Ipswich Town Promosi ke EPL, Bisakah Elkan Baggott Main di Premier League?

spot_img

Penantian 22 tahun Ipswich Town terjawab sudah. Tim berjuluk The Tractor Boys itu akhirnya kembali ke Liga Inggris setelah degradasi tahun 2002. Kepastian itu didapat usai Ipswich finis di posisi kedua EFL Championship musim 2023/24. Tim yang dilatih Kieran McKenna itu mengumpulkan 96 poin dari 28 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 6 kali kalah.

Lantaran finis di posisi kedua, The Tractor Boys tidak perlu melakoni babak play-off agar promosi ke Liga Inggris. Nah, kabar promosinya Ipswich menggemparkan sekaligus legit dibicarakan. Apalagi di dalam skuad mereka ada punggawa Timnas Indonesia, Elkan Baggott.

Kalau Ipswich promosi, artinya Baggott juga akan ikut ke Premier League. Ia mungkin saja akan menjadi pemain pertama Indonesia yang merumput ke kompetisi paling bergengsi di Eropa. Tentu sebelumnya ada nama Jordi Amat. Namun, pada saat bermain di EPL, Amat masih berkewarganegaraan Spanyol.

Walau begitu, masih ada ganjalan yang membuat Baggott tidak bisa main di Premier League. Apa itu? 

Status Elkan Baggott

Kendati musim ini Elkan Baggott bermain di League One atau divisi tiga bersama Bristol Rovers, namun statusnya masih pemain Ipswich Town. Musim ini, pemain dengan market value Rp4,3 miliar itu dipinjamkan oleh Ipswich Town ke Bristol Rovers.

Peminjaman itu terjadi setelah Baggott pulang dari Qatar dalam rangka membela Timnas Indonesia di Piala Asia 2023. Hal ini juga melalui pertimbangan yang tidak sebentar. Pelatih Ipswich, Kieran McKenna merasa bek Timnas Indonesia itu perlu mendapat lebih banyak menit bermain.

Sementara pihak Bristol Rovers ngotot menginginkan Elkan Baggott. Meskipun dipinjamkan dan seolah tidak menginginkan Baggott, pria yang pernah bekerja di Manchester United itu tidak menilai kalau performa Baggott buruk.

Sebaliknya, di paruh musim pertama, menurut McKenna, pemain kelahiran Bangkok itu tampil cukup apik. Lagi pula ini juga bukan pertama kalinya Baggott dipinjamkan. Ia pernah dipinjamkan ke klub lain seperti Gillingham dan Cheltenham Town. Peminjaman ini toh juga menguntungkan Baggott.

Bek setinggi 1,96 meter itu mencatatkan 14 kaps di League One musim ini. Tak hanya itu, Baggott juga mengemas satu gol dan satu asis. Modal ini akan dibawa Baggott untuk meyakinkan McKenna agar membawanya ke Premier League musim depan. Usai Bristol kabarnya akan mengembalikan Elkan Baggot.

Ranking Timnas Indonesia Menjadi Kendala

Kesempatan bermain di salah satu liga terbaik di dunia jelas akan menambah jam terbang Baggott. Menghadapi striker-striker ganas seperti Erling Haaland, Dominik Solanke, sampai Marcus Rashford akan menjadi pengalaman berharga baginya. Pengalaman itu bisa ia bawa dan tularkan nanti ketika membela Timnas Indonesia.

Sayangnya, Elkan Baggott diragukan tampil di Premier League musim depan. Itu berkaitan dengan ranking Timnas Indonesia. Per 4 April 2024, Indonesia duduk di peringkat 134 dunia. Sementara Premier League punya aturan ketat soal pemain asing non-Uni Eropa.

Aturan itu menyebutkan, hanya pemain dari negara yang berada di peringkat 70 besar FIFA dalam dua tahun terakhir saja yang diizinkan bermain di Liga Primer Inggris. Indonesia tentu tidak termasuk di dalamnya. Walau begitu, ternyata masih ada aturan yang bisa mengizinkan Baggott main di Premier League.

Aturan Homegrown

Aturan yang dimaksud adalah aturan homegrown. Premier League punya aturan yang mewajibkan setiap tim memiliki delapan pemain homegrown. Pemain seperti apa yang berstatus homegrown? Ia adalah pemain yang terafiliasi FA selama setidaknya tiga tahun sebelum berusia 21 tahun.

Status ini tidak memandang dari negara mana asal pemain. Gabriel Martinelli, pemain Arsenal yang berasal dari Brasil itu pun berstatus homegrown karena berseragam Meriam London sejak 2019, ketika usianya belum 21 tahun.

Status homegrown juga tidak memandang usia. Jonny Evans di Manchester United adalah contohnya. Walaupun ia berusia 36 tahun, tapi Evans menyandang status homegrown. Karena begitu aturannya, maka Elkan Baggott juga berstatus homegrown. Tidak peduli apakah ia memiliki paspor Inggris atau tidak.

Status homegrown bisa bermakna pemain yang dikontrak oleh klub yang berada di bawah naungan FA maupun Football League selama sekurang-kurangnya tiga tahun sebelum usia pemain menginjak 21 tahun. Nah, Baggott terafiliasi FA sejak 2020, ketika ia dipromosikan ke tim utama Ipswich Town.

Dengan kata lain, Baggott bisa saja memenuhi kuota delapan pemain homegrown. Hanya saja, pemain homegrown di Ipswich bukan cuma dia. Menjadikannya salah satu dari delapan pemain tersebut adalah hak prerogatif pelatih Ipswich Town musim depan.

Selain itu, jika ingin bermain di Premier League, Baggott wajib bertahan di Ipswich hingga 2025, tidak pindah ke liga di negara lain.

Kaps Timnas Indonesia

Menit bermain di Timnas Indonesia di ajang resmi juga bisa menolong Baggott agar bisa bermain di Premier League. Sekalipun Indonesia berada sangat jauh dari ranking 70 besar FIFA. Ada syarat yang namanya jaminan Governing Body Endorsement (GBE) yang dikeluarkan oleh FA.

Nah, jaminan GBE ini punya batas waktu alias kadaluwarsa. Dari sekian syarat untuk mendapatkan GBE, salah satu yang krusial berkaitan dengan jumlah penampilan si pemain bersama tim nasional. Dengan begitu, Ipswich bisa meyakinkan FA bahwa Baggott merupakan pemain yang memiliki potensi besar.

Namun, ia harus mengumpulkan minimal 15 poin dari penilaian Player’s International Appearances. Dalam peraturan FA yang mengatur soal itu, apabila Elkan Baggott memainkan 90 hingga 100% laga resmi Timnas Indonesia, maka akan mendapatkan dua poin.

Poinnya sedikit karena Indonesia berada di luar 50 besar FIFA. Untungnya, bukan cuma kaps di tim nasional saja yang dihitung. Menit bermainnya di klub juga masuk hitungan. Katakanlah begini. Musim ini, Baggot bermain di Bristol Rovers, tim di League One atau divisi tiga.

Dalam aturan Player’s International Appearances, League One masuk kategori Band 3. Menurut Transfermarkt, menit bermain Baggott di Bristol Rovers mencapai 64%, maka ia memperoleh lima poin. Itu belum dihitung saat bermain di Gillingham.

Menit bermain Baggott sekitar 65% bersama Gillingham di League Two. Nah, League Two masuk pada Band 4, artinya Baggott memperoleh tiga poin. Menurut Transfermarkt juga, musim ini menit bermain Baggott di Carabao Cup cukup tinggi, yakni 83%.

Maka dari itu, ia akan mendapat delapan poin tambahan karena saat bermain di Carabao, Baggott membela tim yang bermain di League One yang masuk kategori Band 3. Silakan dijumlahkan sendiri.

Halangan dari PSSI

Berikutnya masalah justru ada pada PSSI. Karena Baggott palang pintu tangguh di Timnas Indonesia, kemungkinan ia dipanggil akan lebih sering. Tidak hanya di laga resmi, namun juga di laga yang sama sekali bukan agenda FIFA. Misalnya, kompetisi-kompetisi kelompok umur. Atau mungkin akan dipanggil di Piala AFF akhir tahun nanti.

Ini bisa menghambat karier Baggott. Klub mana sih, yang mau pemainnya terus-terusan dipanggil tim nasional di kompetisi yang bukan bagian dari FIFA? Ipswich Town juga pastinya mempertimbangkan hal itu.

Takutnya ketika sedang susah payah berjuang di Premier League dan butuh jasa Baggott, Ipswich tak bisa memakainya karena si pemain dipanggil tim nasional. Kita tahu kan, Ketua Umum PSSI sekarang doyan sekali melobi sana-sini.

Sumber: Bolanet, Bolasport, Kompas, Inews, Okezone, Bolanet

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru