Banyak Klub Milik Taipan Rusia, Mengapa Hanya Abramovich yang Kena Sanksi?

spot_img

Lengkap sudah penderitaan Chelsea ketika Roman Abramovich resmi didiskualifikasi dari jabatannya sebagai direktur klub oleh dewan Liga Inggris. 

Sekretaris Kebudayaan Nadine Dorries mengatakan bahwa Chelsea akan mendapatkan lisensi khusus, yang memungkinkan klub untuk tetap membayar staf klub dan fans yang memegang tiket terusan tetap bisa menghadiri pertandingan Chelsea.

Beruntungnya, Chelsea memiliki lisensi tersebut. sehingga serangkaian hukuman yang diterima Abramovich tak berdampak pada kegiatan klub untuk berlatih dan memainkan pertandingan sisa pada musim ini.

Inggris sendiri menjadi negara yang paling lantang untuk menyuarakan penolakan atas serangan Rusia kepada Ukraina dalam tiga minggu terakhir. Namun muncul pertanyaan, kenapa hal serupa tak terjadi dengan klub-klub yang dimiliki oleh pengusaha Rusia yang lain? Kenapa cuma Abramovich?

Kedekatan Abramovich Dengan Rusia

Roman Abramovich adalah satu dari tujuh taipan Rusia yang mendapat sanksi dari pemerintah Inggris. Menariknya, Abramovich adalah satu-satunya yang berstatus sebagai pemilik klub sepak bola.

Mengapa demikian? Menurut beberapa media Inggris hal itu karena Abramovich memiliki kedekatan dengan pemerintahan Rusia. Kesuksesan bisnis milik mantan bos Chelsea ini berimbas pada peta perpolitikan Rusia.

Misalnya saja, pada saat Putin jadi presiden pada tahun 2000, Abramovich memiliki peran penting dalam membangun pemerintahan baru di Rusia, seperti memilih menteri atau membuka dan menutup kasus 

Roman Abramovich juga sempat menjadi gubernur di suatu wilayah di Rusia bernama Chukotka. Pada periode menjadi Gubernur itulah Abramovich membeli Chelsea pada tahun 2003.

Meski Abramovich sempat membantah bahwa ia memiliki kedekatan dengan pemerintahan Rusia, khususnya Vladimir Putin. Namun, sanksi dari pemerintah Inggris sama sekali tak bisa dihindari olehnya. 

Kebijakan Inggris

Di sepak bola Inggris sejatinya ada klub sepak bola lain yang dimiliki oleh pengusaha asal Rusia. Klub tersebut adalah Bournemouth, klub yang sempat berlaga di kasta tertinggi sepak bola Inggris. Karena terdegradasi pada akhir musim 2019/20, kini mereka hanya bermain di kasta kedua Liga Inggris.

Bournemouth sendiri dimiliki oleh pengusaha minyak bernama Maxim Demin. Ia membeli 50 persen saham Bournemouth pada tahun 2011. Namun, baru mengakuisisi Bournemouth sepenuhnya pada tahun 2019 lalu.

Munculah pertanyaan, mengapa Bournemouth tak bernasib sama dengan Chelsea? Ada salah satu kebijakan Inggris yang menjadi kunci selamatnya Maxim Demin dari sanksi yang diberikan oleh pemerintah Inggris.

Hal ini dikemukakan oleh beberapa media Inggris seperti The Sun dan Dosert Live. Mereka menuliskan bahwa “Pemilik AFC Bournemouth, Maxim Demin memang kelahiran Rusia. Namun, Demin bukan seorang oligarki dan ia merupakan Warga Negara Inggris

Maxim Demin mendapat pengecualian dari pemerintah Inggris karena ia memiliki paspor Inggris, jadi ia terdaftar sebagai warga negara Inggris dan terhindar dari sanksi.

Sedangkan Roman Abramovich, ia dikenal memiliki beberapa paspor negara. Ia memiliki paspor Rusia, Israel, bahkan Portugal. Namun tidak dengan paspor Inggris.

Bagaimana Dengan Alisher Usmanov?

Jika muncul pertanyaan lagi, lalu apa yang terjadi dengan Alisher Usmanov dan Everton? Tentu itu hal yang berbeda lagi. Alisher Usmanov memang seorang miliarder yang berasal dari Rusia. Namun ia bukanlah pemilik klub Everton.

Pemilik Everton saat ini adalah Farhad Moshiri. Sedangkan Alisher Usmanov hanya berstatus sebagai investor atau sponsor bagi Everton. Melalui USM Holdings, Usmanov mendanai tempat untuk latihan skuad The Toffees.

Merespon konflik Rusia dengan Ukraina, Everton langsung menangguhkan kesepakatan 20 juta euro atau setara dengan Rp 315 miliar dengan USM Holdings. Keputusan Everton untuk menangguhkan kerjasama dengan perusahaan milik Usmanov disebut juga sebagai bentuk dukungan untuk salah satu pemain mereka asal Ukraina, Vitaliy Mykolenko. 

Kini Alisher Usmanov bernasib sama dengan Roman Abramovich. Seluruh asetnya dibekukan oleh pemerintah Inggris dan pergerakan Usmanov sangat dibatasi.

AS Monaco dan Cercle Brugge (Dmitry Rybolovlev)

Roman Abramovich terpaksa menjual klub tersayangnya itu karena pengaruh konflik Rusia dengan Ukraina. Meski begitu, perlu kita ketahui bahwa ada beberapa klub Eropa lainnya yang juga dimiliki oleh pengusaha asal Rusia. Lalu bagaimana nasibnya?

Sebut saja seperti AS Monaco, salah satu klub tersukses di Liga Prancis itu dimiliki oleh taipan asal Rusia, Dmitry Rybolovlev. Pengusaha yang aktif di bidang pupuk kalium ini telah membeli saham AS Monaco sejak Desember 2011 lalu.

Pada satu titik, klub berada di ambang kebangkrutan karena uang Rybolovlev mengering dan memaksa klub untuk menjual aset berharga mereka seperti Kylian Mbappe dan Bernardo Silva pada tahun 2017. 

Dmitry Rybolovlev kabarnya akan tetap mempertahankan kepemilikan 66,6 persen sahamnya di AS Monaco yang ternyata diatasnamakan dengan nama anaknya, Ekaterina. Selain AS Monaco, Dmitry Rybolovlev juga berstatus sebagai pemilik klub Cercle Brugge yang bermain di kasta tertinggi Liga Belgia. 

Ia sempat terancam bakal terseret dalam konflik persanksian ini dan memilih akan melepaskan Cercle Brugge ketimbang AS Monaco. Namun untungnya nama Dmitry Rybolovlev diketahui bersih dari keterlibatan persanksian tersebut.

Salah satu Faktor Abramovich diberi sanksi adalah karena ia memiliki kedekatan dengan pemerintah Rusia, Sedangkan Rybolovlev tercatat memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemerintah Rusia, hal itu dibuktikan dengan Rybolovlev yang sempat bersengketa dengan pemerintah Rusia pada tahun 2006 hingga 2008 terkait perusahaan tambang miliknya, Uralkali.

Vitesse Arnhem (Valery Oyf) 

Klub lain yang dimiliki oleh pengusaha kaya raya asal Rusia adalah Vitesse Arnhem. Klub yang bermain di kasta tertinggi Liga Belanda ini dimiliki oleh Valeriy Oyf. Valeriy sebelumnya men-take over kepemilikan atas Vitesse dari Alexander Chigirinsky pada 2018.

Identitas Valeriy Oyf sebagai pemilik klub Vitesse, cukup terkenal di Inggris khususnya kota London. Hal itu karena Valeriy memiliki kedekatan khusus dengan mantan bos Chelsea, Roman Abramovich. 

Vitesse juga sempat menjadi klub yang menampung bakat-bakat muda Chelsea agar mendapat menit bermain yang cukup dan bisa mendapatkan pengalaman bermain di skuad utama.

Nama-nama pemain Chelsea yang pernah dititipkan di Vitesse seperti, Mason Mount, Fikayo Tomori dan Armando Broja semuanya menghabiskan waktu dengan status pinjaman di Vitesse sebelum akhirnya mendapat tempat di skuad utama atau bahkan dijual ke klub lain.

Mungkin kebijakan negara Belanda berbeda dengan Inggris. Untuk saat ini nama Valeriy Oyf belum disebut dalam daftar 26 orang pengusaha yang dikenai sanksi. 

Tetapi hubungannya dengan perusahaan-perusahaan Rusia seperti Rosneft dan Gazprom, bukan tidak mungkin apabila ia akan menjadi target selanjutnya dan ikut menjual klub sepak bolanya.

Bagaimanapun, sepak bola tak elok apabila dicampur adukan dengan politik. Ulasan ini juga tak bermaksud untuk memihak atau menjatuhkan siapa pun, informasi ini bertujuan hanya untuk membahas sisi lain dari sepak bola. Jadi be smart ya football lovers.

Seumber: The Sun, Box2Box, Sportstar, Dorset, The Black Sea

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru