelum mengadukan ini, Carlo Ancelotti juga memberi pernyataan kalau keputusan yang diambil wasit dan VAR di laga itu, sulit dijelaskan. Maksudnya berarti, Don Carlo merasa keputusan itu tidak dapat diterima.
🗣️ Carlo Ancelotti: “Why Real Madrid complained against the referees? Something unexplainable happened in Espanyol match and what the club is asking for is an explanation.” pic.twitter.com/9QqQVy0kHS
— Madrid Zone (@theMadridZone) February 4, 2025
Real Madrid Dikeroyok
Jelas kan sekarang, kalau protes Real Madrid tersebut membuat La Liga meradang. Coba bayangin, otoritas tertinggi yang memayungi sebuah klub, dibegitukan, dituduh macam-macam, oleh klub yang dipayunginya sendiri. Yang cukup lucu di sini, tuduhan Real Madrid sebenarnya direspons.
Melalui apa? Ya, pertemuan tadi. RFEF, perwakilan klub, dan Komite Wasit mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti aduan Real Madrid. Tapi yang mengirim aduan malah tidak hadir dalam pertemuan itu. Kontan saja Los Merengues berubah citranya menjadi public enemy di sepak bola Spanyol.
La Liga Watch: Referees Muñiz Ruiz and Iglesias Villanueva were removed from their Copa del Rey match this week as ‘punishment’ following their decisions in Real Madrid vs. Espanyol match, in addition of the heavy pressure from Real Madrid.
— @partidazocope pic.twitter.com/TIF8Bs8Haw
— Barça Universal (@BarcaUniversal) February 3, 2025
Buntutnya, selain La Liga, klub-klub Spanyol ikut mengutuk Real Madrid. Malahan, legenda Barcelona, Gerard Pique juga tak ketinggalan mengambil kesempatan untuk nimbrung. Dilansir Goal, mantan suami Shakira ini mengecam keputusan Madrid yang mengajukan keluhan pada wasit.
Pique merasa, ini bukan waktu yang tepat buat menyerang La Liga. Real Madrid juga seharusnya sadar, mereka juga adakalanya diuntungkan wasit. Pique juga mengambil kesempatan ini untuk mengkritik Real Madrid, dengan bilang mereka sukses karena membeli pemain mahal, berbeda dengan Barca yang sukses dengan pemain akademi.
Ancam Keluar dari La Liga
Setelah dikeroyok sana-sini, Real Madrid merasa tak lagi mendapat keadilan di La Liga. Belum lama ini, Real Madrid juga menyesalkan keputusan wasit yang mengacungkan kartu merah ke Jude Bellingham di pertandingan melawan Osasuna.
Real Madrid juga marah betul pada Javier Tebas. Di mata Los Blancos, pria kelahiran Kosta Rika itu memimpin seluruh tim buat menyatakan perang pada Real Madrid. Akhirnya isu Real Madrid akan keluar dari La Liga pun muncul. Para fans mendesak agar Madrid meninggalkan La Liga.
🚨 Real Madrid are considering trying to QUIT Spanish football for another league in protest at the leadership of La Liga president Javier Tebas and biased refereeing decisions.
(Source: @SPORT) pic.twitter.com/ylaFvZ45Ck
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) February 17, 2025
Mereka mendorong agar Madrid bisa pindah ke Bundesliga, Serie A, maupun Ligue 1. Isu kepindahan Los Blancos ke liga lain ini persis yang pernah terjadi pada kira-kira 2021 lalu. Waktu itu muncul rumor kalau Real Madrid akan pindah ke Liga Primer Inggris, tapi rumor itu dibantah Florentino Perez.
Saat ini Perez belum membantah isu tersebut. Bisa jadi Perez yang sudah sering menanam ketegangan dengan Javier Tebas, akan beneran menindaklanjuti rencana untuk keluar dari Liga Spanyol. Tapi apakah itu mungkin? Maksudnya, apakah bisa sebuah klub pindah liga?
Bisa Saja, Tapi Sangat Sulit
Sulit menemukan klub yang migrasi liga. Sepanjang sejarah boleh jadi tidak ada. Yang ada, dari awal klub tersebut sudah tidak bermain di negaranya sendiri. Ambil contoh FC Vaduz. Klub ini sebetulnya berbasis di Liechtenstein namun bermain di Liga Sepak bola Swiss. Hal itu karena Liechtenstein tidak punya liga.
Jika Federasi Sepak Bola Liechtenstein memiliki liga sendiri, FC Vaduz memenuhi syarat untuk pindah. Jika demikian bisa dikatakan Vaduz bukan pindah, tapi pulang ke asal. Tim-tim dari Wales seperti Cardiff City, Wrexham, dan Swansea City juga sedari orok sudah bermain di Inggris.
Andaipun pindah ke Liga Wales, yang sebenarnya sudah ada sejak 1992, ketiga klub itu bisa. Tapi Liga Wales tidak sekuat Liga Inggris, dan mungkin sebab itu mereka bertahan di piramida kompetisi Liga Inggris. Nah, jika pindah, atau dalam konteks Real Madrid keluar dari liga negaranya, itu bisa-bisa saja. Namun prosesnya rumit. Bahkan boleh jadi nyaris mustahil dilakukan.
Pertama, mereka harus mendapat lampu hijau dari La Liga. Los Blancos sedang bermasalah dengan La Liga, bagaimana mereka mendapat izin? Mungkin akan lebih mudah jika La Liga sendiri yang mengusir Real Madrid. Tapi apakah itu mungkin? Nanti kita bahas.
Yang kedua, kepindahan Real Madrid harus disetujui oleh FIFA. Dan, untuk mendapatkan approval dari FIFA, Los Blancos mesti meminta izin dulu dari UEFA, konfederasi di mana tempat Real Madrid tinggal. Memperoleh izin dari UEFA tidak akan mudah. Sama sekali tidak mudah.
Terlebih Los Blancos juga berseteru dengan UEFA. Ingat proyek Liga Super Eropa? Itu siapa yang mempelopori? Ya Florentino Perez.
Si quedaba algún motivo para no abandonar la UEFA, hoy desapareció por completo.
Es una obligación del Real Madrid abandonar esa institución putrefacta para montar una Superliga pura e inmaculada.
La gota que colmó el vaso. pic.twitter.com/m4uEadAbeT
— El Inmortal 🇪🇸 (@ElInmortal____) October 28, 2024
La Liga Rugi Jika Madrid Pergi
Walaupun Real Madrid bermusuhan dengan La Liga, tapi sepertinya La Liga tidak akan semudah itu mengusir mereka, atau mengizinkan mereka pergi. Madrid kan juga sumber uang La Liga!
Awal tahun 2025, Real Madrid adalah klub yang memuncaki Football Money League dan menjadi klub pertama yang meraih pendapatan 1 miliar US Dolar atau sekitar Rp16,2 triliun. Kamu tahu seberapa banyak itu? Ya kira-kira kalau dibelikan koyo cabe, semua punggung orang Indonesia panas.
🚨 Real Madrid have made history financially: They are now the 1st club in history to surpass 1 Billion Euros in operating income. @marca @Football_BM pic.twitter.com/xOm6Lmg3Wg
— Madrid Xtra (@MadridXtra) January 22, 2025
La Liga, sebagai tempat di mana Los Blancos berkompetisi, tentu saja kecipratan uang itu. Kalau dirinci semua kebanyakan, kita ambil satu contoh saja, yakni pendapatan hak siar. Pendapatan hak siar TV Real Madrid merupakan yang terbanyak kedua di La Liga pada musim 2023/24.
Musim itu, Barcelona, yang berada di posisi puncak pendapatan hak siar TV La Liga, memperoleh 162,49 juta euro (Rp2,76 triliun) dari hak siar TV. Sementara Real Madrid meraup pendapatan sebesar 159,55 juta euro (Rp2,71 triliun) dari hak siar televisi.
Itu dari segi finansial. Dari segi citra, Real Madrid selalu menyelamatkan citra sepak bola Spanyol lewat prestasi-prestasi yang direngkuh, seperti di kompetisi Liga Champions maupun Piala Dunia Antarklub.
Well, menurut football lovers, masih mungkin nggak Real Madrid keluar dari La Liga, untuk pindah ke liga terbaik di dunia dan barangkali, satu-satunya liga yang menggabungkan seni kungfu dan sepak bola?
Sumber: Sportes, Eurosport, ESPN, AS, beinSPORTS, Goal, Tribuna, Forbes, CBS