Siapa yang tak kenal dengan Virgil Van Dijk. Diboyong dari Southampton menuju Anfield, van Dijk menjelma menjadi bek yang bernilai tinggi. Pemain asal Belanda ini menjadi pilar penting bagi The Kop untuk memenangi berbagai laga.
Namun, seperti pepatah yang mengatakan bahwa hidup itu ibarat roda pedati, Virgil van Dijk juga sempat mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya.
Dirinya pernah menjadi tukang cuci piring sebelum menjadi pemain terkenal seperti sekarang.
Kepindahannya ke Anfield yang memakan biaya sekitar 1,3 triliun rupiah menjadikannya sebagai bek termahal di dunia. Ia bahkan mendapat gaji kurang lebih 180 miliar per tahun. wow!
Meski bisa dibilang dirinya mampu mendapat segalanya dari kehidupannya sekarang, van Dijk pernah bergelut dengan kotoran demi bisa mendapat uang.
Saat masih berumur 16 tahun, ia mencicipi pekerjaan sebagai pencuci piring di restoran bernama Oncle Jean.
“Dia pekerja yang baik. Dia akan menggosok begitu keras dan melakukan pekerjaannya dengan rapih,”
“Dia selalu berada di sini ketika restoran sedang ramai. Di sisi lain, dia serius berlatih sepak bola demi menjadi pemain profesional,” ucap pemilik restoran, Jacques Lips, seperti dikutip Mirror.
Saat itu, van Dijk sempat diragukan oleh banyak pihak. Bosnya dulu pun mengatakan jika ia lebih baik menjadi tukang cuci piring dan tidak usah bermimpi untuk bisa menjadi pesepak bola professional.
Namun, van Dijk berhasil membungkam semua mulut yang meragukannya. Sepak bola benar-benar membawanya menuju jalur kesuksesan.
Jacques Lips sontak terkejut mendengar mantan karyawannya itu menjadi bek termahal di dunia.
“75 juta euro? ini benar-benar gila!”
“Aku ingat setiap dia sudah selesai bekerja, ayahnya selalu mengantar ke tempat ia berlatih sepak bola.”
“Tidak akan ada yang melupakan van Dijk, aku bahkan masih menyimpan nomor telfonnya. Pernah aku menlefon, bukan untuk memintanya kembali, namun saat itu aku hanya ingin mengucapkan selamat kepadanya.”
Perjuangan van Dijk tidaklah mudah. Setelah menimba ilmu di akademi Willem II, pria 27 tahun itu memulai karier profesional bersama Groningen di tahun 2011.
Dirinya melanjutkan perjalanan ke Celtic danSouthampton, sebelum akhirnya tiba di Anfield.
