Kehadiran direktur teknik dalam sebuah manajemen sepakbola bertujuan untuk meminimalisir sebuah klub salah dalam mendatangkan pemain. Tapi, namanya juga manusia. Sepandai-pandainya berencana, pasti akan luput juga. Membeli pemain baru tetap sebuah perjudian bagi sebagian klub, tak terkecuali klub-klub di Inggris.
Ada yang langsung moncer, tapi banyak juga yang justru gagal total. Declan Rice dan Cole Palmer boleh jadi contoh pembelian sukses di musim 2023/24. Namun, selain itu banyak juga klub yang merugi secara material dan non material karena mendapat pemain yang tak menunjukan performa terbaik. Dan berikut adalah daftar transfer terburuk Liga Inggris musim 2023/24.
Sebelum kita ulas satu per satu, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.
Daftar Isi
Mason Mount – Manchester United
Datang ke Old Trafford dengan bandrol lebih dari Rp1,2 triliun, Mason Mount layak menjadi pemain pertama yang menyandang status transfer terburuk dalam daftar kali ini. Bergabung dari Chelsea dengan harga yang tak murah, banyak pihak yang berekspektasi tinggi padanya. Apalagi kita semua tahu bahwa Mount salah satu tulang punggung lini serang The Blues saat memenangkan Liga Champions musim 2020/21.
United bahkan dengan yakin mewariskan nomor punggung tujuh kepada Mount. Fans pun terpecah menjadi dua. Ada yang bangga. Namun, tak sedikit yang pesimis mengingat nomor tersebut begitu keramat. Banyak pemain besar yang tak bisa memikul beban berat yang tersemat di jersey bernomor tujuh.
Dan ya, perasaan cemas pun terbukti benar. Performa Mount anjlok bersama United. Pemain yang dikenal jarang cedera, tiba-tiba jadi sering cedera. Itu membuat Mount hanya mencatatkan 14 pertandingan di Liga Inggris musim 2023/24.
Selain cedera, pergantian posisi jadi salah satu faktor. Sewaktu di Chelsea, ia bermain sebagai gelandang serang. Posisinya tepat di belakang striker. Namun, karena MU masih punya Bruno Fernandes, Mount dimainkan lebih ke dalam. Hal itu membuat Mount kesulitan untuk menyesuaikan diri.
Sandro Tonali – Newcastle United
Masih dari sektor tengah, transfer terburuk lainnya adalah Sandro Tonali. Pemain yang digadang-gadang bakal jadi The Next Andrea Pirlo itu malah gagal total di Newcastle United. Klub yang bermarkas di St James Park itu menebus Tonali dari AC Milan dengan harga 64 juta euro, atau setara dengan Rp1,12 triliun. Namun, dirinya hanya mencatatkan delapan pertandingan saja di Liga Inggris.
Bukan karena cedera, mainnya cukup oke bahkan untuk ukuran pemain debutan di Liga Inggris. Tonali jarang bermain untuk The Magpies karena kelakuannya sendiri. Pemain berpaspor Italia itu terseret kasus perjudian online. Hukumannya bukan main-main, Tonali mendapat hukuman larangan bermain selama sepuluh bulan.
Pasca menerima sanksi ini, karir Tonali berubah 180 derajat. Gol debutnya di laga kontra Aston Villa seperti tak berarti apa pun karena Newcastle rugi besar dengan adanya kasus ini. Kombinasi lini tengah yang diidam-idamkan Eddie Howe pun hancur sudah. Yang terbaru, Tonali berpotensi mendapat hukuman tambahan dari FA karena ketahuan masih main judi ketika sudah berseragam Newcastle United.
Moises Caicedo & Romeo Lavia – Chelsea
Pasti kalian nungguin pemain Chelsea ya? Tenang… Bakal kurang afdol jika tidak memasukan nama pemain Chelsea dalam daftar kali ini. Dari beberapa nama yang kurang perform, Starting Eleven memilih dua. Pemain tersebut di antaranya Moises Caicedo dari Brighton dan Romeo Lavia dari Southampton.
Sama-sama berposisi sebagai gelandang bertahan, Caicedo lebih sering diturunkan oleh Mauricio Pochettino. Namun dirinya jauh dari harapan. Tak ada yang spesial dari Caicedo selain bandrol harganya yang teramat tinggi. Pemain bernomor punggung 25 itu ditebus dengan mahar 116 juta euro dari Brighton.
Beroperasi sebagai gelandang bertahan, tapi dirinya tak piawai menjaga pertahanan Chelsea agar tak kebobolan. Lantas, bagaimana dengan Lavia? Apakah lebih baik dari Caicedo? Sama sekali tidak. Doi justru keseringan Cedera. Selama satu musim, Lavia hanya tampil sekali dan menderita tiga cedera dengan keluhan yang berbeda-beda. Hmmm, lebih banyak cederanya ya ketimbang mainnya.
Matheus Nunes – Manchester City
Manchester City boleh kembali menjadi tim terbaik musim ini. Namun, soal strategi transfer, The Sky Blue masih jauh dari kata sempurna. Ada beberapa pemain yang didatangkan City musim 2023/24. Beberapa menunjukan performa apik. Namun, ada satu yang perkembangannya jauh lebih lambat dari yang lain. Dia adalah Matheus Nunes.
Mantan penjual roti itu bergabung dengan City dari Wolves. City sampai merogoh kocek sedalam 62 juta euro untuk mengamankan tanda tangan Nunes. Klub berani membayar mahal karena kepada Goal, Pep Guardiola pernah berkata bahwa Nunes adalah salah satu pemain terbaik di dunia saat ini.
Namun, perkiraan sang maestro taktik tampaknya meleset. Sejauh ini, Nunes belum memenuhi standar yang diinginkan Pep Guardiola. Nunes seringkali merusak aliran bola yang sudah disusun rapi. Maka dari itu, ia hanya mencatatkan 654 menit bermain di Liga Inggris. Sebagian besar dimulai dari bangku cadangan. Sekalinya starter, paling cuma di laga melawan tim papan bawah. Nunes belum mendapat kepercayaan penuh dari Pep.
Ansu Fati – Brighton
Di era sekarang, banyak pemain muda yang digadang-gadang bakal menjadi penerus Lionel Messi suatu saat nanti. Dan Ansu Fati adalah salah satunya. Ia bahkan memiliki jalan karir yang hampir mirip dengan Messi. Keduanya sama-sama memulai dari akademi Barcelona. Fati bahkan naik ke level senior saat masih berusia 16 tahun.
Sebetulnya, penurunan performa dari Fati sudah terlihat sejak dirinya masih di Barcelona. Serangkaian cedera kabarnya jadi salah satu penyebab. Maka dari itu, Fati pun dipinjamkan ke Brighton musim ini. Meski hanya sebagai pemain pinjaman, Fati layak masuk sebagai salah satu transfer paling mengecewakan kali ini.
Selama satu musim penuh, pemain berkebangsaan Spanyol itu selalu diganggu oleh masalah kebugaran. Roberto De Zerbi bahkan sempat menyebut bahwa kondisi fisik Fati tak pernah mencapai 100% fit. Pasti ada saja gangguan entah di betis atau jaringan ototnya. Hal itu pula yang membuat Fati tak pernah mencatatkan 90 menit penuh bersama The Seagulls.
Nicolo Zaniolo – Aston Villa
Berstatus pinjaman sama seperti Ansu Fati, Nicolo Zaniolo juga menjalani musim yang tak spesial bersama Aston Villa. Skuad racikan Unai Emery memang mencetak sejarah dengan kembali mentas di Liga Champions musim depan. Tapi, Zaniolo yang bergabung dari Galatasaray seperti hilang dari radar.
Dirinya tak memberikan kontribusi berarti dalam pencapaian tersebut. Satu-satunya kesalahan yang dilakukan Villa adalah mendatangkan Zaniolo. Padahal, mantan pemain AS Roma itu adalah salah satu talenta paling menjanjikan saat masih berkarir di Italia. Namun, ketika bermain di Inggris dirinya seperti kehilangan kemampuannya.
Tempo permainan Liga Inggris yang lebih cepat dirasa terlalu berat bagi pemain berusia 24 tahun itu. Ketika dimainkan pun, Zaniolo terlihat lemah dan jarang terlibat dalam permainan. Hal itu membuat Emery hilang kesabaran. Kabarnya, Villa enggan mengaktifkan klausul pembelian dan memilih untuk mengembalikannya ke Galatasaray.
Jurrien Timber – Arsenal
Terakhir ada Jurrien Timber yang pindah dari Ajax ke Arsenal dengan bandrol 40 juta euro. Nama ini sebetulnya masih bisa diperdebatkan. Karena kita belum melihat permainannya dengan jelas. Itu karena sepanjang musim Timber harus absen lantaran cedera. Ia menghabiskan hari-hari yang membosankan di ruang perawatan setelah mengalami cedera ACL di laga pembuka melawan Nottingham Forest.
Jurrien Timber baru bisa bermain di pekan terakhir, kala Arsenal menang 2-1 atas Everton. Itu pun sebagai pemain pengganti. Timber layak masuk daftar ini karena dirinya mematahkan ekspektasi semua orang. Cederanya membuat ide dan konsep yang direncanakan Arteta tidak berjalan dengan maksimal. Jika Timber fit sejak awal musim, bisa jadi Arsenal tak kena tikung City lagi.
https://youtu.be/E92fcjDoGSg
Sumber: GMS, Goal, Man Utd, Football London