Kongkalikong FIFA dan Qatar Demi Piala Dunia U-17

spot_img

Tamak dan serakah adalah sifat yang dilarang di dalam agama mana pun. Setiap manusia pasti sudah tahu, bahwa dua penyakit hati itu akan menimbulkan dosa besar. Namun, dua sifat tersebut mungkin kini cocok untuk menggambarkan Qatar dalam dunia sepakbola.

Perhatikan saja deh, di beberapa event FIFA, yang ditunjuk jadi tuan rumah pasti Qatar lagi, dan Qatar lagi. Hey FIFA, memangnya nggak ada negara lain? Tahun 2025 Qatar kembali ditunjuk sebagai host Piala Dunia U-17 2025. Yang lebih hebohnya lagi, Qatar akan jadi tuan rumah selama lima tahun beruntun. Wow.. Gila! Bagaimana bisa ini terjadi?

Format Piala Dunia U-17 Diubah

Pada tahun 2024, FIFA telah resmi memutuskan untuk mengubah kalender Piala Dunia U-17 dari turnamen dua tahunan, menjadi turnamen yang diselenggarakan setiap tahun sekali. Perubahan itu akan dimulai di edisi ke-20, yang akan berlangsung pada 2025.

Pascal Zuberbuehler, anggota Grup Studi Teknis (TSG) FIFA, menuturkan bahwa, perubahan kalender Piala Dunia U-17 ini ditujukan untuk memberikan kesempatan lebih kepada pemain muda di bawah 17 tahun tampil di turnamen tingkat dunia secara terus-menerus tiap tahun. Menurutnya, pengalaman bermain di turnamen internasional secara rutin, akan membantu mengembangkan karier sang pemain di masa depan.

Selain diubah kalendernya, Piala Dunia U-17 juga sudah disepakati FIFA akan diubah dari segi jumlah peserta. Yang tadinya pesertanya cuma 32 menjadi 48. Menurut FIFA, menambah jumlah peserta akan memberi kesempatan yang lebih luas bagi negara-negara yang belum pernah atau sering gagal ikut Piala Dunia U-17.

Qatar Terus

Format baru tersebut nantinya akan dimulai di Qatar pada 5 hingga 27 November 2025. FIFA sudah memutuskan bahwa Qatar yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, dengan proses penunjukan langsung. Yang menarik, Qatar ini juga ditunjuk secara “borongan” layaknya upah kuli bangunan. Bayangkan, Qatar nantinya akan menggelar Piala Dunia U-17 selama lima kali beruntun hingga tahun 2029.

Penunjukkan secara beruntun tersebut banyak dipertanyakan. Belum pernah ada satu negara menyelenggarakan event sepakbola yang sama, selama lima kali beruntun. Di Piala Dunia U-17 juga baru sekali ini terjadi.

Sebelumnya, sejak digelar dari tahun 1985, satu negara secara bergantian menjadi tuan rumah. Bahkan tidak ada satu negara yang lebih dari dua kali menjadi tuan rumah. Di edisi terakhir, negara Asia Tenggara yang belum pernah ikut Piala Dunia U-17 seperti Indonesia pun, kebagian jatah jadi tuan rumah.

Namun kini sikap FIFA berubah. Organisasi yang dipimpin Gianni Infantino itu beralasan, Qatar ditunjuk selama lima kali beruntun atas dasar kemampuan negara tersebut untuk menggunakan infrastruktur sepak bola yang telah ada. Hal itu demi mencapai tujuan efisiensi anggaran dan keberlanjutan. Lho, memangnya negara yang infrastruktur sepak bolanya memadai cuma Qatar doang?

Polemik

Alasan tersebut cenderung mengada-ada. Wong buktinya selama ini pindah-pindah tuan rumah juga efisien. Alasan FIFA tersebut malah semakin menimbulkan kecurigaan berlebih dari publik sepakbola terhadap hubungan gelap antara Qatar dan FIFA.

Qatar dan FIFA ini sudah lama dikenal bak sejoli yang sering bersekongkol. Publik pun makin liar berspekulasi, jangan-jangan kepala botak Gianni Infantino itu makin licin gara-gara uang minyak dari Qatar yang mengucur deras.

Wajar saja kalau publik sepakbola dunia mengkritik kebijakan yang tak masuk akal dari FIFA. Penulis Sepak Bola The I Paper, Daniel Storey mengatakan bahwa, FIFA tak tahu malu melakukan sesuatu yang mengejutkan dengan menunjuk Qatar. Pernyataan Daniel tersebut pun banyak ditanggapi oleh netizen yang muak seperti @chrismgalleway dengan mengatakan, “FIFA Korup”.

Skandal Lagi?

Sudah nggak heran ika ada yang mengaitkan FIFA dengan skandal korupsi. Dalam sejarahnya, memang organisasi itu begitu akrab dengan tindak pidana korupsi. Wong presidennya dulu saja dihukum gara-gara kasus korupsi.

Surat kabar The Sunday Times dulu juga pernah mengungkap bahwa mereka mendapatkan dokumen rahasia, termasuk surel, surat, dan bukti dari pejabat sepak bola Qatar, Mohamed bin Hammam saat memberikan uang pelicin sebanyak 5 juta dollar (Rp58 miliar) kepada FIFA. Suap tersebut ditunjukan sebagai imbalan karena Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Apakah situasi itu kembali terjadi di penunjukan Qatar sebagai tuan rumah lima kali beruntun Piala Dunia U-17? Kini, kasus ini masih diselidiki secara menyeluruh oleh mantan penyidik dari komite etik FIFA, Michel Garcia.

Fyi, sebagai penyidik, Michael Garcia ini dulu pernah berani mengungkap sejumlah bukti terkait indikasi korupsi dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun sayang, laporannya dulu ditolak oleh hakim pengadilan, yang akhirnya membuat Garcia kecewa dan mundur dari FIFA.

Tidak Adil

Penyelidikan atas kebijakan “gila” FIFA ini harus segera diungkap. Publik sepakbola dunia menagih transparansi dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Pasalnya, itu sangat penting untuk menjaga kredibilitas FIFA sebagai sebuah organisasi. Kecuali kalau memang FIFA sudah menganggap dirinya lembaga yang tidak kredibel.

Dalam kasus ini, FIFA terkesan pilih kasih dan tidak adil. FIFA tidak memberi kesempatan bagi negara-negara lain yang ingin unjuk gigi sebagai tuan rumah. Padahal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 banyak banget keuntungannya.

Lihat saja ketika Indonesia jadi tuan rumah. Perputaran uang serta pendapatan negara dari berbagai sektor mengalami kenaikan signifikan. Sudah begitu, Indonesia yang menjadi tuan rumah mendapatkan tiket langsung lolos. Indonesia sangat beruntung karena itulah kali pertama dalam sejarah Indonesia ikut Piala Dunia U-17.

Berkaca dari kasus Indonesia, negara-negara lain pun merasa iri. Negara seperti Malaysia atau mungkin Singapura, pasti punya mimpi yang sama menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Namun mereka kini kasihan, karena mimpi mereka direnggut paksa oleh keserakahan Qatar yang jadi tuan rumah “paten” hingga 2029.

Qatar Untung Banyak

Kebijakan aneh FIFA itu hanya akan menguntungkan Qatar. Asal kalian tahu, tim ini belum pernah lagi ikut Piala Dunia U-17 sejak tahun 2009. Menjadi tuan rumah beruntun ini mungkin adalah siasat mereka agar rutin ikut ajang ini tiap tahun tanpa seleksi dari konfederasi.

Selain itu, Qatar juga sedang memiliki proyek pengembangan pemain muda secara besar-besaran. Dengan tampil selama lima tahun beruntun, Qatar bisa terus mengasah para pemain mudanya di kompetisi bergengsi dunia.

Qatar kini sedang mengalami keterlambatan regenerasi. Pemain andalan mereka seperti Akram Afif maupun Almoez Ali, usianya kini sudah hampir menginjak 30 tahun. Belum muncul lagi pemain muda yang bisa menjadi penerus mereka. Timnas senior Qatar kini kondisinya juga masih terseok-seok di Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Selain itu, dari segi ekonomi, Qatar juga bisa cuan banyak selama lima tahun beruntun. Bayangkan, sekali penyelenggaraan saja seperti di Indonesia, untungnya sudah melimpah. Apalagi ini lima kali beruntun, wuih.. tambah makin tajir tuh negara.

https://youtu.be/y83mWoZi3Ds

Sumber Referensi : qfa, fifa, goal, footballgroundguide, insideworldfootball

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru