Kalian pernah nggak sih, sudah sama-sama suka, tapi karena adanya suatu keadaan, kalian tidak bisa bersatu? Semesta seperti enggan melihat kalian bahagia bersama untuk selamanya. Entah itu karena perbedaan suku, restu orang tua, atau perdebatan hebat antara rosario dan arah kiblat.
Jika pernah, mungkin kalian bisa memahami apa yang dirasakan oleh Robert Lewandowski. Bedanya, striker asal Polandia itu mengalami hubungan rumit bukan dengan seorang wanita, melainkan dengan salah satu penghargaan individu pesepakbola, Ballon d’Or.
Nah, musim ini Lewy kembali berpeluang untuk mengukuhkan namanya sebagai peraih Ballon d’Or. Namun, ada trauma masa lalu yang mengganggu pikirannya. Sebab, segala upaya Lewy untuk mewujudkan itu selalu menemui tembok tebal. Seakan Lewy memang tidak ditakdirkan untuk itu. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita ulas bersama.
Daftar Isi
Peluang Lewandowski Musim Ini
Bila diterjemahkan secara harfiah, bola emas adalah arti dari Ballon d’Or. Emas memang dipakai sebagai simbol yang terbaik. Di Olimpiade saja, medali untuk juara satu terbuat dari logam mulia, bukan perak, besi, apalagi vibranium dari Wakanda. Maka dari itu, hanya pesepakbola terbaik di Eropa yang pantas menerima Ballon d’Or.
Robert Lewandowski jadi salah satu yang layak untuk mendapatkannya di musim ini. Saat narasi ini ditulis, Lewandowski sudah mencetak 40 gol untuk Barcelona musim ini. Torehan gol tersebut, lebih baik dari striker-striker papan atas lainnya, macam Kylian Mbappe (32 gol) dan Harry Kane (34 gol).
Jumlah gol tersebut masih bisa bertambah, secara musim 2024/25 masih tersisa beberapa bulan lagi. Namun, indikator untuk memenangkan penghargaan Ballon d’Or bukan cuma soal performa individu, tapi juga raihan trofi. Musim ini, Lewy sudah mengantongi satu trofi, yakni Piala Super Spanyol. Trofi itu diraih usai mengalahkan Real Madrid.
Selain itu, Lewandowski masih berpeluang untuk meraih tiga trofi bergengsi lainnya. Barca, saat ini masih memuncaki klasemen La Liga. Lalu, Barcelona juga masih berjuang di Liga Champions. Lewandowski bahkan masih berpeluang memenangkan Copa Del Rey di akhir April nanti.
Sementara dari faktor eksternal, Mohamed Salah yang awalnya dijagokan untuk meraih Ballon d’Or 2025 justru mulai terabaikan. Sebab, Liverpool telah kehilangan kesempatan untuk meraih tiga trofi penting, yakni Carabao Cup, Piala FA, dan Liga Champions.
2020 Memenangkan Segalanya
Meski berpeluang, Robert Lewandowski kabarnya tak berharap banyak. Sebab, jika berkaca pada riwayat di masa lalu, ia telah mengalami momen-momen kurang mengenakan di penghargaan asal Prancis ini.
Hubungan rumit antara Robert Lewandowski dan Ballon d’Or sudah dimulai sejak tahun 2020. Saat itu, Lewandowski bisa dibilang jadi pesepakbola paling berprestasi di muka bumi ini. Ya, sebutan itu tak berlebihan mengingat Lewandowski saat itu memenangkan segalanya bersama Bayern Munchen.
Pemain berpaspor Polandia itu jadi aktor penting di balik keberhasilan Bayern Munchen meraih sextuple atau enam trofi musim 2019/20. Tahun itu juga jadi kali pertama Lewandowski meraih trofi Liga Champions. Tak cuma itu saja, secara performa individu, Lewy juga tak terbantah.
Robert Lewandowski berhasil melampaui pencapaian legenda Belanda, Johan Cruyff bersama Ajax di musim 1971/72. Sama seperti Cruyff, Lewandowski juga tak hanya meraih treble, tetapi juga menjadi top skor di tiga kompetisi berbeda, yakni Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions.
Di Bundesliga, dirinya mencetak 34 gol dan di DFB Pokal mencetak enam gol. Sedangkan di Liga Champions, Lewy mengemas 15 gol. Hebatnya, 15 gol itu dicetak hanya dalam 10 pertandingan saja. Unggul lima gol dari urutan kedua, Erling Haaland yang kala itu dicetak bersama dua klub, yakni RB Salzburg dan Borussia Dortmund.
Tapi Ditiadakan
Tidak ada pemain yang lebih berprestasi secara individu maupun tim di tahun 2020 ketimbang Robert Lewandowski. Sayangnya, Ballon d’Or yang seharusnya diraih Lewandowski dirampas dengan cara yang sangat tragis. Lewandowski bukan kalah voting. Bagaimana mau kalah voting, penghargaan Ballon d’Or 2020 saja tidak digelar dengan alasan pandemi.
Jika tetap diadakan, seharusnya tidak ada penghalang yang bisa mencegah Robert Lewandowski dari memenangkan Ballon d’Or 2020. Pandemi kala itu memang mengganggu jalannya kompetisi. Penundaan kompetisi diberlakukan di hampir seluruh negara. Bahkan, beberapa negara memutuskan untuk menangguhkan kompetisi di era itu karena terlalu lama dihentikan.
France Football selaku penyelenggara beralasan kalau mereka ingin melindungi kredibilitas dan legitimasi penghargaan Ballon d’Or. Perwakilan France Football juga berkata, “Ballon d’Or tidak akan diberikan kepada pemenang di tahun 2020 karena minimnya kondisi yang adil.” Maka dari itu penghargaan ditiadakan.
Kalah Sama Messi di 2021
Kemalangan Robert Lewandowski ternyata berlanjut di tahun 2021. Performa apik dan prestasinya di tahun tersebut kembali dinyatakan tak cukup untuk membuatnya terpilih sebagai pemenang Ballon d’Or 2021. Kali ini, Lewandowski merasakan apa yang dirasakan eks Bayern Munchen, Frank Ribery pada tahun 2013 silam.
Hasil pemungutan suara justru menobatkan Lionel Messi sebagai pemenang Ballon d’Or dengan 613 poin. Sementara Lewandowski berada di urutan kedua dengan 580 poin. Sontak, perdebatan pun terjadi di media sosial. Lewandowski dianggap lebih pantas menyandang gelar Pemain Terbaik 2021 dibanding Lionel Messi.
Messi dan France Football selaku penyelenggara dianggap telah mencuri gelar yang seharusnya jadi milik Lewandowski. Bagaimana tidak? Musim 2020/21, Lewandowski meraih trofi Bundesliga, Piala Super Jerman, Piala Dunia Antarklub, dan Piala Super Eropa. Selain itu, Lewandowski juga mendapat anugrah pencetak gol terbanyak di Eropa dengan torehan 41 gol.
Sementara musim itu, La Pulga ‘cuma’ mencetak 30 gol di La Liga. Cukup banyak sih, tapi apabila dibandingkan dengan Lewandowski, jauh. Trofi yang didapat La Pulga musim itu bersama klub juga hanya Copa del Rey. Namun, barangkali yang membuat Messi unggul saat itu adalah, karena ia membawa Argentina juara di Copa America 2021, sedangkan Lewandowski kurang bersinar di negaranya.
Akhirnya banyak voters yang memberikan apresiasi lebih kepada Messi yang akhirnya pecah telor di Argentina. Perjuangan dan penantian Messi dinilai lebih berharga ketimbang performa apik Lewy.
Menyindir Ballon d’Or di Tahun 2022
Dua kali dikhianati oleh Ballon d’Or membuat Robert Lewandowski tak begitu berambisi meraihnya lagi di tahun 2022. Meski kembali menampilkan performa apik di musim 2021/22, Lewandowski saat itu lebih legowo. Dirinya justru merasa Karim Benzema yang kala itu masih berseragam Real Madrid lebih layak ketimbang dirinya.
Di musim tersebut, Karim Benzema memang mencapai top performanya di Madrid. Pemain yang kini berseragam Al-Ittihad itu menyuguhkan performa yang konsisten di sepanjang musim. Ia menjadi bagian penting di lini depan El Real sepeninggalan Cristiano Ronaldo yang hijrah ke Italia. Di akhir musim, Benzy pun berhasil mengawinkan gelar La Liga dengan Liga Champions.
Menjelang pengumuman Ballon d’Or, Lewandowski pun ditanya siapa yang akan memenangkan trofi tersebut di tahun 2022. Dengan entengnya, Lewy menjawab “Jika mereka tidak membatalkannya, maka Benzema mungkin akan memenangkan Ballon d’Or tahun ini.” Pernyataan ini lebih dari sebuah prediksi, tetapi merupakan sindiran Lewy yang sudah muak pada panitia Ballon d’Or.
Saingan Lewy di 2025
Setelah pada tahun 2023 dan 2024 Robert Lewandowski hilang dari daftar calon pemenang Ballon d’Or, musim ini striker Barcelona itu kembali muncul sebagai kandidat kuat. Tapi, Lewy akan mendapat persaingan ketat dari beberapa pemain. Selain Kane dan Mbappe, ia juga akan bersaing dengan dua pemain Barca lainnya.
Dia adalah Raphinha dan Lamine Yamal yang dalam satu tahun terakhir memang performanya terus menanjak. Sebetulnya, Lewy tak memerlukan Bola Emas itu untuk membuktikan diri jadi yang terbaik di sepakbola.
Sialnya, publik sepakbola terlanjur mempercayai bahwa yang terbaik di lapangan adalah mereka yang diganjar anugerah Ballon d’Or. Jadi, mau sehebat apa pun Robert Davis Chaniago, eh maksudnya Robert Lewandowski, tapi kalau belum punya Ballon d’Or ya kayak ada yang kurang aja gitu.
Sumber: Goal, Bundesliga, TNT Sport