Tren memakai stadion pengganti untuk pertandingan penting rupanya telah menyebar ke Asia Tenggara, setelah sebelumnya China menerapkan itu di laga melawan Indonesia. Entah kebetulan atau tidak, dua tim AFF 2024 tidak menggunakan stadion utama mereka.
Kalau dipikir-pikir, ternyata ada untungnya juga memakai stadion pengganti di sebuah kompetisi. Khususnya buat tuan rumah. Apalagi kalau letaknya jauh dari ibukota, dimana pemain lawan harus mengeluarkan tenaga ekstra sebelum tanding.
Tentu saja jadi poin plus yang bisa dimanfaatkan oleh sebuah tim untuk meraih kemenangan. Kalau sampai tak bisa memanfaatkan kesempatan, ya, kebangetan sih.
Daftar Isi
Takkan Gunakan GBK
Sejak era milenium awal, Stadion Utama Gelora Bung Karno sudah jadi markas besar untuk timnas Indonesia di kompetisi tarkam bergengsi bernama Piala AFF. Pertandingan yang seru dan penuh intrik pernah tersaji di stadion yang memakai nama pendiri bangsa tersebut. Tetapi suasana seperti itu di stadion GBK, dipastikan tak ada lagi tahun ini.
Ya, kompetisi AFF 2024 ini Timnas Indonesia memakai stadion lain selain GBK. Stadion itu adalah Manahan Solo yang berkapasitas stadion 20 ribu penonton. FYI aja, Stadion Manahan Solo hanya digunakan pada fase penyisihan grup saja.
Sementara jika Timnas Indonesia lolos ke fase semifinal atau bahkan final, maka ada dua stadion lain yang kemungkinan akan digunakan. Stadion itu adalah Gelora Bung Tomo dan Stadion Pakansari.
Untuk Stadion GBT Surabaya mampu menampung 45 ribu penonton. Stadion GBT memenuhi uji kualitas FIFA soal panjang rumput, kondisi lapangan, struktur tanah dan sistem penyiraman. Begitu juga stadion Pakansari Bogor yang memenuhi kriteria, karena kualitas rumput yang mulus dan punya sistem drainase yang baik. Jadi meskipun hujan, rumput stadion tidak akan mengalami banjir.
Perlu Perawatan
Tentu saja pengecualian Stadion GBK jadi laga kandang Timnas Indonesia terjadi bukan tanpa alasan. Bukan karena pihak pengelola Stadion GBK enggan, atau PSSI sudah tak mau lagi berlaga di stadion kebanggaan orang Jakarta, tapi ada alasan yang masuk akal di baliknya. Tak lain dan tak bukan adalah soal rumput.
Rumput Stadion GBK menurut PSSI sedang dalam perawatan. Sehingga di Piala AFF 2024 ini, Stadion GBK tidak dipakai karena masih proses pemeliharaan. Sementara kompetisi sepakbola se-ASia Tenggara memerlukan kondisi rumput yang prima. Oleh karena itu, PSSI sepertinya tak mau mengambil resiko dengan memaksakan laga digelar di GBK.
“GBK pasti enggak. Karena mereka masih dalam proses pemeliharaan. Kemarin juga ada acara di GBK juga tidak diganggu rumputnya. Acara natal itu dan tidak terganggu,” ujar Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga.
Pertanyaannya, apakah kalau bagus akan digunakan untuk AFF? Belum tentu. Sebab kalau misalnya saja rumput Stadion GBK bagus pun, tentu saja lebih baik untuk laga kandang Kualifikasi Piala Dunia, daripada kompetisi seperti Piala AFF.
Sisi Positif bagi Timnas Indonesia
Ya, Piala AFF sejatinya memang kalah bergengsi dari Kualifikasi Piala Dunia. Dari segi tim, bobot penilaian FIFA, hingga poin yang dapat diperoleh. Menang di satu laga Kualifikasi Piala Dunia, poin yang didapatkan bisa lebih banyak dari memenangi Piala AFF.
Namun, sebagian negara di Asia Tenggara tetap menganggap penting Piala AFF. Sehingga mereka berduyun-duyun mencari siasat menjegal lawan. Salah satunya Vietnam. Nguyen sekeluarga sangat ingin sekali melaju ke final Piala AFF. Tapi tidak cuma itu.
Mereka juga tampaknya ingin menjegal Indonesia dengan memindahkan laga dari yang biasanya digelar di My Dinh Stadium di Hanoi ke Viet Tri di Provinsi Phu Tho. Sehingga Timnas Indonesia nantinya tidak cuma terbang ke ibu kota Vietnam, tapi juga harus menempuh perjalanan dari Hanoi ke Provinsi Phu Tho.
Garuda Muda telah tiba di Stadion Viet Tri, Phu Tho dan siap menunjukkan aksi terbaiknya! ✊🇮🇩
Kerahkan seluruh semagat juangmu, Garuda Muda! 🔥#KitaGaruda #MeraihImpian #TimnasDay pic.twitter.com/i8DgU3CMbg
— PSSI (@PSSI) May 6, 2022
Kamu tahu jaraknya dari Hanoi ke Phu Tho? 100 kilometer dan harus menempuh perjalanan sekitar dua jam. Memang sah-sah saja untuk memindahkan markas. Toh itu sudah haknya si tuan rumah.
Nah, dengan tidak bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, dan memindahkannya ke stadion yang jaraknya cukup jauh dari ibu kota, ini juga sebetulnya menguntungkan Indonesia. Lihat saja, di fase grup Timnas Laos yang menempuh 15 jam perjalanan ke Solo bahkan sampai tak bisa menggelar latihan karena kelelahan.
Tapi yah, sayangnya Indonesia tidak bisa memanfaatkan hal itu. Pasukan Shin Tae-yong justru yang loyo diobok-obok Timnas Bumbu Dapur. Tapi tiada mengapa. Siapa tahu kondisinya akan berbeda di fase gugur. Mengingat biasanya pertandingan fase gugur Piala AFF punya tensi yang tinggi.
GBK memang punya atmosfer yang luar biasa. Tapi sebetulnya tidak bermain di GBK juga sama luar biasanya. Malahan dengan memindahkan markas lebih jauh dari ibu kota, suporter Indonesia akan mendominasi. Mengingat yang akan lebih menguasai aksesnya adalah suporter Indonesia, alih-alih penggemar tim lawan.
Mencari Magis di Luar GBK
Soal Stadion GBK yang tidak dipakai, sudahlah tak perlu dirisaukan. Toh, bertanding di Stadion GBK tidak menjamin Timnas Indonesia menang, kan? Bahkan tidak sekali-dua kali Timnas Indonesia justru apes ketika menggelar laga Piala AFF di Stadion GBK.
Bisa jadi, jika laga tidak digelar di GBK, Timnas Indonesia justru bisa memutus keapesan itu. Misalnya, andai laga fase gugur Indonesia akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo. Stadion di Benowo, Surabaya ini diam-diam pernah memberi gelar untuk Timnas Indonesia.
Kemarin di Piala AFF U-19. Indonesia menjadi tuan rumah dan final digelar di Gelora Bung Tomo. Menghadapi Timnas Thailand yang hebat itu, Indonesia asuhan Indra Sjafri mengalahkannya dan berhasil menggondol trofi Piala AFF U-19 untuk kedua kalinya.
Pada tahun 2013, Indra Sjafri juga membawa tim yang sama menjuarai kompetisi yang sama. Hanya saja waktu itu di Stadion Deltras Sidoarjo. Yah, sama-sama di Jawa Timur. Namun, kabar terbaru sepertinya PSSI tidak akan memakai Gelora Bung Tomo atau stadion di Jawa Timur apabila Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF 2024.
Sebagai langkah alternatif, PSSI justru memilih Stadion Pakansari di Cibinong untuk laga semifinal Piala AFF 2024. Hm…. tak masalah. Timnas Indonesia juga memiliki catatan bagus saat berlaga di Pakansari di turnamen Piala AFF. Tepatnya di Piala AFF 2016.
Kala itu Pakansari menjadi markas Indonesia untuk fase gugur. Di babak semifinal leg pertama, Hansamu Yama dan kolega sukses membungkam Vietnam di Pakansari. Lalu lolos setelah menahan imbang Vietnam di My Dinh. Di stadion yang sama, Indonesia juga berhasil mengalahkan Thailand di partai final.
Sayangnya, ketika bertandang ke Bangkok, Indonesia mesti bertekuk lutut dan gagal meraih gelar karena kalah agregat 3-2. Berlaga di Stadion Pakansari seandainya ke semifinal Piala AFF, Indonesia akan berharap tuah dari stadion itu dan menghindari rentetan hasil kurang menyenangkan ketika memainkan laga Piala AFF di GBK.
Sebab di edisi sebelumnya, Indonesia bahkan gagal memetik kemenangan di semifinal Piala AFF menghadapi Vietnam. Anak asuh Park Hang-seo saat itu sepertinya sudah bisa menaklukkan atmosfer GBK yang terkenal intimidatif.
Akankah dengan memindahkan laga ke stadion selain GBK mengantarkan akhir bahagia bagi Timnas Indonesia di Piala AFF? Tapi sebelum sampai situ, pastikan dulu Indonesia lolos ke fase gugur. Ya tahunya malah nggak lolos, ye kan?
https://youtu.be/IsqnoQNn6zQ
Viva, Kompasiana, Bolanet, Bola, Sport.detik,