Hmm… apa nggak capek sih bertahun-tahun yang dibahas dari Barcelona bukan prestasi, malah kasus lagi, dan lagi. Belum usai kasus ngutang pada para pemain, kini penderitaan Barca bertambah ketika kena kasus penipuan.
Bayangkan, sedang melarat, eh masih saja kena tipu. Barcelona harusnya belajar sih, meskipun melarat minimal punya otak yang cerdas lah dalam menangani kasus. Jangan sampai tertipu soal kasus transfer Lewandowski seperti ini. Lantas, bagaimana bisa Barca sampai kena tipu?
🚨🚨| A fraudster posing as football agent Pini Zahavi attempted to scam Barcelona out of €1M for Lewandowski’s signing. 💻💰
The club even transferred the money but later discovered the truth. However, they managed to recover the money.
[@QueThiJugues] pic.twitter.com/zrK1H5wFEk
— CentreGoals. (@centregoals) October 17, 2024
Daftar Isi
Masih Nunggak Hutang
Sorry to say Barca, Slogan “Mes Que un Club” yang diplesetkan menjadi “miskin klub” menjadi benar adanya. Meski presiden dan manajemen Barcelona sudah berupaya semaksimal mungkin mengendalikan keuangan Barca, toh nyatanya masih saja belum berhasil keluar dari jurang kemiskinan.
Yang terjadi sekarang, Barca masih nunggak hutang kepada beberapa klub. Tak hanya itu, mereka bahkan masih ngutang kepada para pemain yang sudah hengkang sekalipun. Duh, malu-maluin nggak sih?
Dilansir dari Goal, terungkap jumlah uang yang belum dibayarkan kepada beberapa klub. Untung saja ya, beberapa klub tersebut masih sabar dan tak menyewa debt collector untuk menagih hutang tersebut.
Barcelona masih berhutang 10,4 juta euro kepada Bayern Munchen saat membeli Robert Lewandowski. Tak hanya itu, Barcelona juga masih ngutang pada Leeds United 42 juta euro saat merekrut Raphinha, 24,5 juta euro kepada Sevilla saat merekrut Kounde, serta 26 juta euro kepada Manchester City saat merekrut Ferran Torres. Katanya sih menurut laporan, hutang tersebut akan dilunasi di akhir musim 2024/25 ini.
Tak sampai di situ, yang lebih memalukan lagi Barca masih belum membayarkan tunggakan gaji pemain yang sudah hengkang seperti Lionel Messi, Jordi Alba maupun Sergio Busquets. Pembayaran gaji mereka saat itu sempat tertunda karena pandemi Covid 19. Menurut laporan, pihak Barca juga mengklaim siap melunasi semua hutang tersebut pada akhir musim 2024/25. Hmmm, yakin nggak nih?
❗️When Barcelona signed Lewandowski in 2022, they accidentally transferred €1m to a scammer that was pretending to be Pini Zahavi.
— @QueThiJugues pic.twitter.com/XKqO9kUsuA
— Barça Universal (@BarcaUniversal) October 17, 2024
Kena Kasus Penipuan
Disaat Barca jungkir balik soal masalah keuangan dan hutang, mereka malah diterpa kasus penipuan. Barcelona kena tipu soal transfer Robert Lewandowski pada tahun 2022. Blaugrana ditipu oleh “orang misterius” yang mengaku sebagai agen Robert Lewandowski, Pini Zahavi.
Orang yang mengaku sebagai Pini Zahavi tersebut mengirimkan sebuah email ke sejumlah petinggi Barcelona. Email-nya pun terlihat sungguh meyakinkan, karena mencantumkan alamat lengkap kediaman sang agen dari Israel tersebut.
Dalam email tersebut, para petinggi Blaugrana diminta untuk membayar sebagian komisi Pini Zahavi dari transfer Robert Lewandowski ke rekening Bank Siprus. Di email tersebut pihak Barcelona disuruh segera melakukan pembayaran sebesar 1 juta euro ke alamat rekening seorang pengacara bernama Michael Gerardus Hermanus Demon.
❗️Barca sent €1m of Lewandowski’s signing fee to an alleged fraudster posing as Pini Zahavi, but the payment was blocked. Barça say the money did not reach the scammer and was recovered.
— @QueThiJugues pic.twitter.com/I66Sasj9q7
— Barça Universal (@BarcaUniversal) October 17, 2024
Barca Diancam
Anehnya, tanpa pikir panjang dan konfirmasi dulu dengan Pini Zahavi, pihak Barcelona langsung membayarkan sejumlah uang tersebut ke rekening yang diminta. Untungnya nih, pihak Bank Siprus memblokir transaksi tersebut. Pihak Bank menganggap, transaksi tersebut berisiko tinggi karena tidak ada pergerakan uang di rekening tersebut sebelumnya.
Menurut kesaksian pihak Bank Siprus, setelah transfernya diblokir, pihak sang penyamar sempat menelpon beberapa kali kepada pihak Bank. Namun, pihak Bank tak menggubris telepon dari sang penyamar tersebut.
Sang penyamar pun kesal, dan berbalik mengancam Barcelona. Barcelona dianggap ingkar janji karena belum melakukan transfer ke rekening tersebut. Sang penyamar mengirimkan Email lagi ke Barcelona yang berisi ancaman akan melaporkan mereka ke UEFA apabila tak kunjung menyelesaikan pembayaran tersebut. Tak hanya itu, pihak sang penyamar juga mengancam akan memblokir proses pendaftaran Robert Lewandowski.
😱 Un estafador se hizo pasar por Pini Zahavi, agente de Lewandowski, y el Barça le hizo una transferencia de un millón de euros a una cuenta del Banco de Chipre
❌ El banco bloqueó la transferencia pic.twitter.com/A2A11zH8Wx
— Diario AS (@diarioas) October 17, 2024
Investigasi
Melihat kiriman Email tersebut, pihak Barcelona pun mulai curiga. Ia lalu bertanya langsung kepada Zahavi. Zahavi pun angkat bicara. Ia tak tahu menahu soal kejadian ini. Zahavi bakan tak kenal dengan pemilik nomor rekening Michael Gerardus Hermanus Demon. Ia langsung mengklaim bahwa ini adalah kasus penipuan, dan meminta kasus ini segera diselesaikan oleh Barcelona.
Alhasil, pihak Barcelona melaporkan kasus ini ke kepolisian Otonom Catalunya, Mossos d’Esquadra. Sebagai hasil investigasi, pihak kepolisian menemukan bahwa orang yang dicatut namanya sebagai Michael Gerardus Hermanus Demon, bukanlah seorang pengacara.
Demon adalah seorang warga biasa yang tinggal di Arnhem, Belanda. Setelah ditemui, Demon mengaku tak tau menau soal kejadian tersebut. Bahkan ia mempertanyakan kenapa namanya dicatut. Demon juga merasa jengkel kenapa ada rekening mengatasnamakan dirinya tanpa sepengetahuannya.
PR Barca
Pihak Barcelona akhirnya mengaku berterima kasih terhadap pihak Bank Siprus yang bersikap ketat mengontrol arus transaksi para nasabah. Kalau pihak Bank Siprus tidak mencurigai aktivitas transfer tersebut, bisa jadi uang Barcelona kini raib ditelan bumi.
Yang seharusnya menjadi pertanyaan dalam kasus ini, kenapa sih klub sekelas Barcelona sempat teledor dan ditipu oleh oknum abal-abal seperti ini? Ketelitian dalam hal detail transaksi transfer, seharusnya lebih diperhatikan serius lagi oleh manajemen Barcelona. Supaya, hal remeh temeh seperti ini tak lagi terulang. Memalukan sekali bukan?
Lagian sih, Barcelona kalau melakukan transaksi transfer seringnya ngutang dengan cara dicicil. Hal itulah yang berpeluang terjadinya penipuan. Seperti halnya transfer Lewandowski. Bayangkan, transfer yang bernilai sekitar 104 juta euro, harus dibayar dengan cara dicicil selama empat musim. Terlebih ada juga embel-embel 10% yang harus dibayarkan sebagai komisi kepada sang agen.
Kena Karma?
Selain ketidaktelitian pihak Barcelona dalam mengontrol transaksi transfernya, muncul pertanyaan apakah penipuan ini adalah buah dari karma mereka sendiri? Pasalnya, selama ini Barcelona banyak dicap sebagai penipu.
Bersamaan dengan transfer Robert Lewandowski, Barcelona dituduh melakukan penipuan terhadap klub Divisi Empat Spanyol, Union Adarve, soal transfer Marcos Alonso. Marcos Alonso, bergabung dari Chelsea pada tahun 2022. Fyi, Alonso ini pernah bermain di tim muda Union Adarve pada dua periode, yakni Oktober 2001 hingga Oktober 2022, lalu dilanjutkan pada Desember 2004 hingga Juni 2005.
Barcelona melakukan penipuan karena tidak membayarkan biaya kompensasi transfernya sebesar 130 ribu euro kepada Union Adarve. Menurut pihak Union Adarve, mereka berhak mendapatkannya karena masih ada klausul yang tertera. Namun, pihak Barca mengklaim bahwa, transfer tersebut adalah gratis dan tak ada kewajiban membayar sepeser uang pun kepada Union Adarve.
Last month, news broke that Barcelona had been reported to FIFA by Union Adarve.
The Madrid-based club feel that they are due compensation over Marcos Alonso’s move from Chelsea last summer. pic.twitter.com/XRvCdagxPe
— Football España (@footballespana_) March 28, 2023
Oke, terlepas dari karma atau bukan, yang jelas Barcelona ke depan harus hati-hati dan lebih teliti lagi dalam mengelola keuangannya. Masak Barcelona mau ditipu lagi untuk kedua kalinya oleh orang yang sampai sekarang tak kunjung kelihatan batang hidungnya?
Lucu saja sih, kalau klub sekelas Barcelona yang sudah miskin, raja hutang, namun masih saja kena tipu. Mungkin fans Barcelona harus bersabar kali ya, ini ujian. Bagaimanapun Barcelona sebagai tim besar tak sepatutnya larut dalam pusaran kasus demi kasus yang memalukan. Mereka sudah seharusnya kembali ke rohnya sebagai klub yang berprestasi.
Sumber Referensi : goal, en.as, goal, fcbarcelonanoticias, nytimes