Suram. Satu kata yang cukup menggambarkan kondisi Timnas Vietnam. Usai Park Hang-seo, jurulatih yang sudah melatih sejak 2017 pergi, The Golden Stars hanya tersisa “The”-nya saja. Vietnam kelimpungan di sana-sini. Jangankan trofi, bertahan lebih lama di sebuah kompetisi saja tak kuasa.
Para pelatih yang menggantikan Park Hang-seo justru membuat Vietnam makin terbenam. Lantas, bagaimana Timnas Vietnam akan berjalan ke depan? Mungkinkah ini tandanya denyut mereka kian melemah setelah Park Hang-seo tidak di sana?
Daftar Isi
Kedatangan Park Hang-seo
Kita mulai dari kedatangan Park Hang-seo. Pria kelahiran Sancheong, Korea Selatan ini bukan sosok pelatih yang bergelimang trofi sebelum melatih Vietnam. Sekadar trofi mah ada, tapi tidak banyak. Itu diraih kala menukangi tim K-League 2 seperti Sangju Sangmu, lalu tim yang kini berada di Liga 3 Korea Selatan, Changwon FC.
Di level tim nasional, Park Hang-seo tak punya trofi. Tapi sekadar catatan mengesankan, pelatih yang kepalanya seperti area bermain kutu tersebut punya. Salah satunya membawa Korea Selatan ke semifinal Piala Dunia 2002. Namun, waktu itu bukan sebagai pelatih, melainkan asisten Guus Hiddink.
What a picture! 🤩
A young Park Hang-seo with Guus Hiddink at the 2002 #WorldCup #ThrowbackThursday pic.twitter.com/PbLf2nTdqv
— #AsianQualifiers (@afcasiancup) December 9, 2021
Sebelum tiba di Vietnam, karier Hang-seo terombang-ambing di kasta terbawah Korea Selatan. Pencariannya terhadap tantangan baru di Tiongkok juga tidak membuahkan hasil. Istrinya lalu mendorong untuk mencari tantangan di Asia Tenggara. Saran dari istrinya tak begitu saja diterima Hang-seo.
Ia ragu karena belum punya pengetahuan tentang benua itu, juga kontak yang bisa menghubungkannya dengan negara-negara di Asia Tenggara. Beruntungnya sang istri mendapat kontak seorang agen yang punya pengalaman di Asia Tenggara. Dari sanalah ia mendapat pekerjaan melatih Timnas Vietnam.
Namun, ada versi lain. Mengutip VNExpress pada tahun 2018, Hang-seo mengatakan bahwa ia bisa melatih Vietnam karena diberitahu agennya. “Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) tertarik pada saya saat menangani tim kecil Korea Selatan,” kata Hang-seo. Apapun versinya, Park Hang-seo toh beneran melatih Vietnam.
Merevolusi Vietnam
Tiba di Vietnam tahun 2017. Hang-seo membesut tiga level timnas sekaligus: U-22, U-23, dan senior. Kesempatan melatih tim kelompok umur dan senior membuatnya lebih leluasa untuk merevolusi Timnas Vietnam. Di kemudian hari revolusi yang dilakukan membuahkan hasil. Ia telah menciptakan generasi emas Timnas Vietnam.
Muncullah pemain-pemain seperti Nguyen Quang Hai, Doan Van Hau, Do Duy Manh, Nguyen Cong Phuong, hingga Luong Xuan Truong. Lahirnya para pemain tadi memperlihatkan bahwa upaya Park Hang-seo menumbuhkan kepercayaan diri mulai tampak. Itu dilakukan karena ia tahu, talenta di Asia Tenggara bukan tidak bagus, tapi kekeringan mentalitas.
Super star Vietnam, Nguyen Quang Hai dikabarkan selangkah lagi akan bergabung dengan klub Ligue 2 Prancis!
Katanya sih bakal main di Nîmes Olympique. Media Vietnam, Zink News bilang kalo Quang Hai hanya tinggal menyelesaikan tes medis saja. pic.twitter.com/IR9nTTvYNp
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) June 18, 2022
Ia terus memotivasi tim. Selalu membela anak asuhnya di hadapan media. Tak lupa ikatan emosional dengan para pemain juga ia tanam. Hubungan kuat antara dia dan para pemain Timnas Vietnam pun terjalin. Dari segi taktik dan strategi, kalau boleh disingkat, Hang-seo mengubah postur pendek pemain Vietnam yang semula titik lemah menjadi kekuatan.
Latihan fisik dan kemampuan memahami strategi terus digembleng. Tak butuh waktu lama, karena tahun berikutnya gelar Piala AFF kedua buat Vietnam direngkuh. Tahun berikutnya giliran medali emas SEA Games digondol. Hal yang sama diulangi di SEA Games 2021.
Terlepas dari gimmicknya yang bikin fans tim lawan jengkel setengah mampus.
Tetep rispek lah buat beliau ini atas pencapaian luar biasa bersama Vietnam (2017-2023)
Selain itu, hadirnya Park Hang-seo juga buat rame sepakbola ASEAN. Seru😅😂 pic.twitter.com/eLXMbjQbWr
— . (@Indostransfer) January 16, 2023
Park Hang-seo Mundur
Selain satu trofi Piala AFF dan dua medali emas SEA Games, Hang-seo juga mengantarkan Vietnam ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Namun, sebelum Piala AFF 2022, tiba-tiba muncul kabar Hang-seo akan berhenti. Tapi ia baru benar-benar berhenti pada Januari 2023. Pencapaian terakhirnya membawa Vietnam ke final Piala AFF 2022.
Alasan kemundurannya masih tanda tanya. Spekulasi pun bermunculan. Pengamat sepak bola Vietnam, Jernej Kamansek dikutip CNN Indonesia mengatakan, Hang-seo mundur karena tekanan mental.
Namun, dalam konferensi pers Sekjen VFF, Le Hoai Anh sebagaimana laporan Suckhoedoisong terindikasi bahwa kemunduran Hang-seo karena kontrak yang tidak disepakati kedua pihak. Hang-seo hanya ingin melatih tim muda, tapi VFF masih memintanya tetap melatih tim senior.
🚨KONTRAK BERAKHIR, TIKET PESAWAT GRATIS UNTUK PARK HANG SEO
Bentuk terima kasih atas jasanya untuk Timnas Vietnam, maskapai Vietnam Airlines memberi tiket kelas bisnis gratis seumur hidup untuk pelatih asal Korea Selatan tersebut.
📸 @QuanTue pic.twitter.com/lwZ78UYrVe
— 𝙄𝘿𝙎 (@indosupporter) January 19, 2023
Kekacauan di Tangan Philippe Troussier
Vietnam pun lalu menunjuk Philippe Troussier. Portofolionya lumayan oke. Bahkan lebih bagus dari Park Hang-seo dari segi tim yang dilatih. Troussier pernah mengantarkan Jepang juara Piala Asia untuk pertama kali. Selain itu, Troussier berpengalaman melatih tim dari Afrika, seperti Maroko, Afrika Selatan, dan Nigeria.
Pengalamannya melatih Olympique Marseille juga menjadi daya tawar sendiri. Namun, apalah arti portofolio kalau mempertahankan warisan Hang-seo saja nggak sanggup. Troussier kebingungan memaksimalkan potensi pemain yang sudah dipoles dan ditelurkan Hang-seo.
Vietnam yang mengerikan itu diubahnya menjadi tim yang bahkan gentar menghadapi Indonesia. Selama dilatih Troussier, Vietnam cuma menang empat kali dan selalu keok melawan Indonesia. Tiga kali kekalahan di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 semasanya juga menghentikan langkah Vietnam.
BREAKING‼️
PHILIPPE TROUSSIER DIPECAT DARI KURSI KEPELATIHAN TIM NASIONAL VIETNAM!!
Sudah jelaslah ini karna kalah telah dari Skuad Garuda!
Untuk kedua kalinya Troussier “kehilangan pekerjaan” gara-gara Timnas Indonesia! pic.twitter.com/VGt5xOZ9Qn
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) March 26, 2024
Kim Sang-Sik dan Vietnam yang Makin Sick
Tiga kekalahan di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia dan ketidakberhasilan di Piala Asia, Troussier pun dipecat. Sebagai gantinya Vietnam mendatangkan Kim Sang-sik. Konon doi rivalnya STY. Tapi ditangani Sang-sik, Vietnam malah makin sick.
Sejauh ini baru lima laga internasional resmi yang dilakoni Sang-sik bersama Vietnam. Dan cuma satu laga yang berhasil dimenangkan, yakni menghadapi Filipina. Selama era Sang-sik, Timnas Vietnam malah seakan berjalan menuju ngarai yang dalam. Mereka kehilangan arah.
🚨 BREAKING: Mantan pelatih Jeonbuk Hyundai, Kim Sang-Sik 🇰🇷 akan ditunjuk sebagai pelatih timnas Vietnam! 🇻🇳
📝 @Jasons_JaysHub pic.twitter.com/bfGx10gaIb
— Extra Time Indonesia (@idextratime) April 29, 2024
Rencana-rencana yang dilakukan juga sekadar meniru negara lain. Contohnya program naturalisasi. Indonesia menjadi tim yang paling gencar menaturalisasi pemain. PSSI memburu para ekspatriat di luar negeri, paling banyak di Belanda, untuk membela Timnas Indonesia.
Langkah ini lalu dijiplak Vietnam. The Thao 247 mengabarkan, bahwa Wakil Presiden VFF, Tran Anh Tu ingin Vietnam juga melaksanakan kebijakan itu. Vietnam melihat naturalisasi yang dilakukan Indonesia efektif. Maka muncullah pemain seperti Filip Nguyen, keturunan Vietnam yang lahir di Cekoslowakia.
🇻🇳 Goalkeeper Filip Nguyen (1993) officially recognized as a Vietnamese citizen and eligible to play for the Vietnam National Team.
In September 2020, Nguyen received his first call-up to the Czech
In June 2023, Filip Nguyen joined Hanoi Police Club in V.League 1.#VFF pic.twitter.com/Y0eHEmyu90
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) December 6, 2023
Tapi kebijakan ini bertolak belakang dengan keinginan Sang-sik. Coba bayangkan, dari federasi ingin naturalisasi, tapi pelatihnya malah pengen Timnas Vietnam diisi para pemain dari liga lokal. Ini saja ironis. Apalagi ditambah kenyataan bahwa pemain dari liga lokal tidak banyak yang memenuhi kriteria.
Sang-sik Kritik Vietnam
Mungkin karena ini Sang-sik frustasi lalu melontarkan komentar pahit tentang timnya sendiri. Mengutip media Vietnam, Danviet, Sang-sik mengatakan ini bukan masa emas Timnas Vietnam. Penyebabnya, kata dia, banyak pemain muda berusia di bawah 23 tahun atau di bawah 19 tahun tidak diberikan banyak kesempatan di liga domestik.
“Menurut saya, klub perlu berani memberi kesempatan bermain kepada pemain muda. Apalagi yang sudah berpengalaman di level U-20 atau U-23. Dari situ, Timnas Vietnam akan dibekali kekuatan dari yang muda dan berpengalaman untuk bersaing di level tertinggi,” katanya dikutip Danviet.
Pelatih kepala timnas Vietnam yang baru, Kim Sang-sik diperkenalkan ke publik di Vietnam sore ini (5/5) dan ia langsung berangkat ke Hang Day Stadium untuk menyaksikan pertandingan antara The Cong Viettel kontra HAGL di V.League 2023/24.
📸 Thanhnien
#VFF pic.twitter.com/mVQ1PqnqWs
— Text Tentang Bola ⚽ (@txtttgbola) May 5, 2024
Teorinya memang indah, nyatanya tidak semulus itu. Lihatlah apa yang dialami klub Vietnam, Song Lam Nghe An. Tim ini dilimpahi setidaknya 10 remaja usia 20 atau 23 tahun. Tapi karena kondisi finansial yang begitu sulit, terpaksa tetap memainkan pemain “tua”.
Perjudiannya juga penampilan mereka di V League. Kalau memainkan pemain muda akan sulit bersaing di papan atas. Itulah mengapa klub seperti Binh Duong yang terus dituntut bersaing di papan atas cenderung abai pada pemain muda.
Juga Dibongkar Park Hang-seo
Kritik dari Sang-sik sedikit banyak sudah di-spill oleh Park Hang-seo. Ya, eks pelatih ini kemarin-kemarin membongkar aib sepak bola Vietnam. Satu komentar yang benar-benar menghantam publik dari Hang-seo adalah federasi sepak bola Vietnam tidak profesional.
Pria 67 tahun menguliti satu per satu belang sepak bola Vietnam. Mulai dari infrastruktur yang menurutnya tertinggal hingga federasi yang tak punya visi terhadap pembinaan pemain usia muda. Selengkapnya terkait apa saja yang dibongkar dan kenyataan di lapangan, kamu bisa menonton video Starting Eleven Story sebelumnya.
Hari ini, setelah tak lagi dilatih Hang-seo, Vietnam tidak lagi terlihat sebagai tim yang menyeramkan. Desember nanti, Indonesia akan bertemu dengan Vietnam di Piala AFF. Ini adalah kesempatan, peluang, momentum. Untuk apa? Untuk menunjukkan bahwa untuk menang besar melawan tim senior Vietnam hanya butuh 11 pemain muda di bawah usia 22 tahun.
https://youtu.be/ngXO7J8OXbE
Sumber: TheThao47, Tuoitre, Olympics, Indozone, CNNIndonesia, Starting Eleven