Tanpa fa fi fu wasweswos klub asal London Utara, Tottenham Hotspurs diam-diam menyetel mode ngegas dalam hal perekrutan pemain. Kali ini Tottenham tak bisa dianggap ayam sayur lagi. Mereka sudah banyak mendatangkan pemain yang dibutuhkan demi bersaing menjadi juara Liga Inggris musim depan. Pertanyaannya, yakin bisa bersaing?
Semua pemain yang datang tentu ditujukan pada penepatan janji pemilik kepada Antonio Conte akan kebutuhan timnya. Kalau sudah dituruti, apakah Conte bisa menjawabnya dengan prestasi, atau jangan-jangan malah melempem?
Paratici Way
Tenang, Conte tak menanggung beban itu semua. Ia tak sendirian datang ke Spurs. Ia dibawa oleh rekan senegaranya, Fabio Paratici yang menjadi direktur teknik di Spurs. Paratici lah yang membujuk sang pemilik untuk mau menginvestasikan uang berlebih bagi Conte. Kini berarti Paratici yang harus bertanggung jawab pada pemilik Daniel Levy akan kucuran dana tersebut.
Strategi transfer Paratici sudah dikenal publik, terutama ketika ia di Juventus. Ialah yang menggantikan peran Marotta di Juve. Tapi sejatinya ia adalah orang yang membuat kebijakan-kebijakan yang sedikit merugikan Juve.
“Paratici Way” adalah jalan bisnis yang identik dengan perjalanan Paratici di bursa transfer. Ia terkadang smart dalam membawa pemain, namun tak jarang juga membuat blunder. Misal gaji dan fee yang tak masuk akal. Hal itulah yang membuat neraca keuangan klub menjadi tak stabil.
Kini di Spurs, Paratici sudah bekerja dengan baik di awal kedatangannya. Dengan mendatangkan Romero, Bentancur dan Kulusevski yang sangat berimbas pada performa tim, Spurs pun bisa masuk Liga Champions musim depan. Ia tampaknya sudah belajar dari pengalamannya ketika di Juventus. Bersama Conte, ia tentu sudah mengevaluasi, bagaimana bisnis pencarian pemain bisa berjalan efektif.
A little look at the way Fabio Paratici has been working in recent weeks, splitting himself between two countries, and after signing three players a look at moving some out the door to further boost Spurs’ transfer funds and also prevent a bloated squad. https://t.co/vZGO55FkR7
— Alasdair Gold (@AlasdairGold) June 24, 2022
Kebutuhan Tim Conte
Nah, hal itu berimbas pada perekrutan pemain sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tim. Semua pembelian itu didasarkan request pribadi seorang Conte dengan analisis skuadnya. Paratici tinggal memainkan kesepakatan harga dan gaji saja seefektif mungkin.
Bisnis Spurs musim panas ini diawali dengan kekhawatiran Conte di sektor wing back kiri yang tak konsisten dijaga oleh Sessegnon dan Reguilon. Ia mendatangkan mantan anak asuhnya Ivan Perisic dengan free transfer dari Inter. Sebuah langkah awal yang smart dari transfer Spurs.
Kemudian mereka mendatangkan kiper pelapis, Fraser Forster dari Soton. Mengingat kiper pelapis Lloris musim lalu, Pierluigi Gollini telah kembali lagi ke Atalanta. Foster pun didatangkan dengan cara gratisan.
Our newest addition ✊ pic.twitter.com/JVNW22EVil
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) June 8, 2022
Demi melengkapi lini tengah, diam-diam Conte mengincar seorang breaker handal seperti layaknya dia memiliki sosok Kante di Chelsea dulu. Kedalaman double pivot yang diisi Hojbjerg, Winks, maupun Bentancur dianggap kurang. Maka tak berselang lama datanglah Yves Bissouma, seorang gelandang breaker dari Brighton dengan harga 29 juta pounds (Rp 451 Miliar)
🎙 “I’m very happy to be here”
Watch Bissouma’s first interview as a Spurs player! 👊
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) June 17, 2022
Tak berhenti sampai di Bissouma, mesin transfer Spurs terus ngegas. Kembali lagi tanpa basa-basi atau rumor yang berlarut-larut, Spurs tiba-tiba mendapatkan jasa penyerang Everton asal Brazil, Richarlison. Meskipun dari segi harga, mungkin bisa dipertanyakan. Pasalnya, untuk merekrut Richarlison Tottenham hampir menghabiskan 60 juta pounds (Rp 1 triliun).
OFFICIAL: Tottenham sign Richarlison from Everton on a five-year-deal ⚪ pic.twitter.com/faywKA0r8a
— B/R Football (@brfootball) July 1, 2022
Terlepas dari itu, kini trio penyerangan Spurs di depan makin menakutkan. Richarlison, Son Heung-Min, dan Harry Kane bisa menjadi senjata ampuh Conte musim depan. Dengan di back-up Lucas Moura maupun Dejan Kulusevski.
Sampai di sini saja pengeluaran dari empat pemain baru itu sudah mencapai total 95 juta pounds (Rp1,7 triliun). Artinya sementara Spurs bercokol di posisi teratas klub dengan total spend transfer paling tinggi musim panas ini dibanding klub Liga Inggris lainnya.
Tottenham are the Premier League’s biggest spenders so far this window… 💸
Will the spending continue at Spurs? 💭 pic.twitter.com/BU04BU9crD
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) July 1, 2022
Namun kebutuhan tim Conte nyatanya belum cukup sampai di situ. Bukan tidak mungkin mesin transfer Spurs masih akan berjalan kencang. Conte masih butuh dua sampai tiga pemain lagi untuk menambal kedalaman skuadnya. Pos bek kanan dan sektor 3 bek di belakang perlu ditambah Conte.
Menuju pemain kelima dan keenam yang datang ke Spurs musim ini, nama Djed Spence, wing back kanan yang sudah lama diincar kemungkinan akan deal di harga 20 jutaan euro dari Nottingham Forest. Spence ditunggu kedatangannya saat keraguan Conte akan performa Matt Doherty maupun Emerson Royal di wing back kanan.
Kemudian di posisi bek tengah, peminjaman Clement Lenglet dari Barca hampir rampung. Lenglet akan menjadi kompetitor Ben Davies sebagai left centre back untuk menyempurnakan trio centre back Spurs bersama Dier dan Romero.
✅ Ivan Perisic
✅ Fraser Forster
✅ Yves Bissouma
✅ Richarlison
⏳ Clement LengletAntonio Conte’s side mean business this summer #THFC https://t.co/In7VTLEWPJ
— talkSPORT (@talkSPORT) July 8, 2022
Tunjuk Gianni Vio
Dengan beberapa pemain yang didatangkan Conte, membuat Spurs makin optimis bersaing di perebutan gelar juara liga. Namun persaingan tak semudah yang dibayangkan. Dengan hanya mendatangkan banyak pemain apakah menjadi jaminan untuk juara? Tentu saja tidak. Detail strategi, kedalaman skuad, faktor non teknis, serta mental, juga diperlukan bagi tim yang mau juara.
Conte kini tampaknya sudah menyiapkan strategi khusus musim depan. Selain pematangan format 3-4-3 andalannya, Conte juga akan menggunakan cara pragmatis dengan pemanfaatan set pieces atau bola mati menjadi senjata. Karena itu Spurs akan memakai jasa pelatih khusus untuk bola mati, yakni Gianni Vio. Vio adalah orang Italia yang sukses menjadi maestro pelatih bola mati, mulai dari corner, tendangan bebas, maupun penalti.
Dear Spurs fans, this analysis on your new set-piece coach Gianni Vio could interest you 🇮🇹🏴⬇️
ReTweets appreciated 😉⬇️ @tottenhamontour @dele_tubbies @Choffspurss @TottenhamTiers @BobSpur73 @TottenhamChron @GameIsGloryPod @a_bit_spursy @Dan_Spurs @LastWordOnSpurs @RickySacks https://t.co/LBi98uRtO3 pic.twitter.com/2tSIJ6bxqZ
— FUTBOL THERAPIST (@futboltherapist) July 6, 2022
Vio ini pernah sukses di beberapa klub seperti AC Milan maupun Timnas Italia. Ia adalah salah satu bagian sukses Italia juara Piala Eropa 2022 lalu. Di mana tim Mancini di Piala Eropa 2022 lalu sering mampu memanfaatkan sekecil apa pun peluang dari tendangan bebas, penalti, dan corner.
Nah, bagaimana nanti dengan Spurs? Selain sering terkena deadlock saat menyerang, set pieces juga harus dimanfaatkan oleh Spurs. Hal-hal teknis seperti inilah yang perlu ada dalam sebuah tim kalau mau mengejar target juara. Meskipun nantinya tentu dikembalikan lagi kepada kualitas para pemainnya.
Di samping itu di Liga Inggris ini diperlukan konsistensi. Persaingan merebut juara sangatlah ketat. Permasalahannya di Spurs ini selain kedalaman skuad, mereka masih kesulitan meraih poin ketika menghadapi tim-tim kecil. The Lilywhites sulit menciptakan gol ketika tim yang dihadapi menerapkan strategi parkir bus. Maka diperlukan cara lain yakni pemanfaatan set piece maupun variasi serangan baru.
Kini tinggal menunggu saja, apakah dengan ngegasnya Spurs kali ini benar-benar sesuai ekspektasi. Atau justru Conte akan kesusahan dengan banyaknya pemain baru karena masalah adaptasi. Yang jelas mesin transfer Spurs terus ngegas. Tak tau berapa lagi pemain yang akan datang. Namun kalau semua cara ini sudah dilakukan dan ternyata tidak berhasil, boleh jadi Conte dan Parataci akan segera dipecat Daniel Levy. Hati-hati saja.
https://youtu.be/WmjMGFVhyOs
Sumber Referensi : givemesport, transfermarket, mirror, cnbcsports