Berkat Kejeniusan Orang Indonesia, FC Como dan Venezia Berpeluang ke Serie A

spot_img

Sebuah kain bertuliskan “Grazie Hartono” dibentangkan oleh masyarakat Kota Como di Italia, sekitar 45 kilometer dari Kota Milan. Penduduk dekat Danau Como, di region Lombardia itu menghaturkan terima kasih pada konglomerat asal Indonesia, Hartono Bersaudara yang sudah mengembalikan kejayaan klub.

Bahkan FC Como kini berpeluang untuk promosi ke Serie A. Di tempat lain, tim Serie B lainnya, Venezia juga sama berpeluangnya dengan FC Como. Jay Idzes, bek kebanggaan Indonesia memberi pengaruh penting ke tim itu. Sama seperti Como, Venezia juga membuka pintu promosi ke Serie A lebar-lebar.

Bagaimana darah dan kejeniusan orang Indonesia membawa kesuksesan untuk FC Como dan Venezia? Berikut ulasannya. Namun, sebelum itu, jangan lupa untuk menekan tombol subscribe dan loncengnya agar tidak ketinggalan video terbaru dari Starting Eleven Story.

Peluang ke Serie A

Hingga giornata ke-33, FC Como masih duduk di peringkat kedua Serie B musim ini. Mereka sudah mengumpulkan 64 poin dan hanya berjarak lima poin saja dari si pemuncak klasemen, Parma. Dari 33 laga yang dilakoni, FC Como 1907 baru menelan tujuh kekalahan saja dan sudah mengoleksi 19 kemenangan.

Berada di posisi kedua, peluang untuk promosi ke Serie A terbuka bagi FC Como. Jika mereka bisa mempertahankan posisi itu hingga musim berakhir, maka klub berjuluk il Larani bisa otomatis ke Serie A tanpa harus melewati babak play-off.

Ada campur tangan orang Indonesia di balik kedigdayaan Como musim ini. Ya, mereka adalah Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono alias Hartono Bersaudara.

Orang mengenal mereka sebagai bos PT Djarum, yang bukan hanya fokus ke industri kretek namun juga sukses menelurkan pebulutangkis hebat seperti Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Sebelum akhirnya direcoki oleh KPAI.

Selain FC Como, Venezia yang diperkuat Jay Idzes juga punya kans untuk promosi ke Serie A. Dari 32 laga di Serie B, klub asal Kota Venesia itu bertengger di posisi keempat, mengumpulkan 58 poin. Jika ingin otomatis ke Serie A, Venezia harus mengejar ketinggalan enam poin dari FC Como.

Namun, berada di peringkat empat di akhir musim pun, Venezia masih bisa ke Serie A. Asalkan mereka bisa melewati babak play-off. Sebab peringkat tiga dan empat Serie B akan masuk semifinal play-off promosi, sedangkan peringkat lima hingga delapan masuk babak preliminary di play-off promosi.

FC Como yang Berkembang

Peluang FC Como promosi lebih tinggi ketimbang Venezia. Dengan kata lain, taipan asal Indonesia mampu membawa kejayaan untuk FC Como. Padahal sebelum Budi Hartono dan Michael Hartono datang, Como adalah tim pesakitan.

Bahkan pada tahun 2018, FC Como nyaris gulung tikar dan hanya berlaga di Serie D. Namun, sejak bos PT Djarum mengakuisisi klub pada tahun 2019, FC Como mengalami peningkatan. Bahkan FC Como rajin promosi.

Musim 2018/19, FC Como promosi ke Serie C. Lalu, pada musim 2020/21 promosi ke Serie B. Dan kini berpotensi ke Serie A. Yang menarik adalah bagaimana pengusaha asal Indonesia ini meningkatkan kualitas FC Como dalam tempo yang terbilang sebentar? Apa rahasianya?

Ekspansi Bisnis Hartono Bersaudara

Tahun 2019, Italia kembali kedatangan investor asal Indonesia. Adalah PT Djarum yang menggelontorkan dana hingga 850 ribu euro atau sekitar Rp14,6 miliar untuk mengambil alih FC Como. Waktu itu, Como sedang paceklik dan dililit utang.

Djarum kemudian membantu Como untuk melunasi utang mereka sekitar 150 ribu euro atau Rp2,5 miliar. Saat itu Como akhirnya promosi ke Serie C. Hartono Bersaudara menjadi pengusaha Indonesia kedua yang berinvestasi ke Italia. Sebelumnya orang tentu mengenal Erick Thohir sebagai pemilik Inter Milan.

Nah, membeli FC Como sepele bagi bos Djarum. Sebab ekspansi bisnis Hartono Bersaudara ternyata sudah berkembang sedemikian pesat. Kala itu saja, mereka sudah membeli saham mayoritas Bank Central Asia (BCA). Selain itu, mereka juga berinvestasi ke berbagai pusat perbelanjaan dan hotel.

Layanan streaming Mola juga berhasil didirikan oleh bos Djarum ini. Mola lalu menjadi sponsor utama FC Como. Tidak hanya itu, Mola sendiri berkembang ke arah yang lebih luas. Tak hanya memegang kendali siaran sepak bola, namun juga golf dan MMA.

Pengelolaan yang Jenius

Awal mulanya, kedatangan Hartono Bersaudara memicu harapan tinggi bagi penggemar FC Como. Dengan hadirnya investor baru, dan bagaimana mereka sanggup melunasi utang klub, ada harapan bahwa FC Como bisa merekrut pemain bintang. Isu pertama yang muncul, Como akan memboyong Lionel Messi.

Bahkan rumor yang menyebut Messi sudah berkunjung ke Como bermunculan. Namun, pada kenyataannya, La Pulga sama sekali tidak berada di Como. Di sisi lain, FC Como memilih jalan untuk mempertahankan para pemain inti mereka, seperti Gabrielloni, Alessandro Bellemo, Matteo Solini, hingga Alessio Iovine yang sudah berada di klub selama lima atau enam tahun.

Dalam mengelola Como, Hartono Bersaudara memisahkan urusan sepak bola dan bisnis. Urusan sepak bola mereka percayakan pada Dennis Wise. Salah satu gebrakan yang cukup mengejutkan dari FC Como adalah mendatangkan Cesc Fabregas dan mempekerjakan Kurniawan Dwi Yulianto sebagai asisten pelatih.

DNA Arsenal FC Como

Setelah jadi pemain, Fabregas sendiri lalu diangkat sebagai pelatih. Namun, tidak lama, pada Desember 2023 ia digantikan oleh Osian Roberts. Nah, penunjukkan Roberts sendiri atas saran dari Thierry Henry. Eks pemain Barcelona itu menjadi investor Como sejak 2022.

Diam-diam FC Como dibangun lewat DNA Arsenal. Selain Fabregas yang kini asisten manajer dan Henry sebagai investor, Osian Roberts juga ternyata mantan asisten Patrick Vieira di Crystal Palace. Kita tahu Vieira adalah salah satu legenda Arsenal.

Pengalaman Fabregas, Henry, dan Roberts membantu Como menjadi tim yang jauh lebih baik. Rekrutan-rekrutannya juga jitu. Como berhasil mendatangkan pemain-pemain yang berpengalaman di Serie A seperti bekas pemain AC Milan, Patrick Cutrone.

Dengan apa yang sudah mereka lakukan, FC Como 1907 bersiap ke Serie A. Jika itu terwujud, ini adalah untuk pertama kalinya mereka promosi ke Serie A, setelah terakhir kali bermain di Serie A pada musim 1988/89.

Jay Idzes Kunci Permainan Venezia

Kalau Hartono Bersaudara berhasil lewat uang, Jay Idzes membantu Venezia lewat tenaganya. Bermain di Venezia, kemampuan bertahan Mas Jay meningkat signifikan daripada saat ia bermain untuk Go Ahead Eagles. Bagi Idzes, bermain di Venezia merupakan pengalaman unik. 

Ia tidak hanya ingin lebih baik di tanah Mussolini, tapi juga berambisi membawa Venezia promosi ke Serie A. Demi mewujudkannya, Mas Jay mengambil peran penting di lini belakang. Ia sering diandalkan oleh pelatih Paolo Vanoli.

Meski belakangan ini Vanoli dibuat jengkel atas penampilannya yang kurang menggigit di laga melawan Brescia, tapi Idzes beberapa kali membantu Venezia merengkuh kemenangan. Seperti misalnya kala menghadapi Pisa, 24 Februari lalu. Mas Jay yang turun selama 90 menit bermain klinis di laga itu.

Ketangguhannya di lini belakang membuat Venezia sulit dijebol. Kemenangan 2-1 atas Pisa pun diraih. Tiga poin ini berhasil membawa Venezia ke peringkat kedua dan sempat memperlebar kans promosi ke Serie A. Walaupun sudah melorot ke posisi keempat, peluang Venezia promosi belum lenyap.

Venezia bisa saja akan bersama FC Como lolos ke Serie A musim depan. Jika keduanya lolos, pariwisata dan sepak bola Italia akan ikut terdongkrak. Sebab Venesia dengan kanalnya dan Como dengan Danau Como adalah dua wisata paling memikat di Italia.

Coba bayangkan, orang akan datang ke Danau Como lalu menghabiskan malam harinya dengan menonton pertandingan FC Como menghadapi AC Milan di Stadion Giuseppe Sinigaglia. Pasti seru, bukan?

Sumber: Forbes, TheAthletic, Goal, CNNIndonesia, Goal

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru