Jika ada selebrasi yang lebih cool daripada selebrasi milik “Cold” Palmer, maka itu adalah selebrasi Marselino Ferdinan. Usia mencetak gol keduanya ke gawang Arab Saudi, dengan santai Marselino menuju belakang e-board untuk mencari kursi yang biasa digunakan oleh ballboy.
Posenya yang khas membuat beberapa orang akan menilai bahwa bocah berusia 20 tahun itu arogan. Namun, selebrasi itu terlalu epic untuk disebut demikian. Marselino pun tak buru-buru menyelesaikan selebrasinya. Ia membiarkan media mengabadikan momen langka tersebut. Seakan dirinya tahu bahwa ia akan menjadi headline malam itu.
Namun, selebrasi itu tak akan tercipta jika bukan hasil kerja keras seluruh tim nasional. Lantas, bagaimana mereka bisa meredam kekuatan Arab Saudi yang pernah mengalahkan Argentina itu?
Daftar Isi
Kemenangan Perdana
Setelah unggul dua gol, skor 2-0 pun bertahan hingga sang pengadil meniup peluit panjang. Para punggawa Arab Saudi pun langsung tertunduk lemas. Firas Al-Buraikan cs seperti lega karena wasit Rustam Lutfullin menyelamatkan mereka dari kekalahan yang lebih besar.
Kemenangan atas Arab Saudi akan menjadi sejarah baru bagi persepakbolaan Indonesia dan ASEAN. Karena selain jadi kemenangan perdana Indonesia di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, ini adalah kemenangan perdana Indonesia atas negara tujuan para jamaah haji tersebut.
Sebelum laga ini, Indonesia telah 13 kali bertemu Arab Saudi tanpa menorehkan satu pun kemenangan. Mentok-mentoknya, Indonesia hanya menahan imbang Arab Saudi sebanyak dua kali. Yang makin membanggakan lagi, ini jadi kemenangan perdana wakil Asia Tenggara atas Timnas Arab Saudi.
Menurut informasi dari @seasiagoal, sejak tahun 2008, Arab Saudi selalu berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkan saat menghadapi tim-tim dari Asia Tenggara di berbagai ajang. Namun, sejarah baru tercipta ketika Indonesia menundukkan Arab Saudi tadi malam.
Strategi Indonesia vs Arab Saudi
Lantas bagaimana cara Indonesia mengalahkan Arab Saudi? Berbeda dengan laga melawan China, Indonesia kembali bermain pragmatis dan mengandalkan serangan balik cepat. Meski bermain di kandang, Indonesia tidak gengsi untuk bermain bertahan. Jay Idzes cs membiarkan Arab Saudi menguasai pertandingan.
Itu dibuktikan dengan statistik yang diungkapkan oleh Fotmob. Arab Saudi mampu mencatatkan 77% penguasaan bola. Berbanding terbalik dengan Skuad Garuda yang cuma bisa mencatatkan 23%. Bahkan Indonesia cuma melepaskan 102 umpan selama 90 menit pertandingan.
Namun, sepakbola bukan siapa yang paling sering menguasai bola. Ini soal bagaimana tim memanfaatkan sebuah peluang. Dan Indonesia cakap dalam hal itu. Setidaknya untuk laga tadi malam. Fotmob melaporkan bahwa Indonesia mampu mencatatkan 13 tembakan. Yang mana, enam diantaranya on target. Nah, dari enam tembakan itu, ada dua yang merobek jala Ahmed Ali Al Kassar.
Sedangkan Arab Saudi yang mampu melepaskan 23 tembakan justru gagal memaksimalkan peluang. Dari banyaknya tembakan itu, hanya tiga yang menyasar gawang dan sialnya, ketiga tembakan itu mampu dimentahkan oleh Maarten Paes. Sementara, 20 tembakan lainnya nyasar ke Tanjung Priok.
Selain memaksimalkan peluang, Indonesia juga berhasil membuat pertahanan Green Falcon kocar-kacir dengan rotasi dinamis di lini depan. Ketiga pemain Indonesia, yakni Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, dan Marselino Ferdinan sering bertukar posisi. Itu membuat pemain lawan kebingungan antara harus man to man marking atau penjagaan daerah.
Sungkem Sama Persebaya
Keputusan Shin Tae-yong untuk menurunkan Marselino Ferdinan sejak menit awal menjadi kunci keberhasilan di laga melawan Arab Saudi. Selain memborong dua gol sekaligus, pemain berusia 20 tahun ini menunjukkan kolaborasi yang apik dengan Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen di lini depan. Peran free role-nya justru menciptakan harmoni yang luar biasa.
Dibandingkan dengan Yakob Sayuri, Marselino menawarkan karakter permainan yang berbeda. Ia lebih sering masuk ke kotak penalti, sementara Yakob cenderung bermain melebar. Strategi ini membuat Indonesia tidak kalah jumlah di kotak penalti. Itu dibuktikan di gol pertama saat Marselino mampu berdiri bebas di kotak penalti lawan.
Selain karena pergerakan tanpa bola dari Rafa dan Sandy yang menarik pergerakan bek lawan, di situasi itu Marselino juga jeli dalam membaca ruang kosong. Setelah melepaskan umpan kepada Wak Haji Ragnar, Marceng berlari untuk menemukan ruang tembak di kotak penalti. Btw, fake shot yang dilakukan Marselino juga sudah tepat. Itu berhasil memanipulasi blocking pemain lawan.
Beberapa rekor pun diciptakan oleh Marceng. Dirinya jadi pemain kelahiran Indonesia pertama yang mencetak gol di fase ini. Selain itu, ia juga jadi pemain Indonesia pertama yang mampu mencatatkan brace di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia.
Selain Marselino, ada beberapa pemain bertahan yang patut mendapat apresiasi lebih. Namun, jika berbicara soal pemain belakang, kalian tak bisa mengabaikan peran arek Suroboyo, Rizky Ridho. Biarpun pemain keturunan silih berganti, Rizky Ridho tetap di hati. Pemain Persija Jakarta ini membuktikan jika ada kemauan, main di Liga 1 pun tak jadi persoalan.
Semalam Ridho kembali menunjukan kedewasaan dalam mengambil keputusan. Dia tetap tenang meski mendapat tekanan dari pemain-pemain Arab Saudi. Dilansir Fotmob, Ridho mencatatkan 100% tekel sukses. Kayaknya STY musti sungkem sama Persebaya. Kalau bukan karena pemain hasil didikan Persebaya, Coach Shin mungkin akan kehilangan pekerjaannya.
Selain itu, ada Calvin Verdonk. El Ninja tampil konsisten dalam enam pertandingan di fase ini. Di laga semalam, meski sempat mengalami kram, dirinya tetap berjuang hingga tetes darah penghabisan. Transisi, akurasi umpan, dan kualitas tekelnya tetap terjaga hingga akhir pertandingan.
Hujan Kartu Kuning
Masih dari lini belakang, permainan solid Justin Hubner harus ternodai oleh kartu merah. Rustam Lutfullin memang cukup tegas dalam menghukum pemain. Di pertandingan semalam, Rustam bahkan sudah mengeluarkan delapan kartu kuning dan satu kartu merah.
Selain Hubner, Ragnar Oratmangoen jadi salah satu sasaran wasit. Dirinya terkena kartu kuning di menit 90+2. Dengan begitu, Hubner dan Ragnar dipastikan absen di pertandingan selanjutnya melawan Australia. Ini sebuah kerugian, mengingat keduanya adalah pilar utama di skuad Indonesia.
Tapi, kalian tak perlu risau. Karena di bulan Maret nanti, Indonesia akan tetap terbang ke Australia dengan kekuatan penuh. Karena posisi Justin bisa digantikan oleh Mees Hilgers atau Kevin Diks. Sedangkan posisi Ragnar bisa diisi oleh si anak baru, Ole Romeny.
Balas Dendam STY
Tak cuma jadi ajang bancakan bagi seluruh masyarakat Indonesia, kemenangan atas Arab Saudi juga jadi ajang balas dendam bagi Shin Tae-yong. Jauh sebelum memimpin laga semalam, STY sudah lebih dulu bersua dengan tim asuhan Herve Renard pada tahun 2017.
Kala itu, STY masih menukangi Korea Selatan, sedangkan Herve masih dengan Timnas Maroko-nya. Meski datang dengan skuad terbaiknya, Korea Selatan harus mengakui keunggulan Maroko dengan skor 3-1. Maka dari itu, kemenangan semalam terasa lebih berharga bagi STY karena dia mampu membuktikan kelasnya di hadapan Herve.
Update Klasemen dan Ranking FIFA
Namun, dari semua yang tersaji tadi malam, yang terpenting adalah hasil. Kemenangan 2-0 ini bikin Indonesia menghidupkan lagi asa menuju Piala Dunia usai naik ke urutan ketiga klasemen sementara Grup C. Meski memiliki poin yang sama dengan Arab Saudi, Indonesia unggul head to head.
Dengan torehan enam gol, Indonesia jadi tim paling produktif setelah Jepang. Sedangkan Arab Saudi cuma bisa cetak tiga gol. Jadi, biarpun selisih golnya sama-sama minus tiga, indonesia unggul produktivitas dan head to head karena tak pernah kalah dari Arab.
Laga semalam juga mempengaruhi ranking FIFA Indonesia. Menurut Footy Ranking, Skuad Garuda meraih tambahan 19,16 poin dari hasil kemenangan tersebut. Dengan begitu, Indonesia naik ke peringkat ke-127 dunia, atau naik lima peringkat dari posisi setelah kalah dari Jepang.
Sementara Arab Saudi harus turun tiga peringkat ke posisi 60. Ini adalah hasil yang patut untuk dirayakan. Semoga abis ini Arab nggak ngambek dan memboikot jamaah haji dari Indonesia ya.
Sumber: Liputan6, Suara, Kompas, CNN Indonesia