Era Gelombang Baru Para Penyerang Brazil Di Eropa

spot_img

Di luar bisingnya hiruk pikuk transfer, kita tak pernah memikirkan bahwa beberapa operasi transfer kali ini banyak menyangkut para pemain asal negeri Samba. Bahkan tiga di antaranya menjadi komoditi terpanas transfer musim panas ini.

Tidak dipungkiri bahwa nama-nama seperti Gabriel Jesus, Richarlison maupun Raphinha merupakan bagian dari senjata perang masa depan timnas Brazil yang diperebutkan banyak klub musim panas ini. Apakah para pemain Brazil itu benar-benar dibutuhkan oleh para pembelinya? Ataukah hanya menjadi pemanis transfer saja?

Kenapa Mereka Menjadi Komoditi Panas Transfer Musim Ini?

Harga-harga pemain sekarang ini melonjak tajam. Bahkan sekelas pemain muda sekalipun. Tak heran klub-klub berlomba-lomba secepat mungkin merogoh kocek sedalam mungkin dari sakunya agar tak ditikung klub lain.

Tak terkecuali apa yang terjadi dengan kasus transfer Raphinha, Gabriel Jesus, dan Richarlison. Ketiga pemuda Brazil itu dalam bursa transfer musim panas kali ini banjir tawaran. Dari segi usia masih muda, ditambah performanya musim lalu yang bagus membuat ketiganya laku keras.

Klub-klub seperti Arsenal, Chelsea, Barcelona, Tottenham berbondong-bondong menawar tiga talenta muda Brazil itu. Beberapa penawaran itu tentu tak sembarangan. Para pengambil kebijakan transfer klub-klub itu sudah tau bagaimana prospek dari transfer Richarlison, Jesus, dan Raphinha.

Pertanyaannya sekarang kok bisa mereka banyak yang minat? Peran Scouting dalam klub dalam mengincar pemain memang penuh pertimbangan. Harga yang pas, kemudian kebutuhan tim dan kebutuhan pelatih menjadi faktor.

Sports Project klub yang menawarnya pun dijelaskan sedetail mungkin. Jadi pemain yang diincar akan tahu dan mau memilih klub tersebut. Begitupun klubnya, akan tahu bagaimana efek kedatangan pemain. Nah, ketiga talenta Brazil itu tak dipungkiri mempunyai nilai kelebihan masing-masing. Selain tentunya sama-sama skillfull layaknya pemain Brazil pada umumnya.

Harga Dan Kebutuhan Pembeli

Richarlison misalnya, ia adalah pahlawan Everton musim lalu. Ia menyelamatkan The Toffees dari jurang degradasi. 10 gol dalam 30 pertandingan menjadikan Richarlison memiliki rasio menit per gol yang lebih baik daripada pemain Everton lainnya musim lalu.

Arsenal, Chelsea, dan yang terakhir Tottenham Hotspurs terus memantau pergerakan Richarlison. Namun, sejak ada celah aturan tutup buku dan financial fair play yang menimpa Everton. Mereka mau tidak mau harus menjual pemainnya untuk bisa membeli pemain yang diincarnya. Richarlison lah tumbalnya. Karena ia adalah salah satu pemain Everton yang masih laku dengan harga yang tinggi.

Spurs yang mendapatkannya beruntung. Dengan mahar 50 juta pounds plus add ons, Richarlison pun datang ke markas The Lilywhites. Bersama Conte, ia dibutuhkan di skema 3-4-3-nya. Mengisi rotasi pos di sektor lini serang bareng Son, Kane, Kulusevski, maupun Lucas Moura. Tipe pemain yang berskill tinggi ala Brazil dan keuletannya sangat disukai Antonio Conte. Ia pun langsung nyetel selama pramusim Spurs.

Lanjut ke kasus Raphinha. Kasus transfer yang satu ini unik. Talenta Brazil yang satu tersebut banyak menyita perhatian para klub besar dengan kecepatan serta skill olah bolanya yang sering cut inside dari flank kanan penyerangan. Raphinha jadi bintang Leeds yang sangat sexy untuk diperebutkan.

11 gol dalam 35 penampilan di semua kompetisi sudah diciptakannya. Ia pun menjadi dewa penolong Leeds terhindar dari degradasi musim lalu.

Uniknya transfer Rafinha ini adalah dari segi prosesnya. Awalnya tawaran Arsenal ditolak. Kemudian tawaran pertama Barcelona pun juga ditolak. Lalu Chelsea masuk dengan tawaran tinggi dan akhirnya Leeds dan Chelsea pun mencapai kesepakatan transfer. Lalu kemudian apa yang terjadi?

Eh ia malah tak mau bergabung dengan Chelsea. Raphinha malah lebih memilih bergabung dengan Barcelona dan memilih mengulur waktu datang ke London.

Dan akhirnya benar terjadi, Raphinha dengan mahar 60 juta pounds plus add ons mendarat selamat di Spotify Camp Nou. Blaugrana mendapatkan servis pemuda Brazil tersebut dengan status “menikung The Blues”. Xavi memang sangat menginginkannya sebagai variasi penyerangan Barca musim depan.

Selain ada Dembele di sisi kanan, gaya bermain seperti Raphinha sangat cocok dan nyetel bagi Barca. Tak heran ia sudah mencetak gol debutnya di pra musim bersama Barca.

Lain halnya dengan Gabriel Jesus. Pemain yang sudah lama bersama Pep Guardiola di City ini kemudian seketika posisinya terancam akan kedatangan Erling Haaland dan Julian Alvarez. Alih-alih bersaing memperebutkan posisi musim depan, eh ia malah dilego oleh City.

Tawaran serius datang dari Arsenal ketika mereka kehilangan Lacazette. Pos striker Arsenal pun kosong dan segera dicarikan penggantinya. Arteta mencari sosok yang pas untuk pola permainannya. Gabriel Jesus yang juga pernah bersama Arteta di City adalah jawaban yang cocok bagi Arsenal.

Mahar 50 juta pounds menjadi “good deal” bagi City maupun Arsenal. Kemampuan yang masih prima dari seorang Jesus pun terbukti ketika ia sudah memborong banyak gol di laga pra musimnya bersama The Gunners.

Era Baru Regenerasi Penyerang Brasil

Dari perjalanan transfer Raphinha, Richarlison dan Jesus tentu selain klub yang diuntungkan, timnas Brazil pun ketiban berkahnya. Bagaimana tidak? Dengan diburunya para pemain asal Brazil tersebut menandakan bahwa kualitas para pemain itu masih yang terbaik. Brazil yang kodratnya sebagai pencetak talenta-talenta sepakbola handal memang tak pernah padam.

Dari zaman Pele, Ronaldo, Rivaldo, Romario, Bebeto, hingga era sekarang ada Neymar, Richarlison, Raphinha, Jesus, Vinicius, Rodrigo, Gabriel Barbosa, Anthony, dan masih banyak lagi. Dari melimpahnya stok regenerasi para penyerang Brazil ini, membuktikan bahwa timnas Brazil telah memasuki gelombang era baru.

Regenerasi yang bisa dikatakan mulus dan tinggal memetik buahnya saja. Piala Dunia Qatar 2022 akan menjadi saksi sekaligus bukti era kebangkitan gelombang baru para penyerang Brazil. Mereka kini moncer di klubnya masing-masing. Ditambah nama-nama itu sedang “hot” di bursa transfer musim panas ini. Hal itu memberi nilai lebih bagi kepopuleran para penyerang Brazil saat ini.

Selain membawa berkah, di sisi lain juga membawa bencana. Kenapa? Ya, dengan banyaknya stok yang kemampuannya merata seperti para penyerang Brazil ini kalau tak pandai mengelolanya akan jadi bumerang.

Jika Brazil bersama Tite tak mampu merawat ego para pemain muda ini, bisa jadi apa yang direncanakan sebagai senjata perang Brazil suatu saat bisa hancur. Mengingat era gelombang baru ini didominasi dengan para pemuda yang egonya masih belum bisa terkontrol.

Para pemain muda ini masih perlu berkembang di klubnya masing-masing. Dan apa yang dilakukan Raphinha, Richarlison, maupun Jesus dengan kepindahannya ke klub yang mampu menambah kualitasnya adalah sesuatu yang tepat. Tinggal sekarang kita tunggu saja apakah mereka mampu membuktikan di ketatnya kompetisi atau justru melempem.

https://youtu.be/eOf3J4f1BdA

Sumber Referensi : theguardian, bbc.com, goal.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru