Marotta vs Cherubini, Tokoh Dibalik Transfer Inter Milan dan Juventus

spot_img

Juventus sukses mendatangkan Dusan Vlahovic dari Fiorentina, sedangkan di Milan, Robin Gosens berhasil diboyong Inter dari Atalanta. Keduanya sama-sama didatangkan di menit-menit akhir bursa transfer musim dingin.

Uniknya lagi, orang di balik transfer keduanya memiliki hubungan. Federico Cherubini di kubu Bianconeri yang berhasil memenangi perguruan Vlahovic ternyata merupakan asisten orang di balik transfer Inter. Orang itu adalah Giuseppe “Beppe” Marotta.

Marotta dan Cherubini menjalin hubungan ketika keduanya bertugas di Juventus. Cherubini adalah asisten Marotta. Namun Marotta kemudian dibajak Inter, dan Cherubini lah yang menggantikannya.

Kisah dua orang ini kemudian berlanjut di klubnya masing-masing. Dan hal itu membuat keduanya jadi seperti bersaing karena Juventus dan Inter adalah rival di Serie A. Padahal dulu, hubungan antara keduanya ibarat “bapak dan anak”.

Marotta dan Cherubini di Juventus

Marotta awalnya memegang Juventus dari tahun 2010. Ia menjalin hubungan yang harmonis dengan Presiden Juventus, Agnelli. Meskipun tugasnya ketika itu cukup berat. Marotta diminta meremajakan skuad Juventus yang terkenal sudah uzur, tapi dengan dana terbatas.

Namun, Marotta sudah terlanjur dikenal jago melakukan hal itu. Seperti misalnya ketika di Sampdoria di musim sebelumnya. Marotta bahkan sukses membuat Sampdoria masuk empat besar dan melenggang ke Liga Champions.

Menariknya, ketika bergabung Juventus, Marotta membajak Fabio Paratici dari Sampdoria ketika itu. Paratici ini jago menilai talenta dan Marotta sendiri lebih fokus ke jaringan dan keuangan atau negosiasi. Paratici inilah yang mengangkat Cherubini sebagai asistennya di Juventus ketika itu, tentu atas persetujuan Marotta.

Hubungan antara Marotta dan Cherubini ini lahir pada tahun 2012, ketika Cherubini diambil oleh Juve dari Foligno, atas saran Paratici, untuk menemukan bakat-bakat muda.

Kombinasi Trio Marotta, Paratici dan Cherubini selama di Juventus banyak mendatangkan pemain selama kurun waktu enam tahun dari 2012-2018.

Beberapa pemain seperti Lichtsteiner, Pirlo, Vidal, Pogba, Vidal, Tevez, Khedira, Mandzukic, Dani Alves, Patrice Evra maupun Bonucci sukses didatangkan Bianconeri. Juventus seketika selama 6 tahun bisa back-to-back scudetto. Bahkan sempat masuk dua kali final Liga Champions. Iya, final.

Tapi seiring berjalannya waktu, kombinasi trio itu pun pecah. Transfer saga Cristiano Ronaldo ke Juventus menjadi sebab. Ketika itu Paratici yang mengusulkan langsung kepada Presiden Agnelli untuk membeli Ronaldo tanpa sepengetahuan Marotta. Marotta pun merasa marah kepada Paratici dan akhirnya Marotta mengundurkan diri hanya dua bulan sejak kedatangan Ronaldo.

Marotta pindah ke Inter

Tapi tak butuh lama bagi Marotta mendapat pekerjaan baru. Rekam jejak Marotta di Juventus menarik atensi pemilik Inter, Steven Zhang untuk menggunakan jasa Marotta sembari berharap sentuhan magisnya dapat mengubah roda nasib Inter.

Giuseppe “Beppe” Marotta pun akhirnya dibajak oleh Inter Milan. Marotta ditunjuk sebagai Chief Executive Officer Olahraga Inter yang baru pada Desember 2018. Dengan posisi tersebut, Marotta bakal mempertanggungjawabkan pekerjaannya secara langsung kepada Zhang.

Dalam beberapa musim terakhir, langkah penguatan skuad yang dilakukan Inter adalah merekrut pemain-pemain dengan harga murah atau lewat pakem “Inter Formula”.

Cara ini adalah berupa proses peminjaman pemain dalam jangka waktu tertentu yang diikuti dengan berbagai klausul, entah ditebus pada akhir musim atau setelah si pemain merumput sekian kali berdasarkan perjanjian yang disepakati.

Awalnya, kedatangan Marotta diiringi dengan kesulitan keuangan. Hal berbeda saat di Juventus yang di musim pertamanya, Marotta belum mampu berbicara banyak dalam bursa transfer. Inter pun hanya duduk di posisi empat klasemen.

Sampai pada musim 2019/2020 Marotta memanggil Antonio Conte untuk melatih Inter. Hasilnya, Inter mampu mendatangkan beberapa pemain apa yang dimau Conte, seperti Victor Moses, Diego Godin, Ashley Young, Christian Eriksen, Romelu Lukaku. Inter pun mampu menduduki posisi runner up ketika itu.

Pada musim 2020/2021, Marotta dan Conte langsung gerak cepat beroperasi di bursa transfer demi membenahi kedalaman skuad Inter. Inter mendapatkan lagi pemain seperti Achraf Hakimi, Aleksandar Kolarov, Stefano Sensi dan Nicolo Barella yang akhirnya dipermanenkan, ditambah Arturo Vidal serta Matteo Darmian. Inter pun melesat dan meraih scudetto musim itu mengalahkan dominasi Juventus.

Melanjutkan kesuksesan atau mempertahankan juara bagi Marotta tidaklah gampang di Inter. Inter dilanda krisis dari sang pemilik, Suning Group pada awal musim 2021/2022. Marotta pun hanya diberikan dana sedikit untuk beroperasi di bursa transfer. Terlebih Marotta juga ditinggal pergi sang pelatih Antonio Conte.

Hal itu disiasati dengan penjualan yang cerdas dari Marotta. Penjualan Romelu Lukaku, Achraf Hakimi, Matteo Politano, Antonio Candreva mampu menutupi krisis keuangan inter.

Marotta menambal skuad hanya dengan mendatangkan Edin Dzeko dari AS Roma sebagai pengganti Lukaku, Denzel Dumfries dari PSV menggantikan posisi Hakimi, dan Hakan Calhanoglu dari AC Milan sebagai pengganti Eriksen di tengah. Bahkan di Januari 2022 Marotta mendapatkan wing back Atalanta asal Jerman, Robin Gosens.

Kualitas Marotta terlihat jelas saat mendatangkan Dumfries dan Gosens. Keduanya sudah hampir habis kontrak dan berhasil didapatkan dengan transfer di bawah harga dan gaji yang kompetitif.

Paling tidak sampai sekarang Inter bersama Marotta masih mampu bersaing di jalur scudetto dan bahkan menjadi calon kuat juara musim 2021/2022.

Cherubini Jadi Penerus Marotta di Juventus

Hal lain di Turin terjadi setelah kehilangan Marotta, dan kemudian kehilangan Paratici yang terbang ke Spurs. Juventus akhirnya menunjuk Federico Cherubini mantan tangan kanan Marotta dan Paratici di Juventus sebagai direktur sepakbola di bawah CEO, Arrivabene.

Cherubini akan bertanggung jawab atas semua pembicaraan transfer dan administrasi di sektor transfer.

Pada awalnya Cherubini diminta Marotta untuk ikut pindah ke Inter pada 2018. Akan tetapi Cherubini tidak menerimanya. Dia setia pada jalur pertumbuhannya di Juventus. Cherubini membawa banyak keahlian di Juventus. Ia berperan penting dalam pembentukan skuad muda U-23 Juventus.

Pada awal kariernya sebagai direktur di Juventus, Cherubini disambut dengan kepergian Ronaldo ke Manchester United pada detik terakhir transfer, sehingga belum cukup waktu untuk mencari penggantinya.

Belum banyak yang bisa dinilai dari Cherubini. Akan tetapi, operasi transfer mendadak Cherubini sedikit mampu menjadi parameter awal penilaian transfer Cherubini seperti mendatangkan Kaio Jorge, Moise Kean, dan Locatelli.

Transfer Kaio Jorge terjadi karena kejelian Cherubini dan manajemen. Kaio yg harga pasarannya 10-12 juta euro berhasil didatangkan seharga 1,5 juta euro. atau sekitar Rp 24 miliar

Untuk Moise Kean, Cherubini tidak dapat berbuat banyak. Dia harus secepat mungkin mendatangkan pemain untuk dapat mengisi slot yg ditinggalkan Cristiano Ronaldo.

Transfer Locatelli menjadi yang luar biasa. Pemain muda yg menjadi andalan di lapangan tengah Timnas Italia ini bisa datangkan dengan opsi pinjaman selama dua tahun dan klausul kewajiban pembelian. Pinjaman dua tahun ini menciptakan ruang yang memungkinkan untuk mendatangkan pemain lainnya.

Alhasil, Juventus pun berhasil membajak Vlahovic dari Fiorentina. Juve pun membajak Vlahovic dengan mahar senilai 75 juta euro atau senilai Rp 1 triliun. Vlahovic menjadi pembelian mahal pertama Cherubini.

Dari beberapa kebijakan transfer yang dilakukan antar Marotta dengan Cherubini, ada banyak kesamaan, yaitu melakukan transfer dengan pertimbangan harga yang murah atau kalau tidak ya pinjaman, serta pandai dalam melihat potensi pemain bintang yang dibayar dengan mahal juga.

Cherubini hampir dianggap sebagai “pewaris” tahta alami bagi Marotta, tidak hanya di kalangan Juventus, tapi dalam gagasan sepak bola Italia. Keduanya sangat meningkatkan pasar transfer di Italia dengan filosofi transfer mereka.

Tak jarang mereka sekarang berkompetisi di bursa transfer dengan adu gengsi, seperti contoh ketika Cherubini mampu mendatangkan Vlahovic dengan headline yang merebak di berbagai media Italia, Marotta pun tidak tinggal diam, Marotta menyelipkan headline kecil di beberapa media dengan transfer Robin Gosens.

https://youtu.be/CEn5UUhvAXA

Sumber Referensi : firstsportz, juvefc, italy24news, ilbianconero

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru