Kesempatan Besar Manchester City untuk Juara Liga Champions

spot_img

Menjuarai Liga Inggris barangkali sudah jadi kegiatan yang membosankan bagi Manchester City. Namun, bagaimana dengan Liga Champions? Trofi kompetisi Eropa yang selalu didambakan hampir semua klub Eropa kecuali Club Brugge ini masih jadi resolusi menahun yang belum diwujudkan oleh City. Dan tahun ini barangkali jadi tahunnya klub yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut.

Dilansir The Sun, super komputer memprediksi kalau Manchester City lah yang akan keluar menggondol trofi Si Kuping Besar musim ini dengan kans sebesar 20,7 persen. Hasil ini cukup membuat fans Manchester City pede.

Pasalnya, ketika sistem memprediksi Argentina sebagai juara Piala Dunia sudah terbukti tepat. Namun, tampaknya akan terlalu naif apabila hanya berpegang pada hasil prediksi sebuah sistem.

City Selalu Gagal di Liga Champions

Selain bosan menjuarai kompetisi domestik, barangkali Manchester City juga sudah lelah menelan kegagalan di Liga Champions setiap tahunnya. Bahkan sejak diakuisisi oleh bos Uni Emirates Arab, Sheikh Mansour. 

Manchester City sudah melakukan segala cara. Sudah menghabiskan triliunan rupiah untuk memperkuat materi pemain hingga mempekerjakan Pep Guardiola yang sudah teruji pernah menjuarai Liga Champions bersama Barcelona, City masih saja gagal. 

Lima musim Guardiola menjadi manajer Manchester City, lima musim pula ia gagal membawa klub menjuarai Liga Champions. Dalam tiga musim terakhir, mentok hanya menginjak partai final pada musim 2020/21, tapi sayang digagalkan oleh rival senegara, Chelsea. Bahkan musim lalu mereka juga kembali gagal di babak semifinal dari rajanya Eropa, Real Madrid.

Tenang Ada Haaland

Meski dihantui rangkaian kegagalan, Manchester City nyatanya tak pernah berhenti mencoba. Kali ini, laju skuad asuhan Pep Guardiola terasa berbeda. City yang kini berada di peringkat kedua klasemen Liga Inggris 2022/23 sangat efisien. Entah itu dari permainan maupun geliat transfer di awal musim.

Mereka tak terlihat jor-joran untuk memperkuat tim, setidaknya apabila dibandingkan dengan Chelsea. Pergerakan mereka di bursa transfer terasa efektif dan benar-benar mendatangkan pemain sesuai kebutuhan.

Meski musim lalu tampil trengginas tanpa seorang striker murni. Namun, ketika jendela transfer musim panas dibuka, City sadar bahwa mereka tak akan selamanya bisa bersaing dengan tim-tim top Eropa jika tak memiliki ujung tombak jempolan. Maka dari itu manajemen tim mendatangkan Erling Braut Haaland dari Borussia Dortmund sebagai kepingan terakhir puzzle lini depan City.

Dengan adanya Haaland, skema menyerang Manchester City berada di level yang jauh lebih tinggi. Jika dulu minim opsi ke siapa bola akan diarahkan, kini dengan keberadaan Haaland hal itu bisa teratasi. Keberadaan pemain Norwegia itu juga membikin City lebih banyak menciptakan peluang. Ketajaman Haaland diyakini menjadi kunci utama Manchester City mewujudkan misinya itu.

Meski berada di urutan kedua, mereka tetap menjadi klub paling produktif soal urusan gol. Sebagian besar dari torehan 67 gol City di Liga Inggris berasal dari striker asal Norwegia tersebut. Jika dihitung sendiri, Haaland sudah mengemas 39 gol dari 36 pertandingan di semua kompetisi. 10 diantaranya ia cetak di Liga Champions

Peningkatan Performa Pemain

Tentu Manchester City bukan cuma soal Haaland. Pemain lain pun menunjukan peningkatan yang signifikan seiring kedatangan mantan punggawa RB Salzburg tersebut. Contohnya saja Kevin De Bruyne. Performa gelandang asal Belgia itu sudah bagus, tapi Haaland memaksimalkan segala potensi yang dimiliki De Bruyne.

Keduanya membangun koneksi yang sangat mematikan di Inggris. Pergerakan Haaland di area bertahan lawan sangat memudahkan De Bruyne untuk mengalirkan bola. Bola memang tak selalu mengarah ke Haaland, tapi pergerakan Haaland bisa membuka ruang bagi pemain-pemain lain di lini depan dan De Bruyne memanfaatkan itu. Ia sudah mencetak 19 assist di semua kompetisi untuk City dan mungkin 50% ia berikan untuk Haaland.

Sektor pertahanan musim ini juga lebih baik. Menurut beberapa sumber, buruknya pertahanan City jadi salah satu penyebab mereka selalu gagal di Liga Champions. Namun, musim ini, City baru kebobolan 20-an gol di liga, itu jauh lebih baik daripada musim-musim biasanya yang selalu kebobolan 30 gol lebih. Sedangkan di Liga Champions, mereka baru kebobolan tiga gol saja.

Kokohnya pertahanan City bukan tanpa alasan. Komposisi lini bertahan City kini digawangi oleh Ruben Dias, Nathan Ake, John Stones, dan Manuel Akanji. Perpaduan keempat pemain ini dirasa jadi yang terbaik oleh Pep Guardiola untuk meredam segala macam serangan lawan, baik darat maupun udara. Bahkan, saking tak tergantikannya, Pep sampai berani mendepak Joao Cancelo. 

Bayern Munchen Jadi Ujian Sesungguhnya

Dengan keadaan tim yang sedang top perform, perjalanan City di Liga Champions tak menemui hambatan yang berarti. Tergabung dalam Grup G yang hanya berisikan Dortmund, Copenhagen, dan Sevilla, City tak terbendung. Mereka bahkan tak mengalami satu kekalahan pun di fase grup. 

Di babak 16 besar pun City hanya bertemu RB Leipzig. Menghadapi klub yang tak berada di level yang sama, skuad asuhan Pep Guardiola menggilas Leipzig dengan agregat 8-1. Cobaan sesungguhnya baru datang di babak perempat final.

Hasil drawing menunjukan kalau City akan bertemu juara Liga Champions tahun 2020, Bayern Munchen. Jika melihat track record Bayern di Liga Champions musim ini, skuad asuhan Julian Nagelsmann jadi salah satu tim yang diunggulkan menjadi juara. Dengan kata lain, Die Roten adalah batu sandungan City.

Beda halnya dengan The Sky Blues yang belum bertemu tim kuat, kekuatan Bayern sudah teruji setelah mengalahkan Barcelona dan Inter Milan di fase grup, serta PSG di babak 16 besar kemarin. Selain itu, walaupun sama-sama tampil produktif di Liga Champions, Bayern sedikit lebih oke dalam bertahan.

Sejauh ini hanya Viktoria Plzen yang berhasil membobol gawang Bayern. Sedangkan tim-tim sekaliber Barcelona yang memiliki Robert Lewandowski, Inter Milan yang dipimpin duet Lautaro-Lukaku, hingga PSG yang dianggap memiliki lini depan paling mewah sejagat tak mampu merobek jala gawang FC Hollywood.

Mungkin Haaland masih bisa bernafas lega karena tak akan berhadapan dengan Manuel Neuer lantaran cedera. Namun sang pengganti, yakni Yann Sommer tak bisa dianggap remeh. Meski hanya menjadi kiper pelapis, Sommer tampil solid di bawah mistar gawang. Bahkan Yann Sommer lah yang membuat Lionel Messi, Kylian Mbappe, dan Neymar mati kutu di babak 16 besar. 

Permasalahannya tinggal satu, Manchester City dianggap sama dengan PSG yang tak memiliki DNA Eropa. Jadi, jika City bisa menundukan Bayern Munchen di babak perempat final nanti, jalan mereka untuk menambahkan DNA Eropa ke dalam jati diri klub kian terbuka lebar.

Sumber: ESPN, Bundesliga, The Sun, The Athletic, UEFA

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru