Kembalinya Ilkay Gundogan ke Etihad Stadium memberikan sebuah harapan besar bagi Manchester City untuk bisa memenangkan gelar Premier League keempatnya dalam 4 musim berturut-turut. Gundogan kembali ke skuad Pep Guardiola setelah ditendang dari Barcelona yang sedang terlilit masalah keuangan.
Namun, fans Manchester City jangan senang dulu. Sebab, Premier League punya daftar panjang soal buruknya pemain yang balikan ke klub lamanya. Banyak pemain yang kembali ke klub lamanya tidak bisa memberikan performa yang maksimal seperti sedia kala. Lantas, siapa saja pemain yang dimaksud?
Daftar Isi
Jurgen Klinsmann (Tottenham Hotspur)
Setelah tampil apik bersama Inter dan AS Monaco, Tottenham Hotspur yang kala itu sedang mencari penerus duet Gary Lineker dan Paul Gascoigne, mendatangkan Jurgen Klinsmann dari AS Monaro pada musim panas 1994/95. Klinsmann didatangkan sebagai duet untuk Teddy Sheringham.
Betul saja, pada musim tersebut lini depan Spurs sangat klinis. Meskipun Spurs finis di posisi ketujuh, duet Klinsmann dan Sheringham berhasil mencetak 38 gol dalam 42 laga di Premier League 1994/95. Klinsmann sendiri berhasil mencetak 20 gol dan 11 assist.
Tak hanya itu, di ajang FA Cup dan Piala Liga, Klinsmann masih mencetak 9 gol dan 3 assist dari total 9 pertandingan. Mengerikan bukan? Performa brilian Klinsmann tersebut membuat namanya masuk ke PFA Team of The Year dan menjadi pemain terbaik versi Asosiasi Penulis Sepak Bola (FWA).
Performa apiknya tersebut langsung membuat Bayern Munchen terpincut dan membawanya pulang ke Jerman pada musim panas 1995. Kelak, pada Januari 1998, Klinsmann kembali lagi ke White Hart Lane setelah habis kontrak dengan Sampdoria.
Sayang di kesempatan keduanya, Klinsmann yang hanya bermain 15 kali di liga, tak mampu menggendong Spurs sehingga mereka hanya terpaut 4 poin dari zona degradasi di akhir musim 1997/98. Setelah setengah musim itu, Klinsmann tak lagi bermain untuk Spurs.
Classic Klinsmann! 🙌#THFC ⚪️ #COYS pic.twitter.com/cKb9ZcAXA8
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) September 12, 2020
Teddy Sheringham (Tottenham Hotspur)
Teddy Sheringham didatangkan ke White Hart Lane pada musim panas ketika Spurs ditinggal Gary Lineker dan Paul Gascoigne, yakni musim panas 1992. Ia didatangkan dari Nottingham Forest. Di musim pertamanya, ia langsung mencetak 22 gol dan mendapatkan gelar top scorer Premier League.
Episode pertamanya bersama Spurs berbuah 91 gol di seluruh kompetisi dalam jangka waktu 5 musim. Setelahnya Sheringham bergabung ke Manchester United dan berjasa besar dalam torehan treble musim 1998/1999.
Setelah puas bermain di Old Trafford, Sheringham kembali ke Spurs pada musim panas 2001. Ia bermain sekitar 2 musim saja di sana. Performanya di dua musim tersebut tak begitu cemerlang. Ia hanya mampu mencetak 10 dan 12 gol di Premier League sehingga Spurs selalu finish di papan tengah.
🎉 Happy birthday, Teddy Sheringham! ⚽️ pic.twitter.com/u44bGTVYwh
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) April 2, 2018
Robbie Fowler (Liverpool)
Warga lokal sekaligus anak asli akademi Liverpool, Robbie Fowler adalah sensasi yang The Reds miliki di dekade 90-an. Bersama Fowler, The Reds berhasil mengunci 2 Piala Liga, 1 FA Cup, 1 UEFA Cup, dan 1 UEFA Super Cup.
Sejak debut pada musim 1993/94, pemain yang mendapat julukan “dewa” oleh fans Liverpool tersebut berhasil mencetak total 171 di edisi pertamanya bermain untuk The Reds. Pada Desember 2001, Leeds United meminangnya dan kemudian ia sempat membela Manchester City.
Pada Januari 2006, Rafael Benitez memutuskan untuk meminjamnya dari Manchester City selama 1,5 musim. Transfer hasil rengekan para fans untuk mengembalikan Fowler ke rumah asalnya tersebut tak berbuah manis. Fowler hanya mencetak 12 gol dari total 39 laga. Ia pun tak mampu membantu The Reds untuk memenangi Champions League 2006/07.
Who remembers this iconic Robbie Fowler celebration? pic.twitter.com/jXqnLw46TM
— 90s Football (@90sfootball) October 26, 2023
Thierry Henry (Arsenal)
Episode pertama Thierry Henry bersama Arsenal adalah sesuatu yang fenomenal. 2 gelar PFA Player of the Year dan 4 gelar pencetak gol terbanyak Premier League adalah bukti paling sederhana dari performa brilian Henry di Arsenal. 226 gol berhasil ia ciptakan sejak Agustus 1999 hingga Juni 2007.
Untuk Arsenal, Henry berhasil memberi 2 Premier League, 3 FA Cup, dan 2 Community Shield. Meski hampir meraih sebuah gelar Champions League 2005/06, nampaknya gelar invincible yang Henry raih jauh lebih spesial. Terlebih pada musim itu, Henry mencetak 30 gol di Premier League.
Pada musim panas 2007, Henry pergi ke Barcelona. Kelak, ia kembali lagi ke Emirates pada Januari 2012 dengan status pinjaman dari New York Red Bull. Namun, di masa keduanya tersebut ia hanya mampu bermain 7 kali dan hanya mencetak 2 gol saja.
Titi just kept on going 😤
Never forget this Thierry Henry run for @Arsenal in the North London Derby! pic.twitter.com/lcOvNWZFlN
— Premier League USA (@PLinUSA) April 27, 2024
Didier Drogba (Chelsea)
Didier Drogba datang ke Chelsea dengan status pemain antah berantah. Roman Abramovich awalnya skeptis dengan pembeliannya. Namun karena Jose Mourinho memaksa, ia pun menurut saja. Perlahan Drogba membuktikan dirinya dan menepis keraguan Abramovich.
Bersama Chelsea ia setidaknya mencetak 157 gol dari Juli 2004 hingga Juni 2012. Angka tersebut pun memberinya 2 gelar top scorer Premier League. Lalu, apakah ia juga berjasa besar untuk Chelsea? Ya, tentu saja.
3 gelar Premier League, 4 gelar FA Cup, 3 gelar Piala Liga, 2 gelar Community Shield, dan sebuah gelar Champions League berhasil ia daratkan ke Stamford Bridge. Drogba pun berhasil mengukir namanya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah The Blues.
Setelah berhasil memenangi final Champions League fenomenal di Allianz Arena, Drogba pindah ke Shanghai Shenhua dan kelak ke Galatasaray. Setelah kontraknya habis bersama Galatasaray, ia kembali lagi semusim untuk membela Chelsea pada musim 2014/15.
Meski di akhir musim mendapatkan sebuah trofi Premier League lagi, 28 kali aksi Drogba di liga hanya berbuah 4 gol saja. Pun di tiga kompetisi lainnya: Champions League, FA Cup, dan Piala Liga. Drogba hanya mampu mencetak 3 gol dari total 12 laga.
🙌 Back in @ChelseaFC blue 🔵
Didier Drogba returned to Stamford Bridge #OnThisDay in 2014 pic.twitter.com/y6hSzjmecJ
— Premier League (@premierleague) July 25, 2020
Wayne Rooney (Everton)
Sir Alex Ferguson jelas terpesona, kala ada bocah berusia 16 tahun bisa tembus ke skuad David Moyes di Everton. Gilanya lagi, dari total 36 laga yang bocah tersebut lakoni pada musim 2002/03, ia sudah mampu mencetak 8 gol. Di musim keduanya, 9 gol ia berhasil ciptakan untuk Everton. Bocal tersebut bernama Wayne Rooney.
Yap betul, Rooney adalah sensasi tersendiri ketika namanya masuk ke skema David Moyes di musim pertamanya promosi ke skuad utama. Namun, Rooney membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar sensasi kala Sir Alex berhasil meminangnya pada musim panas 2004. Ia berhasil menjadi pemain bergelimang gelar di Old Trafford.
Setelah lebih dari sedekade bermain untuk Setan Merah, pada musim panas 2017 ia kembali membela Everton. Sayangnya, ia tak bisa mereplikasi kegemilangannya di kala muda di Manchester United. Dari total 36 laga ia hanya mampu mencetak 11 gol saja. Ditambah, ia tak mampu membawa Everton lolos dari fase grup Europa League 2017/18. Setelahnya, ia cabut ke MLS.
16 – In 2002, Wayne Rooney became the youngest player to score a @premierleague goal, netting for Everton vs Arsenal (16y 360d). Return. pic.twitter.com/Z36jOEj8TD
— OptaJoe (@OptaJoe) July 9, 2017
Cristiano Ronaldo (Manchester United)
Episode pertama Cristiano Ronaldo di Old Trafford adalah sebuah mahakarya yang tak akan pernah ia replikasi lagi kala dirinya kembali. Bagaimana tidak? Pemuda kesayangan Sir Alex Ferguson tersebut berhasil mengobrak-abrik sepak bola Inggris sejak didatangkan pada musim panas 2003.
Hingga akhir musim 2008/09, CR7 berhasil mencetak 118 gol dan 59 assist untuk Setan Merah. Angka tersebut berhasil memberinya 2 PFA Player of the Year, sebuah Ballon d’Or, dan sebuah gelar top scorer Premier League.
Sementara untuk Sir Alex Ferguson, Ronaldo berhasil memberi 3 trofi Premier League, 2 trofi Piala Liga, dan 4 trofi lain yang terdiri dari sebuah trofi FA Cup, Champions League, Piala Dunia Antarklub, dan Community Shield
Pada Agustus 2021, setelah dikabarkan didekati oleh Manchester City, Setan Merah terprovokasi dan akhirnya dengan latah membawa CR7 kembali ke Old Trafford. Sayang, keputusan tersebut di kemudian hari malah membuat skuad Setan Merah tak kondusif. Meski mampu mencetak total 27 gol dalam 1,5 musim, CR7 yang toxic akhirnya didepak pada November 2022.
ON THIS DAY IN 2008:
Cristiano Ronaldo won his first ever Champions League title with Manchester United. pic.twitter.com/sCHJtmCBul
— The CR7 Timeline. (@TimelineCR7) May 20, 2023
Sumber: Premier League, Business Standard, The Guardian, dan Transfermarkt