Rumor hengkangnya Kevin Diks dari FC Copenhagen sudah lama menyeruak. Namun baru-baru ini ternyata sudah ada kepastian soal masa depan Kevin Diks. Ya, FC Copenhagen mendepak Diks dari skuad.
FC Copenhagen enggan mempertahankannya, kendati Diks sudah bicara secara terbuka ke media, bahwa ia ingin tetap tinggal lebih lama di FC Copenhagen. Dasar memang sudah bukan rezekinya atau Jacob Neestrup ingin yang terbaik buat Diks, karirnya di Copenhagen harus disudahi.
Nah, setelah sekian klub berlomba-lomba untuk mendapatkan tanda tangan Kevin Diks, akhirnya ada satu klub yang beruntung. Klub itu adalah Borussia Monchengladbach. Dipandang dari berbagai sisi, pilihan Kevin Diks tampaknya sangat tepat. Dengan bergabung ke Gladbach, Diks mendapat banyak keuntungan. Apa saja itu?
Daftar Isi
Keuntungan Gabung Borussia Monchengladbach
Tak main-main, bukan klub Bundesliga sekelas Holstein Kiel atau Bochum yang dibela Kevin Diks, melainkan Borussia Monchengladbach. Kamu tahu, Gladbach adalah tim yang bahkan ikut membesarkan Granit Xhaka.
Tim yang berjuluk Die Fohlen itu juga menjadi rumah bagi bakat dari Suriah, Mahmoud Dahoud. Sebelum berkiprah lebih jauh ke tim-tim kelas super, Dahoud ditempa di akademi Gladbach. Die Fohlen sendiri memang salah satu tim yang cukup terpandang di Bundesliga.
Pamornya memang tak sebesar Bayern Munchen atau Borussia Dortmund. Tapi klub ini punya akar sejarah yang menawan. Selain pernah menyabet lima gelar Bundesliga, walau itu di medio 1970-an, Gladbach juga pernah menggondol dua trofi Piala UEFA atau sekarang disebut Liga Eropa, pada musim 1974/75 dan 1978/79. Namun setelah Liga Eropa yang terakhir itu, Gladbach mengalami pasang surut.
Happy to join this amazing club next season. Now fully focused on finishing the year with FCK in the best way possible 🙏🏼@borussia https://t.co/h6rrfrPtmt
— Kevin Diks (@KevinDiks_) January 26, 2025
Tim ini bahkan pernah terdegradasi, kira-kira pada tahun 1999, sebelum akhirnya menyapa lagi Bundesliga di tahun 2001. Dalam setidaknya 10 tahun terakhir, Die Fohlen kerap menghuni 10 besar. Malahan mereka berhasil lolos ke Liga Champions lagi pada musim 2019/20. Yah, meskipun beberapa tahun terakhir ini, Gladbach lebih sering menjadi klub medioker.
Termasuk dalam Liga Top Eropa
Bermain di Bundesliga sangat baik bagi perkembangan karier Diks. Bagaimanapun Bundesliga adalah salah satu dari lima liga top Eropa. Diks tak perlu harus bermain di kompetisi Eropa untuk bertemu tim-tim raksasa. Di Bundesliga sendiri, kelak ia akan menghadapi tim-tim gigantik seperti Bayern Munchen, Dortmund, RB Leipzig, hingga Bayer Leverkusen.
Menghadapi tim-tim besar di Bundesliga, Diks akan menerima tantangan yang berbeda daripada saat bermain di Liga Denmark. Tim-tim tadi sendiri saja sudah dipenuhi pemain-pemain top. Kamu bisa menyebut salah satunya Harry Kane. Pemain yang kini berseragam Bayern Munchen itu mungkin akan menjadi salah satu striker yang harus dihentikan Kevin Diks.
Kane adalah pemain yang hobi mencetak gol. Gelar top skor bagai sarapan bagi striker kelahiran Inggris itu. Tak hanya Kane, ketika menghadapi tim seperti RB Leipzig pun, peluang Diks bertemu pemain-pemain top juga ada. Die Roten Bullen punya pemain seperti Benjamin Sesko.
Itu belum dihitung dengan Bayer Leverkusen, yang di sana bertabur pemain bintang seperti Florian Wirtz dan Granit Xhaka. Belum lagi kalau kita bicara Dortmund. Dari Dortmund, striker Sehrou Guirassy akan menggembleng Diks sebagai seorang pemain belakang.
Peluang Mentas di Kancah Eropa Tinggi
Dengan bermain di Bundesliga, kans Diks untuk bermain di Eropa kian besar. Bundesliga termasuk dari lima liga top Eropa, dan mendapatkan jatah enam tim di kompetisi Eropa. Empat tim teratas akan bermain di Liga Champions. Jika pada musim mendatang Gladbach bisa finis di empat besar, Diks bisa otomatis ke Liga Champions.
Namun jika tidak, harapan ke Eropa masih ada. Andai Gladbach hanya finis di peringkat lima, Diks bisa langsung berkompetisi di Liga Eropa. Apabila finis posisi enam? Masih ada tiket ke Liga Konferensi Eropa. Jatah ini bisa berubah-ubah, bergantung koefisien liga saban musimnya.
Bukan tidak mungkin Bundesliga akan mendapat jatah lebih banyak, sebagaimana yang terjadi di musim ini. Sementara hal demikian tak akan dialami Diks apabila bermain di Liga Denmark. Liga Denmark hanya diberi dua tiket saja oleh UEFA.
INDONESISKE FANS HYLDER DIKS I PARKEN
En flok indonesiske fans havde søndag fundet vej til Parken og kvartfinalen mod Kolding.
Her lykkedes det dem efter kampen, med råb og et stort indonesisk flag, at fange Kevin Diks’ opmærksomhed. Og en af dem gik meget glad hjem fra… pic.twitter.com/9lNni6f9WU
— Copenhagen Sundays (@CphSundays) December 17, 2024
Itu pun hanya melaju ke kualifikasi Liga Champions UEFA, Liga Eropa dan Liga Konferensi Eropa. Diks harus repot menjalani laga di babak kualifikasi dulu, baru bisa berlaga di Eropa.
Bakal Dilatih Gerardo Seoane
Keuntungan Diks tak cuma itu saja. Ia bakal diasuh oleh pelatih berpengalaman dari Swiss, Gerardo Seoane. Pelatih berusia 46 tahun yang pernah menorehkan prestasi selama perjalanan karirnya. Dia pernah membawa klub Young Boys meraih juara di Liga Swiss dua kali.
Memang secara CV tak sementereng pelatih top Eropa, misalnya Pep Guardiola atau Hansi Flick. Tapi Gerardo Seoane setidaknya pernah membawa Bayer Leverkusen finish di posisi ketiga di musim 2021/22. Suatu prestasi yang mungkin saja terulang kembali saat dia menukangi Borussia Monchengladbach.
Gerardo Seoane dalam hal melatih terinspirasi dari Ottmar Hitzfeld. Pelatih kawakan asal Jerman itu menerapkan serangan yang intens dan bertahan yang kuat. Gerardo sebagai pelatih muda mengamati betul metode yang diterapkan Ottmar.
Kevin Diks akan langsung dimentori oleh Gerardo Seoane. Sebab sang pelatih terkenal sebagai sosok yang dekat dengan pemain. Dari sini Diks bisa belajar banyak darinya. Ilmu dari Gerardo Seoane lalu bisa ia terapkan ketika membela Timnas Indonesia.
Pendapatan Kevin Diks yang akan Meningkat
Selain dampak positif dari segi permainan, Diks juga akan mendapat keuntungan dari segi finansial. Berdasarkan data dari Footystats, gaji Kevin Diks bakal naik tiga kali lipat lebih. Kevin Diks bakal menerima gaji dari Die Fohlen sekitar 2,4 juta pounds atau 48 miliar rupiah per musim.
🚨🏁 DONE DEAL | Kevin #Diks will join @borussia in summer!
Medical done. Contract until 2030 signed. Announcement soon.
28 y/o central defender will finish the season with FC Copenhagen and then move to Borussia Mönchengladbach on a free transfer in the summer. He was their… pic.twitter.com/qYy8BZZkUw
— Florian Plettenberg (@Plettigoal) January 25, 2025
Hal itu lebih banyak dari gajinya di FC Copenhagen. Melansir dari Salary Sports, gaji Kevin Diks di FC Copenhagen hanya 752 ribu euro (Rp12,7 miliar) per musim. Gaji yang akan diterima Diks dari Gladbach juga melampaui tawaran dari Trabzonspor. Klub asal Turki itu sebelumnya menawar Diks dengan iming-iming gaji sekitar 1,15 juta euro atau setara Rp19,5 miliar seperti yang dilansir dari Puskas Sport.
Namun, tawaran yang kabarnya akan mengikat Diks dua tahun itu ia tolak mentah-mentah. Diks memilih menerima pinangan Borussia Monchengladbach. Klub yang telah lama meminati jasanya. Lagian, ngapain pindah ke Liga Turki yang peluang main di Eropanya kecil?
Sudah benar Diks memilih Borussia Monchengladbach untuk petualangan selanjutnya. Mari kita doakan saja yang terbaik buat pemain Timnas Indonesia itu. Semoga Diks jadi pemain yang diandalkan saat ia benar-benar berseragam Borussia Monchengladbach musim depan.
VOI, UEFA, Tirto, Radar Madiun, Salary Sport, Yoursay, Ludus, Makan Bola, Bundesliga.