Musim lalu persaingan sengit terjadi di Liga Inggris. Manchester City dan Liverpool seperti petarung kelas berat yang mati-matian untuk merebut gelar juara. The Citizen akhirnya keluar sebagai juara dengan mengumpulkan 93 poin. Liverpool tak kuasa menyalipnya dengan hanya finis di peringkat kedua, mengumpulkan 92 poin.
Saling tikam hingga akhir biasa di Liga Inggris. Meski dalam dua musim terakhir, Manchester City mendominasi. Namun, sampai hari ini City hanya bisa menjadi juara Liga Inggris dua kali beruntun, tidak lebih. Musim ini saja, gelar juara City sangat berpeluang direbut Arsenal.
Meski terkenal ganas, Liga Inggris masih bisa menghasilkan juara beruntun dalam waktu yang lama. Pun liga-liga lainnya yang juga pernah menghasilkan para juara beruntun terlama. Berikut adalah klub yang bisa menjuarai liga beruntun terlama.
Manchester United
Liga Inggris sulit didapatkan? Sir Alex Ferguson mungkin tak pernah berpikir demikian. Manajer yang buku otobiografinya terjual lebih dari 115 ribu eksemplar dalam kurun seminggu itu adalah manajer Manchester United paling sukses. Kegalibannya bahkan diakui dunia.
Sir Alex mengantarkan MU juara beruntun terlama. Bahkan dalam dua periode yang berbeda. Periode pertama, United di tangan Fergie juara tiga musim beruntun dari 1999-2001.
Pada musim 1998/99, United bahkan mengawinkan gelar Liga Inggris dengan Piala FA usai mengalahkan Newcastle di final. Fergie mengandalkan beberapa pemain hasil peremajaan skuadnya di periode itu. Salah satunya Peter Schmeichel yang tak tergantikan.
🥳 Happy 58th Birthday, Peter Schmeichel!
🏟️530 Games
🇩🇰126 Caps
⚽3 Goals
🧤260 Clean Sheets🏆🏆🏆🏆🏆Premier League
🏆🏆🏆🏆Community Shield
🏆🏆🏆🏆Danish Superliga
🏆🏆🏆FA Cup
🏆League Cup
🏆European Super Cup
🏆Intertoto Cup
🏆Champions League
🏆EURO92🙌 Legend! pic.twitter.com/f3CLt4UE57
— SPORF (@Sporf) November 18, 2021
Fergie juga mendatangkan Fabien Barthez. Kiper Prancis yang eksentrik itu turut mengantarkan MU juara tiga musim beruntun pada musim 2000/01. Fergie pun mengulangi kesuksesan itu dengan juara dari 2007-2009.
United diperkuat generasi terbarunya, termasuk Cristiano Ronaldo. Sang Siu memainkan peran utama, mencetak 42 gol kala itu. MU yang diperkuat Nani, Owen Hargreaves, Tevez, dan Anderson menggondol trofi Liga Inggris musim 2006/07 yang hampir direbut Chelsea.
Musim berikutnya, United superior di beberapa kompetisi. Setan Merah juara Liga Champions musim itu, plus menambah koleksi trofi Liga Inggris. Musim 2008/09, United memang takluk atas Barcelona di final Liga Champions. Tapi Gary Neville kembali mengangkat trofi Liga Inggris.
Olympique Lyonnais
Kisah paling menakjubkan pernah terjadi di Liga Prancis. Bukan PSG yang jadi aktornya, melainkan Olympique Lyon. Hebatnya lagi kisah itu dimulai dengan kekecewaan. Penggemar Lyon kecewa karena gelar Liga Prancis musim 2000/01 direbut oleh Nantes.
Akan tetapi, kekecewaan itu hanya bertahan semusim. Musim berikutnya, Les Gones langsung tancap gas. Melesat ke peringkat kedua. Di pertandingan terakhir Ligue 1, kala menghadapi pemuncak klasemen, RC Lens, Lyon bisa menang. Kemenangan itu merobohkan Lens di puncak klasemen.
Setelah itu, kegagalan tidak lagi jadi nama tengah Lyon. Sebab enam musim setelah itu, trofi Liga Prancis selalu merapat. Les Gones bertubi-tubi mengumpulkan gelar Ligue 1. Memastikan bahwa tim lain, termasuk PSG hanya jadi penghias saja.
Keperkasaan Les Gones berkat pemain yang mereka hasilkan dan datangkan. Seperti Juninho Pernambucano dengan kekuatan tendangan bebasnya yang mematikan. Lyon dalam kurun waktu itu juga tak pernah kekeringan mesin gol.
🇧🇷 Happy birthday, Juninho Pernambucano!
🎯 The free-kick king? #UCL | #HBD pic.twitter.com/KvTi3kmdH0— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) January 30, 2021
Sonny Anderson, Peguy Luyindula, sampai Karim Benzema adalah penyerang berdarah dingin yang memperkuat Lyon kala itu. Tidak hanya itu, ada Eric Abidal, Sylvain Wiltord, serta Hatem Ben Arfa.
Tujuh musim dominasi Lyon di Liga Prancis itu dikenal orang sebagai kisah “Magnificent Seven”. Sayangnya, pada musim 2008/09 gelar di tangan Lyon lepas. Girondins Bordeaux menyitanya. Sejak saat itu sampai hari ini Lyon hancur. Les Gones belum meraih trofi Liga Prancis lagi.
Juventus
Juventus adalah tim yang paling banyak meraih gelar juara Serie A beruntun. Meski Bianconeri remuk setelah skandal Calciopoli 2006. Juventus terdegradasi ke Serie B. Sejak 2007 mereka berjuang mati-matian untuk kembali ke Serie A. Sepanjang tahun 2007-2011, Juventus menampilkan performa di atas rata-rata klub Serie B.
Si Nyonya Tua pun naik lagi ke Serie A. Saat mulai bermain lagi di Serie A musim 2011/12, Bianconeri langsung menggebrak. Antonio Conte ditunjuk sebagai pelatih. Allenatore yang juga mantan pemain itu mengejutkan banyak orang.
Juventus langsung juara setelah kembali ke Serie A. Bermodal pemain-pemain seperti Giorgio Chiellini, Claudio Marchisio, dan Andrea Pirlo, ia memberikan lagi dua trofi pada tahun 2013 dan 2014.
Usai tak lagi dilatih Conte, Juve mempekerjakan mantan pelatih AC Milan, Massimiliano Allegri. Pria 52 tahun yang membantu Rossoneri mengklaim gelar Serie A pada 2011 itu ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada tahun 2014. Di tangan Allegri, Si Nyonya Tua memborong lima trofi Serie A beruntun dari 2015-2019.
Allegri at Juventus :
5 Scudetto
4 Copa Italia
2 Italian Supercup
2 UCL Finals
Highest win percentage in Serie a
His achievements speak for himself. pic.twitter.com/p1H0CtJmhv— MR⚡️ (@daddyvlahovicc) May 28, 2021
Mantan pelatih Chelsea, Maurizio Sarri adalah pelatih berikutnya yang melanjutkan estafet Serie A Juventus. Sarri menukangi Bianconeri tahun 2019. Namun, saat Sarri datang ke Juventus, ia mendapat tekanan besar. Juve yang dilatihnya keok di tangan Lazio di Supercoppa Italia. Tidak hanya itu, di kompetisi Coppa Italia pun Sarri gagal menyabet gelar juara karena di final kalah dari Napoli.
Tetapi, Sarri bukan sosok pelatih yang mentalnya gampang hancur karena tekanan. Ia masih punya kesempatan untuk memberikan sekali lagi trofi Serie A, untuk menggenapi 9 musim beruntun Juventus raih scudetto. Sarri pun berhasil.
Bayern Munchen
Jika membicarakan raja liga yang sesungguhnya, Bayern Munchen bolehlah masuk pilihan. Die Roten adalah satu-satunya klub di lima liga top Eropa yang bisa menjuarai liga domestiknya selama satu dekade berturut-turut. Ya, benar, selama 10 tahun. Wow!
@FCBayern beat @1FSVMainz05 2-0 to claim 3rd consecutive Bundesliga title. Bayern have won 11 of last 17 Bundesligas! pic.twitter.com/5dwByre9vP
— Football Memes (@NezoFootball) May 24, 2015
Bayern memulai supremasinya pada musim 2012/13 saat dilatih Jupp Henyckes. Die Roten menyabet gelar juara Bundesliga dalam 10 musim beruntun dengan 6 pelatih yang berbeda. Selain Jupp Heynckes, ada Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Niko Kovac, Hansi Flick, dan terakhir Julian Nagelsmann.
Dengan kata lain, meski bergonta-ganti pelatih, Munchen tetaplah konsisten. Dominasi mereka memang seperti monopoli. Namun, harus diakui kekuatan Bayern Munchen dari masa ke masa memang tak pernah surut.
Ada beberapa pemain yang ikut membuat Munchen mendominasi Bundesliga. Salah satu yang paling senior adalah Thomas Muller. Selain itu ada David Alaba yang masuk 2010, Manuel Neuer dan Jerome Boateng yang masuk tahun 2011, serta Javi Martinez yang bergabung pada 2012.
🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆 🏆
The first player to ever win 11 Bundesliga titles – our very own @esmuellert_ 🥰#MISS10N #MiaSanMeister pic.twitter.com/k8i1DM9tsU
— FC Bayern Munich (@FCBayernEN) April 23, 2022
Kelima pemain itu sangat brilian. Mereka membantu Bayern Munchen meraih treble dan sextuple, terutama Thomas Muller. Ia adalah satu-satunya manusia yang mengangkat trofi Bundesliga sebanyak 11 kali. Muller juga mencetak setidaknya 200 gol dan asis secara keseluruhan dari 600 penampilan untuk Die Roten.
BATE Borisov
Meski Bayern Munchen adalah rajanya liga domestik, tapi kalau kita bicara Eropa secara keseluruhan, BATE Borisov adalah yang paling layak disebut raja. Sebab, tim dari Belarusia ini sudah juara liga domestik selama 13 musim beruntun. Membuat tim ini disebut-sebut sebagai tim tersukses di Liga Belarusia.
Congratulations to BATE Borisov on wrapping up their 13th consecutive league title in Belarus! 🇧🇾 🏆🥇#UEL pic.twitter.com/9ZggmbnnHG
— UEFA Europa League (@EuropaLeague) November 4, 2018
BATE mendominasi sejak 2006-2018. Menjadikan mereka klub yang bisa menguasai separuh lebih perjalanan Liga Belarusia. Liga Utama Belarusia sendiri mulai pada 1992. Namun, BATE belum hadir kala itu. Tim ini baru terbentuk tahun 1996. Namun, BATE bisa meraih 15 trofi liga.
Klub ini sejatinya berdiri tahun 1973 di era Uni Soviet. Akan tetapi, BATE Borisov hilang dari peredaran karena pada 1984 klub ini dibubarkan. BATE Borisov kemudian bangkit lagi tahun 1996 atau tepatnya 12 tahun kemudian.
Mulai dari situ, mereka bersaing di papan atas. Pesaing terberatnya adalah Dinamo Minsk yang telah menoreh 7 gelar Liga Belarusia. Tim yang pernah mengalahkan Bayern Munchen tahun 2012 itu mengungguli tim-tim lain di liga top Eropa.
Di periode ketika BATE juara 13 musim beruntun, di Liga Italia dan Inggris ada tiga pemenang yang berbeda. Sementara itu, di Liga Jerman ada 4 tim yang juara, dan di Liga Spanyol ada tiga tim. Bahkan di Liga Prancis pun, pada periode itu ada tujuh tim yang juara.
Selain tim-tim tadi sejatinya masih ada Dinamo Zagreb yang berhasil menjuarai Liga Kroasia selama 11 musim beruntun. Sementara itu di dataran Spanyol, Real Madrid adalah penguasa yang sesungguhnya. Los Blancos juara dalam 5 musim beruntun sejak 1960/61-1964/65; 3 musim beruntun dari 1966/67-1968/69; dan 5 musim beruntun dari 1985/86-1989/90.
Sumber: AA, TheseFootballTimes1, DreamTeamFC, Bundesliga, ManUTD, GlobalTimes, CroatianSports, TheseFootballTimes2