Jurgen Klopp memutuskan tak lagi melatih Liverpool musim depan. Ia memilih rehat. Memang, mengambil jeda untuk istirahat sangat perlu. Bahkan untuk orang seperti Jurgen Klopp.
Melatih tim, biar bagaimanapun menguras tenaga, pikiran, dan tentu saja mental. Usai keputusan itu, bola liar soal siapa yang akan mengambil kursi kepelatihan Liverpool pun menggelinding.
Salah satu kandidat menguat. Orang itu adalah Xabi Alonso. Namun, apakah Xabi Alonso cocok melatih Liverpool?
Daftar Isi
Restu Jurgen Klopp
Ketika muncul rumor Xabi Alonso akan melatih Liverpool, para penggemar pun bahagia. Mereka menyambutnya dengan sukacita. Singkatnya, para penggemar Liverpool setuju apabila Alonso menggantikan posisi Jurgen Klopp.
Alonso pun menjadi pilihan favorit untuk menukangi Liverpool di masa mendatang. Di sisi lain, Klopp sendiri sudah memberi ‘restu’ pada Alonso. Pelatih kelahiran Jerman Barat itu mengakui kehebatan Alonso selama menukangi Bayer Leverkusen.
Klopp bahkan tak segan menyebut Alonso adalah penerus para pelatih kaliber Carlo Ancelotti, Pep Guardiola, dan Jose Mourinho. “Dia (Xabi Alonso) sudah seperti seorang pelatih saat bermain,” kata Jurgen Klopp.
🔴 Jurgen Klopp: “Xabi Alonso is doing an incredible job”.
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) February 16, 2024
“Even if you would have asked me eight weeks ago about Xabi Alonso, I would have gone: oh my God!”.
“The next generation is already there and I would say Xabi Alonso is standout in that department”
“He’s exceptional”. pic.twitter.com/OJik0y5kNr
Didukung Rafa Benitez
Selain mendapat ‘restu’ Jurgen Klopp, Alonso juga memperoleh dukungan dari mantan pelatihnya di Liverpool, Rafael Benitez. Pelatih yang membawa Liverpool juara Liga Champions 2005 berpendapat kalau mantan gelandang itu adalah orang yang cerdas di Anfield.
Benitez tahu betul bagaimana Alonso. Dan jika ia harus melatih Liverpool, maka menurut Benitez, itu adalah keputusan yang tepat. Menurut Benitez cara Alonso membentuk identitas permainan Leverkusen sempurna untuk The Reds.
Pelatih yang pernah menukangi dua tim Merseyside itu bahkan tak masalah kalau Alonso kekurangan pengalaman. Menurut Benitez, minimnya pengalaman tidak akan menghambatnya. Justru, kata Benitez, dengan melatih The Reds itu akan memperkaya pengalaman Alonso.
Gaya Bermain Klopp dan Alonso Berbeda
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah gaya bermain Xabi Alonso cocok diterapkan di Liverpool? Jika masih seorang pemain dan berada di bawah asuhan Jurgen Klopp, Alonso sangat ideal. Lihat saja, Klopp sering bermain umpan-umpan diagonal dan Alonso orang yang lebih dari tepat untuk melakukan itu.
Umpan-umpan jauh Alonso akan memanjakan para penyerang dan sayap Liverpool. Pemain seperti Mohamed Salah dan Darwin Nunez akan bertambah nyaman jika Alonso mengisi posisi gelandang. Tapi menjadi manajer adalah hal yang berbeda.
Sebagai manajer, Alonso punya gaya bermain yang berseberangan dengan Jurgen Klopp di Liverpool. Klopp sejauh ini adalah tipe manajer yang suka memainkan bola-bola panjang. Umpan-umpan diagonal, biasanya dilepaskan pemain seperti Trent Alexander-Arnold maupun Virgil van Dijk, merupakan ciri khas permainan Liverpool.
That pass from Trent Alexander-Arnold coupled with that finish from Mohamed Salah.🔥
— CentreGoals. (@centregoals) December 23, 2023
What a goal 😍
pic.twitter.com/N4pTitrQWR
Sebaliknya, Alonso tidak bermain seperti itu di Bayer Leverkusen. Ia tidak percaya dengan umpan-umpan panjang. Alonso adalah pelatih yang menginginkan timnya bermain umpan-umpan pendek cepat, yang terkadang membuat siapa pun pusing melihatnya.
Meski bermain umpan pendek, tapi Leverkusen asuhan Alonso bukan tim yang selalu menguasai bola. Sebab mereka melakukan umpan pendek yang orientasinya menyerang, bukan menguasai bola.
Lihatlah, misalnya ketika Leverkusen mencukur Bayern Munchen 3-0. Di situ Leverkusen tidak menguasai bola. Sedikit pelatih yang bermain seperti itu. Di Liga Inggris hanya Roberto De Zerbi yang permainannya mirip dengan Xabi Alonso.
Klopp Mengandalkan Sayap, Xabi Alonso Tidak
Selama melatih Bayer Leverkusen, Alonso juga tidak memfokuskan serangan di sektor sayap, melainkan tengah. Untuk itu, Alonso sering menggunakan gelandang. Para pemain tengah Leverkusen pun lebih aktif memainkan umpan-umpan pendek.
Dua aktor penting yang memainkan peran itu adalah Granit Xhaka dan Florian Wirtz. Nah, Liverpool di tangan Klopp tidak demikian. Pelatih kelahiran Stuttgart itu mengedepankan kelebaran. Jadi, arah serangan Liverpool acap kali berasal dari sayap.
Biasanya Klopp mengandalkan pemain seperti TAA, Van Dijk, maupun Ibrahima Konate untuk melepas umpan diagonal ke depan, mengincar para pelari di kedua sayap. Umpan itulah yang akan dimanfaatkan oleh Mohamed Salah atau pemain sayap lain seperti Luis Diaz. Dua sayap Liverpool akan berlari menciptakan kreativitas di lini depan.
Jika Alonso melatih Liverpool, Salah kemungkinan besar tidak akan menempati posisinya yang sekarang. Alih-alih menyisir sayap, Salah bisa jadi akan lebih sering diminta Alonso untuk menyerang dari tengah atau setidaknya di sektor half space.
Berkurangnya Peran Alisson Becker
Selain itu, Alonso tidak memainkan ball-playing goalkeeper selama melatih Leverkusen. Lukas Hradecky hanya mengemban tugasnya sebagai penghalau tembakan dalam formasi tiga bek yang digunakan Alonso. Bukan pendistribusi bola.
Buktinya, persentase penyelamatan Hradecky tertinggi di Bundesliga musim ini, yaitu 80,3%. Total Hradecky melakukan setidaknya 61 penyelamatan dari 21 laga yang dimainkannya di Bundesliga. Tentu saja ini akan berdampak pada Alisson jika Alonso melatih Liverpool.
Di tangan Klopp, Alisson sering keluar dari sarangnya. Ia kerap membantu serangan dengan memosisikan diri sebagai bek kiper. Kemampuan umpannya membantu Jurgen Klopp. Nah, dalam sistem tiga beknya Xabi Alonso peran itu dikurangi. Alisson akan lebih sering mendekam di kotak penalti. Tugasnya cuma menghalau bola. Titik!
Look at Szoboszlai here.
— Watch LFC (@Watch_LFC) August 14, 2023
Initiates the move by dropping and making himself available for Alisson’s pass, calmly lays it off then sprints 50-60 yards the other way to support the attack.
What a player we have on our handspic.twitter.com/nvbFlv0xc4
Berubahnya Peran TAA
Pemain seperti Trent Alexander-Arnold juga akan mendapat dampaknya jika Xabi Alonso melatih Liverpool. Hanya saja tidak seberdampak Alisson. Beberapa tahun Arnold telah menjadi bek kanan terbaik di dunia. Namun, belakangan ini ia tak lagi menjadi bek kanan. Klopp menaruhnya sebagai gelandang.
Hal itu karena Arnold punya kemampuan umpan jauh yang bermutu. Sejauh ini perubahan posisi itu berimbas positif pada Liverpool. Nah, seumpama Alonso melatih Liverpool, Arnold malah mungkin dipatenkan sebagai gelandang.
Hanya saja karena Alonso tak suka bola-bola atas, Arnold bisa jadi akan dimintanya untuk lebih sering melakukan umpan pendek atau umpan terobosan mendatar. Kita mungkin tak akan lagi melihat Arnold melepas umpan-umpan diagonal ke sisi sayap apabila Xabi Alonso datang ke Anfield.
🗣️ “If he played midfield he’d probably save Liverpool 100 million pounds”
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) May 6, 2023
– @Carra23 on Trent Alexander-Arnold pic.twitter.com/ilqTkLOBMf
Pemain Muda, Staf Ruang Belakang, dan Transfer
Sudah pasti kalau Alonso melatih Liverpool akan ada perubahan staf ruang belakang. Pep Lijnders besar kemungkinan mengikuti Klopp pergi. Nah, Alonso akan membawa staf yang ia percayai. Marcel Daum, Alberto Encinas, dan Sebastian Parilla kemungkinan akan dibawa.
Ketiganya sudah cukup lama bekerja dengan Alonso. Bahkan Parilla sudah mendampingi Alonso sejak di Real Sociedad B. Parilla juga pernah bekerja untuk Real Madrid, sedangkan Encinas pernah bekerja di Barcelona. Daum sendiri pernah bekerja bersama Peter Bosz dan pelatih yang pernah mengantarkan Stuttgart juara Bundesliga, Armin Veh.
Done, completed. Talented midfielder born in 2006 Trey Nyoni joins Liverpool from Leicester. 🔴✨ #LFC https://t.co/Hx2VMh7wtW pic.twitter.com/ID3pkMtl4Z
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) August 23, 2023
Di tangan Alonso akan lebih banyak pemain muda Liverpool yang muncul. Trey Nyoni, Jayden Danns, Bobby Clark, hingga Kaide Gordon bisa jadi akan diberi kesempatan oleh Alonso. Mengingat di Bayer Leverkusen ia juga mengorbitkan pemain muda.
Disamping itu akan ada pertautan transfer antara Liverpool dan Leverkusen kalau Alonso merapat. Alonso mungkin akan membawa anak asuhnya di BayArena ke Anfield. Florian Wirtz bisa jadi pilihan pertama. Selain itu, pemain yang sukses ia kembangkan seperti Victor Boniface dan Jeremie Frimpong punya daya tarik untuk dibawa ke Liverpool.
Xabi Alonso Bersedia, Tapi….
Dilansir Daily Sports, Alonso sendiri cenderung akan menerima tawaran Liverpool di musim panas nanti. Apalagi Real Madrid, tim yang juga tertarik pada Alonso, memilih memperpanjang kontrak Ancelotti. Pada tahun 2018, Alonso pernah ditanya apakah ia akan melatih Liverpool. Dan Alonso menjawab, “Tentu saja!”
Hubungan, komitmen, dan gairah Alonso masih ada di Liverpool. Soal ini muncul isu kalau ada klausul yang menyebutkan apabila Alonso mendapat tawaran dari Liverpool, Bayern Munchen, maupun Real Madrid; Leverkusen harus rela melepasnya. Kabar itu mencuat lagi ketika Alonso santer dikabarkan bakal jadi suksesor Klopp.
Benarkah ada klausul semacam itu? Mengutip Goal, CEO Bayer Leverkusen, Fernando Carro membantah adanya klausul semacam itu. Kendati begitu, Die Werkself tidak akan menghalangi apabila Alonso menghendaki untuk hengkang. Tapi mereka akan tetap mempertahankan Alonso hingga kontraknya habis pada tahun 2026 mendatang.
Sumber: Liverpool, LiverpoolEcho, TeamTalk, TheAthletic, Liverpool, Goal