Meski pernah dijajah lama, kini Republik Indonesia harusnya sungkem bolak-balik pada Belanda. Pasalnya, negara para kompeni itu ternyata banyak memberikan sumbangsih nyata pada negeri ini soal sepakbola.
Timnas Indonesia kini dipenuhi talenta-talenta hebat keturunan Belanda yang digembleng lewat KNVB Campus. Terbukti, pengaruh didikan KNVB Campus itu banyak hasilkan pemain berkualitas. Lantas, siapa saja pemain Timnas Indonesia jebolan KNVB Campus? Check this out.
Throwback saat Sandy Walsh dan Thom Haye bermain bersama di timnas Belanda U-17 🇳🇱 pic.twitter.com/4Bmn02cuel
— Berita Sepakbola Dunia (@gilabola_ina) October 21, 2024
Daftar Isi
Apa Itu KNVB Campus?
Sebelumnya perlu kalian ketahui, bahwa dari seabrek pemain yang keturunan yang dinaturalisasi PSSI, tak semuanya merupakan jebolan KNVB Campus. Pemain seperti Jay Idzes, Nathan Tjoe A-On, Shayne Pattynama, dan Rafael Struick bukanlah jebolan KNVB Campus. Lantas, apa sih KNVB Campus ini?
KNVB Campus ini merupakan kompleks pelatihan milik Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) yang ada di Kota Zeist. KNVB Campus bisa disebut sebagai otak dari perkembangan sepak bola yang ada di Belanda. Bisa dibilang mirip-mirip lah seperti Coverciano milik Italia atau Clairefontaine milik Prancis.
Inilah yang menjadi pusat eksperimen, di mana KNVB bisa melakukan riset untuk membuat inovasi baru dalam sepakbola. Dalam bekerja, mereka akan berkolaborasi dengan berbagai universitas ataupun pihak-pihak terkait, dalam pengembangan sport science demi meningkatkan kualitas pemain.
Kesempatan Bermain
Selain pengembangan sport science, KNVB juga punya liga yang terstruktur dan berjenjang dengan jumlah 10 kasta. Dari jenjang liga yang terstruktur tersebut, dapat menjamin jam terbang para pemain muda di Belanda. KNVB ingin memastikan bahwa, seluruh pesepakbola di negeri kincir angin berhak memiliki jam terbang yang cukup sedari muda.
Banyak klub di Belanda memiliki tim kedua yang diisi khusus dengan pemain muda. Misal sebut saja Jong Utrecht, atau Jong Ajax. Tim muda tersebut juga tidak hanya berkompetisi dengan sesama pemain muda saja, namun juga pemain senior dengan segala pengalamannya.
Misal di Erste Eredivisie musim ini, Jong Ajax dan Jong Utrecht bersaing dengan klub-klub seperti Ado Den Haag maupun Vitesse yang diisi pemain-pemain senior. Dari situlah kemampuan pemain muda di Belanda jadi makin berkembang.
Thom Haye dan Sandy Walsh
Seperti apa yang dialami oleh pemain keturunan Indonesia di Belanda. Misal saja Thom Haye dan Sandy Walsh. Sejak tahun 2006, Thom Haye sudah ditempa di Jong AZ Alkmaar. Sampai akhirnya, Profesor Toha kesampaian mencicipi debut berseragam Timnas Belanda U-15 pada tahun 2009.
Thom Haye, Midfielder, AZ Alkmaar, 1995, Netherlands, Market Value: 1M € @AZAlkmaar pic.twitter.com/8qBwduelM8
— YILDIZ ADAYLARI (@yildizadaylari) October 2, 2015
Ketika itu, Haye debut di Bulan Desember 2009 melawan Turki U-15 bersama rekannya, Sandy Walsh. Menariknya, di laga tersebut Walsh bermain sebagai bek tengah, bukan bek sayap seperti sekarang. Ia berduet dengan pemain City, Nathan Ake. Sementara Haye, baru masuk dari bangku cadangan sebagai gelandang bertahan.
Walsh dan Haye juga cerita manis ketika keduanya berseragam Oranye. Tepatnya ketika mereka berdua bahu membahu membawa Timnas Belanda U-17 kampiun Euro U-17 tahun 2012. Saat itu, di final Haye dan Walsh mengalahkan Jerman yang diisi pemain seperti Leon Goretzka maupun Timo Werner.
Calvin Verdonk dan Kevin Diks
Selain Walsh dan Haye, pemain keturunan Indonesia lain yang merupakan jebolan KNVB Campus adalah Calvin Verdonk dan Kevin Diks Bakarbessy. Mereka berdua pernah bermain bersama ketika membela De Oranje U-19 asuhan Aron Winter.
Keduanya debut pertama kali secara bersamaan ketika menang 7-0 melawan Andorra U-19 di Kualifikasi Euro U-19 tahun 2014. Menariknya, Verdonk saat itu diturunkan sebagai bek tengah, bukan bek kiri. Sedangkan KDB diturunkan sebagai bek kanan. Hebatnya, saat itu KDB sudah langsung menciptakan assist di gol pertama yang dicetak Abdelhak Nouri.
Namun jauh sebelum Verdonk dan Diks bertemu dan bermain bersama, talenta mereka sudah ditempa dulu di klubnya masing-masing. Verdonk sudah sejak 2013 digembleng oleh akademi Feyenoord, sedangkan KDB sejak 2013 sudah digembleng di akademi Vitesse.
Maarten Paes
Pemain berikutnya yang merupakan jebolan KNVB Campus adalah Maarten Paes. Kiper FC Dallas tersebut sudah sejak 2016 berseragam Timnas Belanda di level U-19. Namun sebelum gabung timnas, talenta Paes sudah ditempa di akademi NEC Nijmegen sejak 2012.
Di bawah besutan mantan kiper Timnas Belanda, Maarten Stekelenburg, Paes debut saat menang melawan Jerman U-19 di laga persahabatan pada September 2016. Saat itu Paes menjadi pilihan utama, ketimbang kiper Feyenoord sekarang Justin Bijlow.
Berkat penampilan Paes yang mengesankan, Justin Bijlow makin dikesampingkan. Sejak saat itu mereka berdua akhirnya bersaing sengit untuk mendapatkan tempat utama sebagai kiper Timnas Belanda di kelompok umur.
Kendati penampilan Paes mengesankan, tapi persaingan sengit tersebut akhirnya dimenangkan oleh Bijlow. Di Timnas Belanda U-21 era kepelatihan Erwin Van de Looi, Paes kalah saing dengan Bijlow. Bijlow jadi kiper utama Timnas Belanda U-21 yang tampil di ajang Euro U-21 tahun 2021. Kompetisi itulah yang akhirnya mengantarkan Bijlow naik ke level Timnas Belanda senior.
Hilgers dan Jenner
Kasus berbeda dialami dua pemain keturunan Indonesia jebolan KNVB Campus, Ivar Jenner dan Mees Hilgers. Baik Hilgers maupun Jenner, keduanya sama-sama hanya tampil sekali berseragam De Oranje sepanjang kariernya.
Jenner sekali tampil di Bulan Maret 2019, ketika Belanda U-15 bermain seri 1-1 melawan Belgia U-15. Fyi, saat itu Jenner diturunkan pelatih Martijn Reuser bukan sebagai gelandang bertahan, melainkan gelandang serang. Meski hanya sekali tampil, namun talenta Jenner sudah diasah di Jong Utrecht sejak tahun 2016. Hingga sekarang talenta Ivar Jenner masih terus ditempa oleh Jong Utrecht.
Sementara itu, Mees Hilgers hanya sekali tampil membela De Oranje, namun talentanya sudah lama digembleng di Jong Twente sejak tahun 2011. Hilgers baru sekali tampil di Timnas Belanda U-21 saat melawan Belgia U-21 pada September 2022. Saat itu “El Nyengir” diturunkan oleh pelatih Erwin Van de Looi menggantikan bek kanan andalan Arne Slot saat di Feyenoord, Lutsharel Geertruida.
Debut Mees Hilgers (21/CB) bersama Oranje berjalan dengan mulus. Belanda U21🇳🇱 sukses Menaklukan Belgia U21🇧🇪 dalam pertandingan persahabatan.
Hilgers masuk pada babak kedua mengantikan Lutsharel Geertruida 🔃
Sampai peluit akhir dibunyikan, Skor 2-1 untuk kemenangan Oranje 🦁 pic.twitter.com/1biq0yw1em
— FT Scouting 🕵🏻 (@FT_IDN) September 24, 2022
Penampilan Hilgers pun menuai banyak pujian saat itu ketika berhasil mempertahankan kemenangan 2-1 bagi Belanda. Duetnya dengan pemain Spurs sekarang, Micky Van de Ven, terbukti cukup solid.
Hubner dan Romeny
Pemain keturunan Indonesia lainnya yang merupakan jebolan KNVB Campus adalah Justin Hubner dan Ole Romeny. Namun, keduanya punya cerita berbeda dengan pemain-pemain naturalisasi Indonesia lainnya. Mereka berdua tidak mulus dinaturalisasi Timnas Indonesia.
KNVB sempat mencoba mengubah pikiran Hubner ketika sudah dinaturalisasi Indonesia. Panggilan untuk membela timnas Belanda U-20 sempat dilayangkan kepada Hubner, saat ia juga mendapat panggilan serupa untuk membela Indonesia U-20. Sikap KNVB tersebut tak pernah terjadi dalam sejarah naturalisasi Indonesia atas pemain Belanda.
KNVB menganggap, Hubner sebagai talenta muda yang boleh jadi akan berkembang sangat pesat. Sejak usia kanak-kanak hingga 16 tahun, Hubner dianggap sebagai pemain terbaik di akademi klub Belanda, Den Bosch. Selain itu, performa Hubner di tujuh caps bersama Timnas Belanda U-19, juga jadi alasan KNVB tidak mau melepas begitu saja Hubner Ke Indonesia.
Justin Hubner ini bukan lagi pemain Timnas Belanda U19. Karena Timnas Belanda U19 telah membentuk generasi baru yg di mana Gooijer & Milliano pernah mendapat panggila.
Jadi KNVB telah menyetujui untuk ia bermain berasama Timnas Indonesia. #FT pic.twitter.com/tNSZmGgulu
— FT Scouting 🕵🏻 (@FT_IDN) October 24, 2022
Beda halnya dengan Romeny. Meski sempat membela Timnas Belanda dari U-15 hingga U-20, pemain FC Utrecht itu sempat lama mempertimbangkan untuk bergabung dengan KNVB atau PSSI. Pemain yang sudah sejak 2011 ditempa di akademi NEC Nijmegen itu, sempat tergiur panggilan dari timnas senior Belanda, sebelum menyanggupi panggilan naturalisasi PSSI. Namun akhirnya, ia pun memilih untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi.
Sumber Referensi : knvb, transfermarkt, sindo, transfermarkt, bola.net, transfermarkt, knvb, transfermarkt, tribunnews, transfermarkt, realtimes, transfermarkt