Piala Dunia memang menyimpan banyak cerita. Baik suka maupun duka, menunggu untuk dibuka kembali kisahnya. Tak terkecuali cerita pahit dari Ghana di Piala Dunia 2010. Di mana Piala Dunia pertama kalinya digelar di tanah Afrika. Meskipun pahit, perjalanan Ghana di Piala Dunia 2010 merupakan prestasi terbaik tim benua Afrika di Piala Dunia sejak kompetisi itu digelar pada tahun 1930.
Tak mengherankan. Persiapan Ghana di Piala Dunia 2010 memang sudah matang. Mereka mempersiapkan ajang turnamen ini sejak di Piala Dunia 2006. Ghana datang ke Afrika Selatan dengan ekspektasi lebih tinggi di turnamen sebelumnya. Di mana mereka hanya mampu sampai babak 16 besar setelah kalah dari Brazil.
Daftar Isi
Pertarungan Penyisihan Grup
Di Piala Dunia 2010, Ghana tergabung dalam grup D yang berisikan Serbia, Jerman, dan Australia. Diantara tim-tim itu, Ghana merupakan tim dengan peringkat FIFA paling rendah. Tapi nyali Ghana tidak ciut. Mereka sudah siap setelah memiliki pengalaman di Piala Dunia 2006 dan melakoni banyak pertandingan uji coba sebelumnya.
Ghana bertemu dengan Serbia di pertandingan pembuka Grup D. Di pertandingan itu, banyak yang mengunggulkan Ghana melihat penampilan mereka di Piala Dunia 2006. Apalagi di 2010 Ghana banyak diperkuat pemain dari klub-klub Eropa. Ghana terlihat lebih siap di Piala Dunia kali ini.
Meskipun begitu, ternyata Serbia bisa mengimbangi permainan Ghana sampai menit-menit akhir pertandingan. Hingga menit ke-84 kedudukan masih imbang tanpa satu gol pun tercipta. Sebelum Asamoah Gyan memecah kebuntuan lewat gol penaltinya di menit 84. Serbia yang sudah bermain dengan 10 pemain sejak menit 74 pun tidak mampu mencetak gol balasan. Kemenangan di laga pembuka ini pun diraih oleh Ghana.
On this day 13 June 2010 (Exactly 10 years ago today) An 85th-minute penalty from Asamoah Gyan ensured Ghana began their 2010 FIFA World Cup campaign with victory against 10-man Serbia at the Loftus Versfeld Stadium. pic.twitter.com/Wu5JDyhrHh
— GHANA OLYMPIC COMMITTEE🇬🇭 (@GhanaOlympic) June 13, 2020
Pertandingan selanjutnya lebih sulit. Ghana harus menghadapi negara dari belahan dunia lain, Australia. Kekalahan Australia atas Jerman dengan skor 4-0 sebelumnya membuat motivasi mereka naik 100 persen. Terbukti dengan Australia yang tampil mendominasi di babak pertama. Hasilnya Brett Holman mampu mencetak gol ketiak pertandingan baru berjalan 11 menit.
Tapi dewi fortuna masih di sisi Ghana. Harry Kewell mendapatkan kartu merah dan Ghana dihadiahi penalti. Asamoah Gyan kembali berhasil menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor dengan baik. Berkatnya, Ghana berhasil terhindar dari kekalahan. Mereka patut lega untuk beberapa saat. Sebelum bertempur di laga pamungkas penyisihan grup. Dan lawan selanjutnya bagi mereka adalah raksasa Eropa, Jerman.
Membawa Asa Afrika ke 16 Besar
Jerman tentu jadi momok bagi Ghana. Mereka diisi talenta muda berbakat seperti Ozil dan Muller ditambah tembok besar yang menjaga gawang Jerman, Manuel Nuer. Benar saja, Jerman mendominasi sepanjang pertandingan. Ozil bahkan hampir mencetak gol kalau saja Richard Kingson tidak sigap menjaga kotak penaltinya.
Ghana juga bukannya tanpa perlawanan, mereka beberapa kali menyerang namun pertahanan Jerman terlalu sempurna bagi mereka. Kalaupun bisa melewati lini bertahan Jerman, masih ada Nuer yang menanti di depan gawang dengan sigapnya. Di menit 60, Ozil lewat gol spektakulernya tak mampu dihalau oleh Kingson. Jerman pun unggul 1-0 sampai pertandingan usai.
Mesut Ozil vs Ghana 2010 World Cup pic.twitter.com/TVcG6CtSJU
— Kay 🪐 (@nutmegiwobi) May 8, 2018
Meskipun kalah, hasil ini tidak terlalu buruk untuk Ghana. the Black Star masih bisa lolos ke babak gugur berkat unggul selisih gol dari Australia. Ghana pun berhak untuk melaju ke babak 16 besar sekaligus membawa asa benua Afrika lebih jauh lagi. Sebab, Ghana adalah satu-satunya tim Afrika yang bisa lolos babak penyisihan grup Piala Dunia 2010.
Nostalgia 2006
Menjadi runner up grup D berarti Ghana harus menghadapi juara Grup C di babak 16 besar. Lawan Ghana itu adalah Amerika Serikat yang secara mengejutkan bisa duduk sebagai pemuncak klasemen di atas Inggris.
Bagi Ghana, negeri paman sam bukan lawan yang asing. the Black Star pernah mengalahkan Amerika Serikat sebelumnya di babak penyisihan Grup E Piala Dunia 2006. Bagi Amerika Serikat, ini adalah misi balas dendam. Berkat Ghana, Amerika tidak bisa lolos grup di Piala Dunia 2006 dan harus terdampar di dasar klasemen saat itu.
Ghana bisa unggul di babak pertama berkat gol dari Kevin Prince Boateng ketika laga baru berjalan lima menit. Ia membawa bola dari tengah lapangan dan melewati beberapa pemain sebelum akhirnya melesakkan tembakan yang merobek gawang Tim Howard. Ghana bisa menjaga permainan mereka tetap rapi di babak pertama. Mereka pun bisa menjaga gawangnya terjaga sampai setidaknya babak pertama berakhir.
#OnThisDay 2010, history was made in Rustenburg, South Africa. Ghana became only the third African side to reach the quarter-final stage at the FIFA World Cup.
An unforgettable moment 🇬🇭🇬🇭🇬🇭pic.twitter.com/9K3IMj8Cd7
— Bortey 🇬🇭 (@joelbortey) June 26, 2022
Di babak kedua, permainan mulai intens. Amerika Serikat mulai membuat beberapa penyesuaian formasi di babak kedua. Belum ada 20 menit babak pertama dimulai, pemain belakang Ghana melakukan pelanggaran di kotak penalti sendiri. Landon Donovan, gelandang veteran timnas Amerika Serikat pun dengan mudah menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor penalti.
Kedudukan imbang bertahan sampai babak kedua selesai. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan. Dan di menit 93, Ghana berhasil kembali unggul dari Amerika Serikat. Asamoah Gyan menjadi juru selamat dengan tendangan kerasnya yang tidak bisa dihalau Howard. Ghana pun mampu mengulangi sejarah, mengalahkan Amerika Serikat dan memupuskan harapan mereka di Piala Dunia.
Bertemu Uruguay di Perempat Final
Gahana pun melaju ke perempat final Piala Dunia 2010. Ini jadi sejarah bagi Ghana, belum pernah sekalipun mereka menapakan kaki sampai perempat final. Ghana juga membawa mimpi waga Afrika. Mereka satu-satunya tim yang bisa lolos dari fase grup dan sekarang melaju sampai perempat final. Tentu ini jadi hal yang istimewa dan menarik untuk dilihat sejauh mana tim benua Afrika bisa melaju di Piala Dunia yang digelar di tanahnya sendiri.
Tantangan di perempat final adalah melawan Uruguay. Penampilan Uruguay di Piala Dunia 2010 cukup meyakinkan. Diperkuat oleh Diego Forlan, Edinson Cavani, dan Luis Suarez, Uruguay cukup tampil apik di turnamen tersebut. Menang melawan Mexico dan Afrika Selatan, dan imbang melawan Prancis di penyisihan grup. Mereka juga mengalahkan Korea Selatan di babak 16 besar.
Pertandingan pun berjalan alot bagi Ghana maupun Uruguay. Kedua tim saling jual beli serangan di babak pertama tapi sebelum babak pertama selesai, Ghana sempat unggul lewat gol dari Sulley Muntari di menit ke-45. Gol itu menjadikan Ghana unggul sementara di babak pertama. Namun, sepuluh menit babak kedua dimulai, Uruguay berhasil menyamai kedudukan. Diego Forlan mencetak gol fenomenal dari tendangan bebas di menit ke-55. Kedudukan Imbang bertahan sampai laga berakhir. Laga pun dilanjutkan dengan babak tambahan.
Tangan Tuhan Suarez
Di babak tambahan ini, kegilaan terjadi. Sebelumnya, pertandingan berjalan imbang tanpa gol di babak tambahan itu. Di menit 120 atau pengujung babak tambahan, Dominic Adiyiah mendapatkan peluang emas mencetak gol dari depan gawang yang tidak terjaga kiper. Namu, Luis Suarez menghalau bola menggunakan kedua tangannya. Bagaikan seorang kiper yang menangkis tendangan lawan, Suarez menggagalkan gol dari Dominic Adiyiah.
Otomatis, Suarez mendapatkan kartu merah langsung dan didepak keluar lapangan saat itu juga. Ghana pun mendapatkan hadiah penalti dari wasit. Yang menjadi eksekutor tentu saja Asomah Gyan. Ia sudah dua kali sukses mengeksekusi penalti sebelumnya. Namun, entah karena beban yang berat atau masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, Gyan malah gagal mengeksekusi penalti. Tendangannya malah mengenai mistar gawang dan keluar lapangan.
Today in History, exactly 10 years ago, on 2 July 2010, Ghana’s Asamoah Gyan missed a penalty in the dying seconds of extra time against Uruguay denying Ghana a chance to become the first African team to reach the World Cup semi-finals which broke hearts across the continent. pic.twitter.com/RDvfNSDIMO
— GHANA FACTS & HISTORY (@GhanaianMuseum) July 2, 2020
Suarez yang melihat kejadian itu di pinggir lapangan langsung berlari kegirangan bersama pemain Uruguay lainnya. Senang karena mereka bisa mendapatkan kesempatan lagi lewat babak adu penalti. Dan benar saja, Uruguay yang beramunisi pemain kaya pengalaman dengan mudah menghempaskan Ghana di babak adu penalti. Seperti belum puas menghancurkan hati Ghana, Sebastian Abreu, sebagai eksekutor terakhir Uruguay menuntaskan tugas dengan cara panenka. Uruguay pun berhak melangkah ke babak selanjutnya.
Suarez Merasa Tidak Salah
Setelah pertandingan, perdebatan pun terjadi atas aksi yang dilakukan oleh Luis Suarez. Kebanyakan orang mencela dan mengutuk perbuatan Suarez itu. Banyak juga yang tidak menampik fakta bahwa mereka akan melakukan hal yang sama jika jadi Suarez.
Suarez sendiri memang sama sekali tidak merasa bersalah atas ulahnya itu. Ia malah bangga karena bisa menangkis bola seperti seorang penjaga gawang. “Tangan Tuhan jadi milik saya. Saya telah melakukan penyelamatan terbaik sepanjang turnamen. Saat latihan saya memang kadang bermain sebagai penjaga gawang, jadi latihan itu sepadan. Meskipun, saya sedih karena tidak bisa ikut berlaga di semifinal. Tidak ada pemain yang senang mendapatkan kartu merah.” Ucap Suarez.
Kompatriot Suarez, Diego Forlan bahkan memuji aksi temannya itu. Ia berkata bahwa Suarez sudah menyelamatkan Uruguay dan membawa Uruguay lebih jauh di Piala Dunia 2010. “Dia tidak mencetak gol, tapi dia menyelamatkan gol. Dia diusir keluar lapangan, namun dia sudah menyelamatkan kami.” ungkap Forlan.
Nasib Setelah Piala Dunia
Setelah pertandingan itu, Luis Suarez menjadi ‘musuh masyarakat’ nomor 1 di Ghana. Bahkan dendam itu masih belum bisa dilupakan mayarakat Ghana hingga saat ini. Bagi Suarez sendiri, yang masih berusia 23 tahun saat itu adalah kontroversi pertama baginya. Bagaikan sebuah ironi, setelah Piala Dunia 2010 Suarez mendapatkan kontrak bersama Liverpool. Di Liverpool, Suarez menjelma menjadi penyerang yang ditakuti di Inggris. Beberapa musim sukses di jalaninya bersama The Reds. Karir Suarez menjadi semakin sukses setelahnya.
Sementra Asamoah Gyan, ia mengaku masih belum bisa melupakan kegagalannya mengeksekusi penalti di pertandingan itu. Ia bahkan mengaku masih menyimpan kemarahan bahkan setelah Suarez pindah ke Liverpool. Asamoah Gyan yang bermain untuk Sunderland waktu itu bahkan ingin memukul Suarez ketika pertandingan Sunderland melawan Liverpool.
Meskipun begitu, perjalanan Ghana di Piala Dunia 2010 memang menakjubkan. Mereka ‘hampir’ menginjak fase semifinal. Dan dua Piala Dunia setelahnya, tidak ada tim Afrika yang bisa menyamai pencapaian Ghana di Piala Dunia 2010.
Sumber referensi: B/R, BBC, Sportbrief, Libero, History, ESPN