Ide Liga Super Eropa Mencuat Lagi, Perez Belum Kapok?

spot_img

Presiden Real Madrid, Florentino Perez memimpin rapat tahunan klub di hadapan para socios. Agendanya bukan hanya rapat tahunan, di dalamnya ada sesi pengheningan cipta terkait kejadian yang letaknya ribuan kilometer dari Kota Madrid. Perez memimpin para pemilik saham untuk mendoakan korban di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Rapat tahunan itu ternyata lebih dari sekadar rapat dan prosesi pengheningan cipta. Dalam kesempatan itu, Florentino Perez mengambil waktu untuk menyampaikan kembali ide lamanya tentang Liga Super Eropa. Perez tampaknya memang belum menyerah soal ide ini.

Pernah Mencuat Tahun 2021

Ide kompetisi “gila” Liga Super Eropa sebelum ini pernah dicetuskan. Orangnya juga sama: Florentino Perez. Pada April 2021, Presiden Real Madrid itu mengajak beberapa klub raksasa untuk bergabung dalam proyek Liga Super Eropa.

Perez mengajak klub-klub elit untuk mendukung rencananya itu. Ia mengajak klub dari Inggris, Spanyol, dan Italia untuk bergabung. Mulai dari Real Madrid itu sendiri, Atletico Madrid, AC Milan, Juventus, Barcelona, Inter, Arsenal, Manchester United, Chelsea, Manchester City, Liverpool, bahkan Tottenham Hotspur.

Namun, ide itu langsung kandas setelah diumumkan. Beberapa dari klub tadi menarik diri terlibat proyek Liga Super Eropa. Adapun yang tersisa hanya Barcelona, Juventus, dan tentu saja Real Madrid. Liga Super Eropa usulan Perez dan koleganya ini pernah membuat geger jagat sepakbola. Sebab dianggap akan menyaingi kompetisi di bawah naungan UEFA.

Secara nggak langsung Liga Super Eropa bisa juga disebut sebagai bentuk pemberontakan ke UEFA. Bahkan hal ini pernah dikasuskan ke pengadilan olahraga. Tapi UEFA gagal dan tidak bisa menghukum para pelopor Liga Super Eropa.

Meski sudah kandas sebelum berkembang, ide Liga Super Eropa ini tampaknya masih tetap ada. Presiden Juventus, Andrea Agnelli dan Presiden Real Madrid, Florentino Perez masih menyimpan ide ini. Belakangan Perez berterus terang untuk kembali mengeluarkan ide Liga Super Eropa. Tapi apa alasannya?

Lewat Liga Super Eropa, Perez Kritik Sepakbola

Melalui pidatonya di acara tahunan Real Madrid itu, Florentino Perez tidak hanya memunculkan kembali ide Liga Super Eropa, atau sekadar mencari ontran-ontran. Lebih dari itu, Perez juga menyumbangkan kritiknya di dunia sepakbola.

Bagi Perez, sepakbola sekarang sedang sakit. Entah terencana atau tidak, momennya pas sekali. Perez menyampaikan itu di hadapan para socios dan ribuan mil dari tempatnya berdiri, beberapa jam sebelumnya ada kejadian yang menunjukkan wajah sepakbola yang sakit. Eh nggak ding, lebih tepatnya federasinya yang sakit.

Perez mengatakan itu karena tidak percaya sepakbola sekarang bisa menarik minat bagi generasi muda. Florentino Perez masih percaya bahwa sepakbola Eropa harus berubah. Sementara UEFA sendiri kabarnya akan memperluas peserta Liga Champions Eropa menjadi 36 tim pada 2024 mendatang.

“Olahraga kita (sepakbola) ini sedang sakit, kehilangan kepemimpinan global. Anak muda semakin kurang tertarik. Sebuah tren untuk kembali sebelum terlambat,” kata Florentino Perez dikutip The Athletic.

Menurut Perez, generasi baru sekarang lebih memilih tontonan lain, seperti di platform online atau bermain video game. Perez mengatakan bahwa generasi muda membutuhkan sesuatu yang berkualitas dalam sepakbola, dan sepakbola Eropa tidak bisa memenuhi hal itu. Karena kompetisi saat ini dianggap tidak menarik.

Perez: UEFA Tidak Relevan

Dalam laporan The Athletic, Florentino Perez juga mengkritik langkah-langkah UEFA, termasuk soal rencana penambahan kuota peserta Liga Champions tahun 2024. Perez menuding hal itu hanya akan mempercepat dekadensi sepakbola Eropa, dengan memperbanyak pertandingan yang, menurut Perez tidak relevan.

Perez menyamakan sepakbola dengan pertandingan tenis lapangan. Presiden Real Madrid itu, melalui ide Liga Super Eropa ingin lebih banyak pertandingan yang menarik di Eropa sebagaimana pertandingan tenis. Ia mengatakan pemain top di tenis lebih sering bertanding, daripada klub top di Eropa.

Misalnya, Rafael Nadal dan Roger Federer yang bertemu 40 kali. Ada pula pertandingan sengit antara Rafael Nadal dan Novak Djokovic yang terjadi 59 kali dalam 16 tahun. Sementara di sepakbola Eropa, tim sebesar Liverpool dan Real Madrid saja baru bertemu 9 kali dalam 67 tahun kompetisi Eropa.

Hal itulah yang bikin sepakbola Eropa, menurut Perez tidak menarik lagi. Selain itu, Perez juga mengatakan bahwa La Liga sendiri telah kehilangan langganan TV. Jadi semestinya harus ada produk atau pertandingan yang seharusnya tidak hanya populer tapi juga mewah. Alih-alih TV terus membebankan langganan pada apa yang tersisa.

Ketika menyampaikan ide Liga Super Eropa, Perez untuk kali ini bersikap terbuka, terutama soal format kompetisi. Perez sangat terbuka jika memang Liga Super Eropa harus menjadi kompetisi yang tidak tertutup sebagaimana idenya dulu.

“Format Liga Super tidak akan jadi penghalang untuk menghentikan dialog yang konstruktif dan bebas, demi mengatasi masalah yang serius di sepakbola Eropa,” ujar Florentino Perez seperti dikutip Planet Sport.

Al-Khelaifi Menolak Keras

Namun ide Liga Super Eropa itu tampaknya akan kembali menemui jalan berbatu. Perez sekali lagi mesti sabar dan tawakal. Karena gejolak penolakan juga kembali muncul ke permukaan. Salah satunya berasal dari Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi. Terlepas dari rasa sensinya pada Los Galacticos, pria kelahiran Doha, Qatar itu menolak tegas usulan Liga Super Eropa.

Dalam sebuah wawancara dengan media La Gazzetta dello Sport, sebagaimana dikutip Goal, Nasser Al-Khelaifi mengatakan bahwa ide kompetisi tertutup seperti Liga Super Eropa justru bisa membawa bencana di dunia sepakbola.

“Saya menghormati klub-klub besar. Real Madrid sendiri pantas mendapatkan Liga Champions. Mereka merayakannya selama berhari-hari,” kata Nasser Al-Khelaifi.

Pria yang tergabung di Qatar Sports Investment itu mengatakan, kompetisi Liga Champions saja sudah sangat baik. Kompetisi Eropa itu menjadi ruang untuk memberi kesempatan tim-tim yang belum tentu merasakan atmosfer bertarung dengan klub besar.

Ia mencontohkan seperti ketika Ajax bisa sampai ke semifinal. Ketika Tottenham Hotspur bisa melenggang ke partai final. “Saya ingat dengan emosi pertandingan pertama PSG di Eropa, di Salzburg dengan para penggemar yang bertelanjang dada ‘membeku’,” kata Nasser Al-Khelaifi dikutip Goal.

Jurgen Klopp Tidak Setuju

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp juga menunjukkan ketidaksetujuannya terkait Liga Super Eropa. Saat ditanya soal ide dari Florentino Perez di sesi wawancara dengan BBC Radio Five Live, seperti dikutip Football Espana, Klopp tidak sepakat dengan solusi yang disebut presiden Real Madrid.

Memperbanyak pertandingan antar klub papan atas Eropa untuk memberikan “produk berkualitas” adalah ide yang tidak perlu dilanjutkan. Menurut Jurgen Klopp, jika sepakbola ingin lebih baik jangan terlalu banyak jadwal bertanding. Tapi berilah lebih banyak waktu bagi pemain untuk berlatih.

Ruang untuk munculnya Liga Super Eropa seperti sangatlah sempit. Atau bahkan bisa dikatakan tertutup. Apalagi Presiden UEFA, Aleksander Caferin tegas untuk mengatakan bahwa Liga Super tidak ada lagi. Jadi, gimana nih Opa Perez, masih belum kapok ngajuin proyek Liga Super lagi?

Sumber: TheAthletic, PlanetSport, Football-Espana, FootballToday, Goal, BolaSport

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru