6 Pemain Kunci Bayer Leverkusen Juarai Bundesliga 2023/24

spot_img

Satu kata yang pantas diberikan kepada performa Bayer Leverkusen musim ini, fantastis!. Mereka meraih gelar Bundesliga pertama kalinya dalam sejarah dengan bejibun rekor yang tak sembarang tim bisa. Ya, sejarah akan mencatat rapi fenomena menarik ini. Anak cucu kita pasti akan tau cerita pencapaian mereka.

Xabi Alonso boleh jadi sebagai aktor utama kesuksesan Leverkusen musim ini. Namun jangan salah, ia tak bisa sendirian. Ia dibantu oleh serdadu mereka yang tak kenal lelah terus berjuang di atas lapangan. Ya, ada beberapa pemain yang jadi sosok kunci keberhasilan Die Werkself musim ini. Siapa saja sih mereka?

Florian Wirtz

Di antara sederet bintang muda di skuad Bayer Leverkusen, Florian Wirtz merupakan bintang yang bersinar paling terang musim ini. Ia adalah otak serangan Xabi Alonso. Gelandang serang kelahiran Pulheim Jerman itu, memiliki visi bermain yang mumpuni serta lihai membaca arah permainan lawan. Bahkan media Jerman sampai menyebut cara bermain Wirtz mirip dengan Kevin de Bruyne.

Wirtz kerap memanjakan para striker Bayer Leverkusen dengan umpan-umpannya yang akurat. Sebagai gelandang kreatif, ia juga pandai membuka ruang bagi rekan-rekannya. Kelebihan Wirtz lainnya yakni ketenangan dalam mengeksekusi bola mati. Oh iya, ia juga pemain yang dipercaya Xabi Alonso sebagai salah satu eksekutor penalti Die Werkself.

Secara statistik, torehan Wirtz musim ini juga fantastis. Hingga spieltag ke 32, ia telah mencetak total 11 gol dan 11 assist. Jangan lupa juga, Wirtz ini adalah aktor kemenangan di laga penentuan juara Bundesliga saat melawan Werder Bremen. Di laga tersebut, ia tampil menawan dengan mencetak hattrick.

Ya, dengan usia yang masih sangat muda dan performa yang aduhai, tak heran sih..kalau ia banyak dilirik klub-klub besar seperti Munchen, City maupun Liverpool.

Granit Xhaka

Lain Wirtz, lain pula Granit Xhaka. Pemain berusia 31 tahun tersebut merupakan pemain tertua kedua di Leverkusen setelah kiper mereka Lukas Hradecky (34 tahun). Namun umur hanyalah angka, tak jadi soal. Buktinya pemain asal Swiss itu mampu membuktikan bahwa ia masih berkualitas. Apalagi kalau soal pengalaman, tak usah diragukan lagi. Ketenangan serta jiwa kepemimpinannya, membuatnya dipercaya sebagai pemimpin lini tengah Die Werkself.

Menariknya, Xhaka didatangkan dari Arsenal awal musim ini dengan harga yang tak terlalu mahal. Hanya 15 juta euro saja. Namun secara performa, ia kelihatan seperti pemain harga 50 jutaan euro ke atas.

Berdasarkan statistik dari website Bundesliga, Xhaka menjadi pemain dengan daya jelajah tertinggi di Bundesliga musim ini (339,6 km dalam 32 laga). Bayangkan, di usia segitu namun staminanya masih terjaga.

Meski tidak setajam Florian Wirtz, Xhaka memiliki peran lain yang tak kalah penting, yakni sosok yang menjaga keseimbangan dalam bertahan dan menyerang. Sebagai yang dituakan dalam tim, ia juga sering memberikan nasehat bagi para pemain lainnya. Baik itu di dalam lapangan, maupun luar lapangan. Ya, rasanya tak berlebihan jika Xabi Alonso menyebutnya sosok jenderal pemimpin timnya.

Kehadiran Xhaka, padahal awalnya sempat diragukan banyak pihak. Publik tak percaya ia mampu membawa pengaruh “mental juara” di Leverkusen. Mengingat, di klub sebelumnya seperti Monchengladbach maupun Arsenal, ia selalu gagal juara liga.

Namun ternyata keraguan itu salah. Xhaka nyatanya bisa lepas dari kutukan tak bisa juara liga. Bahkan nih, pemain Swiss tersebut mampu menyumbang gol saat penentuan gelar Bundesliga melawan Werder Bremen. Golnya pun berkelas.

Jonathan Tah

Lini pertahanan yang solid adalah kunci keberhasilan Leverkusen musim ini. Kalau kata Sir Alex Ferguson, serangan yang baik akan membawa kemenangan, namun pertahanan yang baik akan membawa pulang gelar.

Ya, Jonathan Tah sukses jadi tembok kokoh Die Werkself musim ini. Perannya yang solid di lini pertahanan, membuat Leverkusen menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Bundesliga musim ini.

Pemain 28 tahun kelahiran Hamburg tersebut, musim ini selalu menjadi pilihan utama Xabi Alonso. Ia sering dipasangkan dengan Edmond Tapsoba, Piero Hincapie, maupun Odilon Kossounou dalam format andalan tiga bek.

Oh iya, Jonathan Tah ini adalah pemain yang paling setia di Bay Arena. Bayangkan, ia sudah berseragam Leverkusen sejak tahun 2015. Pantas saja ia sudah sangat mengenal klub ini. Ia sangat menguasai kondisi ruang ganti Leverkusen.

Sebagai bek, Jonathan Tah juga sering berperan mencetak gol. Seperti misal, golnya ke gawang RB Leipzig pada Januari lalu yang membuat Leverkusen terhindar dari kekalahan. Ya, berkat peran krusialnya di Leverkusen musim ini, di Euro 2024 nanti ia diprediksi akan menjadi bek andalan Timnas Jerman asuhan Julian Nagelsmann.

Alejandro Grimaldo

Salah satu kesuksesan Leverkusen musim ini terletak pada performa sistem dua wing back-nya. Termasuk wing back yang baru direkrut Leverkusen secara gratis dari Benfica, Alejandro Grimaldo.

Kendati berstatus pemain gratisan, kualitas Grimaldo bukan kaleng-kaleng. Pemain yang sempat dua kali memperkuat timnas Spanyol itu, memiliki keahlian dalam hal kecepatan maupun akurasi umpannya.

Pergerakanya yang liar hingga kotak penalti lawan, sering membuat lawan bingung. Posisinya wing back, tapi kok posisinya sering mirip penyerang. Selain itu, Grimaldo juga mahir dalam mengeksekusi bola mati. Baik itu sepakan pojok, maupun tendangan bebas. Itulah mengapa ia dipercaya Xabi Alonso sebagai salah satu eksekutor bola mati Leverkusen musim ini.

Kelebihan lain Grimaldo musim ini adalah staminanya yang prima dan jarang cedera. Ia bahkan menjadi pemain kedua dengan menit bermain terbanyak di klub setelah Granit Xhaka.

Dengan seringnya ia bermain dan perform, tak heran pria kelahiran Valencia itu jadi salah satu pemain yang produktif di Leverkusen musim ini (9 gol 14 assist). Ya, siapa yang menyangka pemain gratisan ini mampu berpengaruh besar bagi Leverkusen.

Jeremie Frimpong

Seperti halnya Grimaldo, Jeremie Frimpong sebagai wing back kanan Leverkusen musim ini juga punya pengaruh besar. Kecepatan menyisir dan melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan dari sisi kanan, sering membuat lawan keteteran.

Xabi Alonso sempat mengatakan bahwa pengaruh Frimpong dalam membongkar pertahanan lawan dari sisi kanan, membuat sektor lain pertahanan lawan jadi lebih terbuka. Itulah yang dimanfaatkan pemain Leverkusen lainnya.

Wing back cepat dan powerfull asal Belanda tersebut, musim ini juga lebih punya ketenangan. Ia tak gegabah dalam mengambil keputusan. Tak heran jika Xabi Alonso menyebutnya kini tambah dewasa dan berkembang. Oh iya, Frimpong juga tak kalah dengan Grimaldo soal produktivitas gol maupun assist (9 gol 9 assist).

Victor Boniface

Meski absen selama empat bulan karena cedera kaki, namun peran Boniface di Leverkusen musim ini besar. Buktinya, ia sementara ini masih tercatat sebagai salah satu pencetak gol terbanyak di klub (12 gol 9 assist).

Padahal ia merupakan rekrutan anyar Leverkusen musim ini. Sejak awal musim, Boniface sudah memberikan pengaruh nyata dengan mencetak enam gol dari lima laga pertamanya di Bundesliga.

Kehadirannya bak hantu bagi kiper lawan. Sebagai sosok target man, striker asal Nigeria ini punya kemampuan naluri gol yang kuat. Baik itu dengan kaki maupun kepalanya. Selain sebagai mesin gol, ia juga termasuk tipe striker yang tidak egois. Hal tersebut dibuktikan dengan setidaknya beberapa assist yang ia ciptakan musim ini.

Menariknya, ketika ia kembali dari masa cederanya ia langsung diberikan posisi starter saat melawan Bremen di Bundesliga. Fantastis, ia langsung menciptakan gol dan satu assist bagi gol Xhaka. Ya, pengaruhnya di laga tersebut tak disadari telah mengunci gelar Bundesliga bagi timnya.

Sumber Referensi : bundesliga.com, france24, givemesport, sportbrief, transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru