Baru satu pertandingan, Manchester United kembali dirundung masalah klasik. Kekalahan melawan Brighton membuat para fans kembali berulah. Padahal seluruh publik Old Trafford selama awal musim ini sedang dilanda euforia dan harapan yang sangat tinggi kepada pelatih baru dan pemain baru.
Kebijakan transfer yang mereka lakukan pun kini semakin baik dan efisien. Uang yang dikeluarkan sang pemilik pun juga sudah banyak. Lantas apa sih yang diributkan?
It has to happen. #EmptyOldTrafford pic.twitter.com/sIEK6EBTE3
— WHF!🇾🇪 (@UtdWesleyy) August 9, 2022
Faktor Glazer Family
Tagar Empty Old Trafford di laga melawan Liverpool pada pekan ke 3 Liga Inggris tiba-tiba trending di lini masa tiga hari setelah kekalahan atas Brighton. Tapi tunggu dulu, demo dengan tagar Glazer Out ini sebelumnya sudah terjadi di luar stadion Old Trafford di laga melawan Brighton.
“We want #GlazersOut” 🗣
via @EivindHolthpic.twitter.com/jLI4CHhaeP
— utdreport (@utdreport) August 7, 2022
Sepertinya sudah tak heran ketika Manchunian berdemo soal ini. Sejak awal kedatangan Glazer pada 2005 silam, dalam perjalanannya juga sering terjadi demo Glazer Out seperti ini. Peristiwa demo ini kasusnya mirip dengan apa yang terjadi musim lalu. Ketika para fans mengekspansi Old Trafford jelang laga melawan Liverpool. Sehingga mengakibatkan pertandingan itu ditunda dan dijadwalkan ulang karena sejumlah kerusakan yang terjadi di Old Trafford.
Ya, muara dari semua kericuhan itu biang keroknya adalah keluarga Glazer. Glazer Family dianggap para fans United dari dulu hanya menjadikan Red Devils sebagai sapi perah bisnisnya saja. MU tercatat sebagai salah satu klub yang berpenghasilan terbesar, baik itu dari sponsor, merchandise, hak siar, maupun dari tiket.
Dari segi pemilik, Glazer dicurigai fans tidak mengeluarkan sepeser pun uang untuk transfer dari kocek pribadinya. Karena para fans menganggap uang yang digunakan untuk membeli pemain itu hanya berasal dari pemasukan klub yang besar itu. Wajar saja ketika mereka beli banyak pemain dan menggajinya dengan mahal.
🗣 “15 years ago, the Glazer family borrowed £600m to buy Manchester United. 15 years later, that debt is still £600m and it’s been loaded onto the club.” @SkyKaveh on the Glazers who own Manchester United. pic.twitter.com/EMR26SIFps
— Football Daily (@footballdaily) August 9, 2022
Glazer yang terus berambisi mempertahankan tahta kekuasaannya di MU pun mengelak. Dia sering mengatakan pada awak media bahwa “Apa yang salah dengan saya? Saya mengucurkan banyak uang demi tim ini menjadi besar. Dan saya akan terus melakukan itu demi tim”. Glazer menganggap uang yang diinvestasikan itu adalah uang miliknya, karena logikanya MU adalah miliknya.
Petisi Fans Dan Harapan Yang Sirna
Fans pun semakin geram, mereka yang berharap mengawali musim yang baik bersama pelatih dan pemain baru, kini malah disuguhkan kembali dengan cerita lama. Usulan boikot yang dilakukan Manchunian ini sepertinya mengambil inspirasi dari pendukung Valencia yang melakukan protes serupa terhadap pemiliknya di akhir musim lalu, ataupun Milan di 2015 dengan tagar Save AC Milan.
If AC Milan can do it and are back on their feet, #MUFC we can do it too #EmptyOldTrafford
Retweet aggressively if you love MAN UNITED… enoughisenough pic.twitter.com/lsUtBfSRNl
— Glory Glory United (@Olu4all1) August 8, 2022
Kini tagar Empty Old Trafford terus ramai di linimasa dengan beberapa macam komentar. Bahkan, legenda MU, Gary Neville juga ikut bersuara terkait situasi dan posisi Glazer Family sebagai pemilik klub usai kekalahan dari Brighton.
“Jika Anda memiliki bisnis dan orang-orang yang menjalankan bisnis itu tidak dapat melakukan pekerjaan yang baik, maka anda harus menghapus mereka dari pekerjaan itu,” kata Neville.
🗣 “The time has come for the Glazer family to sell the football club. It’s now.” @GNev2 making his feelings clear about the Manchester United owners pic.twitter.com/y75cFxvr0U
— Football Daily (@footballdaily) August 7, 2022
Tapi apakah mungkin dengan cara memboikot seperti itu, pihak yang disasar bakal terpengaruh. Jawabannya mungkin tidak. Atas dasar apa Glazer dengan pemboikotan seperti itu akan melepas United? Kecuali kalau ada sesuatu tindak kriminal tertentu seperti apa yang terjadi di Barca ketika dipegang Bartomeu. Buktinya sampai sekarang tak ada bukti dari pihak berwajib mana pun yang menjerat Glazer Family dari kasus apa pun.
Maksud fans memang tak salah melakukan ini. Atas dasar kemuakan itu bahkan terdapat semacam petisi atau seruan yang banyak dikoar-koarkan akhir-akhir ini di kalangan Manchunian.
Ada sebuah ajakan masif untuk meng-unfollow semua akun MU di sosial media, meng-unnistall semua aplikasi MU, tidak datang ke stadion, tidak membeli merchandise resmi MU, serta memboikot semua produk dari pihak sponsor yang terkait dengan MU. Entah dengan cara seperti itu akan berhasil atau tidak.
Ada juga yang beranggapan MU ini biar terdegradasi terlebih dahulu. Kemudian pemilik akan berpikir keras untuk melepasnya ketika daya tarik sponsor hilang dan otomatis pemasukan akan berkurang. Masuk akal juga sih. Akan tetapi, itu justru beresiko fans MU jadi terbelah.
Apalagi dengan optimisme yang sudah kadung ada dari sebagian fans MU akan performanya di bawah pelatih dan beberapa pemain barunya. Tolak ukur kesetiaan fans memang tidak diukur dengan menang dan kalah.
Tak dipungkiri MU kini sedang pada tahap pembangunan kembali. Proses pembangunan kembali yang dilakukan MU sekarang sudah mengarah ke arah yang benar sejak kedatangan rombongan Ten Hag. Meski kita hanya bisa melihat dari luarnya saja.
Mantan pelatih Manchester United, Jose Mourinho, pernah mengatakan ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi “di balik layar”. Perkataan Mou itu menguatkan kecurigaan bagi fans MU terhadap kelakukan keluarga Glazer di balik kekuasaannya. Maka, bisa jadi aksi protes semacam ini akan berlanjut, dan kita tidak akan pernah menemui ujungnya.
Jose Mourinho: “One of the best jobs of my career was to finish second with Manchester United in the Premier League. I keep saying this because people don’t know what is going on behind the scenes.” pic.twitter.com/pjYQ5e7jNE
— SPORTbible (@sportbible) August 8, 2022
Desakan Fans Dalam Transfer MU
Bagaimanapun MU adalah salah satu yang paling besar fanbase-nya di dunia. Mereka sangat berpengaruh terhadap apa yang dilakukan klubnya. Dukungan tiada henti serta kefanatikan fans MU memang tiada duanya. Sampai-sampai pengaruhnya bahkan nyantol langsung ke telinga manajemen.
Manchester United trying to add Adrien Rabiot and Marko Arnautović to an already unhappy dressing room: pic.twitter.com/ggLSgEIzso
— B/R Football (@brfootball) August 8, 2022
Seperti apa yang mereka lakukan terhadap transfer Arnautovic akhir-akhir ini. Menurut Fabrizio Romano, kini MU telah membatalkan proposal penawarannya kepada Bologna terhadap Arnautovic. Dikatakan dalam Tweet Romano, bahwa keluarnya MU dari penawaran Arnautovic karena salah satunya adalah desakan fans. Fans mendesak MU untuk melupakan pemain 33 tahun itu karena dianggap sebagai Panic Buying.
Behind the scenes. Bologna expected Manchester United to submit a new bid for Marko Arnautović later this week around €13/14m. But after fans complaints, Man Utd board told Bologna on Tuesday morning that the deal is off. 🔴❌ #MUFC
No chance to discuss again – it’s 100% over.
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) August 10, 2022
Pemain lainnya yang diincar yakni Adrien Rabiot dari Juve. Itu pun tak luput dari anggapan pesimis dari sebagian fans yang menganggap Rabiot hanya Panic Buying. Sikap pesimis itu juga ditambah dengan banyak beredarnya komparasi statistiknya dengan Mctominay dan Fred.
📊 How Adrien Rabiot compares to Scott McTominay and Fred. pic.twitter.com/4HvJACoExh
— Football Daily (@footballdaily) August 9, 2022
Akan tetapi, Ten Hag sendiri kabarnya sudah menelpon langsung Rabiot. Apakah dengan begitu dia akan jadi opsi bagi MU sekarang? Terlalu pagi untuk mengatakan Rabiot akan bersinar atau tidak di bawah asuhan Ten Hag. Namun, kalaupun benar Rabiot merapat, setidaknya ia bisa menjadi alternatif bagi usangnya lini tengah United.
Ini memang baru awal musim, semua masih bisa terjadi dengan rencana yang dijanjikan Ten Hag. Tinggal masalah eksternal tentang keberadaan pemilik yang menjadi PR besar. Kalau jadi fans MU sih tinggal pilih saja sebenarnya.
Mau ikut melakukan boikot Empty Old Trafford, biar sekalian degradasi guna berpengaruh nyata bagi pemilik? Atau masuk dalam gelombang yang optimis sesuai dengan harapan awal di bawah Ten Hag musim ini apapun hasilnya?
Manchester United fans are planning a walk out at Old Trafford when they face Liverpool on MNF in a couple of weeks 😳 pic.twitter.com/O8XIpLJZVu
— SPORTbible (@sportbible) August 10, 2022
https://youtu.be/eF12lQHRJys
Sumber Referensi : sportbible, goal, thesun, dailystar