Beranda blog Halaman 176

Nabrak Aturan, Kelolosan Girona ke UCL Setelah 94 Tahun Terancam

0

Satu jam perjalanan kontingen Barcelona ke Girona berakhir tragis. Bermaksud membawa pulang tiga poin dan mendekati Real Madrid di puncak klasemen, Barca malah digebuk lagi oleh Girona. Di lain sisi, peluang mematenkan jatah Liga Champions terbuka bagi Girona. Lawannya Barca ini.

La Liga masih menyisakan empat pertandingan lagi. Namun, dengan mengalahkan Barcelona di Stadion Montilivi, Girona yang memperoleh 74 poin lolos ke Liga Champions musim depan. Poin mereka mustahil terkejar oleh Athletic Bilbao yang hingga jornada ke-34, berada di posisi kelima.

Girona pun mencetak sejarah. Setelah 94 tahun tidak pernah bermain di Liga Champions, tim yang berdiri tahun 1930 itu akhirnya memastikan diri ke UCL musim depan. Persis ketika tim seperti Manchester United dan Chelsea hanya bisa introspeksi diri. Namun, kelolosan Girona ke Liga Champions terancam.

Terancam oleh apa? Mari mengulasnya. Namun, sebelum itu jangan lupa subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan video terbaru dari Starting Eleven Story.

Girona Lolos ke Liga Champions

Hal yang menarik dari Girona, mereka bisa lolos ke Liga Champions hanya dalam waktu 685 hari setelah promosi ke La Liga. Musim ini adalah musim kedua Girona di La Liga. Musim lalu mereka baru promosi dan hanya berakhir di peringkat 10 La Liga.

Tim berjuluk Gironistes itu melesat kala peluit musim 2023/24 dibunyikan. Alhasil, tiket ke Liga Champions diperoleh tanpa harus mengantre dan kena tipu Ghisca Debora. Girona lolos ke kompetisi Eropa di musim keempat mereka bermain di La Liga.

Ketika tim seperti Malaga, Getafe, dan Villarreal membutuhkan paling tidak empat musim di La Liga, Girona hanya butuh dua musim setelah promosi untuk lolos ke Liga Champions. Menjadikan mereka tim yang membutuhkan musim paling sedikit di La Liga untuk bisa mengakses kompetisi Eropa.

Prioritas Girona

Lebih dari separuh musim ini, Girona menjelma tokoh utama dalam dongeng. Tak sedikit orang meyakini kalau Girona akan me-Leicester-kan diri. Mengalahkan Barcelona, sempat berada di puncak klasemen cukup lama, dan menunjukkan permainan yang seolah tak pernah kehabisan tenaga.

Akan tetapi, mendekati musim berakhir, Girona mengendur. Seperti biasa, tim-tim kecil yang gacor di awal namun kendor di belakang, selalu dicurigai kehabisan bensin. Demikian juga Girona. Padahal anak asuh Michel Sanchez mematok target yang berbeda dari pikiran banyak orang.

Menjadi juara di Liga Spanyol sama sekali bukan tujuan mereka. Girona hanya ingin merangkai La Liga musim ini menjadi lebih baik dari musim sebelumnya. Mereka ingin mengakhiri La Liga lebih baik dari dua musim di periode awal, yakni 2017 sampai 2019.

Tujuan yang sama sekali tak muluk-muluk bagi tim sekelas Girona itu akhirnya tercapai. Musim ini, selain selamat dan tak terdegradasi, Girona melampaui poin tertinggi mereka di La Liga. Sampai jornada 34 saja, Girona sudah mengoleksi 74 poin.

Itu melewati catatan poin tertinggi mereka, yakni 51 poin pada musim 2017/18 saat dilatih Pablo Machin. Musim ini, Girona juga memastikan berakhir di lima besar dan lolos ke kompetisi Eropa. Tak tanggung-tanggung, lolosnya pun ke Liga Champions.

Ambisi Michel Lolos ke UCL

Sementara Girona hanya ingin lebih baik dari musim yang lewat, Michel Sanchez, sang pelatih, menginginkan lebih dari itu. Lolos UCL adalah target pribadi Michel. Pelatih yang tidak mungkin terkenal kalau Girona berada di dasar klasemen itu berambisi ke Liga Champions.

Anfield, stadion angker milik Liverpool menjadi impian masa depan Michel. Selain ingin menginjakkan kakinya di Anfield, Michel berhasrat melihat atmosfer Signal Iduna Park dengan mata kepalanya sendiri. Ia juga bermimpi menjamu dua tim yang pernah menjadi juara Liga Champions: Inter dan Bayern Munchen.

Impian-impian itu tidak mungkin terwujud kalau Michel gagal membawa timnya ke Liga Champions. Usai diambang mewujudkan mimpinya itu, selanjutnya Michel berambisi mengantarkan trofi bagi Girona. Sudah waktunya Barcelona dan Real Madrid mengencangkan ikat pinggang.

Satu catatan menarik lainnya, Girona juga berpeluang menjadi tim di luar trio Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid yang akan meraih total poin tertinggi di La Liga sejak musim 1997/98. Girona bisa saja melampaui Valencia (77 poin musim 2003/04), Sevilla (77 poin musim 2020/21), Villarreal (77 poin musim 2007/08), dan Real Sociedad (76 poin musim 2002/03).

Terganjal Aturan

Girona memang lolos ke Liga Champions. Tapi mereka belum bisa dipastikan mendapat izin bermain di Liga Champions musim depan. Persoalannya ada pada kepemilikan tim Catalan Utara tersebut. Orang yang benar-benar paham sepak bola atau yang menjadi paham karena menonton Starting Eleven Story pasti tahu, kepemilikan Girona berada di tangan City Football Group.

City Football Group atau CFG merupakan perusahaan milik Abu Dhabi United Group. Pemiliknya tiada lain Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan. CFG mengakuisisi 47% saham Girona. Itu jumlah yang nyaris separuh. Saham Girona tidak hanya dimiliki CFG.

Saudaranya Pep Guardiola, Pere Guardiola juga memiliki 16% saham Girona. Sementara pebisnis kelahiran Bolivia, Marcelo Claure menguasai 35% persen saham klub. Peraturan UEFA pasal 5.01 poin c menyebutkan, “Tidak ada individu atau badan hukum yang boleh memiliki kendali atau pengaruh terhadap lebih dari satu klub berpartisipasi dalam satu kompetisi UEFA.”

Bunyi pasalnya rumit, ya? Sederhananya gini, lur. Dua klub yang dikendalikan dan dipengaruhi oleh orang yang sama tidak boleh main bareng di satu jenis kompetisi UEFA. Karena Manchester City yang 100% sahamnya dimiliki CFG juga akan bermain di UCL, maka kesempatan Girona untuk main di UCL bisa pupus.

Celah

Yang cukup menggelitik buat diperdalam lagi adalah frasa “kendali dan pengaruh” dalam pasal itu sebenarnya merujuk ke siapa?

Dalam aturannya, frasa tersebut merujuk pada orang yang: memegang mayoritas hak suara pemegang saham; mempunyai hak menunjuk atau memberhentikan sebagian besar anggota badan administratif, manajemen, atau pengawas klub; menjadi pemegang saham tunggal; dan orang yang mampu memberi pengaruh yang menentukan dalam pengambilan keputusan klub.

Di Girona, tiga dari lima dewan administrator yang memenuhi persyaratan juga menjabat di Manchester City. Ketiga orang itu antara lain John MacBeath yang juga anggota dewan di Manchester City, Simon Cliff yang menjabat Penasehat Umum CFG, dan Ingo Bank yang dilaporkan terkait dengan CFG.

Orang-orang tadi yang bisa bikin Girona menabrak aturan dan membuat mereka tak diizinkan berlaga di UCL musim depan. Dipikir-pikir, aturan ini kuno. Biar bagaimana sistem multiclub ownership adalah konsekuensi dari sepak bola yang sudah menjadi industri.

Yang Harus Dilakukan Girona

Satu-satunya langkah yang dapat ditempuh agar Girona bisa bermain di UCL adalah reshuffle. UEFA memberi tenggat waktu hingga 3 Juni 2024. Itu artinya Girona cuma punya waktu kurang dari sebulan untuk mengubah struktur organisasi.

Yah, cuma itu yang bisa dilakukan. Preseden yang sama juga terjadi pada RB Leipzig dan RB Salzburg. UEFA pernah mengizinkan kedua tim itu bermain di Liga Champions juga setelah memastikan tidak ada individu yang memiliki pengaruh di dua tim itu sekaligus.

Akhirul kalam, Girona memang lolos ke Liga Champions. Namun, itu belum bisa dipastikan. Yah, hidup memang begitu. Tidak yang pasti di dunia ini. Satu-satunya yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Selamat berjuang, Girona. Semoga ujungnya nanti tidak tersakiti.

 

Sumber: BeinSports, ESPN, CatalanNews, SportingNews

6 Pemain Kunci Bayer Leverkusen Juarai Bundesliga 2023/24

Satu kata yang pantas diberikan kepada performa Bayer Leverkusen musim ini, fantastis!. Mereka meraih gelar Bundesliga pertama kalinya dalam sejarah dengan bejibun rekor yang tak sembarang tim bisa. Ya, sejarah akan mencatat rapi fenomena menarik ini. Anak cucu kita pasti akan tau cerita pencapaian mereka.

Xabi Alonso boleh jadi sebagai aktor utama kesuksesan Leverkusen musim ini. Namun jangan salah, ia tak bisa sendirian. Ia dibantu oleh serdadu mereka yang tak kenal lelah terus berjuang di atas lapangan. Ya, ada beberapa pemain yang jadi sosok kunci keberhasilan Die Werkself musim ini. Siapa saja sih mereka?

Florian Wirtz

Di antara sederet bintang muda di skuad Bayer Leverkusen, Florian Wirtz merupakan bintang yang bersinar paling terang musim ini. Ia adalah otak serangan Xabi Alonso. Gelandang serang kelahiran Pulheim Jerman itu, memiliki visi bermain yang mumpuni serta lihai membaca arah permainan lawan. Bahkan media Jerman sampai menyebut cara bermain Wirtz mirip dengan Kevin de Bruyne.

Wirtz kerap memanjakan para striker Bayer Leverkusen dengan umpan-umpannya yang akurat. Sebagai gelandang kreatif, ia juga pandai membuka ruang bagi rekan-rekannya. Kelebihan Wirtz lainnya yakni ketenangan dalam mengeksekusi bola mati. Oh iya, ia juga pemain yang dipercaya Xabi Alonso sebagai salah satu eksekutor penalti Die Werkself.

Secara statistik, torehan Wirtz musim ini juga fantastis. Hingga spieltag ke 32, ia telah mencetak total 11 gol dan 11 assist. Jangan lupa juga, Wirtz ini adalah aktor kemenangan di laga penentuan juara Bundesliga saat melawan Werder Bremen. Di laga tersebut, ia tampil menawan dengan mencetak hattrick.

Ya, dengan usia yang masih sangat muda dan performa yang aduhai, tak heran sih..kalau ia banyak dilirik klub-klub besar seperti Munchen, City maupun Liverpool.

Granit Xhaka

Lain Wirtz, lain pula Granit Xhaka. Pemain berusia 31 tahun tersebut merupakan pemain tertua kedua di Leverkusen setelah kiper mereka Lukas Hradecky (34 tahun). Namun umur hanyalah angka, tak jadi soal. Buktinya pemain asal Swiss itu mampu membuktikan bahwa ia masih berkualitas. Apalagi kalau soal pengalaman, tak usah diragukan lagi. Ketenangan serta jiwa kepemimpinannya, membuatnya dipercaya sebagai pemimpin lini tengah Die Werkself.

Menariknya, Xhaka didatangkan dari Arsenal awal musim ini dengan harga yang tak terlalu mahal. Hanya 15 juta euro saja. Namun secara performa, ia kelihatan seperti pemain harga 50 jutaan euro ke atas.

Berdasarkan statistik dari website Bundesliga, Xhaka menjadi pemain dengan daya jelajah tertinggi di Bundesliga musim ini (339,6 km dalam 32 laga). Bayangkan, di usia segitu namun staminanya masih terjaga.

Meski tidak setajam Florian Wirtz, Xhaka memiliki peran lain yang tak kalah penting, yakni sosok yang menjaga keseimbangan dalam bertahan dan menyerang. Sebagai yang dituakan dalam tim, ia juga sering memberikan nasehat bagi para pemain lainnya. Baik itu di dalam lapangan, maupun luar lapangan. Ya, rasanya tak berlebihan jika Xabi Alonso menyebutnya sosok jenderal pemimpin timnya.

Kehadiran Xhaka, padahal awalnya sempat diragukan banyak pihak. Publik tak percaya ia mampu membawa pengaruh “mental juara” di Leverkusen. Mengingat, di klub sebelumnya seperti Monchengladbach maupun Arsenal, ia selalu gagal juara liga.

Namun ternyata keraguan itu salah. Xhaka nyatanya bisa lepas dari kutukan tak bisa juara liga. Bahkan nih, pemain Swiss tersebut mampu menyumbang gol saat penentuan gelar Bundesliga melawan Werder Bremen. Golnya pun berkelas.

Jonathan Tah

Lini pertahanan yang solid adalah kunci keberhasilan Leverkusen musim ini. Kalau kata Sir Alex Ferguson, serangan yang baik akan membawa kemenangan, namun pertahanan yang baik akan membawa pulang gelar.

Ya, Jonathan Tah sukses jadi tembok kokoh Die Werkself musim ini. Perannya yang solid di lini pertahanan, membuat Leverkusen menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Bundesliga musim ini.

Pemain 28 tahun kelahiran Hamburg tersebut, musim ini selalu menjadi pilihan utama Xabi Alonso. Ia sering dipasangkan dengan Edmond Tapsoba, Piero Hincapie, maupun Odilon Kossounou dalam format andalan tiga bek.

Oh iya, Jonathan Tah ini adalah pemain yang paling setia di Bay Arena. Bayangkan, ia sudah berseragam Leverkusen sejak tahun 2015. Pantas saja ia sudah sangat mengenal klub ini. Ia sangat menguasai kondisi ruang ganti Leverkusen.

Sebagai bek, Jonathan Tah juga sering berperan mencetak gol. Seperti misal, golnya ke gawang RB Leipzig pada Januari lalu yang membuat Leverkusen terhindar dari kekalahan. Ya, berkat peran krusialnya di Leverkusen musim ini, di Euro 2024 nanti ia diprediksi akan menjadi bek andalan Timnas Jerman asuhan Julian Nagelsmann.

Alejandro Grimaldo

Salah satu kesuksesan Leverkusen musim ini terletak pada performa sistem dua wing back-nya. Termasuk wing back yang baru direkrut Leverkusen secara gratis dari Benfica, Alejandro Grimaldo.

Kendati berstatus pemain gratisan, kualitas Grimaldo bukan kaleng-kaleng. Pemain yang sempat dua kali memperkuat timnas Spanyol itu, memiliki keahlian dalam hal kecepatan maupun akurasi umpannya.

Pergerakanya yang liar hingga kotak penalti lawan, sering membuat lawan bingung. Posisinya wing back, tapi kok posisinya sering mirip penyerang. Selain itu, Grimaldo juga mahir dalam mengeksekusi bola mati. Baik itu sepakan pojok, maupun tendangan bebas. Itulah mengapa ia dipercaya Xabi Alonso sebagai salah satu eksekutor bola mati Leverkusen musim ini.

Kelebihan lain Grimaldo musim ini adalah staminanya yang prima dan jarang cedera. Ia bahkan menjadi pemain kedua dengan menit bermain terbanyak di klub setelah Granit Xhaka.

Dengan seringnya ia bermain dan perform, tak heran pria kelahiran Valencia itu jadi salah satu pemain yang produktif di Leverkusen musim ini (9 gol 14 assist). Ya, siapa yang menyangka pemain gratisan ini mampu berpengaruh besar bagi Leverkusen.

Jeremie Frimpong

Seperti halnya Grimaldo, Jeremie Frimpong sebagai wing back kanan Leverkusen musim ini juga punya pengaruh besar. Kecepatan menyisir dan melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan dari sisi kanan, sering membuat lawan keteteran.

Xabi Alonso sempat mengatakan bahwa pengaruh Frimpong dalam membongkar pertahanan lawan dari sisi kanan, membuat sektor lain pertahanan lawan jadi lebih terbuka. Itulah yang dimanfaatkan pemain Leverkusen lainnya.

Wing back cepat dan powerfull asal Belanda tersebut, musim ini juga lebih punya ketenangan. Ia tak gegabah dalam mengambil keputusan. Tak heran jika Xabi Alonso menyebutnya kini tambah dewasa dan berkembang. Oh iya, Frimpong juga tak kalah dengan Grimaldo soal produktivitas gol maupun assist (9 gol 9 assist).

Victor Boniface

Meski absen selama empat bulan karena cedera kaki, namun peran Boniface di Leverkusen musim ini besar. Buktinya, ia sementara ini masih tercatat sebagai salah satu pencetak gol terbanyak di klub (12 gol 9 assist).

Padahal ia merupakan rekrutan anyar Leverkusen musim ini. Sejak awal musim, Boniface sudah memberikan pengaruh nyata dengan mencetak enam gol dari lima laga pertamanya di Bundesliga.

Kehadirannya bak hantu bagi kiper lawan. Sebagai sosok target man, striker asal Nigeria ini punya kemampuan naluri gol yang kuat. Baik itu dengan kaki maupun kepalanya. Selain sebagai mesin gol, ia juga termasuk tipe striker yang tidak egois. Hal tersebut dibuktikan dengan setidaknya beberapa assist yang ia ciptakan musim ini.

Menariknya, ketika ia kembali dari masa cederanya ia langsung diberikan posisi starter saat melawan Bremen di Bundesliga. Fantastis, ia langsung menciptakan gol dan satu assist bagi gol Xhaka. Ya, pengaruhnya di laga tersebut tak disadari telah mengunci gelar Bundesliga bagi timnya.

Sumber Referensi : bundesliga.com, france24, givemesport, sportbrief, transfermarkt

Campur Tangan Indonesia, FCV Dender Tembus Kasta Tertinggi Liga Belgia

0

Jika kemarin Starting Eleven Story membahas bagaimana kejeniusan orang-orang Indonesia di sepakbola Italia, kini kita akan membahas kontribusi Indonesia di persepakbolaan negara lain. Selain Italia, pemain dan pengusaha Indonesia juga berkecimpung di sepakbola Inggris. Namun, kita tak akan membahas negara asal The Beatles tersebut.

Yang bakal kita bahas adalah kejeniusan orang Indonesia di sepakbola Belgia. Kalian semua pasti tahu bahwa ada punggawa Timnas Indonesia yakni Marselino Ferdinan, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh yang berkarir di sana. Tapi, apakah kalian tahu kalau ada klub Belgia yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia?

FC Dender

Klub tersebut adalah FCV Dender. Sebelum kita bahas apa kontribusi Indonesia pada Dender, kita akan sedikit berkenalan dengan klub yang memiliki nama lengkap cukup panjang itu. Ya, FC Dender memang memiliki nama lengkap yaitu Football Club Verbroedering Dender Eendracht Hekelgem.

Untuk memudahkan, kita akan menyebutnya FCV Dender saja. Klub bernuansa biru merah ini merupakan klub yang berbasis di Denderleeuw, Flanders Timur, Belgia. Dalam sejarahnya, mereka lebih banyak berkutat di divisi bawah sepakbola Belgia. Jadi wajar apabila FC Dender jarang terdengar. 

Adapun cikal bakal dari terbentuknya klub ini adalah ketika klub bernama Verbroedering Denderhoutem berdiri pada 1935. Klub ini bermain di divisi keempat dan kasta lebih bawah lagi hingga tahun 1999. Setelah itu, mereka mulai konsisten bermain di divisi ketiga Belgia. Karena pencapaian itu, Verbroedering Denderhoutem akhirnya merger dengan KFC Denderleeuw Eendracht Hekelgem pada 2005 dan dinamai FCV Dender EH.

Penggabungan dua klub ini menjadi angin segar bagi persepakbolaan Denderleeuw. Dender akhirnya didaftarkan ke asosiasi sepakbola Belgia sehingga statusnya menjadi klub profesional. Tak lama sejak itu, mereka langsung memberikan gebrakan dengan back to back promosi dari Liga 3 Belgia menuju Jupiler Pro League tahun 2006.

Sayang, Dender kalah saing dengan klub-klub lain. Setelah dua musim bertahan di kasta tertinggi, performa mereka menurun dan kembali ke habitat asalnya, yakni kasta bawah Liga Belgia. Dender bahkan terlunta-lunta di kasta ketiga hingga akhirnya bangkit di musim 2021/22.

2018 Jadi Titik Balik

Tahun 2022 jadi tahun terakhir FCV Dender berkiprah di kasta ketiga. Dender berhak promosi ke kasta kedua Belgia sebagai juara kasta ketiga musim 2021/22. Ternyata itu adalah buah dari perombakan besar-besaran yang dilakukan FCV Dender pada tahun 2018. Ya, di tahun itu terjadi pergantian kepemilikan. Menariknya, sosok yang membeli saham Dender adalah orang Indonesia.

Pada musim 2017/18, datang seorang pengusaha sawit asal Medan bernama Sihar Sitorus. Pria yang kini berusia 55 tahun itu membeli saham FCV Dender dengan nilai kontrak yang tidak disebutkan. Namun, kabarnya pria yang juga aktif sebagai politikus itu membelinya dengan harga yang cukup murah untuk sebuah klub sepakbola. Itu wajar, mengingat saat itu FCV Dender masih berkutat di Liga 3 Belgia.

Tapi, seberapa kaya sih Sihar Sitorus ini? Sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dan pernah menjadi juru kampanye nasional Joko Widodo pada Pilpres 2014 silam, kabarnya kekayaan Sihar Sitorus mencapai lebih dari Rp350 miliar. Jumlah kekayaan Sihar juga berasal dari perkebunan sawit yang sangat luas dan yayasan pendidikan. 

Kader PDIP tersebut tidak main-main dalam bisnis sepakbola. Sihar Sitorus membeli FCV Dender bukan karena hobi saja. Melainkan benar-benar ingin mencetak sejarah di persepakbolaan Belgia. Maka dari itu, Sihar mulai memperbaiki masalah yang ada. Dari infrastruktur, keuangan, hingga manajemen semuanya begitu diperhatikan olehnya.

Tak lama setelah mengakuisisi FCV Dender, Sihar Sitorus menunjuk mantan marketing manager PT Liga Prima Indonesia dan operator liga dari Liga Primer Indonesia, Belinda Siahaan, untuk menjadi CEO klub. Di tangan Belinda, perlahan namun pasti, Dender mulai stabil. Entah itu secara finansial, maupun performa tim.

Setelah Sihar Sitorus

Meningkatkan kualitas dan mutu tim tentu tak dicapai selama sehari atau dua hari saja. Setidaknya butuh dua tahun untuk membuktikannya. Nah, di situlah kejeniusan dan dedikasi Sihar Sitorus dicurahkan. Ia tak digelapkan oleh keuntungan hasil penjualan merchandise atau tiket penonton. Ia juga nggak gembar-gembor di Indonesia kalau punya klub bola di Belgia. 

Sihar Sitorus justru berfokus pada pembinaan usia muda. Bukan cuma untuk meminimalisir dana belanja pemain, pembinaan usia muda yang baik juga diharapkan bisa menjadi wadah bagi pemain-pemain muda dari Indonesia untuk mengasah skill di Belgia. Melalui program From North Sumatra to Belgium, Sihar Sitorus akhirnya memberangkatkan Arvin Anand Sorma, Dede Achriansyah, dan Hagi Abdillah yang kala itu masih berusia 17 tahun ke Belgia. 

Sayangnya, ketiga pemain itu entah ke mana sekarang. Setelah proyek itu dirasa gagal, Sihar Sitorus mulai jarang memberikan kesempatan pada pemain lokal lagi. Ia lebih fokus kepada membangun reputasi FCV Dender baik di Belgia maupun Eropa.

Setelah promosi ke kasta kedua pada tahun 2022, pengembangan tim terus berjalan secara terstruktur. Materi pemain dan kursi kepelatihan juga tak luput dari perhatian manajemen klub. Hasilnya? Sangat memuaskan. Setelah dua musim berada di Divisi Kedua Liga Belgia, musim 2023/24 FCV Dender kembali menembus kasta tertinggi setelah finis di urutan kedua di bawah Beerschot.

Pencapaian ini adalah perkembangan progresif dari musim lalu saat FCV Dender harus puas berada di posisi 10 dan harus melalui fase play-off relegasi. Pelatih anyar, Timmy Simons dipercaya jadi kunci dari kenaikan performa mereka. Bersama Simons yang baru bergabung pada Februari 2023, Dender disulap jadi tim yang bermental menyerang.

Itu dibuktikan dengan statusnya sebagai tim paling produktif di kasta kedua Liga Belgia dengan catatan 55 gol. Bruny Nsimba jadi pemain tergacor dengan 14 golnya. Bahkan, menurut data yang disampaikan Total Football Analysis, Dender adalah tim ketiga dengan jumlah tembakan ke gawang terbanyak serta tim kelima dengan jumlah crossing tertinggi.

Di tangan Sihar Sitorus, FCV Dender seketika menjelma jadi tim yang memiliki tujuan hidup. Mereka adalah sebuah fenomena yang tak diduga di Challenger Pro League musim ini. Tim biasa-biasa saja yang lebih sering berkutat di divisi bawah ini justru yang mencuri tiket ke Liga Pro Belgia musim depan. 

Kentalnya Aroma Indonesia di Liga Belgia

Lucunya, dalam perebutan peringkat dua Challenger Pro League, tim Sihar Sitorus mengalahkan KMSK Deinze, klub yang juga beraroma Indonesia lantaran diperkuat Marselino Ferdinan. Nah, ngomong-ngomong soal Marceng, FCV Dender kini mulai dikaitkan dengan pemain tim nasional Indonesia tersebut.

Setelah mengamankan satu tiket ke kasta tertinggi Belgia, Dender berambisi untuk memboyong Marselino sekalian. Di Jupiler League, Sihar Sitorus dikabarkan ingin memberikan kesempatan yang lebih besar kepada talenta besar seperti Marselino. Toh, kontraknya bersama Deinze akan berakhir Juli mendatang.

Seperti yang diwartakan oleh Suara.com, dengan tidak jelasnya status perpanjangan kontrak dari KMSK Deinze untuk Marselino Ferdinan, membuat sang pemain sudah berstatus bebas transfer pasca Piala Asia U-23. Namun, belum ada pemberitaan lebih lanjut terkait transfer ini. Namun, jika berdasarkan situs Transfermarkt, probabilitas transfernya masih berada di angka 40%.

Meski belum pasti, jika pada akhirnya Dender benar-benar mendatangkan Marselino, maka aroma Indonesia begitu kental di Liga Belgia musim depan. Selain ada FCV Dender dan Marselino, di kasta tertinggi sudah ada Sandy Walsh yang memperkuat KV Mechelen. Mereka akan jadi wakil Indonesia yang disejajarkan dengan nama-nama besar lain di sepakbola Belgia. Duh, gimana nggak bangga sama Tanah Air tercintaku ini.

https://youtu.be/TCObK645XFM

Sumber: Total Football Analyst, Suara, Bola Nusantara, Bola

Ketar-Ketir Lawan King Indo, Guinea U-23 Sampai Halalkan Segala Cara!

0

Touchdown! Penggawa Timnas U-23 beserta jajaran pelatih dan staf telah mendarat dengan selamat di Paris. Dengan begitu, skuad Garuda Muda bisa mempersiapkan diri dan menyesuaikan suhu tubuh dengan cuaca Eropa sebelum menghadapi Timnas Guinea U-23 di Stade Pierre Pibarot.

Ini kesempatan terakhir bagi kedua tim untuk bisa lolos ke Olimpiade yang juga diadakan di Paris pada pertengahan tahun nanti. Maka dari itu, Guinea yang tampaknya terus memantau media sosial mulai khawatir melihat kemampuan Bang Tejo cs. 

Mereka enggan meremehkan King Indo. Guinea U-23 bahkan akan menghalalkan segala cara untuk meningkatkan kekuatan tim jelang duel ini. Emang cara apa yang mereka gunakan? Eits, sebelum kita spill, football lovers bisa subscribe dan nyalakan lonceng dulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.

Timnas Guinea U-23

Sama halnya dengan Indonesia, sepakbola Guinea telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Per April 2024, Guinea menempati peringkat 76 dunia. Terbentang jarak yang begitu jauh dengan Indonesia yang cuma berada di peringkat 134.

Guinea U-23 juga merupakan debutan di Piala Afrika U-23 kemarin. Meski demikian, mereka bisa mencapai babak semifinal. Di fase tersebut pun Guinea tetap bisa memberikan perlawanan alot kepada Mesir U-23. Guinea hanya kalah 1-0 dari negaranya Mohamed Salah itu. Sementara di perebutan juara ketiga, Guinea apes lantaran kalah adu penalti melawan Mali U-23. 

Menariknya, mayoritas pemain U-23 Guinea merupakan pemain yang mengisi skuad tim nasional senior. Bermodalkan pemain-pemain muda, mereka tampil heroik dan mencapai perempat final Piala Afrika 2023. Oleh karena itu, kalau bicara soal mental dan pengalaman, pemain-pemain Guinea U-23 sudah tak bisa diragukan lagi. 

Mirip-mirip kan, sama King Indo? Banyak pemain yang sudah mengantongi caps di tim senior, sama-sama debutan baik di Piala Asia maupun Piala Afrika, dan langsung beri kejutan pula.

Materi Pemain Mewah

Perbedaannya dengan Indonesia terletak pada materi skuadnya. Mayoritas pemain Guinea U-23 adalah pemain abroad. Bahkan menurut situs Transfermarkt, dari 27 pemain yang tampil di Piala Afrika U-23 kemarin, 20 di antaranya bermain di luar Guinea.

Dari jumlah 20 pemain abroad, 16 di antaranya menjalani karier di liga-liga di Eropa. Mulai dari Austria, Swiss, Belgia, Prancis, Yunani, hingga Spanyol. Perancis menjadi negara yang paling banyak dituju pemain muda Guinea. Maklum, Guinea merupakan negara bekas jajahan Prancis, jadi Guinea dan Prancis memiliki hubungan yang sangat baik.

Salah satu pemain abroad Guinea yang menarik perhatian adalah Algassime Bah yang kini berstatus sebagai pemain Olympiacos, klub kasta tertinggi Liga Yunani. Meski baru tampil dua kali di skuad senior, penyerang bertinggi badan 182 sentimeter itu telah melakoni 66 pertandingan dengan torehan 23 gol dan 4 assist untuk Olympiacos B. 

Selain Bah, masih banyak pemain-pemain yang berkarir di luar Guinea. Contohnya Selu Diallo yang berkarir di Spanyol bersama Deportivo Alaves, Mohamed Soumah yang bermain di KAA Gent, dan Madiou Keita di AJ Auxerre. Guinea bahkan sempat punya pemain yang berkarir di Jerman bersama Stuttgart. Dia adalah Momo Cisse. Sayang, kontraknya tak diperpanjang pada Januari lalu.

Empat Pemain Tambahan

Jika kalian berpikir bahwa kengerian skuad Guinea U-23 hanya itu, salah besar. Selain yang sudah ada, Syli National juga akan memanggil beberapa pemain langganan di tim senior, tapi yang usianya masih memenuhi syarat.

Saat ini, ada empat pemain yang diharapkan bergabung dengan tim Guinea U-23. Pemain-pemain tersebut antara lain Ilaix Moriba (21 tahun), Saidou Sow (21 tahun), Facinet Conte (19 tahun), dan Ibrahim Diakite yang kini berusia 20 tahun. Beberapa nama cukup familiar bukan? Mari kita ulas satu per satu.

Kita mulai dari Ibrahim Diakite. Pemain kelahiran Prancis ini merupakan punggawa Stade Reims. Namun, sedang menjalani peminjaman ke klub Swis, Stade-Lausanne sejak Februari kemarin. Berposisi sebagai bek kanan, pria berusia 20 tahun tersebut mencatatkan sembilan penampilan dan satu gol bersama Lausanne. Sebelumnya, ia juga pernah mencatatkan lima penampilan bersama Reims musim ini.

Selanjutnya Facinet Conte. Meski masih berusia 19 tahun, ia diandalkan oleh klubnya yakni SC Bastia yang berlaga di kasta kedua Liga Prancis. Bermain sebagai penyerang tengah, Conte mengemas enam gol dan empat assist dalam 22 pertandingan di semua kompetisi. Ia bahkan sempat mencetak brace ke gawang Troyes, saudara jauh Manchester City.

Sementara Saidou Sow merupakan pemain dari Strasbourg, klub kasta tertinggi sepakbola Prancis. Akhir-akhir ini, Sow sedang dalam performa terbaiknya. Ia telah mencatatkan sepuluh penampilan di Ligue 1 musim ini. Sebagai pemain belakang, ia pernah menghadapi striker-striker top macam Jonathan David, Wissam Ben Yedder, dan Folarin Balogun.

Nah, yang terakhir ini patut diwaspadai oleh Marselino Ferdinan cs. Ilaix Moriba merupakan pemain RB Leipzig yang sedang dipinjamkan ke Getafe. Moriba bukan pemain sembarangan. Menurut data yang ada, kiprahnya di Eropa cukup membuat para pemain Indonesia merinding dibuatnya. 

Sebelum berlabuh ke RB Leipzig, pemain yang berposisi gelandang itu tercatat pernah berseragam Valencia dan Barcelona. Ya, Moriba adalah lulusan La Masia, salah satu akademi terbaik di dunia. Kalau gini sih yang mestinya ketar-ketir Indonesia, bukan Guinea. Nathan Tjoe-A-On yang diperkirakan bakal berduel langsung dengan Moriba harus cerdik dalam membatasi pergerakan sang pemain di lini tengah.

Pelatihnya, Beuh!

Memulangkan semua talenta terbaik yang dimiliki, federasi sepakbola Guinea tidak lagi mempercayakan skuad Guinea U-23 kepada Morlaye Cisse. Pada 1 April kemarin mereka langsung menunjuk Kaba Diawara untuk menangani Guinea muda di laga kontra Indonesia nanti. Namanya memang asing, tapi riwayat hidupnya tak bisa bohong.

Kaba Diawara sebelumnya melatih tim nasional senior Guinea. Ia juga memiliki latar belakang sebagai mantan pemain di klub-klub terkemuka seperti Arsenal, Marseille, West Ham, hingga raksasa Prancis, Paris-Saint Germain. Satu-satunya prestasi yang diperoleh adalah mengantarkan Bordeaux menjuarai Liga Prancis pada musim 1988/99. 

Sementara di dunia kepelatihan, namanya masih terbilang baru. Guinea jadi tim pertama yang ia latih. Diawara sendiri sudah menjabat sebagai pelatih utama Timnas Guinea senior sejak 2021 silam. Dan kabarnya, ia ditunjuk sebagai pelatih Guinea U-23 khususon untuk menghadapi Indonesia di laga play off Olimpiade ini.

Kelihatannya Guinea U-23 sangat serius untuk menghadapi skuad Shin Tae-yong yang hanya mengandalkan “The Power of Friendship”. Emangnya, Olimpiade Paris penting banget ya buat mereka? Kok sampai segitunya? Jika ditanya begitu, maka jawabannya sangat penting. Guinea memandang Olimpiade sebagai sebuah checkpoint dalam proses pengembangan sepakbola.

Guinea terakhir tampil di Olimpiade pada edisi 1968 dan terhenti di babak penyisihan grup sebagai juru kunci. Andai menang, mereka akan mengakhiri penantian selama 56 tahun. Sedangkan penantian Indonesia jauh lebih lama. Garuda Muda terakhir mentas di Olimpiade pada 68 tahun lalu, tepatnya pada Olimpiade 1956. So, kedua negara memiliki mimpi yang sama, yakni mencari jalan untuk bisa kembali tampil di Olimpiade.

Sumber: Kompas, Tempo, CNBC, Suara, Bola

Jangan Ada Bully! Perjuangan Timnas U-23 ke Olimpiade Paris Belum Usai

0

Nenek moyang kita pasti tidak asal-asalan dalam membuat peribahasa. Pemikiran matang nan dewasa, serta pengalaman hidup jadi dasar landasannya untuk meramu sebuah peribahasa yang sarat akan makna.

Seperti peribahasa “panas setahun, dihapuskan hujan sehari”, yang artinya segala kebaikan terhapus hanya karena sedikit kesalahan.

Peribahasa yang mengandung makna nasihat sekaligus sindirin tersebut kini terdengar pas untuk menggambarkan reaksi sebagian suporter bola Indonesia terhadap hasil yang diperoleh timnas Indonesia di Piala Asia U-23.

Seperti yang kita tahu, pil pahit harus ditelan Justin Hubner dan kawan-kawan. Usai kandas di tangan Uzbekistan di babak semifinal, Garuda Muda gagal mengalahkan Irak di perebutan tempat ketiga. Hasil itupun membuat peluang timnas lolos ke Olimpiade Paris 2024 semakin menipis.

Timnas Kalah, Justin Hubner dan Marselino Di-Bully

Kekalahan 1-2 atas Irak ternyata bertuntut panjang. Reaksi negatif hadir dari sebagian kalangan pencinta sepak bola Indonesia yang kecawa. Bukannya menghibur atau memberi apresiasi, sebagian fans yang bersumbu pendek tersebut justru malah mem-bully penggawa timnas U-23.

Justin Hubner dan Marselino Ferdinan jadi dua pemain yang paling banyak menerima serangan bully di media sosial. Hubner jadi korban hujatan netizen usai dianggap bersalah dan melakukan blunder fatal yang mengakibatkan terciptanya gol Ali Jassim di babak extra time.

Sementara itu, bully yang diterima Marselino Ferdinan di akun instagram-nya jauh lebih parah. Ketikan jahat netizen banyak ditemukan setelah pemain kelahiran 2004 itu dianggap bermain terlalu egois dalam laga melawan Irak.

Marselino sendiri sempat merespon hujatan tersebut. Namun, bukannya mereda atau membuat para penghujat tersebut sadar diri, hate speech dan bully yang dilontarkan kepada Marselino justru makin deras.

Ironisnya, hujatan tersebut kini telah merambah ke pihak yang seharusnya tidak dilibatkan dalam masalah konyol ini. Netizen nirakhlak yang tak tahu terima kasih itu kini juga menyerbu akun instagram klub Marselino di Belgia, KMSK Deinze. Sungguh memalukan, bukan?

Menanggapi hal tersebut, Marselino mengaku tidak nyaman dan ingin menangis. Ia berkata bahwa keputusannya untuk tetap membuka kolom komentar instagram-nya adalah agar serangan netizen Indonesia bisa terfokus ke dirinya saja dan tidak menyebar ke mana-mana. Akan tetapi, ternyata langkah tersebut tidak mempan dan komentar jahat tetap deras mengalir ke pihak yang tidak seharusnya terlibat.

Wajar jika kini seorang Marselino Ferdinan ingin menangis. Bayangkan beban seperti apa yang kini ia rasakan. Apa yang diterima Justin Hubner dan Marselino Ferdinan sendiri sudah bukan sebuah kritik, melainkan hate speech dan pem-bully-an.

Sebagian suporter kita lupa kalau para penggawa timnas yang berlaga di Piala Asia U-23 masih berusia sangat muda. Masa depan mereka masihlah panjang. Dan, sangat wajar apabila dalam perjalanannya pasti banyak menerima rintangan dan membuat kesalahan. Justru, hal itulah yang bakal membuat mereka makin matang dan memiliki masa depan cerah.

Mereka mungkin juga tak tahu kalau ini adalah keikutsertaan perdana timnas kita di Piala Asia U-23. Dan, sebagai tim debutan, Timnas Indonesia langsung berhasil finish di empat besar.

Para pem-bully tersebut juga harusnya malu dan gigit jari, sebab pemain yang mereka bully justru mendapat pujian dari pelatih kelas dunia. Dalam unggahan IG Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Bidang Diaspora dan Kepemudaan Kemenpora RI pada 5 Mei kemarin, terungkap ada 4 pemain timnas yang mencuri perhatian Roberto Mancini dan asistennya, Fausto Salsano. Kebetulan mereka berjumpa ketika timnas bertanding melawan Irak.

Dalam sebuah catatan tangan, 4 pemain Indonesia yang dianggap menonjol di laga tersebut adalah Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Nathan Tjoe-A-On. Adapun perbedaan font pada tulisan tangan tersebut juga sudah diklarifikasi oleh Hamdan Hamedan bahwa nama Marselino ditulis langsung oleh Salsano, sedangkan ketiga lainnya ditulis oleh Hamedan atas permintaan Salsano.

Sehari sebelum Hamedan mengunggah catatan tangan tersebut, tactical assistant Roberto Mancini di timnas Arab Saudi, Antonio Gagliardi melalui akun X-nya ternyata sudah lebih dulu menyebut nama Marselino Ferdinan sebagai salah satu MVP personalnya di ajang Piala Asia U-23.

Selain itu, netizen nirakhlak yang melakukan pem-bully-an itu juga mungkin lupa atau bahkan buta dan tuli. Sebelum memulangkang Korea Selatan di babak perempat final, siapa yang berani bermimpi untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024?

Terlepas dari foto viral Ernando Ari yang sudah lama bercita-cita ke Olimpiade 2024, hanya Shin Tae-yong seorang yang di Piala Asia U-23 kemarin punya target lolos hingga fase semifinal. Target yang dipatok PSSI sendiri hanyalah lolos hingga fase perempat final.

Lalu, ketika mimpi yang pada awalnya tidak ada tersebut nyaris sirna, mengapa kini justru berbalik mem-bully para pemain yang sudah melampaui targetnya?

Maka, benar sudah peribahasa “panas setahun, dihapuskan hujan sehari”. Hanya gara-gara kalah dari Irak, perjuangan heroik para pemain timnas justru berbuah cacian. Ketimbang cacian, perjuangan timnas di Piala Asia U-23 justru jauh lebih layak untuk dipuji. Ketimbang pecundang, mereka lebih pantas disebut pahlawan.

Kritik sah-sah saja dilontarkan. Namun, tidak dibenarkan ketika sudah terselip bully di dalamnya. Memang, permainan dan performa anak asuh Shin Tae-yong perlu dievaluasi. Namun, selain para pemain, kita para suporter juga wajib mengevaluasi diri kita sendiri.

Sudahkah kita menjadi suporter yang baik? Sudahkah kita mendukung dan mendoakan timnas kita dengan tulus dan ikhlas? Bukankah bully yang timbul adalah buah dari kesalahan kita yang terlalu bereuforia dan besar kepala?

Seperti kata Justin Hubner, “Kamu bukan suporter sejati jika kamu membenci pemain tim nasional kamu sendiri”.

Move On! Perjuangan Timnas Belum Usai

Kini, kita semua mesti move on dari kekalahan menyakitkan atas Irak. Pasalnya, meski hanya finish di peringkat empat Piala Asia U-23, tetapi perjuangan Timnas Indonesia menuju Olimpiade 2024 belumlah usai.

Ya, meski menipis, peluang timnas lolos ke Paris 2024 belum sirna sepenuhnya. Garuda Muda masih punya 1 peluang tersisa di laga playoff melawan wakil Afrika, Guinea.

Sayangnya, kami melihat dukungan terhadap timnas justru makin menipis usai takluk dari Uzbekistan dan Irak. Padahal, timnas kita justru butuh lebih banyak dukungan, doa, dan motivasi ketimbang saat melawan Uzbekistan ataupun Irak. Sebab, laga melawan Guinea yang bakal digelar di Clairefontaine pada Kamis besok tersebut, adalah laga hidup dan mati bagi kedua negara untuk memperebutkan satu tiket tersisa menuju Olimpiade Paris 2024.

Sebagai lawan, Guinea juga siap menghadirkan tantangan berat. Negara berperingkat 76 dunia tersebut punya postur tubuh, kekuatan fisik, dan gaya bermain yang sangat berbeda dibanding lawan-lawan Indonesia di zona Asia. Selain itu, Kaba Diawara, pelatih Guinea juga sudah terang-terangan berkata kalau ia dan timnya menatap laga ini dengan sangat serius.

Guinea sendiri punya kemiripan dengan Indonesia. Mereka juga merupakan debutan di Piala Afrika U-23 dan langsung berhasil keluar sebagai peringkat 4. Selain itu, Guinea juga dihuni oleh banyak pemain yang bermain di Eropa. Sama seperti Indonesia yang juga mengusahakan agar para pemain yang berkarier di luar negeri bisa ikut bermain, Guinea juga melakukan langkah serupa.

Hasilnya, dari 19 pemain yang sudah mulai berlatih di Prancis, Guinea sudah dipastikan bakal diperkuat oleh 13 pemain yang berkarier di Eropa. Dan, diantara 13 pemain tersebut, 4 di antaranya sudah rutin mentas bersama timnas Senior. Mereka adalah Ibrahim Diakite, Facinet Conte, Saidou Sow, dan lulusan La Masia yang kini bermain untuk Getafe, Ilaix Moriba.

Melihat betapa seriusnya Guinea, Timnas Indonesia jelas akan mendapat rintangan terjal untuk mewujudkan mimpinya lolos ke Olimpiade 2024. Jadi, jangan ada lagi bully. Sungguh sangat disayangkan dan sangat memalukan jika masih ada pihak yang menghujat para pemain timnas. Sebaliknya, timnas kita kini tengah butuh dukungan, doa, dan motivasi yang amat banyak menjelang laga kontra Guinea.

Dan, perlu kita sadari bersama, bahwa di bawah polesan Shin Tae-yong, timnas kita sedang berproses. Ingat, tidak ada yang instan dalam sebuah perjuangan. Jadi jangan bebani mereka dengan ekspektasi yang terlampaui berat. Apapun hasilnya nanti, perjuangan Garuda Muda wajib kita apresiasi!


***
Referensi: Kumparan, Bolasport, CNN, Kompas, Detik.

Nasib Malang Arsenal, Sudah Serius Tetap Terancam Gagal Juara EPL

Tak terasa, ketatnya persaingan meraih gelar Liga Inggris tinggal dua pekan lagi. Siapa yang akan jadi juara? Hmm… masih susah ditebak seperti sifat perempuan. Liga Inggris musim ini masih seru dinanti juaranya hingga laga terakhir. Arsenal dan Manchester City adalah dua kandidat terkuat. Namun jika melihat sisa laga kedua klub, siapa yang berpeluang besar tersenyum di 19 Mei nanti?

Sebelum membahasnya, jangan lupa ya..subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan konten menarik dari Starting Eleven Story.

Ketat! City Untung Satu Laga

Hingga pekan 36, Liga Inggris masih dipimpin oleh Arsenal. Mereka unggul satu poin dari Manchester City. Musim ini Liga Inggris tinggal menyisakan dua laga saja. Namun bagi Manchester City, mereka masih menyimpan satu laga sisa berkat penundaan laga saat melawan Tottenham Hotspur.

Sedianya City dijadwalkan bertemu Tottenham Hotspur di pekan 34 tanggal 20 April lalu. Namun karena di hari tersebut City kebetulan melakoni laga semifinal Piala FA melawan Chelsea, maka laga melawan Spurs tersebut ditunda dan dijadwalkan kembali pada tanggal 15 Mei dini hari mendatang.

Jadi, City masih akan melakoni laga lebih banyak dari Arsenal di sisa musim ini. Artinya, walaupun kini City tertinggal poinnya dari The Gunners, di atas kertas mereka masih bisa mengejar.

Sapu Bersih, City Juara

Manchester City akan menghadapi Fulham, Spurs dan West Ham di sisa musim ini. Sementara Arsenal hanya akan menyisakan dua laga saja yakni melawan MU dan Everton. Kalau bicara peluang, superkomputer Opta memprediksi bahwa City akan keluar sebagai juara dengan persentase 65,2%, sedangkan Arsenal hanya 34,8%.

Berdasarkan hitung-hitungan realistis, jika City menang di tiga laga sisa, mereka akan mengoleksi 91 poin di akhir musim. Sementara kalau Arsenal juga sapu bersih dua laga sisa, mereka hanya akan mengoleksi 89 poin. Nah loh!

Dengan kemungkinan hasil tersebut, tampaknya Arsenal memang harus legowo melihat kembali City berpesta juara Liga Inggris. Kemenangan pasukan Arteta di dua laga sisa, tak bisa menjadikan mereka juara, kalau The Citizens juga menang terus.

Penggemar Arsenal kini hanya bisa bermunajat semalam suntuk agar City terjegal di salah satu laga sisa. Jika City seri satu kali saja, maka itu akan membuat Meriam London punya harapan menjadi juara.

Poin Sama, Arsenal Juara?

Jika The Citizens di tiga laga sisa hanya meraih dua kali kemenangan dan satu hasil seri, maka di akhir musim mereka akan mengumpulkan 89 poin. Poin yang sama jika The Gunners di lain tempat memenangkan dua laga sisa.

Jika demikian, gelar Liga Inggris akan ditentukan dari jumlah selisih gol. Nah, jika begitu, Arsenal yang akan menjadi juara. Pasalnya secara selisih gol, Arsenal hingga pekan ke-36 masih unggul 6 gol dari City.

Hal itulah yang buat Pep ketar-ketir. Skenario mereka menjadi juara dengan poin sama, akan susah terwujud. Apalagi Arsenal juga kalau menang sering dengan skor banyak. Jumlah kebobolan Arsenal musim ini juga paling sedikit.

Harus Lewati Spurs

Potensi City terjegal musim ini, kemungkinannya ada saat melawan Spurs. City selalu kesulitan kalau hadapi Spurs. Musim ini saja, City belum bisa mengalahkan Spurs di Liga Inggris. Belum lagi pertandingan tersebut bakal digelar di Tottenham Hotspur Stadium. Jika bermain di markas Spurs, City acap kali kesulitan. Tahun 2018 adalah terakhir kali City menang melawan Spurs di kandangnya di Liga Inggris.

Namun tenang saja fans City, di musim ini setidaknya misteri itu dipecahkan. Walaupun hanya di laga Piala FA, City sudah bisa menang lagi di kandang Spurs. Ini akan menjadi modal modal bagus bagi mental pasukan Pep dalam melakoni laga nanti. Apalagi kini kondisi pasukan The Lilywhites dibawah Ange Postecoglou sedang amburadul.

Empat laga terakhir di Liga Inggris, mereka selalu kalah. Skuad mereka juga pincang di lini belakang. Bek kiri Udogie cedera dan sampai harus memainkan Emerson Royal yang notabene bek kanan.

Beda dengan City yang masih superior. Mereka konsisten meraih kemenangan di enam laga terakhirnya di Liga Inggris. Ditambah jelang akhir musim ini skuad mereka kembali komplit tak ada lagi cedera yang melanda.

Spurs Rela Arsenal Juara?

Arsenal boleh saja berharap kemungkinan Spurs bisa menjegal City. Namun apakah Spurs rela, jika mereka menahan City lalu Arsenal jadi juara?

Spurs yang dipecundangi Arsenal di kandang musim ini, bisa jadi tak mau musuh bebuyutannya itu jadi juara Liga Inggris. Spurs bisa jadi tak akan bermain ngotot ketika hadapi City nanti. Namun, kalau itu yang mereka lakukan, justru mereka sendiri yang akan kehilangan kesempatan bermain di Liga Champions musim depan.

Sebab, Spurs yang menyisakan tiga laga, masih berpotensi merebut tiket UCL dari tangan Aston Villa. Pasukan Unai Emery masih unggul tujuh poin. Namun, mereka hanya menyisakan dua laga. Salah satunya melawan Liverpool. Jadi ini malah jadi kesempatan bagus bagi Spurs untuk menggusur posisi Aston Villa dan berlaga di UCL musim depan.

Old Trafford Mengancam Arsenal

Terjegalnya City atas Spurs memang yang dimau Arsenal saat ini. Namun apakah saat City terjegal, Arsenal tak bisa terjegal juga? Jawabannya, bisa saja. Pasukan Arteta akan mendapat ujian berat saat bertandang ke Old Trafford.

Ingat lho, dalam dua musim ke belakang, mereka tak pernah menang kalau bermain di Theater of Dream. Jadi, jangan harap laga melawan tim peringkat delapan Liga Inggris ini, Arsenal akan menang mudah.

Kalau benar kejadian, tampaknya seperti dejavu bagi Arsenal. Musim lalu Arsenal juga terpeleset dari perburuan gelar liga di laga-laga pekan terakhir. Musim lalu mereka tumbang oleh Brighton dan Nottingham Forest di pekan 36 dan 37.

Laga Akhir Juga Krusial

Selain laga yang menentukan di pekan ke-37, jangan lupakan juga laga terakhir musim ini. Baik City maupun Arsenal akan bermain di kandang sendiri. City akan bertemu West Ham, sedangkan Arsenal akan bertemu Everton. Kesempatan meraih poin penuh pun sangat terbuka. Mereka pasti tak mau mengecewakan fans di laga kandang terakhirnya musim ini.

Tapi sebelum bola ditendang, peluang West Ham dan Everton untuk menyulitkan tetap ada. Everton di bawah Sean Dyche punya track record menyulitkan Arsenal. Sepakbola pragmatis ala Sean Dyche pernah dibenci Arteta. Ingat, gaya sepakbola Sean Dyche juga sempat mengalahkan Arteta musim lalu. Apalagi Everton jelang akhir musim ini sulit dibobol. Bahkan melawan Liverpool saja mereka bisa menang.

West Ham yang tampil buruk akhir-akhir ini, sebenarnya juga masih punya peluang menyulitkan City, walaupun itu kecil. Mereka akan ditinggal pelatihnya David Moyes pasca laga ini. Jadi pasti akan berikan yang terbaik bagi perpisahan Moyes. Namun, mentalitas City sebagai juara Liga Inggris tak bisa diremehkan

Masih ingat City di musim 2011/12 dan 2021/22? City hampir saja kepleset jadi juara di laga terakhir, namun tetap bisa comeback di menit-menit akhir. Jadi, kalau melihat City yang di atas kertas berpeluang besar juara, mending nyerah saja nggak sih Arsenal?

Sumber Referensi : skysports, independent, reuters, sportingnews, aiscore

Ipswich Town Promosi ke EPL, Bisakah Elkan Baggott Main di Premier League?

Penantian 22 tahun Ipswich Town terjawab sudah. Tim berjuluk The Tractor Boys itu akhirnya kembali ke Liga Inggris setelah degradasi tahun 2002. Kepastian itu didapat usai Ipswich finis di posisi kedua EFL Championship musim 2023/24. Tim yang dilatih Kieran McKenna itu mengumpulkan 96 poin dari 28 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 6 kali kalah.

Lantaran finis di posisi kedua, The Tractor Boys tidak perlu melakoni babak play-off agar promosi ke Liga Inggris. Nah, kabar promosinya Ipswich menggemparkan sekaligus legit dibicarakan. Apalagi di dalam skuad mereka ada punggawa Timnas Indonesia, Elkan Baggott.

Kalau Ipswich promosi, artinya Baggott juga akan ikut ke Premier League. Ia mungkin saja akan menjadi pemain pertama Indonesia yang merumput ke kompetisi paling bergengsi di Eropa. Tentu sebelumnya ada nama Jordi Amat. Namun, pada saat bermain di EPL, Amat masih berkewarganegaraan Spanyol.

Walau begitu, masih ada ganjalan yang membuat Baggott tidak bisa main di Premier League. Apa itu? 

Status Elkan Baggott

Kendati musim ini Elkan Baggott bermain di League One atau divisi tiga bersama Bristol Rovers, namun statusnya masih pemain Ipswich Town. Musim ini, pemain dengan market value Rp4,3 miliar itu dipinjamkan oleh Ipswich Town ke Bristol Rovers.

Peminjaman itu terjadi setelah Baggott pulang dari Qatar dalam rangka membela Timnas Indonesia di Piala Asia 2023. Hal ini juga melalui pertimbangan yang tidak sebentar. Pelatih Ipswich, Kieran McKenna merasa bek Timnas Indonesia itu perlu mendapat lebih banyak menit bermain.

Sementara pihak Bristol Rovers ngotot menginginkan Elkan Baggott. Meskipun dipinjamkan dan seolah tidak menginginkan Baggott, pria yang pernah bekerja di Manchester United itu tidak menilai kalau performa Baggott buruk.

Sebaliknya, di paruh musim pertama, menurut McKenna, pemain kelahiran Bangkok itu tampil cukup apik. Lagi pula ini juga bukan pertama kalinya Baggott dipinjamkan. Ia pernah dipinjamkan ke klub lain seperti Gillingham dan Cheltenham Town. Peminjaman ini toh juga menguntungkan Baggott.

Bek setinggi 1,96 meter itu mencatatkan 14 kaps di League One musim ini. Tak hanya itu, Baggott juga mengemas satu gol dan satu asis. Modal ini akan dibawa Baggott untuk meyakinkan McKenna agar membawanya ke Premier League musim depan. Usai Bristol kabarnya akan mengembalikan Elkan Baggot.

Ranking Timnas Indonesia Menjadi Kendala

Kesempatan bermain di salah satu liga terbaik di dunia jelas akan menambah jam terbang Baggott. Menghadapi striker-striker ganas seperti Erling Haaland, Dominik Solanke, sampai Marcus Rashford akan menjadi pengalaman berharga baginya. Pengalaman itu bisa ia bawa dan tularkan nanti ketika membela Timnas Indonesia.

Sayangnya, Elkan Baggott diragukan tampil di Premier League musim depan. Itu berkaitan dengan ranking Timnas Indonesia. Per 4 April 2024, Indonesia duduk di peringkat 134 dunia. Sementara Premier League punya aturan ketat soal pemain asing non-Uni Eropa.

Aturan itu menyebutkan, hanya pemain dari negara yang berada di peringkat 70 besar FIFA dalam dua tahun terakhir saja yang diizinkan bermain di Liga Primer Inggris. Indonesia tentu tidak termasuk di dalamnya. Walau begitu, ternyata masih ada aturan yang bisa mengizinkan Baggott main di Premier League.

Aturan Homegrown

Aturan yang dimaksud adalah aturan homegrown. Premier League punya aturan yang mewajibkan setiap tim memiliki delapan pemain homegrown. Pemain seperti apa yang berstatus homegrown? Ia adalah pemain yang terafiliasi FA selama setidaknya tiga tahun sebelum berusia 21 tahun.

Status ini tidak memandang dari negara mana asal pemain. Gabriel Martinelli, pemain Arsenal yang berasal dari Brasil itu pun berstatus homegrown karena berseragam Meriam London sejak 2019, ketika usianya belum 21 tahun.

Status homegrown juga tidak memandang usia. Jonny Evans di Manchester United adalah contohnya. Walaupun ia berusia 36 tahun, tapi Evans menyandang status homegrown. Karena begitu aturannya, maka Elkan Baggott juga berstatus homegrown. Tidak peduli apakah ia memiliki paspor Inggris atau tidak.

Status homegrown bisa bermakna pemain yang dikontrak oleh klub yang berada di bawah naungan FA maupun Football League selama sekurang-kurangnya tiga tahun sebelum usia pemain menginjak 21 tahun. Nah, Baggott terafiliasi FA sejak 2020, ketika ia dipromosikan ke tim utama Ipswich Town.

Dengan kata lain, Baggott bisa saja memenuhi kuota delapan pemain homegrown. Hanya saja, pemain homegrown di Ipswich bukan cuma dia. Menjadikannya salah satu dari delapan pemain tersebut adalah hak prerogatif pelatih Ipswich Town musim depan.

Selain itu, jika ingin bermain di Premier League, Baggott wajib bertahan di Ipswich hingga 2025, tidak pindah ke liga di negara lain.

Kaps Timnas Indonesia

Menit bermain di Timnas Indonesia di ajang resmi juga bisa menolong Baggott agar bisa bermain di Premier League. Sekalipun Indonesia berada sangat jauh dari ranking 70 besar FIFA. Ada syarat yang namanya jaminan Governing Body Endorsement (GBE) yang dikeluarkan oleh FA.

Nah, jaminan GBE ini punya batas waktu alias kadaluwarsa. Dari sekian syarat untuk mendapatkan GBE, salah satu yang krusial berkaitan dengan jumlah penampilan si pemain bersama tim nasional. Dengan begitu, Ipswich bisa meyakinkan FA bahwa Baggott merupakan pemain yang memiliki potensi besar.

Namun, ia harus mengumpulkan minimal 15 poin dari penilaian Player’s International Appearances. Dalam peraturan FA yang mengatur soal itu, apabila Elkan Baggott memainkan 90 hingga 100% laga resmi Timnas Indonesia, maka akan mendapatkan dua poin.

Poinnya sedikit karena Indonesia berada di luar 50 besar FIFA. Untungnya, bukan cuma kaps di tim nasional saja yang dihitung. Menit bermainnya di klub juga masuk hitungan. Katakanlah begini. Musim ini, Baggot bermain di Bristol Rovers, tim di League One atau divisi tiga.

Dalam aturan Player’s International Appearances, League One masuk kategori Band 3. Menurut Transfermarkt, menit bermain Baggott di Bristol Rovers mencapai 64%, maka ia memperoleh lima poin. Itu belum dihitung saat bermain di Gillingham.

Menit bermain Baggott sekitar 65% bersama Gillingham di League Two. Nah, League Two masuk pada Band 4, artinya Baggott memperoleh tiga poin. Menurut Transfermarkt juga, musim ini menit bermain Baggott di Carabao Cup cukup tinggi, yakni 83%.

Maka dari itu, ia akan mendapat delapan poin tambahan karena saat bermain di Carabao, Baggott membela tim yang bermain di League One yang masuk kategori Band 3. Silakan dijumlahkan sendiri.

Halangan dari PSSI

Berikutnya masalah justru ada pada PSSI. Karena Baggott palang pintu tangguh di Timnas Indonesia, kemungkinan ia dipanggil akan lebih sering. Tidak hanya di laga resmi, namun juga di laga yang sama sekali bukan agenda FIFA. Misalnya, kompetisi-kompetisi kelompok umur. Atau mungkin akan dipanggil di Piala AFF akhir tahun nanti.

Ini bisa menghambat karier Baggott. Klub mana sih, yang mau pemainnya terus-terusan dipanggil tim nasional di kompetisi yang bukan bagian dari FIFA? Ipswich Town juga pastinya mempertimbangkan hal itu.

Takutnya ketika sedang susah payah berjuang di Premier League dan butuh jasa Baggott, Ipswich tak bisa memakainya karena si pemain dipanggil tim nasional. Kita tahu kan, Ketua Umum PSSI sekarang doyan sekali melobi sana-sini.

Sumber: Bolanet, Bolasport, Kompas, Inews, Okezone, Bolanet

Berita Bola Terbaru 6 Mei 2024 – Starting Eleven News

BERITA BOLA TERBARU DAN TERKINI

ROBERTO MANCINI PUJI 4  PEMAIN TIMNAS INDONESIA U23

Roberto Mancini puji empat pemain Timnas Indonesia U-23 layak main di Serie B. Hal itu terungkap dari catatan yang diunggah oleh Tenaga Ahli Kemenpora RI, Hamdan Hamedan. Ia diketahui sempat berdiskusi dengan Mancini pada pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Timnas Irak U-23 di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024, Kamis (2/5).  Sesuai catatan itu, keempat pemain tersebut adalah Justin Hubner, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, dan Marselino Ferdinan.

KICK INDONESIA U23 VS GUINEA ALAMI PERUBAHAN

Jam kick off pertandingan playoff Olimpiade 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 pada Kamis (9/5) mendatang mengalami perubahan. Menurut federasi sepak bola Guinea, kick off Timnas Indonesia U-23 kontra Guinea U-23 bakal dimulai pada pukul 13.00 GMT atau 15.00 waktu Clairefontaine-en-Yvelines alias 20.00 WIB. Kick-off ini lebih lambat satu jam dari jadwal awal yang ditentukan FIFA pada pukul 12.00 GMT atau 14.00 waktu Clairefontaine-en-Yvelines alias 19.00 WIB.

INDONESIA VS GUINEA DISIARKAN SECARA LIVE STREAMING DI FIFA+

FIFA menetapkan laga play-off Olimpiade Paris 2024 antara Timnas Indonesia U-23 vs Timnas Guinea U-23 digelar secara tertutup. Namun, laga ini akan disiarkan secara live streaming di FIFA+ mulai pukul 20.00 WIB. Fans Timnas Indonesia bisa mendapat akses live streaming secara gratis, dengan cara melakukan registrasi lebih dulu. Pada laga ini, tim yang menang akan lolos fase grup Olimpiade 2024. Nantinya, jika Indonesia yang lolos, bakal berada di Grup A bersama Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.

PSSI KIRIM SURAT KE CEREZO OSAKA

Justin Hubner tak ikut bersama Timnas Indonesia U-23 ke playoff Olimpiade 2024. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengaku telah mengirim surat ke Cerezo Osaka agar bek berusia 20 tahun itu bisa gabung Garuda Muda. “Saya mengharap Cerezo Osaka dan tentu pemerintah Jepang tetap menjaga hubungan baik dengan pemerintah Indonesia. Dan saya harap Cerezo Osaka juga terus membantu sepakbola Indonesia,” kata Erick.

HASIL PERTANDINGAN

Chelsea tampil jantan kontra West Ham United dalam lanjutan Liga Inggris di Stamford Bridge. The Blues menang telak 5-0. Chelsea memimpin 3-0 di babak pertama lewat gol-gol Cole Palmer, Conor Gallagher dan Noni Madueke. Skuad Mauricio Pochettino menambah gol lagi di babak kedua lewat brace Nicolas Jackson. Hasil ini membuat Chelsea duduk di posisi ketujuh dengan 54 poin. Sementara West Ham ada di urutan kesembilan dengan 49 poin.

Liverpool sukses membekuk Tottenham dengan skor 4-2 dalam laga pekan 36 Premier League 2023/24 di Anfield, Minggu (5/5) malam WIB. Empat gol The Reds masing-masing dicetak oleh Mohamed Salah, Andy Robertson, Cody Gakpo, dan Harvey Elliott. Spurs sempat memperkecil ketinggalan berkat gol Richarlison dan Son Heung-min. Berkat hasil ini, Liverpool kini menempati peringkat ketiga klasemen dengan poin 78. Sementara itu, Spurs tertahan di peringkat lima dengan poin 60.

AS Roma ditahan imbang Juventus di pertandingan pekan ke-35 Serie A 2023/24 di Olimpico, Senin (6/5) dini hari WIB. Gol dari AS Roma dicetak Romelu Lukaku. Sementara gol Juventus dihasilkan Gleison Bremer. Hasil ini membuat Roma mengemas 60 angka dan kini ada di peringkat lima klasemen sementara Liga Italia 2023/2024. Lalu Juventus kini mengantongi 66 poin dan berada di posisi tiga.

Duel AC Milan versus Genoa berakhir antiklimaks. Bertanding di Stadio San Siro dalam laga pekan ke-35 Serie A, Minggu (5/5), kedua tim main imbang dengan skor 3-3. Tiga gol Milan dicetak oleh Florenzi, Gabbia, dan Giroud. Sedangkan Genoa mencetak gol melalui Retegui, Ekuban, dan Malick Thiaw. Hasil ini masih membuat Milan nangkring di posisi kedua.

Dari ajang Liga Jerman, Leverkusen melawat ke markas Frankfurt Deutsche Bank Park, Minggu (5/5) malam WIB. Pasukan Xabi Alonso datang dengan rentetan dua hasil imbang usai memastikan gelar juara. Granit Xhaka membawa Leverkusen unggul cepat pada menit ke-12. Tuan rumah sempat membalas melalui Hugo Ekitike pada menit ke-32. Namun Leverkusen kembali unggul lewat Patrik Schick, Exequiel Palacios, Jeremie Frimpong, Victor Boniface.

BAYER LEVERKUSEN SANDANG STATUS DI LUAR NALAR

Seiring rekor unbeaten yang berlanjut ke-48 pertandingan, Bayer Leverkusen menyandang status di luar nalar di Eropa saat ini. Pencapaian itu bahkan sama sekali belum pernah ada yang bisa menandinginya. Leverkusen menjadi tim pertama yang meraih rekor tak terkalahkan sepanjang sejarah sepak bola sejak kompetisi resmi UEFA dimulai. Kompetisi resmi UEFA yang dimaksud baru dimulai pada edisi 1955-1956. Di sisi lain, jumlah 48 laga unbeaten mereka di semua kompetisi menyamai pencapaian Benfica. Benfica pernah mendapatkan kejayaan tersebut antara Desember 1963 dan Februari 1965.

MOHAMED SALAH CETAK REKOR BARU

Penyerang Liverpool Mohamed Salah mencetak rekor baru. Mo Salah menjadi pemain pertama dalam sejarah Premier League yang mencetak 10+ gol dan memberikan 10+ assist dalam tiga musim berturut-turut. Dia juga menjadi pemain kedua yang mencatatkan 10+ gol dan assist dalam lima musim berbeda di kompetisi ini secara keseluruhan, setelah Wayne Rooney.

MESSI UKIR 3 REKOR BARU DALAM SATU LAGA INTER MIAMI

Lionel Messi kembali mengukir sejarah dengan mencatatkan 3 rekor baru di MLS 2024. La Pulga mampu menyumbang satu gol dan lima assist untuk Inter Miami dalam laga kontra New York Red Bulls, akhir pekan kemarin. Messi kini menjadi pemain dengan kontribusi gol terbanyak dalam satu laga MLS di sepanjang sejarah. Rekor tersebut bukan menjadi satu-satunya pencapaian Messi saat melawan NY Red Bulls. Messi juga tercatat mampu mencetak gol dan assist dalam enam laga MLS secara beruntun. Rekor lainnya, Messi melakukan semuanya di babak kedua.

AKSI PROTES ULTRAS MILAN DI CURVA SUD

Ultras Milan melakukan aksi protes dengan mengosongkan tribun curva sud selama 10 menit terakhir dalam laga versus Genoa, Senin (6/5). Para fans berat Rossoneri memang sempat melakukan protes sebelum dan selama pertandingan, mereka diam sepanjang laga. Spanduk yang bertuliskan ‘Suara Keheningan’ terbentang di sisi tribun di San Siro. Tulisan itu dibuat Ultras Milan sebagai bentuk desakan kepada direksi klub. Mereka ingin petinggi klub menerapkan strategi transfer dan komunikasi yang jelas selama jendela transfer musim panas 2024, bukan malah diam-diam.

CEDERA, HARRY MAGUIRE HARUS ABSEN TIGA PEKAN

Manchester United, Minggu (5/5), membeberkan Harry Maguire dipastikan absen selama 3 pekan karena cedera otot. Maguire menambah panjang daftar cedera skuad United setelah mengalami cedera itu saat latihan. Dia akan absen saat Manchester United melakoni laga ke markas Crystal Palace, Selasa (7/5) dini hari WIB dan di sisa tiga laga Setan Merah di ajang Liga Primer Inggris, melawan Arsenal, Newcastle United, dan Brighton and Hove Albion.

PELATIH YANG BAWA ARGENTINA JUARA PILDUN MENINGGAL

Argentina Football Association mengumumkan meninggalnya Cesar Luis Menotti, pelatih legendaris yang membawa Mario Kempes dkk meraih Piala Dunia pertamanya pada 1978. Menotti, yang dikenal dengan nama panggilan “Flaco”, meninggal pada usia 85 tahun. Media AP pada Senin (6/5) melaporkan, Asosiasi Sepak Bola Argentina tidak memberikan detail penyebab kematiannya. Namun, media lokal melaporkan Flaco sebelumnya menjalani perawatan karena anemia parah.

PSV EINDHOVEN JUARA EREDIVISIE

PSV Eindhoven resmi menyegel gelar juara Eredivisie usai tumbangkan Sparta Rotterdam. Berlangsung di Philips Stadion, Minggu (5/5/2024) malam, The Boeren sikat Kasteelheren dengan skor telak 4-2. Ini merupakan gelar perdana PSV Eindhoven sejak enam tahun penantian yang cukup panjang. Mereka memastikan juara usai unggul 9 poin dari Feyenoord di peringkat kedua dengan menyisakan dua pertandingan.

REKOR BARU TER STEGEN DI BARCELONA 

Barcelona boleh kalah dari Girona, tapi bagi Marc-Andre Ter Stegen, laga tersebut tetap sebuah laga yang patut dikenang. Karena dalam laga itu, ia mencatatkan rekor baru bagi klub. Dilansir Football Espana, itu jadi penampilan ke-409 Ter Stegen bersama Barcelona. Dengan begitu, penjaga gawang asal Jerman itu jadi pemain non Spanyol dengan jumlah laga terbanyak kedua untuk Barcelona. Ia menyalip mantan rekannya yakni Dani Alves yang mengantongi 408 penampilan. Nomor satu tentu saja masih dipegang Lionel Messi dengan 778 penampilan.

GILARDINO PERPANJANG KONTRAK DI GENOA

Genoa dilaporkan telah menyetujui persyaratan untuk memperpanjang kontrak mereka dengan pelatih Alberto Gilardino. Ini jadi keputusan yang cukup mengejutkan mengingat sang pelatih telah menarik minat dari banyak klub termasuk, Fiorentina. Seperti yang diwartakan Football Italia, Gilardino akan menandatangani kontrak berdurasi dua tahun. Itu akan membuatnya bertahan di Genoa hingga 2026.

ATLETICO MADRID & JUVENTUS REBUTAN GREENWOOD

Atletico Madrid dikabarkan serius untuk menggaet Mason Greenwood akhir musim nanti. Itu ditunjukan melalui kontak yang dilakukan dengan Manchester United. Atletico terus mencari harga terbaik untuk mengamankan tanda tangan sang pemain. Namun, menurut Football Espana, Atletico tak sendirian. Raksasa Italia, Juventus juga tengah memantau situasi Greenwood. Mereka siap bersaing untuk mendapatkan talenta berusia 22 tahun itu. Kini, keputusannya ada di tangan United. Keep? or Sell?

ASTON VILLA PANTAU ALEX BAENA

Tidak ada yang meragukan kualitas bintang Villarreal, Alex Baena. Dia adalah pemain top. Maka dari itu banyak klub-klub Eropa yang mengantri untuk mendapatkan tanda tangannya. Salah satu yang paling berminat adalah Aston Villa. Dilansir Football Espana, sang pelatih, yakni Unai Emery begitu menggemari Baena. Perasaan itu sudah terbangun ketika keduanya bekerjasama di Villarreal beberapa tahun lalu. Baena memiliki klausul pelepasan di angka 60 juta euro. Tapi itu belum mutlak. Jika serius, Villa bisa mendapatkan sang pemain hanya dengan 40 juta euro.

SPURS INGIN JUAL RICHARLISON

Tottenham Hotspur dikabarkan tengah merencanakan perombakan besar-besaran. Klub yang berasal dari London itu berniat untuk menjual beberapa pemainnya. Tak terkecuali pemain-pemain bintang. Dilansir Give Me Sport, Richarlison jadi salah satu nama yang akan masuk dalam daftar jual musim panas nanti. Pihak Spurs terbuka untuk mendengarkan segala bentuk penawaran untuk penyerang asal Brazil itu. Menurut laporan, beberapa klub Arab Saudi mulai menghubungi Spurs. Nantinya, penjualan Richarlison akan dialokasikan untuk membeli striker ganas siap pakai.

JUAN MATA MENOLAK PENSIUN

Eks Chelsea dan Manchester United, Juan Mata kabarnya belum mau pensiun meski usianya sudah 36 tahun. Klub terakhirnya adalah Vissel Kobe. Dan kini ia tengah mencari klub baru. Dilansir Tribalfootball, Mata merasa kondisi fisiknya masih cukup prima untuk bermain lagi selama satu atau dua musim lagi. Dirinya juga berkata bahwa ia begitu mencintai sepakbola. Ia masih senang melakukannya. Maka dari itu, Mata belum berpikir untuk gantung sepatu. Kini, dirinya sedang terbuka untuk negosiasi dengan klub baru.

ARTIS WILL FAREL BELI SAHAM LEEDS UNITED

Kehadiran seorang public figur sebagai investor di dunia sepakbola bukan suatu hal yang asing lagi. Setelah Ryan Reynolds, dan LeBron James, kini ada Will Farel yang berinvestasi pada klub Inggris. Dilansir The Sun, artis sekaligus komedian tersebut memilih Leeds United sebagai klub yang akan mendapat suntikan dana. Farel diketahui memang mencintai sepakbola Inggris. Dirinya sering terlihat menonton pertandingan beberapa klub tertentu dari tribun. Kini, ia dikabarkan telah memiliki saham yang cukup besar dari klub yang berasal dari Yorkshire tersebut

INTER MIAMI INCAR ANGEL DI MARIA

Setelah mendapatkan Luis Suarez, kini Inter Miami dikabarkan tengah mengincar satu lagi bintang asal Amerika Latin. Pemain yang dimaksud adalah Angel Di Maria. Perlu diketahui, sang pemain kini masih berseragam Benfica. Dilansir Marca, Di Maria dikabarkan akan segera mengakhiri kontraknya dengan Benfica musim ini. Itu jadi kesempatan bagi Miami. Mereka ingin menambah satu lagi pemain bintang untuk mengimbangi permainan Lionel Messi di lini depan.

ADA 3 PEMAIN INDONESIA YANG BERPOTENSI TAMPIL DI LIGA TOP EROPA

Masyarakat Indonesia patut bangga karena mulai saat ini, setidaknya akan ada tiga pemain Timnas Indonesia yang akan merumput di kasta tertinggi liga top Eropa. Dilansir TVOne News, ketiga pemain tersebut adalah Justin Hubner di Wolverhampton, Elkan Baggot di Ipswich Town, dan Jay Idzes di Venezia. Baggot bersama Ipswich baru saja mengamankan satu tiket promosi ke Liga Inggris musim depan. Sementara Venezia tinggal selangkah lagi untuk kembali ke Serie A.

ALASAN LAGA INDONESIA U-23 VS GUINEA U-23 DIGELAR SECARA TERTUTUP

Timnas U-23 Indonesia bakal menghadapi Guinea pada 9 Mei 2024 di INF Clairefontaine, Prancis. Namun, kabarnya laga tersebut akan dihelat secara tertutup atau tanpa penonton. Mengapa demikian? Menurut pernyataan FIFA yang dikutip Bolasport, mereka mengambil kebijakan pertandingan tanpa suporter atas alasan keamanan. Selain itu, pihak berwenang Prancis tidak memberikan rekomendasi pertandingan digelar terbuka demi menghindari ancaman-ancaman tertentu jelang Olimpiade.