Dalam salah satu kontennya bersama Coach Justin, Mamat Alkatiri menyebut bahwa hal terpenting yang harus dibenahi untuk memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia adalah federasi. Dan nampaknya pendapat Mamat mulai didengar oleh orang-orang di PSSI.
Baru-baru ini, Erick Thohir dikabarkan telah melakukan perombakan besar-besaran di dalam tubuh PSSI. Tak tanggung-tanggung, layaknya PT yang diambang kebangkrutan, Erick langsung memecat 43 karyawannya sekaligus. Selain keputusannya yang tiba-tiba, yang cukup mengejutkan lagi ternyata PSSI punya karyawan sebanyak itu.
Anyway, keputusan PSSI untuk merumahkan beberapa karyawannya juga menimbulkan beberapa plot hole. Yang pertama, mengapa harus dipecat? Dan yang kedua tentang siapa yang akan menggantikan peran sebanyak itu? Nah, dua poin itu yang akan kita bahas. Tapi sebelum masuk pembahasan, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven Story.
Daftar Isi
Tujuan Dipecat
Jelang pertandingan melawan Arab Saudi dan Australia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI diterpa isu yang kurang mengenakan. Induk olahraga sepak bola Tanah Air itu dilaporkan tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 43 karyawannya. Tapi kenapa keputusan pemecatan ini terkesan tiba-tiba dan dilakukan saat seharusnya PSSI fokus pada Kualifikasi Piala Dunia?
Menyikapi hal itu, salah satu Exco PSSI, sekaligus tangan kanan Erick Thohir, Arya Sinulingga buka suara. Menurut Arya, keputusan ini diambil setelah federasi melakukan evaluasi dan memunculkan keinginan untuk berbenah diri.
“Kami melakukan transformasi di sepakbola. Transformasi itu tak bisa hanya di luar, mau tidak mau juga di organisasinya PSSI. Kami sudah minta konsultan untuk minta yang namanya, ke depan PSSI harus bagaimana?” kata Arya di forum wartawan PSSI Pers.
Nah, pihak konsultan yang tidak disebutkan namanya itu merekomendasikan beberapa kriteria dan kiat-kiat yang harus dilakukan PSSI demi mencapai organisasi yang baik di tahun 2045 mendatang. Salah satu yang harus dilakukan adalah transformasi besar-besaran di sektor karyawan. Alhasil federasi sepakat untuk melakukan beberapa pemutusan kerja.
Ternyata Ada Pelanggaran
Jika ditanya kenapa yang terkena PHK adalah divisi media, Arya Sinulingga sedikit membuka borok yang ternyata selama ini ditutup-tutupi. Beberapa karyawan disebut Arya memanfaatkan pekerjaannya untuk kepentingan pribadi. Salah satunya pemegang dokumentasi digital federasi, yang menyalahgunakan aset dengan membuat platform media sendiri.
Oknum karyawan tersebut memanfaatkan aset digital PSSI, lalu dimasukkan ke dalam media buatan sendiri. Bahkan beberapa kali telah dilakukan penjualan juga terhadap akun-akun di luar PSSI. Maka dari itu, ada media-media yang tak bekerjasama dengan PSSI, tapi bisa memposting foto dan video yang sebetulnya membutuhkan akses khusus untuk mendapatkannya.
Pantesan, kita sekarang melihat watermark yang segede gaban di konten-konten tim nasional Indonesia. Mungkin biar media-media lain pada beli ke oknum ya? Selain itu, salah satu orang yang dipecat katanya memiliki posisi sebagai admin media sosial PSSI. Dilansir Detiksport, akun media PSSI di-monetize tapi hasil adsense-nya justru dimasukan ke rekening pribadi bukan PSSI.
Arya Sinulingga juga menyebutkan bahwa kasus ini sebetulnya sudah tercium dari beberapa bulan lalu. Sudah dilaporkan ke Direktur Media PSSI, Eko Rahmawanto. Arya meminta oknum tersebut untuk segera diberhentikan, tapi tidak ada tindak lanjut. Akhirnya, Eko Rahmawanto juga kena depak oleh PSSI.
Pernyataan Pak Eko
Setelah diputus kontrak kerjanya, muncul pernyataan yang tidak selaras dari Eko Rahmawanto. Sosok berkacamata ini malah mengaku tak begitu paham soal alasan utama pemecatan puluhan karyawan tersebut. Namun, dia menduga hal itu dilakukan lantaran PSSI era Erick Thohir ingin merampingkan komposisi karyawannya.
Dilansir Jawa Pos, Eko menjelaskan, upaya perampingan karyawan yang dilakukan PSSI mulai diketahui hanya beberapa hari lalu. Tiba-tiba, mereka dihadiahi surat dari HRD. Surat itu berisi tentang sisa durasi kerja mereka di PSSI. Eko pun tak tahu apakah 43 orang ini sudah keputusan final, atau bisa bertambah lagi.
Dari sini sudah menimbulkan banyak pertanyaan. Kenapa pemecatan ini tidak dilakukan secara terbuka dan transparan. Padahal sebelumnya Eko punya posisi penting di PSSI. Sebagai informasi, divisi media PSSI memiliki tugas mengakomodasi semua hal yang berhubungan dengan media. Terutama terkait peliputan agenda federasi dan Timnas Indonesia.
Yang bikin makin mengejutkan adalah pernyataan soal siapa yang bakal menggantikan Eko dan kolega di posisi divisi media PSSI. Mengutip Pikiran Rakyat, Eko menyebut bahwa ada kemungkinan bahwa karyawan divisi media yang telah disingkirkan akan digantikan oleh orang-orang dari Mahaka Group. Mahaka memang bukan perusahaan yang asing bagi PSSI dan persepakbolaan Indonesia. Tapi kemunculan nama Mahaka justru menimbulkan spekulasi liar.
Mahaka Group?
Perlu diketahui, Mahaka Group adalah induk perusahaan multimedia yang didirikan oleh Ketua Umum PSSI saat ini, Erick Thohir. Sejarah Mahaka Group bermula dari perusahaan Mahaka Media yang awalnya berdiri dengan nama PT Abdi Massa pada 28 November 1992.
Mahaka merupakan induk perusahaan multimedia yang memiliki beberapa unit bisnis di bawahnya. Beberapa diantaranya Mahaka Media, Mahaka Radio Integra, Mahaka Visual, Mahaka Digital, dan Mahaka Sport. Sejak 2022, Mahaka Media bertransformasi menjadi Mahaka X.
Merujuk laman resminya, Mahaka X adalah perusahaan yang berfokus pada ekonomi kreatif baru yang memberdayakan kreator, komunitas, dan perdagangan. Tapi bukan itu yang patut digarisbawahi, tapi sosok-sosok yang ada di balik Mahaka Group, khususnya Mahaka X.
Meski kini sudah mundur dari jabatan, Erick Thohir mewariskan Mahaka kepada anaknya, Mahendra Agakhan Thohir yang saat ini menjabat sebagai presiden komisaris Mahaka X. Nah, kemungkinan yang akan masuk di jajaran staf media PSSI itu ya orang-orang di Mahaka X. Dengan begitu, secara tidak langsung urusan media PSSI bakal ditangani oleh Erick melalui anaknya.
Lingkaran Bisnis
Jika benar nantinya Mahaka X akan turun tangan untuk menangani urusan media di PSSI, maka ini akan memperkuat dominasi Erick Thohir di persepakbolaan Indonesia. Karena sebelumnya, Mahaka diduga terlibat dalam kontroversi Erspo yang tiba-tiba menang tender dan jadi apparel partner jersey Timnas Indonesia untuk periode 2024 hingga 2025.
Karena usut punya usut, ada anak petinggi Mahaka yang jadi investor Erspo. Terkait hal ini, Kompas.com mengungkapkan bahwa ada dugaan persekongkolan antara PSSI dan Mahaka dalam tender apparel jersey Timnas Indonesia. Karena kita semua tahu, prosesnya cukup kontroversial dan menyisakan banyak kejanggalan. Dari mulai kemunculan Erigo hingga tiba-tiba jadi Erspo.
Yang jadi pertanyaan, nantinya adsense dan keuntungan lain dari sektor media akan masuk ke rekening siapa? Jika benar-benar ingin berbenah, harusnya sih masuk rekening PSSI dan digunakan semestinya untuk pengembangan, akomodasi, dan lain-lain terkait sepakbola Indonesia. Tidak justru masuk ke rekening lain, misalnya ke Mahaka.
Selain itu, perkataan Arya dan Eko yang tak segendang sepenarian menimbulkan pertanyaan. Bagaimana mungkin anak buah tidak selaras dengan Komite Eksekutif PSSI? Setelah ditelusuri kembali, Arya Sinulingga sendiri merupakan tangan kanan Erick Thohir sejak diangkat sebagai Menteri BUMN.
Ketika Erick terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dan Arya menjadi Komite Eksekutif PSSI, Arya pun masih menjabat Stafsus di Kementerian BUMN. Mungkinkah ini demi PSSI dikelola oleh seluruh tangan kanan Erick Thohir?
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa pemecatan 43 karyawan, termasuk Eko merupakan pembersihan agar PSSI dikelola oleh orang-orang Erick Thohir itu sendiri. Arya Sinulingga sendiri hanya menyampaikan ini demi “perubahan” di tubuh PSSI.
https://youtu.be/quhl3ZOR-nU
Sumber: Sport Detik, Inilah, Jawa Pos, Idn Times