Pantesan GAK Digubris! Malaysia Juga Kuasai AFC Lewat Sekjen

spot_img

Belum usai kecurigaan soal Presiden AFC yang berasal dari Bahrain, eh.. ini sudah ada lagi kecurigaan soal Sekjen AFC. Surat protes PSSI terhadap Bahrain yang dilayangkan ke AFC, malah dipertanyakan balik oleh Sekjen AFC, Datuk Seri Windsor yang ternyata berasal dari Malaysia.

Mendengar dari mana asal Sekjen AFC tersebut, berbagai kecurigaan dari netizen pun muncul. Terlebih, setelah ditelusuri ternyata posisi Sekjen AFC tersebut sudah sejak lama dikuasai oleh Malaysia. Menariknya lagi, beberapa dari mereka bersahabat dengan kasus dan kontroversi. Mau tahu siapa saja mereka?

Sekjen AFC Cari Gara-Gara

Sekarang ini, gedek rasanya jika mendengar tiga huruf yakni, AFC. Apalagi nih, kalau melihat struktur kepemimpinan mereka. Ketuanya dari Bahrain, sekjennya dari Malaysia. Huft…. lengkap sudah. Dua negara yang identik sebagai musuh dari Indonesia.

Ketika PSSI kirimkan surat protes ke AFC soal laga Bahrain, bisa-bisanya lho Sekjen AFC Datuk Seri Windsor mempertanyakan bahwa surat protes tersebut tidak rinci. Padahal menurut pihak PSSI yang diwakili oleh anggota Exco-nya, Arya Sinulingga, surat protes dari PSSI sudah lengkap bahkan sudah dikirim sampai tiga kali.

Pertama, surat sudah dikirimkan ke Match Committee di tanggal 10 Oktober malam. Lalu yang kedua di tanggal 11 Oktober, dan yang ketiga di tanggal 12 Oktober. Dari ketiga surat tersebut juga isinya berbeda-beda dan rinci. Mulai dari soal penunjukan wasit Al-Kaf, hingga permasalahan menit permainan.

Arya Sinulingga pun sampai terheran-heran dengan sikap Datuk Seri Windsor tersebut. Kenapa bisa surat yang sudah dikirim berkali-kali itu dianggap belum detail? Arya pun kesal lalu mengklaim bahwa Sekjen AFC tersebut hanya sedang mengerjai Indonesia. Kekesalan Arya Sinulingga itu pun dianggap netizen masuk akal. Netizen Indonesia malah menganggap Sekjen AFC berkepala botak licin tersebut hanya mencari gara-gara saja.

Siapa Datuk Seri Windsor?

Bukan netizen plus 62 namanya kalau tidak detail melacak siapa sebenarnya Sekjen AFC yang kepalanya mirip pala kelereng tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata Datuk Seri Windsor tersebut sudah menjabat sebagai Sekjen AFC sejak tahun 2015. Sebelumnya bahkan ia sudah menjadi wakil Sekjen AFC sejak tahun 2009.

Namun, sebelum berkiprah di AFC, Datuk Seri Windsor ini juga sempat menjabat di FIFA, yakni sebagai asisten teknis di Kantor Pengembangan FIFA, dan juga sebagai salah satu pejabat tinggi di Kantor Pengembangan FIFA.

Selama menjadi Sekjen AFC, orang Malaysia ini juga sempat dipertanyakan kebijakannya. Termasuk ketika menggelar pertemuan tertutup setelah Drawing Piala Asia 2023, dengan Pelatih Vietnam, Phillipe Troussier, Pelatih Malaysia Kim Pan Gon, Pelatih China Alexandre Jankovic, serta perwakilan dari Australia, Tim Cahill. Pertemuan tersebut dianggap tidak adil oleh publik. Pasalnya, hanya mengundang beberapa perwakilan saja.

Sekjen AFC Kontroversial

Menjadi tidak heran, kenapa perilaku Datuk Seri Windsor ini kerap dipertanyakan. Pasalnya, para pendahulunya juga demikian. Mau bukti? Asal tahu saja, sejak tahun 1978, posisi Sekjen AFC sudah dipegang oleh orang Malaysia, bernama Datuk Peter Velappan.

Pria kelahiran tahun 1935 tersebut, sekilas mirip Presiden Soeharto. Bayangkan, ia menjabat sebagai Sekjen AFC selama 29 tahun. Saat ia menjabat, banyak kebijakannya yang menuai kontroversi.

Salah satunya adalah ketika ia digugat oleh negara-negara anggota ASEAN pada tahun 2006, karena menganggap negara anggota ASEAN tidak becus menangani berbagai persoalan internal sepakbolanya. Akibatnya, ia pun sempat dituntut ke FIFA oleh negara-negara ASEAN tersebut.

Tak hanya itu, pada tahun 2004 Datuk Peter Velappan menyatakan bahwa dirinya menyesal menunjuk empat negara termasuk Indonesia, sebagai tuan rumah Piala Asia 2007. Ia bahkan mengatakan bahwa PSSI sebagai organisasi yang tidak kompeten dalam menyelenggarakan event tersebut.

Yang lebih “Wow” lagi, ia sempat bilang bahwa untuk menangani permasalahan klasik yakni korupsi di sepakbola Asia, salah satu caranya adalah dengan melegalkan judi. Hmmm… aneh memang orang satu ini.

Ganti Sekjen

Datuk Peter Velappan yang penuh kontroversial itu, akhirnya mengundurkan diri pada tahun 2007 karena alasan personal. Sebelum mundur, saat itu ia menghadapi gelombang desakan dari beberapa negara anggota Asean untuk segera mundur karena dianggap hanya membuat keruh persepakbolaan Asia saja.

Presiden AFC saat itu, Mohamed Bin Hammam menerima surat pengunduran diri Velappan, dan akhirnya menunjuk Sekjen AFC sementara yang juga orang Malaysia, Datuk Seri Paul Mony Samuel.

Bekerja hanya kurang lebih dua tahun, posisinya akhirnya digantikan oleh orang Malaysia lainnya yakni Datuk Alex Soosay. Pria berkumis tebal mirip Pak Raden tersebut ditunjuk langsung oleh Mohammed Bin Hammam sebagai Sekjen AFC tetap di tahun 2009.

Kena Kasus Korupsi

Saking eratnya hubungan Mohamed Bin Hammam dengan Alex Soosay, keduanya diisukan terlibat aksi kongkalikong dalam kasus korupsi. Puncaknya pada tahun 2011, saat Mohamed Bin Hammam diskors FIFA karena kasus korupsi. Bin Hammam dituduh mencoba membeli suara ketika pemilihan ketua FIFA pada 2011. Kasus ini membuatnya dilarang terlibat dalam semua kegiatan FIFA seumur hidup.

Dalam kasus ini, Sekjen AFC yang dekat dengan Bin Hammam yakni Alex Soosay diduga ikut terlibat. Soosay dituduh menyembunyikan beberapa dokumen milik Presiden AFC Bin Hammam saat dilakukannya penyelidikan kasus korupsi tersebut. Akibatnya, di tahun 2015 orang Malaysia tersebut akhirnya mengundurkan diri dari Sekjen AFC, di tengah keterlibatannya dalam kasus korupsi tersebut.

Lalu, kekosongan posisi Sekjen AFC, diberikan kepada Datuk Seri Windsor, oleh Presiden AFC terpilih tahun 2013, Shaikh Salman bin Ebrahim Al-Khalifa. Datuk Seri Windsor yang juga berasal dari Malaysia ini sebelumnya adalah Wakil Sekjen AFC ketika Alex Soosay menjabat sebagai Sekjen AFC sejak tahun 2009.

Kedekatan Datuk Seri Windsor Dan Ebrahim Al-Khalifa

Kedekatan Sekjen AFC dari Malaysia Datuk Seri Windsor, dengan Presiden AFC dari Bahrain Salman bin Ebrahim Al-Khalifa, terbukti sudah terjalin cukup lama. Dicurigai, kedekatan tersebut bisa menimbulkan siasat busuk atau kongkalikong antara keduannya.

Termasuk kecurigaan Netizen Indonesia ketika surat protes PSSI kepada AFC soal Bahrain, ditolak. Tak ada sanksi berat yang dikeluarkan AFC untuk menjerat wasit Al-Kaf. Hanya dilarang memimpin laga saja rasanya tak cukup.

Apalagi nih, saat ini Federasi Sepakbola Bahrain masih berusaha merengek untuk meminta AFC mengabulkan pemindahan venue laga Indonesia vs Bahrain pada bulan Maret 2025 karena alasan keamanan.

Yang ditakutkan netizen Indonesia nih, amit-amit aja, Datuk Seri Windsor dan Salman bin Ebrahim Al-Khalifa bersekongkol lalu mengabulkan permintaan dari Federasi Sepakbola Bahrain tersebut.

Kalau sampai begitu sih, sudah nggak beres memang AFC ini. Terbukti kan, memang dari dulunya para petinggi-petingginya punya rekam jejak yang kontroversial. Lantas, kalau sudah begini, enaknya diapain dong AFC ini?

https://youtu.be/sWjFoqyUV3I

Sumber Referensi : inilah.com, superball, tribunnews, suara, espn, sportdetik, liputan6, eurosport, theafc

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru