Ditutupi Rapat, BOROK Sepak Bola Vietnam Malah Dibongkar Mantan Pelatih Sendiri

spot_img

Vietnam oh Vietnam, betapa malang nasibmu kini. Di tengah kemunduran sepakbolanya, sebuah tamparan keras datang dari mantan pelatih mereka, Park Hang-seo. Pelatih nyentrik itu dengan gagah berani mengungkap tabir kebobrokan sepakbola Vietnam.

Sontak publik Vietnam dan dunia pun terperangah. Pasalnya, apa yang diucapkan Park Hang-seo tersebut ternyata banyak buktinya. Lantas, apa saja bukti kebobrokan tersebut? Namun, sebelum masuk ke pembahasan kamu bisa subscribe dan nyalakan lonceng notifikasinya dulu agar tak ketinggalan konten menarik dan berbobot dari Starting Eleven Story.

Petuah Park Hang-Seo

Pasca ditinggal Park Hang seo, Timnas Vietnam masih saja terseok-seok meski sudah mendatangkan dua pelatih baru. Ranking FIFA mereka juga merosot tajam. Di era kejayaan Park Hang-seo, Vietnam bisa mencapai peringkat 92 FIFA. Kini per 19 September 2024, peringkatnya terjun bebas ke 116. Lalu apa yang salah dari Timnas Vietnam?

Pertanyaan itu, jawabannya justru di spill oleh mantan pelatih mereka sendiri, Park Hang-seo. Pelatih berusia 66 tahun tersebut menyebut bahwa sepakbola Vietnam mengalami masalah besar dalam hal infrastruktur maupun sistem pembinaan pemain.

Jika ditelusuri jejaknya, bukan kali ini saja Park Hang-seo mengkritik sepakbola Vietnam. Dilansir dari The Thao 247, di tahun 2022, pelatih asal Korea Selatan tersebut pernah menyebut bahwa Federasi Sepakbola Vietnam (VFF) tidak memiliki visi yang jelas soal pembinaan pemain muda. Menurut Park, jika dibiarkan terus-menerus sepak bola Vietnam tidak akan memiliki masa depan.

Ajaran Akademi Muda Vietnam

Jika ditelisik lebih jauh, ternyata bukan asal kritik belaka Park Hang-seo ini. Pendidikan dan pelatihan yang tidak memadai di level akademi sepakbola Vietnam terbukti telah menjadi penyebab.

Peneliti Thi My Dung dan Simon Gardiner dalam penelitiannya yang berjudul The Fight Against Corruption in Vietnamese Football: A Closer Look at Typical Corruption Cases, Causes and Possible Solutions, menyebutkan bahwa ketika pemain muda Vietnam dididik di akademi, mereka tidak menerima pendidikan tentang nilai olahraga dan etos kerja.

Fokus pendidikan dari akademi sepakbola Vietnam hanya menitikberatkan pada teknik pelatihan sepakbola saja. Pengenalan mengenai nilai sportivitas, lalu etika seorang pemain yang harus disiplin dan taat aturan, tidak ada.

Kasus Narkoba Dan Pengaturan Skor

Akibatnya, para pemain yang dididik sejak dini tumbuh dengan sikap yang sering menjurus ke arah negatif. Yang sudah terbukti yakni, ketika para pemain muda mereka justru pesta narkoba.

Dilansir dari VNExpress, tiga pesepakbola Vietnam yang terdiri dari eks pemain senior dan pemain kategori kelompok umur, dihukum berat akibat skandal pesta narkoba pada Mei 2024. Mereka di antaranya adalah Nguyen Ngoc Thang yang merupakan pemain Timnas Vietnam U-23, lalu Dinh Thanh Trung yang merupakan eks pemain timnas senior, serta Nguyen Van Truong yang merupakan pemain Timnas Vietnam U-22.

Selain kasus narkoba, skandal pengaturan skor juga sempat melanda para pemain muda Timnas Vietnam. Jauh di tahun 2020, dua punggawa timnas Vietnam U-19, yakni gelandang Tran Cong Minh, dan bek Vo Minh Trong dihukum berat karena kasus pengaturan skor.

Enggan Untuk Abroad

Tak cuma kelakuan buruk saja yang mengakibatkan masa depan pemain muda Vietnam bakal suram. Sikap keberanian mereka untuk belajar dan berkarier di luar negeri juga patut dipertanyakan.

Kini tak ada satupun pemain Vietnam yang berkarier di liga luar. Terakhir Nguyen Cong Phuong yang telah meninggalkan Yokohama bulan September lalu. Ia mengaku frustrasi karena jarang dimainkan.

Sebenarnya, sebelum Nguyen Cong Phuong, ada beberapa pemain yang sudah berkarier di klub luar seperti Nguyen Quang Hai di Pau FC, Doan Van Hau di Heerenveen, maupun Dang Van Lam di Cerezo Osaka. Namun, mereka gagal bersaing dan akhirnya memilih pulang kampung.

Selain karena faktor frustrasi karena tak bisa bersaing, faktor penghargaan tinggi di liga domestik juga jadi penyebab. Menurut mantan Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Vietnam, Duong Vu Lam, pemain yang berlaga di liga domestik diperlakukan terlalu tinggi secara gaji dan lain-lain. Bahkan terkadang, lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Hal tersebut semakin menyebabkan pemain Vietnam nyaman dan enggan jadi pemain abroad.

Naturalisasi Pemain

Sudah tak ada pemain abroad, tak ada pula pemain naturalisasi. Fyi, kebijakan naturalisasi di Vietnam selama ini terganjal aturan yang sangat ketat. Media Vietnam Thanh Nien pun menyesalkan hal tersebut.

Wakil Presiden VFF, Tran Anh Tu pernah menyebut bahwa federasi bukan bagian yang menangani proses naturalisasi. Proses naturalisasi di Vietnam diurus oleh pemerintah dan harus mengikuti Undang-Undang Kewarganegaraan Vietnam. Setelah memenuhi undang-undang, pemain tersebut juga harus melewati proses yang cukup panjang. Contoh kasus adalah kiper Nguyen Filip yang harus menunggu waktu lima tahun untuk proses naturalisasinya.

Vietnam kini memang telah menaturalisasi pemain Brasil, Rafaelson. Namun, sang pemain bukan yang mempunyai ikatan garis keturunan dengan Vietnam. Ia murni sudah tinggal lama di Vietnam. Kasus naturalisasi pemain asing seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi di Vietnam sejak tahun 2007. Di mana saat itu dulu sudah ada kiper bernama Phan Van Santos dari Brasil yang dinaturalisasi.

Infrastruktur Stadion Dikritik

Selain pembinaan pemain maupun sistem, soal infrastruktur juga masuk dalam borok yang dibongkar oleh Park Hang Seo. Kalau melihat infrastruktur seperti stadion timnas maupun stadion klub, pada kenyataanya memang sempat bermasalah.

Bahkan kualitas stadion di Liga Vietnam sempat dikritik oleh pemain asing. Pada bulan Oktober 2023, pemain asal Australia dari klub Hai Phong, Martin Lo, melontarkan kritik pedas terhadap kualitas stadion di Liga Vietnam. Kritikan tersebut diucapkan pasca laga Hanoi FC vs Hai Phong yang digelar di Hang Day Stadium.

Martin kaget ketika beberapa lampu stadion tersebut mati, namun laga tetap dilanjutkan. Pasca laga usai, Martin baru diberi tahu oleh rekan-rekannya bahwa lampu mati di stadion sudah bertahun-tahun terjadi di sepakbola Vietnam.

Itu baru stadion di daerah, markas tempat Timnas Vietnam bermain di laga-laga Internasional yakni Stadion My Dinh ternyata juga bermasalah. Kualitas infrastruktur Stadion My Dinh sempat dikritik oleh media vietnam sendiri, Bongda24h, pada perhelatan Piala AFF 2022 lalu.

Saat itu terlihat kualitas rumput tidaklah layak. Sampai-sampai Park Hang-seo bilang bahwa anak asuhnya harus memakai sepatu besi untuk bermain di lapangan tersebut. Tak hanya rumput saja, kabin bangku cadangan pun terlihat tidak kokoh dan sempat disorot.

Skandal Pajak Stadion

Kualitas stadion My Dinh yang “kureng” tersebut, bisa jadi terkait dengan masalah pengemplangan pajak. Pajak Stadion My Dinh sempat menunggak hingga 869 miliar dong atau sekitar Rp 5,5 triliun pada tahun 2023.

Menurut media Vietnam, Soha, pengemplangan pajak tersebut ternyata sudah dilakukan oleh pengelola My Dinh Sports Complex sejak tahun 2019. Departemen pajak terkait sampai-sampai harus menagih paksa tunggakan pajak tersebut karena tak ada itikad baik dari pengelola.

Duh, kalau sudah seperti ini penyakitnya, susah juga ya diberesi. Yang jelas, borok yang disampaikan oleh Park Hang-seo tersebut terbukti ada benarnya. Kebobrokan memang terjadi di berbagai sektor sepakbola Vietnam. Dan bukan tidak mungkin masa depan sepakbola Nguyen FC ini benar-benar akan suram.

https://youtu.be/d6Mt43UerlU

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru