Cinta Sejati Steven Gerrard Kepada Liverpool FC

spot_img

“Saat saya meninggal, jangan bawa saya ke rumah sakit. Bawa saya ke Anfield. Saya lahir dan akan meninggal di sana.”

Kalimat itu seketika menjadi ungkapan fenomenal yang keluar dari mulut sang legenda Liverpool, Steven Gerrard.

Steven Gerrard berhasil mengambil hati para penggemar The Kopites di seluruh dunia.

Mimpi Gerrard dimulai ketika dirinya menandatangani kontrak bersama klub idamannya itu di usia 17 tahun, melakoni debut setahun setelahnya, hingga mewarisi ban kapten dari Samy Hyppia.

Padahal ketika melihat beberapa tahun sebelumnya, Stevie bahkan diragukan bakal merapat ke Liverpool. Ia sempat melakoni uji coba di Manchester United, namun dalam biografinya, sang gelandang menyebut tindakan itu bertujuan untuk memaksa Liverpool untuk memberinya kontrak.

Untung saja The Reds memilih percaya kepada Stevie. Setahun setelah melakoni debut, ia jadi gelandang tengah pendamping Jamie Redknapp. Sedikit meleset dari posisi awalnya memang, namun Gerard Houllier yang jadi manajer saat itu sepertinya tahu benar akan apa yang ia lakukan. Stevie muda akhirnya menjadi sosok penting dalam skuat Liverpool, ia dinobatkan sebagai PFA Young Player of The Year 2001, hingga mampu mewarisi ban kapten dari Hyppia di usia 23 tahun.

Setelah menjalani musim yang manis selama beberapa tahun, kesetiaan Gerrard pada Liverpool menemui ujian pertamanya. Dirinya yang ingin meraih gelar juara sempat berfikir untuk pergi. Klub yang akan meminangnya kala itu pun tak main-main, yakni Chelsea yang sedang naik daun bersama Jose Mourinho.

“Jika disuruh memilih siapa gelandang terbaik di dunia. Maka aku memilih Steven Gerrard.” ungkap Mourinho

Meski dirinya mengaku sempat terlena dengan bujuk rayu Mou, pada akhirnya Gerrard memiliki kemantapan hati bahwa Liverpool adalah rumah yang sesungguhnya.

“Saya sudah hampir meneken kontrak bersama Chelsea saat itu, tapi tiba-tiba saya muak dengan ide untuk meninggalkan Liverpool. Hingga akhirnya saya mengambil keputusan yang tidak pernah saya sesali. Saat permainan saya sedang menanjak, tawaran begitu banyak menghampiri saya,”

Keputusan itupun nyatanya benar, di tahun 2005, Gerrard berhasil memimpin pasukan Rafael Benitez dalam memenangi gelar Liga Champions Eropa paling dramatis.

“Bagaimana mungkin saya berpikir untuk meninggalkan Liverpool setelah malam seperti ini? Saya sangat senang dengan klub ini. Fans Liverpool memang gila, mereka luar biasa, dan saya ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk mereka,” ujar Stevie setelah menjuarai trofi Liga Champions

Namun, setelah momen tak terlupakan tersebut, era paceklik Liverpool dimulai. Posisi mereka di Liga Inggris tak kunjung membaik. Meski sudah menghadirkan striker haus gol Fernando Torres, Liverpool tetap belum mampu meraih gelar Liga Inggris.

Setelahnya, kesetiaan Stevie kembali diuji. Beberapa pilar penting peraih trofi Liga Champions mulai meninggalkan Liverpool. Xabi Alonso hengkang ke Real Madrid, Rafael Benitez dipecat, dan Torres yang makin tajam bersamanya juga memilih untuk hijrah ke Chelsea. Tak lupa Javier Mascherano dan Alvaro Arbeloa yang juga ikut meninggalkan Anfield. The Reds dan Stevie mengalami penurunan drastis, terlempar dari zona Liga Champions, bahkan sempat terdampar di luar zona Eropa.

Namun lagi-lagi, Steven Gerrard tetap setia pada satu nama, yaitu Liverpool. Dirinya mencoba menjadi sosok panutan bagi siapapun.

Ditengah masa-masa sulit itu, Mou kembali datang. Kali ini, pria Portugal tersebut menawarkan Gerrard sebuah kontrak untuk bermain bersama Real Madrid. Akan tetapi, semua sudah bisa diprediksi, sang kapten tetap setia pada Liverpool.

“Saya mengatakan tidak, karena Liverpool.”

Bahkan, di tahun 2013, Jupp Heynckes memberi penawaran kepada Gerrard untuk mengisi pos gelandang Bayern Munchen.

“Saat itu mereka menghubungi agen saya dan menanyakan apakah saya bersedia untuk bermain bersama Munchen.”

“Tahun 2013 mereka baru saja memenangkan treble. Saya bisa saja bergabung dan menjadi bagian dari Munchen, tapi pendirian saya sudah ditetapkan sejak delapan tahun lalu, untuk tetap berseragam Liverpool.”

Meski akhir cerita sang kapten tak berujung manis. Dedikasi serta ketulusun hati untuk selalu berseragam Liverpool patut mendapat apresiasi.

Dan di awal tahun 2015, tanpa gelar, tanpa penghargaan individu, tanpa tiket Liga Champions, tanpa kemenangan di laga kandang terakhir, sang kapten mengumumkan keputusannya untuk pergi dari Anfield.

Diiringi tepukan para pendukung yang hadir, nama Steven Gerrard akan selalu menggema dalam sejarah kebesaran Liverpool.







Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru