Marco Asensio, gelandang muda potensial ini menjadi salah satu pilar penting dalam kubu Los Blancos. Keberadaannya dalam tim sering menjadi senjata rahasia el Real dalam memenangi pertandingan.
Kini, ia menjadi pemain yang memiliki masa depan cerah bersama salah satu tim terkuat dunia tersebut. Namun, ada kisah haru dibalik pijakan suksesnya sekarang. Marco Asensio sempat mengalami pukulan bertubi-tubi sebelum menjadi pemain terkenal.
Untuk menjadi pemain tangguh seperti sekarang, butuh banyak waktu dan perjuangan keras bagi Asensio.
Asensio tumbuh dan menimba ilmu di Real Mallorca. Akan tetapi, meski bakatnya terbilang menonjol, ia mengalami masalah dengan pertumbuhannya. Asensio kecil pun harus menjalani terapi khusus untuk mengembalikan kondisinya.
“Aku mengalami masa yang sulit dalam hidup karena aku memiliki masalah pertumbuhan,”
“Aku ingat, setelah pertandingan, staf medis Mallorca harus membantuku untuk bisa berjalan,” kata Asensio dilansir dari Marca
Bahkan, Asensio juga mengungkap jika ia harus dibantu oleh sang ayah setiap harinya untuk bisa berjalan menuruni tangga. Setelah latihan, kaki nya tak terlalu kuat untuk menapak.
Di masa sulitnya itu, ada sosok yang begitu luar biasa baginya, yakni sang ibu. Ibunya selalu mendoronya untuk menjadi pesepak bola hebat.
Sang ibu yang berasal dari Belanda bahkan memberinya nama Marco dengan tujuan agar anaknya itu bisa menjadi pemain seperti legenda timnas Belanda, Marco van Basten.
Saat dirinya dan sang ibu melihat presiden el Real, Florentino Perez, ibunya mengatakan,
“Kamu akan menjadi pemain masa depan Real Madrid.”
Namun, tepat pada tahun 2012, hal yang tak pernah diiginkan Asensio terjadi. Ibunya meninggal dunia. Hal tersebut sontak menjadi pukulan telak bagi Asensio dan keluarganya.
Pasca meninggalnya sang ibu, Asensio kemudian hidup bersama ayah dan saudaranya.
“Ketika aku masih kecil, ibuku meninggal. Aku sangat menyayanginya. Jadi setiap gol yang aku cetak, selalu aku persembahkan untuk ibu.”
Setelah menjalani berbagai masa sulit hingga harus berjuang melawan sakit yang dideritanya, Asensio menerima tawaran dari Real Madrid.
Pada sesi perkenalannya, Asensio sempat menangis. ia tak kuasa menahan air mata karena ingat dengan mendiang ibunya.
“Aku berterima kasih kepada klub dan Presiden Florentino Perez atas kepercayaan yang diberikan. Begitu juga ayah, saudara laki-laki… dan ibu yang terus mendukungku,”
Asensio sendiri mengawali kisahnya bersama Los Blancos dengan cukup impresif. Dia menyumbang satu gol saat Madrid menang atas Sevilla pada Piala Super Eropa di Stadion Lerkendal pada 8 Agustus 2016.
Kisah Marco Asensio menjadi bukti bahwa kesuksesan tak bisa diraih tanpa adanya penjuangan dan pengorbanan.