Bisnis Dibalik Tur Pra Musim Klub-Klub Eropa

spot_img

Libur telah usai, kini beberapa klub Eropa sudah menjalankan latihan pra musimnya demi mempersiapkan kompetisi musim depan yang sudah semakin dekat. Tak terkecuali mempersiapkan beberapa laga uji coba baik di luar maupun dalam negeri.

Untuk yang di luar negeri, para klub sudah menjadwalkan kembali tur pra musimnya yang sempat tertunda beberapa musim ke belakang karena pandemi. Namun di sisi lain jadwal yang padat musim depan karena ada piala dunia membuat pertanyaan muncul, apakah masih perlu klub Eropa jauh-jauh sampai ke Asia maupun Amerika untuk melakukan laga uji coba?

Jadwal Padat Di Musim Yang Tak Normal

Tak dipungkiri musim depan adalah jadwal yang tak normal dalam kalender sepakbola. Adanya Piala Dunia di bulan November mendatang di Qatar jadi penyebabnya. Belum lagi setelah musim rampung kemarin, masih diberondong partai Nations League yang membuat durasi libur para pemain cenderung singkat. Sementara, awal Agustus 2022 ini para klub sudah kembali ready untuk kompetisi di negaranya masing-masing.

Dari padatnya jadwal musim depan, klub dan pemain masih juga disibukkan dengan tur pra musim ke luar Eropa. Mau tak mau para pemain harus mengikuti agenda klub. Dan klub juga sebenarnya tak bisa menghindar untuk tidak mengikuti tur pra musim yang sudah dijadwalkan berkat para partner bisnis mereka, termasuk sponsor dan promotor.

Kalau di musim-musim yang normal ketika tidak ada Piala Dunia di akhir tahun, mungkin tur pra musim di Asia maupun Amerika sudah menjadi hal yang wajar adanya. Namun di musim padat seperti ini, bukankah alangkah lebih baiknya klub Eropa tak perlu jauh-jauh melancong untuk memanasi mesin mereka jelang musim bergulir?

Bisnis Setelah Pandemi

Tur pra musim ini tentu tak lepas dari yang namanya bisnis. Kita tahu selama ini dunia dilanda pandemi, dan beberapa klub mengalami pendapatan yang menurun. Di mana penurunan pendapatan itu salah satunya disebabkan oleh tidak adanya tur pra musim mereka. Misalnya saja Manchester United, dalam audit keuangannya pada 2021, mereka telah kehilangan pemasukan sekitar 50 juta pounds (Rp899 miliar) ketika tak melakukan perjalanan tur pra musimnya karena pandemi.

Maka dari itu, beberapa klub, tentu saja termasuk Manchester United dan klub-klub Liga Inggris lainnya mulai menjadwalkan pra musim mereka. Klub-klub Eropa bersiap meraup untung dari segi bisnis tur pra musimnya kali ini setelah sekian lama terjerat pandemi. Ada yang ke Amerika, ada yang ke Korea, Thailand, Singapura, maupun Australia.

Bagaimanapun, sudah menjadi rahasia umum ketika sepakbola kini sudah menjadi merek dagang yang sangat komersial bagi dunia bisnis. Bisnis sepakbola terutama di Eropa memang sudah sangat kompleks. Karena itulah sponsor bisa menentukan agenda tur pramusim sebuah klub.

Misalnya, Arsenal dengan Emirates-nya. Emirates lah yang membawa Arsenal ke tur pramusim bahkan di negeri-negeri timur tengah termasuk Uni Emirat Arab sendiri. Kemudian ada Standard Chartered yang membawa Liverpool bolak-balik tur ke AS. Dulu ketika bersponsor Garuda Indonesia, The Kop juga pernah mampir ke Indonesia. Dalam hal ini pasti terjadi mutual benefit antara kedua belah pihak, baik sponsor maupun klub untuk mendapatkan ekspos besar-besaran di depan media dan fansnya.

Klub-klub Eropa dan sponsor kini semakin sadar bahwa potensi pasar mereka sudah mengalami kejenuhan di negeri sendiri. Krisis ekonomi yang menerjang kebanyakan negara eropa beberapa tahun terakhir membuat bisnis sepakbola di benua biru mengalami stagnasi. Maka tur ke Asia maupun Amerika menjadi alternatif pengembangan pasar yang sungguh menggiurkan. Jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan perekonomian negara-negara Asia maupun Amerika yang terus mengalami peningkatan menjadi sumber finansial yang potensial.

Tur pra musim dimaknai sebagai upaya menjangkau pasar seluas-luasnya untuk mengeruk keuntungan semata. Lalu bagaimana segi manfaat bagi pemain? Hal ini tidak terlalu terasa. Karena mereka hanya ngikut dengan klub dan klub juga hanya ngikut apa permintaan sponsor dan promotor.

Oh iya, promotor ini juga sebenarnya berpengaruh bagi terlaksananya tur pra musim di sebuah negara selain sponsor. Campur tangan promotor dengan membayar sejumlah nominal tertentu kepada klub, merupakan faktor penting bagi kesepakatan klub itu mau datang ke suatu negara tertentu. Dan itu ongkos nominalnya mahal.

Nah, hal itulah kenapa jarang lagi ada klub-klub Eropa mampir ke tanah air. Seperti yang dikatakan salah satu promotor di Indonesia, Mahaka Sports. Untuk mendatangkan tim besar Eropa ongkosnya tidaklah murah. Belajar dari kasus mendatangkan Liverpool, ketika itu harganya di kisaran 1,5 sampai 2 juta dolar atau sekitar Rp 20 miliar. Dan itu pun belum termasuk hotel dan segi pengamanannya. Kalau hitungannya balik modal, sepertinya sulit.

Hati Hati Cuaca, Rumput, Dan Cedera

Terlepas dari segala permasalahan bisnis yang menguntungkan itu, tur pramusim terkadang menyimpan malapetaka. Bagaimana tidak? Sering kali tragedi yang tak diharapkan seperti cedera pemain kerap terjadi di tur pra musim ini.

Perjalanan yang jauh dan suasana lingkungan yang berbeda membuat tak sedikit para pemain tak betah. Namun bagaimanapun mereka mau tak mau dipaksa untuk betah. Di sinilah bagaimana arti sebenarnya dari “bisnis berada di atas segalanya”. Ketika nasib para pemain tak dihiraukan atas nama keuntungan dengan dalih profesionalisme.

Selain itu, cuaca yang sangat berbeda dengan Eropa, terutama Asia, baik itu Asia Pasifik maupun Asia Barat cenderung tak bersahabat bagi para pemain. Ditambah struktur lapangan dan infrastruktur yang kurang memadai, membuat resiko pemain terkena cedera semakin besar.

Liburan Dan Pemanasan Tim

Karena sudah menjadi keharusan, terkadang para pemain juga tak menghiraukan masalah-masalah tadi. Bahkan mereka juga tak mau rugi untuk tidak memanfaatkan tur pra musim ini. Seperti pepatah, sambil menyelam minum air, para pemain memanfaatkan tur pra musim sekaligus sebagai bonus waktu liburan mereka.

Di samping itu, para pemain bisa menyapa para fansnya di beberapa negara. Di sini artinya para pemain tahu, meskipun dimanfaatkan dari segi bisnis, mereka tak mau rugi dan pasrah begitu saja.

Dari segi klub sendiri, selain meraup banyak keuntungan, tur pra musim bisa dimanfaatkan untuk mencoba racikan tim dengan optimal, dan menyesuaikan performa pemain. Para pemain yang baru direkrut di bursa transfer musim panas biasanya akan dicoba dalam tur pra musim ini. Selain itu, tur pra musim ini juga bisa bermanfaat untuk memberi waktu bermain lebih bagi para pemain muda.

Dari situ artinya semua pihak pun sebenarnya mendapat keuntungan. Baik pemain, klub, sponsor, promotor maupun negara yang dikunjungi. Walaupun kalau dihitung dari segi bisnis, tahu sendirilah yang untung besar siapa.

https://youtu.be/lkVUl8s_mZM

Sumber Referensi : theathletic, worldfootballsummit, dailymail

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru