Kita tentu masih ingat bagaimana ganasnya Gareth Bale bermain di sisi kiri melawan Inter Milan di tahun 2010. Ia dengan mudahnya mencetak hattrick di San Siro malam itu. Meskipun pertandingan berakhir dengan skor 4-3, tapi dari situ dunia mulai mengenal Bale sebagai pemain sayap mematikan.
Menjadi pemain sayap adalah peran yang baru untuk Bale saat itu. Ia bahkan masih menggunakan nomor punggung 3 dan masih terdaftar sebagai bek kiri Tottenham. Tapi siapa sangka ia jadi tambah gacor setelah berganti peran. Selain Bale, ada juga banyak pemain lainnya yang tambah gacor setelah ganti posisi. Berikut adalah daftarnya.
Daftar Isi
Javier Mascherano
Di tahun 2010, Javier Mascherano datang ke Barcelona sebagai gelandang bertahan yang hebat dari Liverpool. Tapi meskipun ia adalah gelandang yang mumpuni di Premier League, Pep Guardiola tidak nyaman untuk menempatkan ia ke posisi aslinya. Memang, saat itu lini tengah Barca sudah sempurna dengan trio Sergio Busquets, Xavi, dan Iniesta.
Jadi, Pelatih legendaris itu meminta Mascherano untuk menjadi seorang bek tengah. Ternyata itu berjalan dengan lancar. Sejak saat itu, Mascherano pun mantap berpindah posisi menjadi seorang bek tengah.
Happy retirement to Javier Mascherano, a man who admitted he tore his actual arsehole making a game-saving tackle on Arjen Robben in the 2014 World Cup semi-final. There are very few players who can say that. pic.twitter.com/0eW2pIkdcF
— MUNDIAL (@MundialMag) November 16, 2020
Pemain asal Argentina itu pun mulai berlatih sebagai bek tengah. Penampilan paling ikoniknya adalah ketika melawan Belanda di Piala Dunia 2014. Ketika itu ia mampu menghentikan pergerakan Arjen Robben di depan gawang dengan sempurna.
Vincent Kompany
Cerita serupa datang dari Vincent Kompany. Ketika dibeli oleh Manchester City di tahun 2008, ia merupakan seorang gelandang tengah. Namun ketika Roberto Mancini mengambil alih kursi kepelatihan, Kompany diberi peran baru sebagai bek tengah.
This goal from Kompany won us the league. 😭😭😭😭 pic.twitter.com/ZNnfxAwPvd
— Happiness (@MirthCity) January 25, 2022
Sejak saat itu ia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lini belakang Manchester City. Meskipun begitu, Kompany masih memiliki skill mencetak gol dan umpan panjang layaknya seorang gelandang. Ia bahkan masih bisa mencetak beberapa gol penting untuk City. Ia juga punya peran besar dalam membawa the citizen menjuarai Premier League pertamanya di tahun 2011.
Andrea Pirlo
Andrea Pirlo adalah seorang gelandang serang ketika ia masih bermain untuk Brescia, Reggina, sampai ke Inter. Tapi ketika dirinya pindah ke AC Milan, Carlo Ancelotti punya ide untuk menempatkan Pirlo ke posisi gelandang bertahan. Ini awalnya dianggap sebagai ide gila. Tapi Ancelotti dan Pirlo saling percaya satu sama lain.
Dari situlah Pirlo mendapatkan kemampuan playmaking luar biasa disaat dirinya bermain sebagai gelandang bertahan. Sampai sekarang, tidak ada regista lain yang lebih baik daripada dirinya. Tidak ada yang bisa menyangkal hal itu.
Antonio Valencia
Antonio Valencia digadang-gadang jadi pemain pengganti Cristiano Ronaldo di Old Trafford. Performanya sebagai sayap memang tidak diragukan. Tapi penampilannya mulai menurun setelah ia memakai nomor punggung 7 yang keramat.
Penurunan performa itu memaksa dia harus beradaptasi. Sir Alex sebenarnya sudah beberapa kali bereksperimen dengan memasangnya sebagai bek kanan. Tapi sang bos kurang merasa cocok dan lebih suka Rafael da Silva yang mengisi posisi itu.
I miss Antonio Valencia… pic.twitter.com/DhUfIbDrWH
— ًEl. (@UtdEIIis) November 5, 2020
Di musim 2014/15 Rafael dibuang oleh Louis van Gaal dan sejak saat itu, Valencia mulai dipercaya untuk jadi bek kanan. Peran itu semakin nyaman ia mainkan sampai-sampai di tahun 2017, Jose Mourinho melabeli Valencia sebagai bek kanan terbaik di dunia.
Bastian Schweinsteiger
Tidak banyak yang tau kalau Bastian Schweinsteiger dulunya adalah seorang gelandang sayap. Ia memang bukan sayap yang mengandalkan dribbling dan kecepatan seperti sayap zaman sekarang. Melainkan gelandang sayap yang bertugas untuk memberikan umpan panjang dan crossing.
Peran itu sudah melekat padanya ketika ia masih bermain di akademi dan beberapa tahun awal karir profesionalnya. Hingga akhirnya di musim 2009/10, pelatih munchen saat itu Van Gaal memindahkan Schweini ke posisi gelandang tengah yang lebih kebelakang.
Itu jadi identitasnya di tahun-tahun setelahnya. Performa yang tidak terlupakan ia tunjukan di final Piala Dunia 2014 melawan Argentina. Schweini memimpin lini tengah der panzer jadi tidak tertembus di tengah gempuran Messi dkk.
Thierry Henry
Ancelotti memang jenius setelah memindah posisi Pirlo di Milan. Tapi Ancelotti juga punya kesalahan. Kesalahan terbesarnya adalah memasang Henry sebagai winger di Juventus. “Saya tidak sadar kalau Henry bisa dimainkan sebagai ujung tombak. Dia tidak pernah bilang” Ungkap Don Carlo dikutip dari bleacher report.
Untungnya ada satu orang yang menyadari kesalahan Ancelotti saat itu. Orang itu adalah Arsene Wenger. Saat ia membeli Henry dengan harga 12 juta pounds di tahun 1999, banyak orang yang ragu. Wajar, ia hanya mencetak 3 gol dan 2 assist selama bermain untuk Juve di musim sebelumnya.
Tidak butuh waktu lama bagi the professor untuk memoles Henry jadi mesin gol paling mematikan yang pernah Arsenal miliki. Henry dengan cepat beradaptasi jadi striker tengah seperti ia memang terlahir untuk posisi itu. Tapi pengalamannya sebagai seorang pemain sayap membuatnya tidak ragu bermain cukup melebar untuk menjemput bola
Total, ia sudah mencetak 226 gol dari 376 pertandingan di semua kompetisi bersama the gunners. Sampai sekarang, Henry masih dikenal sebagai salah satu striker terhebat yang pernah merumput di Liga Inggris.
Cristiano Ronaldo
Bicara soal pemain yang berganti posisi, pemain yang paling seru untuk dibahas adalah Ronaldo. Publik Old Trafford pertama kali mengenal Ronaldo sebagai sayap kanan. Dimana sayap kiri diisi oleh Ryan Giggs dan posisi penyerang tengah masih jadi milik Ruud van Nistelrooy. Ronaldo hanya mencetak 6 gol dan 8 assist di sepanjang musim debutnya itu.
Transformasinya menjadi pencetak gol utama terjadi di musim 2007/08. Itu setelah Tevez datang untuk melengkapi trio Tevez, Rooney, Ronaldo yang mematikan di depan. Ronaldo masih lebih sering memegang posisi kanan.
Tapi ketiga pemain itu akan terus melakukan rotasi sepanjang laga hingga membuat lini belakang lawan kebingungan. Dengan peran barunya itu, Ronaldo mencetak 42 gol dari 49 pertandingan sepanjang musim 2007/08.
Di Real Madrid, ia pun pindah ke sisi kiri. Di posisi itu Ronaldo memiliki lebih banyak kebebasan untuk masuk ke tengah. Ia pun mencetak 252 gol dari 246 pertandingan di lima musim pertamanya bersama los blancos.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, Ronaldo jadi lebih jarang terlibat dalam proses build-up. Ia hanya menunggu bola datang ke arahnya di depan kotak penalti. Meskipun begitu, tak jarang ia bermain ke sisi lapangan atau ke belakang untuk menjemput bola.
Sumber referensi: B/R, B/R 2, Tribuna, Sun, Daily, Amsterdam, Bundesliga, MvR