Mees Hilgers Ancam Posisi Rizky Ridho di Timnas Indonesia? Ngaco!

spot_img

“Tapi dengan sekarang sudah ada Idzes, menurut lo, Mees Hilgers akan menggeser siapa?” Justinus Lhaksana suatu kali ditanya di sebuah podcast. Pundit masyhur pujaan banyak orang itu dengan tegas menjawab, “Rizky Ridho.” Alasannya Ridho beda level dengan Hilgers.

Pernyataan itu ada benarnya. Namun, tak sepenuhnya benar. Kalau dari segi liga tempat bermain, tentu kita sepakat bahwa level Eredivisie dan Liga Indonesia bagai sidratul muntaha dan kerak bumi. Tapi soal kelayakan buat Timnas Indonesia, entar dulu.

Rizky Ridho yang lama mengisi posisi bek tengah tak bisa asal disingkirkan. Hilgers memang berpengalaman di Eropa, tapi Ridho punya kemampuan yang membuatnya sulit digeser oleh pemain berdarah Manado tersebut.

Apa itu? Let’s go kita bahas.

Kemampuan Mees Hilgers

Mees Hilgers anugerah bagi FC Twente dan Indonesia. Di era sepak bola modern sekarang ini, kebutuhan akan pemain yang sanggup mengambil lebih dari satu peran sangat tinggi. Namun, ketersediaannya hampir terbatas. Di stok yang terbatas itu, Hilgers salah satunya.

Sejumlah perusahaan statistik telah membahas bagaimana kemampuan Hilgers. Starting Eleven Story juga pernah menguliknya. Bahwa Hilgers adalah bek yang tak cuma terampil menjaga pertahanan, tapi juga berkali-kali menceburkan diri dalam permainan, termasuk saat menyerang.

Terlibat Permainan

Catatan Scouting Stats menunjukkan bahwa akurasi umpan Hilgers mencapai 88,8%. Angka yang tinggi untuk seorang pemain belakang. Selain itu, setengah lebih umpannya adalah umpan progresif. Artinya, umpan Hilgers adalah umpan yang menghasilkan serangan.

Selain keterlibatannya membantu permainan lewat umpan, Hilgers sering menyuguhkan kemampuan dribble-nya. Mengutip data FotMob, setidaknya delapan kali Hilgers mengemas dribble sukses musim lalu di Eredivisie. Saking seringnya terlibat permainan, pertahanan lawan pun bak taman bermain bagi Hilgers.

Di FotMob, selama bermain di Eredivisie musim lalu, Hilgers mencatatkan 28 sentuhan di kotak penalti lawan. Ngeri bukan? Padahal Hilgers pemain bertahan, lho. Namun, keterlibatan Hilgers di lini serang mesti dilihat juga konteksnya. Mengutip The Analyst, FC Twente termasuk tim yang paling sering mendapatkan bola mati.

Nilai pengharapan gol melalui set piece-nya pun tinggi, yakni 11,11. Kerap mendapat bola mati membuka kesempatan Hilgers buat sering naik ke sepertiga pertahanan lawan. Bek seperti Harry Maguire hingga Willian Pacheco dan Hamka Hamzah pun kerap melakukan hal serupa.

Mengancam Siapa?

Timnas Indonesia sendiri sudah punya bek yang kemampuannya 11-12 dengan Hilgers. Bang Jay itu kurang canggih apa? Musim lalu, saat masih bermain di Serie B, Jay Idzes bahkan sanggup mengemas 18 sentuhan di dalam kotak penalti lawan.

Untuk tim kecil seperti Venezia dan untuk ukuran seorang bek, angka itu lumayan tinggi. Soal progresi umpan? Jay Idzes jagonya. Di Serie B musim lalu, akurasi umpan Bang Jay menyentuh 89,1%. Lebih baik dari Mees Hilgers.

Di timnas, statistik Idzes juga menyilaukan mata. FotMob mencatat, selama Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, akurasi umpan Idzes mencapai 83%. Melihat statistik ini, Hilgers mustahil menyingkirkan Bang Jay dari skuad utama. Membaca taktik Shin Tae-yong yang ogah ambil resiko dalam dua laga terakhir, mustahil ia akan memilih Hilgers ketimbang Idzes.

Justru yang terancam posisinya adalah Justin Hubner. Pemain Wolves ini jarang mendapat menit bermain di klubnya. Sulit dimengerti mengapa Shin Tae-yong memainkannya di laga melawan Australia. Di laga itu Hubner malah kena kartu kuning.

Ketimbang Rizky Ridho dan Jay Idzes, Hubner punya rating terendah (7,1) menurut FotMob di laga tersebut. Di laga melawan Filipina di putaran kedua pun demikian. Hubner kena kartu kuning dan menjadi bek tengah dengan rating terburuk (7,4) dibandingkan Ridho dan Idzes.

Sorry to say buat fansnya Hubner. Pemain ini juga akurasi umpannya tak bagus-bagus amat. Karena nyaris tidak pernah bermain di level klub, kita ambil dari statistik kala memperkuat timnas saja. Sejauh ini akurasi umpan Hubner selama membela Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia tak lebih dari 81,8%.

Sudahlah akurasi umpannya kurang, kemampuan bertahan Hubner tak menggigit sama sekali. Catatan FotMob memperlihatkan bahwa Hubner rata-rata hanya memenangkan 1,8 duel dan 1 intersep per 90 menit selama membela Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia.

Bagaimana dengan Rizky Ridho?

Hilgers lebih mungkin menggantikan posisi Hubner ketimbang Rizky Ridho. Apalagi Shin Tae-yong adalah pelatih yang bekerja based on data. Ia juga sosok yang egaliter. Selama ini pun walau kedatangan banyak pemain dari luar negeri, Ridho masih diandalkan pelatih berpaspor Korea Selatan itu.

Ha gimana? Ridho memang bek yang bagus, je! FIFA saja mengakui kehebatan Rizky Ridho. Kalau dibandingkan Mees Hilgers? Karena tidak mito to mito membandingkan statistik antara Rizky Ridho dan Mees Hilgers di klub, kita akan lihat statistik Ridho selama di Timnas Indonesia lalu membandingkannya dengan penampilan Hilgers di FC Twente.

Ya, memang tidak apple to apple juga. Tapi minimal biar tidak ada yang sinis dan bilang bahwa Liga Indonesia nggak bisa diadu sama Eredivisie. Makanya kita akan melihat performa Ridho di tim nasional, di mana ia menghadapi para pemain yang sekurang-kurangnya mendekati kualitas pemain yang dihadapi Hilgers di Eredivisie.

Selama Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Ridho mempertontonkan kepiawaiannya sebagai Alessandro Bastoni-nya Timnas Indonesia. Kemampuan membaca permainan dan bertahannya sangat baik. Selain itu, sedikit demi sedikit, Rizky Ridho juga terlatih dalam membantu serangan.

Lebih Baik dari Hilgers

Selama memperkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ridho punya akurasi umpan 75,7%. Sekalipun kecil, angka itu naik dari 73,6% di Piala Asia 2023. Lagi pula soal progresi serangan, Shin Tae-yong bisa mengandalkan Jay Idzes. Atau kalau membangun serangan bertahap dari belakang, sang pelatih terbiasa mengandalkan gelandang seperti Thom Haye.

Jadi, walaupun kalah dalam akurasi umpan dari Hilgers, posisi Ridho harusnya tetap aman. Apalagi dari segi keahlian bertahan, Ridho banyak mengungguli Hilgers. Lihat saja, persentase tekelnya selama di Kualifikasi Piala Dunia sangat tinggi, yakni 70%. Hilgers cuma 61,5% di Eredivisie.

Itu baru tekel. Ridho juga khatam urusan duel. Di Kualifikasi Piala Dunia, persentase memenangkan duel pemain Persija itu menyentuh 64%. Hilgers musim lalu hanya 53,2% di Eredivisie. Musim ini malah lebih rendah lagi, yakni 47,4%.

Tekel menang Ridho, duel Ridho juga unggul, apa lagi? Duel udara? Betul bahwa Hilgers memiliki tinggi 185 cm, dua sentimeter lebih tinggi dari Rizky Ridho. Tapi di Eredivisie musim lalu, persentase kemenangan duel udara Hilgers hanya 46,3%, musim ini lebih rendah yakni 44,4%.

Di sisi lain, selama membela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia, Ridho punya persentase memenangkan duel udara di angka 71,4%. Angka itu hampir dua kali lipat lebih tinggi dari Mees Hilgers. Namun, harus dipahami bahwa Ridho dipaksa bekerja keras karena Timnas Indonesia sering diserang.

Kerja keras dan pengalaman bikin Ridho tak gampang digantikan oleh Hilgers di starting line up. Mungkin justru Hilgers-lah yang akan jadi pelapis Ridho, bukan sebaliknya. Sampai sini pendapat Bung Ropan bahwa Ridho tetap akan dipertahankan di jantung pertahanan timnas meski ada Hilgers, sangat relevan.

Sumber: OffsideDuo, Bolacom, Kumparan, TheAnalyst, IDNTimes, BungRopan

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru