Drama delapan gol tersaji di final Olimpiade Paris 2024. Spanyol asuhan Santi Denia tampil mempesona saat mengalahkan tuan rumah, Prancis dengan skor 5-3. Denia berhasil menyudahi penantian selama 23 tahun untuk kembali mendapatkan medali emas di ajang Olimpiade. Prestasi ini semakin menegaskan dominasi Spanyol di dunia sepakbola.
Karena sebelum menjuarai Olimpiade, Spanyol sudah lebih dulu menjuarai Euro U-19 dan Euro 2024 dengan mengandalkan pelatih lokal. Menariknya, dominasi pelatih-pelatih Spanyol bukan hanya di level internasional saja. Jika kalian belum sadar, tahun 2024 banyak klub-klub Eropa yang meraih gelar dan mengukir sejarah berkat campur tangan pelatih Spanyol. Mau bukti?
Daftar Isi
Liga Inggris
Tercatat hanya Serie A satu-satunya kompetisi di lima liga top Eropa yang tidak mampu didominasi oleh pelatih-pelatih Spanyol. Itu karena Serie A dihuni pelatih-pelatih lokal. Musim lalu saja, empat besar Serie A didominasi oleh pelatih Italia.
Namun, di liga lain pelatih-pelatih Spanyol begitu digdaya. Kita mulai dari Liga Inggris. Di kompetisi yang katanya terbaik di dunia itu banyak pelatih Spanyol yang mendulang prestasi dan mengukir sejarah dalam satu tahun terakhir. Pep Guardiola contohnya. Pelatih kelahiran Santpedor, Spanyol itu baru saja mencatatkan rekor fantastis di Liga Inggris.
Dirinya jadi manajer pertama yang mengantarkan timnya juara Liga Inggris sebanyak empat kali secara beruntun musim lalu. Catatan tersebut melewati pencapaian Sir Alex Ferguson yang sebelumnya hanya berhasil membawa Manchester United meraih gelar Liga Inggris sebanyak tiga kali secara beruntun.
Selain itu, tiga dari empat tim teratas di Liga Inggris musim 2023/24 dilatih oleh orang Spanyol. Di urutan kedua, ada Arsenal yang ditukangi oleh Mikel Arteta. Meski pada akhirnya gagal menjuarai liga, manajer kelahiran San Sebastian itu menjadikan Arsenal pesaing keperkasaan Manchester City di papan atas Liga Inggris dalam dua tahun terakhir.
Sementara di urutan keempat, ada Unai Emery. Sosok yang membawa perubahan bagi Aston Villa. Perjuangan The Villans pun tak bisa dikata mudah. Ollie Watkins cs harus bersaing dengan klub-klub raksasa lain seperti Manchester United, Tottenham, hingga Newcastle United. Meski begitu, Di bawah asuhan Unai Emery, Villa perlahan mulai kehilangan status klub mediokernya.
Musim lalu, pelatih kelahiran Hondarribia, Spanyol itu berhasil mencatatkan sejarah bagi publik Birmingham setelah mengantarkan Villa kembali berlaga di Liga Champions musim depan. Fyi aja nih, walaupun Villa pernah menjuarai kompetisi tersebut, nyatanya mereka sudah absen lama sekali. Terakhir kali Villa mentas di UCL adalah tahun 1983.
La Liga
Itu kan di Inggris, terus gimana kabar pelatih-pelatih Spanyol di kompetisi domestik? Meskipun yang menjuarai La Liga musim lalu adalah Real Madrid, yang mana bukan dilatih orang Spanyol, melainkan orang Italia. Pelatih asal Spanyol tetap mengukir prestasi yang menarik untuk diulas.
Tiga dari lima tim teratas La Liga ditangani oleh pelatih asal Spanyol. Di urutan kedua ada Barcelona yang kala itu masih dilatih oleh Xavi Hernandez, di posisi ketiga ada Girona yang dilatih oleh Michel, dan di urutan kelima ada Athletic Bilbao yang ditukangi oleh Ernesto Valverde. Tanpa meremehkan kualitas Xavi, dua nama terakhir terbilang lebih menarik untuk dibahas.
Dimulai dari Ernesto Valverde, dirinya berhasil mengantarkan Bilbao meraih trofi Copa Del Rey musim lalu. Bilbao menang adu penalti 4-2 atas Real Mallorca di laga final setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit pertandingan. Prestasi tersebut terasa spesial karena ini adalah gelar Copa Del Rey pertama bagi Bilbao setelah penantian selama 40 tahun.
Sementara Michel, dirinya memang tidak memberikan trofi apa pun untuk Girona musim lalu. Tapi bagaimana dirinya mengelola tim sangat luar biasa. Pelatih kelahiran Madrid itu menyulap klub medioker seperti Girona menjadi klub penantang gelar di papan atas La Liga musim 2023/24.
Selain itu, Michel juga membuat Girona menjadi tim yang sangat rajin dalam membobol gawang lawan. Girona mengakhiri musim 2023/24 dengan torehan 85 gol. Itu hanya kalah dari Real Madrid yang mencetak 87 gol. Dengan penampilan yang luar biasa itu, Michel berhasil membawa Girona finis di urutan ketiga klasemen La Liga dan berhak tampil di Liga Champions musim depan.
Bundesliga
Sementara di Bundesliga, kita semua sudah tahu bagaimana legenda sepakbola Spanyol, Xabi Alonso menyihir seluruh publik Jerman dengan Bayer Leverkusen-nya. Tanda-tanda Alonso bakal membawa Leverkusen melesat sudah terlihat sejak pekan-pekan awal Bundesliga musim 2023/24.
Skuad asuhan Xabi Alonso tancap gas sejak peluit kick off Liga Jerman dibunyikan. Dalam tiga pertandingan pertama, Die Werkself selalu meraih kemenangan. Itu membuat mereka langsung memuncaki klasemen. Dominasi itu bisa dipertahankan oleh Xabi Alonso hingga akhir musim. Bayer Leverkusen juara Bundesliga dengan status tak terkalahkan, alias invincible. Mereka jadi yang pertama melakukannya di Bundesliga.
Bukan itu saja. Dengan gelar yang dihadirkannya, Xabi Alonso telah melepaskan kutukan neverkusen yang sudah melekat di tubuh Bayer Leverkusen. Selain jadi gelar Bundesliga pertama sejak klub itu berdiri 120 tahun lalu, gelar ini jadi awal keruntuhan dominasi sebelas tahun Bayern Munchen di kancah domestik.
Di luar itu, Xabi Alonso sebenarnya hampir mewujudkan treble karena mencapai final di dua kompetisi lainnya, yakni DFB Pokal dan Europa League. Sayangnya, meski berhasil menjuarai DFB Pokal, Leverkusen takluk dari Atalanta di final Europa League. Namun, mengawinkan dua gelar domestik tetap jadi prestasi yang membanggakan bagi Alonso dan Leverkusen.
Ligue 1
Di luar kompetisi-kompetisi itu, ada Luis Enrique yang berhasil mendominasi Liga Prancis bersama PSG. Keputusan menukangi PSG dirasa tepat pasca dirinya meninggalkan posisinya sebagai pelatih Timnas Spanyol pada 2022. Pelatih terbaik di dunia musim 2014/15 itu sukses hantarkan Les Parisien menangi Piala Super Prancis, Piala Prancis dan Ligue 1.
Pencapaian ini seharusnya tidak terlalu mengejutkan bagi fans sepakbola. Karena Les Parisiens adalah klub terkaya jika dibandingkan dengan klub-klub lain di kasta tertinggi Liga Prancis. Dengan suntikan dana melimpah, PSG bisa mendatangkan pemain-pemain bintang yang bahkan tidak pernah masuk radar klub-klub pesaingnya.
Tapi jika bukan Luis Enrique orangnya, mungkin saja PSG akan kehilangan gelarnya. Hal tersebut pernah terjadi di musim 2020/21. Kala itu, PSG harus rela gelar Liga Prancis jatuh ke tangan Lille asuhan Christophe Galtier. Bahkan, untuk Piala Prancis, ini jadi gelar pertama PSG sejak 2021.
Mengapa Bisa Begitu?
Eits, kita tak boleh melupakan Jose Luis Mendilibar yang mengantarkan Olympiakos juara Conference League 2023/24. Gelar itu jadi gelar Eropa pertama bagi klub asal Yunani. Tak cuma itu, Mendilibar juga menggagalkan dominasi pelatih Italia di kompetisi Eropa. Karena sebelumnya pelatih Italia sudah menjuarai Liga Champions dan Europa League.
Dengan catatan tersebut, pelatih asal Spanyol benar-benar mendominasi di mana pun mereka berada. Dari nama-nama tersebut, Pep Guardiola boleh dikata jadi pembuka gerbang kesuksesan bagi pelatih-pelatih Spanyol yang lain. Melalui Barcelona dan sepakbola indahnya, Guardiola mengawali supremasi pelatih Spanyol di Eropa.
Secara umum, kunci dari kesuksesan pelatih Spanyol musim lalu tak lepas dari pendekatan dan inovasi taktiknya. Kita bisa lihat Luis Enrique yang selalu terdepan dalam menggabungkan sains dan sepakbola. Lalu ada Pep Guardiola yang terus menelurkan taktik-taktik baru setiap tahunnya. Tak heran banyak yang memprediksi bahwa dalam beberapa tahun kedepan pengaruh Spanyol di sepakbola Eropa akan terus menguat.
https://youtu.be/BGKDkFzvWqo
Sumber: Sky Sport, Bein Sport, Sporting News, VIVA Goal