Putaran perempat final Liga Champions Eropa tinggal menghitung hari. Nah, setelah sebelumnya Starting Eleven sudah membahas hal-hal yang harus kamu ketahui tentang perempat final Liga Champions musim ini, ternyata ada hal lain lagi yang cukup menarik di gelaran kompetisi paling akbar klub-klub Eropa tersebut.
Yap, ada beberapa klub yang bisa memastikan diri menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan dua raksasa Spanyol, Real Madrid maupun Barcelona. Berikut ini klub-klub yang akhirnya mentas sebagai juara Liga Champions setelah mengalahkan Barcelona atau Real Madrid.
Daftar Isi
Manchester United
Pada Liga Champions 2007/08, Manchester United menaklukkan fase grup dengan cara yang sangat MU sekali. Bergabung dengan AS Roma, Sporting CP, dan Dynamo Kyiv di Grup F, United mengakhiri fase grup dengan berada di puncak klasemen. Tidak hanya itu, pasukan Fergie memungkasi fase grup tanpa sekali pun kalah.
Kemenangan United berlanjut ke babak 16 besar. Ditahan imbang di markas Lyon pada leg pertama, gol semata wayang Cristiano Ronaldo pada leg kedua di Old Trafford mengantarkan United ke perempat final. Lalu di perempat final, AS Roma dikalahkan MU dalam dua leg sekaligus.
Nah, di semifinal Manchester United bertemu Barcelona. Pertandingan berjalan alot di leg pertama. Bermain di depan pendukungnya sendiri pasukan Frank Rijkaard tidak bisa membobol gawang United yang begitu rapat.
Setelah leg pertama yang menegangkan, Barcelona harus bertandang ke Old Trafford. Para penggemar United memadati stadion. Semua pendukung bersemangat. Di sisi timur stadion kata “Believe” terukir di tengah lautan warna merah.
Atmosfer di Old Trafford memberi tekanan tersendiri untuk Blaugrana. Dengan strategi parkir bus yang dipakai, Manchester United pun berkali-kali bisa mematahkan serangan Barcelona yang sporadis di laga itu. Namun, tak disangka pada menit 14, dari jarak sekitar 30 yard Paul Scholes berhasil mencetak gol.
Gol itu satu-satunya yang tercipta. Manchester United pun lolos ke final. Mereka akhirnya sukses mengalahkan Chelsea di final melalui adu penalti di tengah hujan deras.
Inter Milan
Masih ingat bagaimana Inter Milan meraih treble bersejarah pada tahun 2010? Inter di bawah kendali Jose Mourinho memang sangat luar biasa. Sejak kedatangan pelatih yang memberikan trofi Liga Champions untuk Porto itu, Nerazzurri tak terbendung.
Nah, yang menarik di kompetisi Liga Champions. Sebetulnya Inter satu grup dengan Barcelona di Grup F, bersama dua klub lainnya: Rubin Kazan dan Dynamo Kyiv. Di atas meja tentu yang akan lolos ke fase gugur adalah Inter dan Barcelona.
Itu benar. Inter dan Barcelona lah yang akhirnya melangkah ke babak gugur. Namun, selama fase grup, Inter asuhan Jose Mourinho tak pernah sanggup mengalahkan Barcelona. Dua kali bertemu, Inter kalah sekali.
Rekor tak pernah menang di fase grup tak membuat Inter gentar saat melawan Barcelona di semifinal. Mourinho yang kembali menghadapi tim yang turut membesarkan namanya tahu betul kualitas Barcelona. Ia pernah menjadi asisten manajer Sir Bobby Robson dan Louis Van Gaal saat di Barcelona.
Sir Bobby Robson and Jose Mourinho at Barcelona!
— Classic Football Shirts (@classicshirts) August 21, 2021
Those Kappa tracksuits 🤩 pic.twitter.com/lpDK80CKaJ
Sedikit banyak ia tahu bagaimana Barcelona. Meski di dua laga sebelumnya gagal meraih kemenangan. Leg pertama berlangsung di San Siro. Mourinho meminta para pemainnya bermain menyerang. Dan itu mengejutkan Barcelona asuhan Pep Guardiola.
Inter pun mengalahkan Barcelona 3-1. Mantan pemain Inter, Javier Zanetti mengatakan itu adalah permainan menyerang yang hebat. Kelak kemenangan tersebut satu-satunya kemenangan Inter atas Barca di UCL musim itu.
Sebab di leg kedua La Beneamata takluk 1-0. Uniknya, kekalahan itu justru menjadi laga favorit Mourinho sepanjang kariernya. Inter pun menjadi juara pada saat itu.
Bayern Munchen
Setelah Inter dan MU, Bayern Munchen juga bisa menjadi juara setelah melewati hadangan Barcelona. Akan tetapi, tidak seperti dua klub sebelumnya, Die Roten mengalahkan Barcelona dengan cara yang sangat Bayern Munchen sekali.
Dua kali bertemu Barcelona di fase gugur, dua kali itu pula Bayern Munchen membobol gawang Blaugrana lebih dari empat gol. Pertama, saat kedua tim berjumpa di semifinal Liga Champions musim 2012/13. Waktu itu Barcelona asuhan mendiang Tito Vilanova tidak berdaya di tangan Munchen.
Leg pertama saja Blaugrana sudah dibantai 4-0 di Allianz Arena. Di leg kedua, walau bermain di Camp Nou, Barca gelagapan karena tidak ada Lionel Messi yang mengalami cedera hamstring. Sudah pasti Barcelona akan kesulitan untuk comeback.
Benar. Alih-alih comeback, di markas sendiri Barcelona justru kalah 3-0. Arjen Robben dan Thomas Muller mempermalukan Barca di depan pendukungnya sendiri. Barcelona kalah dengan agregat 7-0. Die Roten melaju ke final dan akhirnya mengalahkan sesama tim Jerman, Borussia Dortmund.
Tujuh tahun setelah Jupp Heynckes memastikan gelar UCL untuk Munchen, rupanya Barca masih menjadi lumbung gol pasukan The Bavarians. Pada Liga Champions 2020, di tengah pandemi, Barca bertemu lagi dengan Bayern Munchen. Kali ini di perempat final.
Saat kompetisi hanya berlangsung satu leg itu, Barcelona yang ditukangi Quique Setien dihajar 8-2 oleh Bayern Munchen. Setelah mengalahkan Barcelona, tentu saja pasukan Hansi Flick memastikan gelar Liga Champions dengan mengalahkan PSG di final.
Liverpool
Kalau Bayern Munchen menghabisi Barcelona dua kali dan juara Liga Champions, Liverpool sedikit ajaib. Liverpool dan Barcelona bertemu di semifinal Liga Champions 2018/19. Bermain di rumahnya sendiri pada leg pertama, Barcelona tampil trengginas.
Pasukan Ernesto Valverde menghabisi Liverpool 3-0. Kemenangan itu modal yang amat penting buat Barca. Apalagi di leg kedua mereka harus bertamu ke Anfield. Setidaknya imbang saja sudah cukup buat Barcelona lolos ke final.
Setelah kekalahan di Spanyol itu, tidak ada yang berharap Liverpool bisa membalikkan keadaan. Tapi Jurgen Klopp bukan orang yang gampang menyerah. Atmosfer Anfield meletuskan semangat pasukan Klopp di leg kedua. Pria Jerman itu menitahkan pemainnya untuk konstan dalam menekan, mengganggu, dan merepotkan tim tamu.
Hasil 4-0 terpampang di Anfield. Liverpool mengalahkan Barcelona lewat gol Origi, Fabinho, Wijnaldum, dan Matip. Kemenangan ini memastikan Liverpool ke final dan akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Tottenham Hotspur.
Liverpool 4-0 Barcelona 😱#OnThisDay in 2019… a night we’ll never, ever forget 😍 pic.twitter.com/4cFt2SpuJr
— Liverpool FC (@LFC) May 7, 2022
Chelsea
Berbeda dengan empat tim sebelumnya yang menjadi juara Liga Champions usai menaklukkan Barcelona. Chelsea bahkan mengalahkan Barcelona dan Real Madrid untuk menggamit Si Kuping Besar dalam dua periode yang berbeda.
Pertama, pada musim 2011/12, ketika Chelsea asuhan Roberto Di Matteo bertemu dengan Barcelona di semifinal. Waktu itu The Blues mengalahkan Barcelona di London berkat gol tunggal Didier Drogba. Namun, di leg kedua, pertandingan memanas.
Chelsea tertinggal lebih dulu di Camp Nou. Namun berhasil melakukan comeback dahsyat. Chelsea menyamakan kedudukan 2-2. Salah satunya berkat gol Fernando Torres yang tercatat dalam sejarah. Chelsea pun lolos ke final dengan agregat 3-2. Di final, Chelsea mengalahkan Bayern Munchen.
We couldn’t forget this 𝙞𝙘𝙤𝙣𝙞𝙘 goal! 🤩
— Chelsea FC (@ChelseaFC) April 24, 2021
9⃣ years ago today vs Barcelona 🙌 Fernando Torres pic.twitter.com/BRndMySXEY
Kedua, nah ini, Chelsea memastikan gelar Liga Champions 2020/21 setelah melewati hadangan Real Madrid. Pada musim itu The Blues berjumpa Los Galacticos di semifinal. Hebatnya, pasukan Thomas Tuchel melaju ke sana dengan status belum terkalahkan.
Itu menjadi tabungan berharga ketika harus menghadapi kekuatan Real Madrid. Tetapi El Real asuhan Zidane bukan lawan enteng. Setidaknya tim yang akan dihadapi Kai Havertz dan kolega adalah peraih tiga kali UCL secara beruntun.
Benar saja. Kedua tim hanya bermain imbang 1-1 di Stadion Alfredo Di Stefano. Sisi Tuchel diuntungkan karena mencetak gol tandang. Di London, Chelsea mengatasi permainan Real Madrid yang bahkan sudah diperkuat Sergio Ramos yang absen di laga sebelumnya.
Pasukan Tuchel memenangkan laga dengan skor 2-0. Gol Mason Mount dan Timo Werner memastikan Chelsea ke final, menantang Manchester City. Klub berjuluk The Pensioners itu pun menyabet gelar juara berkat gol tunggal Kai Havertz.
Sumber: ManUTD, SkySports, BR, France24, Bundesliga, BBC, TheTransferRoom