“Dulu kita sahabat berteman bagai ulat, berharap jadi kupu-kupu. Kini kita berjalan berjauh-jauhan, kau jauhi diriku karena sesuatu”. Sepenggal lirik lagu Sindentosca itu menggambarkan hubungan antara dua punggawa Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman saat ini.
Menimba ilmu bersama di SKO Ragunan, mendapat panggilan Timnas Indonesia, berkembang bersama di Eropa, hingga dipertemukan lagi di Slovakia ketika mereka membela klub yang sama, yakni FK Senica. Namun, kini mereka memilih jalan yang berbeda. Meski masih bermain di liga yang sama, kini mereka jadi rival di lapangan.
Daftar Isi
Dipertemukan di SKO Ragunan
Kisah persahabatan Egy Maulana dan Witan Sulaeman memang sudah terjalin cukup lama. Tepatnya ketika dua pemuda asal Medan dan Palu tersebut bertemu di Sekolah Khusus Olahraga Ragunan, Jakarta. Egy merupakan kakak tingkat Witan karena Egy datang lebih dulu pada tahun 2013, sedangkan Witan baru bergabung SKO Ragunan pada awal tahun 2016.
It’s getting serious right now!!
Nampaknya Witan Sulaiman benar-benar akan menyusul Egy M V ke Slovakia.
From Persab Brebes to FK Senica!
Give the best name for this duo!
👇👇 pic.twitter.com/CCmLlNl0Lv— GARAGARABOLA (@garagarabola_) January 15, 2022
Setelah kurang lebih satu tahun menimba ilmu bersama di kawah candradimuka khusus atlet tersebut, pada akhir tahun 2016 mereka bergabung dengan klub kecil Jawa Tengah, Persab Brebes. Keduanya membela Persab di ajang Piala Soeratin 2016. Egy dan Witan bahu-membahu membawa Persab menjadi kampiun kompetisi tersebut kala itu.
Menariknya, Egy Maulana Vikri bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus top skor turnamen tersebut dengan torehan 22 gol. Di partai final, tim yang berjuluk Laskar Jaka Poleng berhasil menggilas Askot Balikpapan, dengan skor telak 4-1 di Stadion Manahan, Solo.
Berkat Egy, Witan dan alumni SKO Ragunan lain macam, Gianluca Pagliuca Rossy, Kadek Raditya Maheswara, dan Dedi Tri Maulana, Persab Brebes berhasil menggoreskan tinta emas di buku sejarah mereka. Sebelumnya, Laskar Jaka Poleng sulit mencapai final Piala Soeratin, bahkan mereka hanya berkutat di peringkat kelima di turnamen tersebut.
Seperti Tsubasa dan Misaki
Selepas kejuaraan Piala Soeratin, keduanya mulai dilirik untuk memperkuat Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri, yang saat itu memang dikenal kerap mencari bakat-bakat muda tanah air hingga ke pelosok negeri.
Nah, di tim nasional lah, kemistri antara Egy dan Witan makin kokoh. Kerjasama mereka di lapangan bahkan disamakan dengan duet Tsubasa Ozora dan Taro Misaki dari serial Anime Jepang, Captain Tsubasa. Di level timnas, keduanya memang kerap disandingkan dan seakan tak terpisahkan mulai dari U-19, U-23, hingga senior.
Duet Tsubasa dan Misaki yang berawal dari sekolah dasar hingga membela timnas Jepang bersama, membuat para penikmat anime tersebut menilai Egy dan Witan sama seperti pasangan emas Tsubasa dan Misaki. Bahkan kedekatan itu juga diakui oleh sang pemain.
Dikutip dari Bola.com, Witan sempat berkata “Saya sudah mengerti apa yang diingini Egy dan begitupun sebaliknya. Ia buka ruang, saya mengumpan ke arahnya,” ujar Witan dalam acara unjuk wicara yang diinisiasi Garuda Nusantara.
Witan mengatakan, di timnas junior, ketika di TC, ia dan Egy sekamar. Hal itu sama seperti ketika masih belajar di SKO Ragunan. “Kami sering berbagi cerita,” kata Witan. Ya, keduanya memang sangat dekat. Bahkan tidak hanya soal sepakbola, keduanya juga sering bermain game online bersama.
Karir Eropa yang Beriringan
Sama-sama berstatus wonderkid Indonesia, membuat perbandingan antara Witan dan Egy tak terhindarkan. Suara-suara yang membandingkan kedua pemain muda berbakat ini kian santer terdengar setelah Egy lebih dulu merumput di Eropa bersama Lechia Gdansk, klub yang berlaga di kasta tertinggi sepakbola Polandia.
– SKO Ragunan ✅️
– Persab Brebes ✅️
– Indonesia U-19 ✅️
– Indonesia senior ✅️
– FK Senica ✅️Egy and Witan, the definition of brother in arms. pic.twitter.com/jY1nm6d6FV
— footballIndonesia (@footballinanews) January 21, 2022
Bergabungnya Egy Maulana ke Lechia Gdansk pada tahun 2018 membuat jagad media sosial Indonesia geger. Ratusan ribu fans Indonesia pun berbondong-bondong mengikuti akun Instagram Lechia Gdańsk. Lonjakan followers Instagram Gdansk pun tak bisa dihindarkan.
Suara-suara sumbang itu nyatanya tak membuat Witan terganggu. Pemain kelahiran Palu ini memilih berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuannya dengan bergabung PSIM Yogyakarta sembari menunggu tawaran dari klub Eropa. Hanya setengah tahun bersama PSIM, Witan sudah mendapat tawaran main di Liga Serbia bersama FK Radnik Surdulica.
Sayangnya, langkah awal mereka di Eropa tak berjalan dengan baik. Selama tiga tahun membela Gdansk, Egy tak mendapatkan banyak menit bermain di tim utama. Egy lebih sering dimainkan di tim cadangan atau bisa dibilang Lechia Gdansk II. Akhirnya, kontrak Egy pun tak diperpanjang dan ia memilih untuk bergabung dengan klub Slovakia, FK Senica.
Sementara Witan Sulaeman hanya bermain sebanyak 5 kali dalam kurun waktu dua musim membela Radnik. Setelah kepergian Egy ke FK Senica, pada awal musim 2021/2022 lalu giliran Witan yang menggantikan Egy di Lechia Gdansk.
Memilih Jalan yang Berbeda
Nasib yang lebih parah dialami Witan saat ia bergabung dengan Lechia Gdansk. Pemain berusia 20 tahun itu tak mendapat menit bermain sedikit pun di skuad utama. Ia hanya bermain di tim cadangan itu pun tak sesering Egy. Hal tersebut membuat warganet geram dan mencap Lechia Gdansk hanya caper saja ke masyarakat Indonesia.
Sempat nggantung, dan nggak tau mau ngapain. Pada jendela transfer musim dingin 2022, Witan dipinjamkan ke klub yang juga di bela Egy, FK Senica. Setelah berpisah cukup lama, akhirnya dua sahabat ini kembali dipertemukan dalam satu klub yang sama.
Duet Tsubasa dan Misaki versi Indonesia pun kembali tersaji di Fortuna Liga. Egy dan Witan kerap bermain di kedua sisi lini serang FK Senica, dan membantu tim untuk finis di urutan ketujuh klasemen Liga Slovakia. Sayangnya, pada akhir musim, FK Senica dinyatakan bangkrut karena tak mampu membayar utang yang mencapai 1 juta euro atau sekitar Rp15 miliar.
Bertahan di Slowakia!
Witan Sulaeman resmi berseragam AS Trencin selama dua tahun. Sementara Egy Maulana bergabung dengan ViOn Zlaté Moravce hingga satu tahun ke depan.
📸 @astrencin & @FcVion pic.twitter.com/277Kw5OOrb
— PanditFootball.com (@panditfootball) August 9, 2022
Meski performa Witan dan Egy di Liga Slovakia cukup bagus, keduanya harus rela mengemasi barang-barang untuk segera meninggalkan klub. Witan sempat kembali ke Lechia Gdansk, sedangkan Egy berstatus bebas transfer saat itu.
Setelah lama tak terdengar kabarnya, beberapa hari lalu Egy dan Witan mengumumkan bahwa mereka masih bermain di Liga Slovakia musim ini. Namun, kali ini mereka mengambil jalan yang berbeda. Egy bergabung dengan FC ViOn Zlate Moravce, sedangkan Witan akan berseragam AS Trencin.
Derby Baru Liga Slovakia
Pemilihan klub kedua punggawa Timnas Indonesia ini dirasa tepat karena kualitas mereka sudah teruji di Liga Slovakia. Sewaktu masih berseragam FK Senica, Egy mengemas 26 pertandingan dengan catatan 2 gol dan 4 assist. Sedangkan Witan, mampu mencetak 4 gol dan 1 assist hanya dari 12 pertandingan bersama Senica.
Di Slovakia sendiri terkenal memiliki laga derby bertajuk The Traditional Derby, yang mana mempertemukan dua klub bersejarah Slovakia, Slovan Bratislava dan FC Spartak Trnava.
Namun, di mata masyarakat Indonesia, Slovakia bakal memiliki derby baru bernama The Indonesian Derby yang mana mempertemukan FC ViOn Zlate Moravce dan AS Trencin. Yang kini sama-sama memiliki pemain asal Indonesia.
https://youtu.be/4I1-MblgH9M
Sumber Referensi: Sportstar, Goal, Bola, Bolasport, Transfermarkt